Anda di halaman 1dari 18

SATUAN ACARA PENYULUHAN

DEPARTEMEN MATERNITAS
“KELUARGA BERENCANA (KB)”

Disusun untuk memenuhi tugas Profesi Ners


di Puskesmas Kedungkandang Kota Malang

Disusun Oleh:

Kelompok 1B

Rizqinda Lailatul L 180070300111014

Riska Anisa 180070300111041

Alifia Rahma H 180070300111066

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2018
SATUAN ACARA PENYULUHAN

KELUARGA BERENCANA (KB)

Pokok Bahasan : Keluarga Berencana


Hari/tanggal : Desember 2018
Jam : 07.30 – 08.00 WIB
Tempat : Puskesmas Kedungkandang
Sasaran : Pasien yang datang di puskesmas Kedungkandang
Pemateri : Rizqinda Lailatul Lestari
Anggota : 1. Riska Anisa
2. Alifia Rahma H

I. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM


Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan tentangkeluarga berencana, klien dan keluarga
dapat mengetahui jenis-jenis KB.

II. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS


Setelah diberikan penyuluhan diharapkan :
1. Sasaran mampu menyebutkan pengertian KB
2. Sasaran mengetahui manfaat KB
3. Sasaran mengetahui macam-macam alat kontrasepsi
4. Sasaran mampu memutuskan kontrasepsi apa yang akan dipakai dalam keluarga

III. SASARAN
Keluarga dan pasien yang datang berobat di Puskesmas Kedungkandang.

IV. MATERI
 Pengertian Keluarga berencana
 Manfaat keluarga berencana
 Macam-macam alat kontrasepsi

V. METODE
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
VI. MEDIA
Leaflet

VII. KEGIATAN PENYULUHAN


No. WAKTU KEGIATAN PENYULUH KEGIATAN PESERTA

1. 2 Pembukaan :
Menit  Membuka kegiatan dengan Menjawab salam
mengucapkan salam.
 Memperkenalkan diri Mendengarkan
 Menjelaskan tujuan dari penyuluhan Memperhatikan

 Menyebutkan materi yang akan Memperhatikan

diberikan
2. 9 Pelaksanaan :
Menit  Pengertian Keluarga berencana Memperhatikan
 Manfaat keluarga berencana Mendengarkan

 Macam-macam alat kontrasepsi Bertanya dan menjawab

a. KB alamiah pertanyaan yang diajukan

b. KB Non Hormonal
c. KB Hormonal
d. KB Mekanik

3. 4 Penutup:
Menit  Memberi kesempatan klien dan Mengajukan pertanyaan
keluarga untuk bertanya.
 Menanyakan kepada peserta tentang Menjawab pertanyaan
materi yang telah diberikan, dan
reinforcement kepada keluarga yang
dapat menjawab pertanyaan.
 Mengucapkan salam penutup Menjawab salam

VIII. KRITERIA EVALUASI


1. Evaluasi Struktur
 Peserta hadir di tempat penyuluhan
 Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan di Puskesmas Kedungkandang
 Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelumnya
2. Evaluasi Proses
 Peserta antusias terhadap materi penyuluhan
 Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat penyuluhan
 Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara benar
3. Evaluasi Hasil (Setelah dilakukan penyuluhan)
 Sasaran mampu memahami pengertian KB
 Sasaran mampu memahami manfaat KB
 Sasaran mampu memahami macam-macam jenis KB
 Sasaran mampu memutuskan penggunaan alat kontrasepsi yang sesuai

MATERI PENYULUHAN KB
1. Pengertian KB
Suatu upaya menjarangkan atau merencanakan jumlah dan jarak kehamilan dengan
menggunakan kontrasepsi (Sulistyawati,2013)

2. Manfaat KB
a. Untuk ibu : dengan jalan mengatur jumlah dan jarak kelahiran ibu mendapat manfaat
berupa :
 Perbaikan kesehatan badan karena tercegahnya kehamilan yang berulang kali dalam
waktu yang terlalu pendek
 Peningkatan kesehatan mental dan sosial untuk mengasuh anak dan beristirahat.
b. Untuk anak yang dilahirkan
 Memberikan kesempatan dapat tumbuh secara wajar karena ibu yang
mengandungnya berda dalam keadaan sehat.
 Sesudah lahir anak tersebut memperoleh perhatian, pemeliharaan dan makanan
cukup karena kehadirannya diinginkan dan direncanakan.
c. Untuk ayah :
 Memberikan kesempatan untuk memperbaiki kesehatan mental dan sosial karena
kecemasan berkurang serta banyak waktu terluang untuk keluarga.
d. Untuk seluruh keluarga
 Setiap anggota keluarga mempunyai kesempatan yang lebih banyak untuk
memperoleh perhatian dan pendidikan.

3. Macam-macam alat kontrasepsi menurut Saifuddin (2010) :


Menurut Kusumaningrum (2009), terdapat beberapa jenis kontrasepsi, diantaranya:
a. Alami
1. Metode Suhu Basal Tubuh
Suhu basal adalah suhu tubuh sebelum ada aktifitas apapun, biasanya diambil pada saat
bangun tidur dan belum meninggalkan tempat tidur. Suhu basal tubuh akan meningkat
setelah ovulasi. Pencatatan suhu dilakukan setiap hari pada sebuah tabel/kertas grafik
Contoh grafiknya seperti ini :
2. Metode Lendir Serviks
Metode berdasarkan lendir serviks yang muncul dalam siklus wanita.Lendir ini dicek di
vagina.Sesudah haid vagina biasanya kering.Setelah itu muncul lendir yang lengket
(sticky).Sesaat sebelum ovulasi, lendir berubah menjadi basah dan licin (wet and
slippery).Hari terakhir basah karena lendir ini biasanya bersamaan dengan ovulasi.

3. Metode Sympthotermal
Metode ini menggabungkan kedua metode diatas. Selanjutnya wanita disuruh mencari
tanda tanda ovulasi lainnya yaitu: nyeri perut (cramps), spotting dan perubahan posisi serta
konsistensi serviks. Metode ini sedikit lebih unggul karena mengkombinasi berbagai
variabel.Tetapi tetap juga memiliki keterbatasan.

4. Metode Kalender
Bila haid teratur (28 hari), Hari pertama dalam siklus haid dihitung sebagai hari ke-1 dan
masa subur adalah hari ke-12 hingga hari ke- 16 dalam siklus haid.Sedangkan, bila siklus
haid tidak teratur, harus dicatat siklus haid selama 6 bulan.Yang paling normal haid adalah
28 hari, tetapi masih dianggap normal jika antara 21-35 hari.Masa subur awal didapatkan
dengan siklus terpendek dikurangi 18 dan akhir masa subur adalah siklus terpanjang
dikurangi 11.Misalnya siklus terpendek 25 hari dan terpanjang 35 hari, maka waktu subur
adalah antara hari ke 7 s/d 24.
5. Metode Amenorea Laktasi
Pada periode menyususi sering wanita menjadi tidak haid
akibat hormon laktasi.Ternyata disamping haid, ovulasi juga
ikut terhambat.Supaya methode ini bekerja dengan baik,
ibu2 harus memberikan ASI saja (eksklusif). Interval
menyusui pada malam hari tidak melebihi 6 jam dan interval
siang tidak lebih 4 jam. Semakin sering dan lama bayi
menyusui maka semakin kecil ovulasi akan timbul. Dalam 6
bulan pertama jika diterapkan dengan benar angka
kehamilannya hanya 2 %.Jika perdarahan (haid) muncul maka kemungkinan hamil
semakin muncul.

6. Coitus Interruptus (senggama terputus)


Ejakulasi dilakukan di luar vagina.Efektivitasnya 75-80%.Faktor kegagalan biasanya terjadi
karena ada sperma yang sudah keluar sebelum ejakulasi, orgasme berulang atau
terlambat menarik penis keluar.

b. Kontrasepsi Mekanik
1. Kondom
Terbuat dari latex, ada kondom untuk pria maupun wanita serta berfungsi sebagai
pemblokir atau barrier sperma.Kegagalan pada umumnya karena kondom tidak dipasang
sejak permulaan senggama atau terlambat menarik penis setelah ejakulasi sehingga
kondom terlepas dan cairan sperma tumpah di dalam vagina.
o Cara Kerja
Sarung karet ini mencegah sperma bertemu dengan ovum
o Efektivitas
Dalam teori: 98%. Dalam praktek: 85%. Efektif jika digunakan benar tiap kali
berhubungan.Namun efektivitasnya kurang jika dibandingkan metode pil, AKDR,
suntikan KB.
o Keuntungan
a) Dapat dipaki sendiri
b) Dapat mencegah penularan penyakit kelamin
c) Tidak mempengaruhi kegiatan menyusui
d) Dapat digunakan sebagai pendukung metode lain
e) Tidak mengganggu kesehatan
f) Tidak ada efek samping sistemik
g) Tersedia secara luas
h) Tidak perlu resep atau penilaian medis
i) Tidak mahal (jangka pendek)
o Kekurangan metode ini:
a) Mudah robek bila tergores kuku atau benda tajam lain
b) Membutuhkan waktu untuk pemasangan
c) Mengurangi sensasi seksual
o Baik untuk pasangan yang:
a) Ingin menunda kehamilan atau ingin menjarangkan anak
b) Jarang bersenggama
c) Pasangan yang takut menularkan & tertular penyakit kelamin
d) Wanita yang kemungkinan sudah hamil
o Kontraindikasi
Alergi.

2. Spermatisida
Bahan kimia aktif untuk 'membunuh' sperma, berbentuk cairan, krim
atau tisu vagina yang harus dimasukkan ke dalam vagina 5 menit
sebelum senggama. Efektivitasnya 70%.Sayangnya bisa
menyebabkan reaksi alergi. Kegagalan sering terjadi karena waktu
larut yang belum cukup, jumlah spermatisida yang digunakan terlalu
sedikit atau vagina sudah dibilas dalam waktu < 6 jam setelah
senggama.

3. AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)


AKDR atau spiral, atau Intra-Uterine Devices (IUD) adalah alat yang
dibuat dari polietilen dengan atau tanpa metal/steroid yg ditempatkan
di dalam rahim.Pemasangan ini dapat untuk 3-5 tahun dan dapat
dilepaskan bila berkeinginan untuk mempunyai anak.
o Jenis
Copper-T
IUD berbentuk T, terbuat dari bahan polyethelene di mana pada bagian
vertikalnya diberi lilitan kawat tembaga halus.Lilitan kawat tembaga halus ini
mempunyai efek antifertilisasi (anti pembuahan) yang cukup baik.IUD bentuk T
yang baru.
IUD ini melepaskan lenovorgegestrel dengan konsentrasi yang rendah
selama minimal lima tahun. Dari hasil penelitian menunjukkan efektivitas yang
tinggi dalam mencegah kehamilan yang tidak direncanakan maupun perdarahan
menstruasi. Kerugian metode ini adalah tambahan terjadinya efek samping
hormonal dan amenorhea.
Copper-7
IUD ini berbentuk angka 7 dengan maksud untuk memudahkan pemasangan.
fungsinya sama seperti halnya lilitan tembaga halus pada jenis Copper-T.
Multi Load
IUD ini terbuat dari dari plastik (polyethelene) dengan dua tangan kiri dan kanan
berbentuk sayap yang fleksibel.
Lippes Loop
IUD ini terbuat dari bahan polyethelene, bentuknya seperti spiral atau huruf S
bersambung.Untuk meudahkan kontrol, dipasang benang pada ekornya.
o Cara Kerja
AKDR ini bekerja dengan mencegah pertemuan sperma dengan sel telur. Imbarwati
(2009), menjelaskan cara kerja IUD sebagai berikut:
a) Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba falopi
b) Mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai cavum uteri
c) Mencegah sperma dan ovum bertemu dengan membuat sperma masuk ke
dalam alat reproduksi perempuan dan mengurangi sperma untuk fertilisasi
d) Memungkinkan untuk mencegah implantasi telur dalam uterus
o Efektivitas
Sangat efektif (0,5-1 kehamilan per 100 wanita setelah pemakaian selama 1 tahun)
o Keuntungan
a) Tidak terganggu faktor lupa
b) Metode jangka panjang (perlindungan sampai 10 tahun dengan menggunakan
tembaga T 380 A)
c) Mengurangi kunjungan ke klinik
d) Lebih murah dari pil dalam jangka panjang
o Baik untuk Wanita yang:
a) Menginginkan kontrasepsi dengan tingkat efektivitas yg tinggi, & jangka
panjang
b) Tidak ingin punya anak lagi atau ingin menjarangkan anak
c) Memberikan ASI
d) Berada dalam masa postpartum dan tidak memberikan ASI
e) Berada dalam masa pasca aborsi
f) Mempunyai resiko rendah terhadap PMS
g) Tidak dapat mengingat untuk minum sebutir pil setiap hari
h) Lebih menyukai untuk tidak menggunakan metode hormonal atau yang
memang tidak boleh menggunakannya
i) Yang benar-benar membutuhkan alat kontrasepsi darurat
o Kontraindikasi
a) Hamil atau diduga hamil
b) Infeksi leher rahim atau rongga panggul, termasuk penderita penyakit kelamin
c) Pernah menderita radang rongga panggul
d) Penderita perdarahan pervaginam yg abnormal
e) Riwayat kehamilan ektopik
f) Penderita kanker alat kelamin
o Efek samping
a) Perdarahan dank ram selama minggu2 pertama setelah pemasangan. Kadang2
ditemukan keputihan yg bertambah banyak. Disamping itu pada saat
berhubungan (senggama0 terjadi expulsi (IUD bergeser dari posisi) sebagian
atau seluruhnya
b) Pemasangan IUD mungkin meninmbulkan rasa tidak nyaman dan dihubungkan
dengan resiko infeksi rahim.

o Waktu Penggunaan IUD


Dalam Imbarwati (2009) dijelaskan penggunaan IUD sebaiknya dilakukan pada
saat:
a) Setiap waktu dalam siklus haid, yang dapat dipastikan klien tidak hamil
b) Hari pertama sampai ke-7 siklus haid
c) Segera setelah melahirkan, selama 48 jam pertama atau setelah 4 minggu
pascapersalinan, setelah 6 bulan apabila menggunakan metode amenorea
laktasi (MAL)
d) Setelah terjadinya keguguran (segera atau dalam waktu 7 hari) apabila tidak
ada gejala infeksi
e) Selama 1-5 hari setelah senggama yg tidak dilindungi
o Waktu Kontrol IUD
Menurut Imbarwati (2009), waktu kontrol IUd yang harus diperhatikan adalah:
a) 1 bulan pasca pemasangan
b) 3 bulan kemudian
c) Setiap 6 bulan berikutnya
d) Bila terlambat haid 1 minggu
e) Perdarahan banyak atau keluhan istimewa lainnya

c. Kontrasepsi Hormonal
Dengan fungsi utama untuk mencegah kehamilan (karena menghambat ovulasi),
kontrasepsi ini juga biasa digunakan untuk mengatasi ketidakseimbangan hormon estrogen
dan progesteron dalam tubuh.
Harus diperhatikan beberapa faktor dalam pemakaian semua jenis obat yang bersifat
hormonal, yaitu:
1. Kontraindikasi mutlak: (sama sekali tidak boleh diberikan):kehamilan, gejala
thromboemboli, kelainan pembuluh darah otak, gangguan fungsi hati atau tumor dalam
rahim.
2. Kontraindikasi relatif (boleh diberikan dengan pengawasan intensif oleh dokter):
penyakit kencing manis (DM), hipertensi, pendarahan vagina berat, penyakit ginjal dan
jantung.

1. Kontrasepsi PIL
Tablet yang mengandung hormone estrogen dan
progesterone sintetik disebut pil kombinasi dan hanya
mengandung progesterone sintetik saja disebut Mini Pil atau Pil
Progestrin.
o Cara Kerja
a) Menekan ovulasi
b) Jika seorang wanita minum pil KB setiap hari maka tidak akan terjadi ovulasi (tidak
ada sel telur). Tanpa ovulasi tidak akan terjadi kehamilan.
c) Mengubah motilitas tuba sehingga transportasi sperma terganggu
d) Mengganggu pertumbuhan endometrium, sehingga menyulitkan proses implantasi
e) Memperkental lender serviks (mencegah penetrasi sperma)
o Efektivitas
Efektivitas teoritis untuk pil sebesar 99,7% sedangkan efektivitas praktisnya sebesar 90-
96%. Artinya pil cukup efektif jika tidak lupa meminum pil secara teratur.
o Keuntungan
a) Mudah penggunaannya dan mudah didapat
b) Mengurangi kehilangan darah (akibat haid) dan nyeri haid
c) Mengurangi resiko terjadinya KET (Kehamilan Ektopik Terganggu) dan Kista Ovarium
d) Mengurangi resiko terjadinya kanker ovarium dan rahim
e) Pemulihan kesuburan hampir 100%
o Baik untuk wanita yang:
a) Masih ingin punya anak
b) Punya jadwal harian yang rutin
o Kontraindikasi
a) Menyusui (khsusu pil kombinasi)
b) Pernah sakit jantung
c) Tumor atau keganasan
d) Kelainan jantung, varices, dan darah tinggi
e) Perdarahan pervaginam yang belum diketahui sebabnya
f) Penyakit gondok
g) Gangguan fungsi hati & ginjal
h) Diabetes, epilepsy, dan depresi mental
i) Tidak dianjurkan bagi wanita mur >40 tahun
o Efek Samping
Penggunaan pil KB pada sebagian wanita dapat menimbulkan efek samping, antara lain
mual, berat badan bertambah, sakit kepala (berkunang-kunang) perubahan warna kulit
dan efek samping ini dapat timbul berbulan-bulan.

2. KB Suntik
Kontrasepsi suntikan adalah hormone yang diberikan
secara suntikan atau injeksi untuk mencegah terjadinya
kehamilan. Adapun jenis suntikan hormone ini ada yg terdiri
atas 1 hormon, & ada pula yg terdiri atas dua hormone
sebagai contoh jenis suntikan yg terdiri 1 hormon adalah
Depo Provera, Depo Progestin, Depo Geston & Noristerat.
Sedangkan yg terdiri dari atas dua hormone adalah Cyclofem dan Mesygna.
KB suntik sesuai untuk wanita pada semua usia reproduksi yang menginginkan
kontrasepsi yang efektif, reversible, dan belum bersedia untuk sterilisasi.
o Cara Kerja
a) Menghalangi pengeluaran FSH dan LH sehingga tidak terjadi pelepasan ovum untuk
terjadinya ovulasi dengan jalan menekan pembentukan releasing faktor dari
hipotalamus.
b) Mengentalkan lender serviks sehingga sulit untuk ditembus oleh spermatozoa.
c) Merubah suasana endometrium sehingga menjadi tidak sempurna untuk implantasi
dari hasil konsepsi.
o Efektivitas
Dalam teori: 99,75%. Dalam praktek: 95-97%.
o Keuntungan
a) Noristerat pemberiannya sederhana diberikan 200 mg sekali setiap 8 minggu
untuk 6 bulan pertama 3 x suntikan pertama kemudian selanjutnya sekali tiap 12
minggu.
b) DMPA pemberiannya diberikan sekali dalam 12 minggu dengan dosis 150 mg.
c) Tingkat efektifitasnya tinggi
d) Tidak mengganggu pengeluaran laktasi dan tumbuh kembang bayi.
e) Suntikan tidak ada hubungannya dengan saat bersenggama.
f) Tidak perlu menyimpan atau membeli persediaan.
g) Kontrasepsi suntikan dapat dihentikan setelah 3 bulan dengan cara tidak disuntik
ulang, sedangkan IUD dan implant yang non-bioderdable harus dikeluarkan oleh
orang lain.
h) Bila perlu, wanita dapat menggunakan kontrasepsi suntikan tanpa perlu
memberitahukan kepada siapapun termasuk suami atau keluarga lain.
i) Tidak ditemukan efek samping minor seperti pada POK yang disebabkan
estrogen, antara lain mual atau efek samping yang lebih serius seperti timbulnya
bekuan darah disamping estrogen juga dapat menekan produksi ASI.
o Kerugian
a) Perdarahan yang tidak menentu
b) terjadinya amenorhoe yang berkepanjangan
c) Berat badan yang bertambah
d) Sakit kepala
e) Kembalinya kesuburan agak terlambat beberapa bulan
f) Jika terdapat atau mengalami side efek dari suntikan tidak dapat ditarik lagi.
g) Masih mungkin terjadi kehamilan, karena mempunyai angka kegagalan 0.7%.
h) Pemberiannya harus dilakukan oleh orang yang profesional.
i) Menimbulkan rasa sakit akibat suntikan
j) Memerlukan biaya yang cukup tinggi.
o Saat Pemberian yang tepat:
a) Pasca persalinan
1. Segera diberika ketika masih di Rumah Sakit atau setelah 6 minggu post
partum dan sebelum berkumpul dengan suami.
2. Tepat pada jadwal suntikan berikutnya.
b) Pasca Abortus
1. Segera setelah perawatan atau sebelum 14 hari.
2. Jadwal waktu suntikan yang diperhitungkan.
c) Interval.
1. Hari kelima menstruasi
2. Jadwal waktu suntikan diperhitungkan.
o Baik untuk Wanita yang:
a) Calon akseptor yg tinggal di daerah terpencil
b) Lebih suka disuntik daripada makan pil
c) Menginginkan metode yang efektif dan bisa dikembalikan lagi
d) Mungkin tidak ingin punya anak lagi
e) Tidak khawatir kalau tidak mendapat haid
o Kontraindikasi
a) Hamil atau disangka hamil
b) Perdarahan pervaginam yg tidak diketahui sebabnya
c) Tumor/keganasan
d) Penyakit jantung, hati, darah tinggi, kencing manis, penyakit paru berat, varices
o Efek Samping
1) Gangguan Haid :
a). Amenorhoe yaitu tidak datang haid setiap bulan selama menggunakan
kontrasepsi suntikan kecuali pada pemakaian cyclofem.
b). Spoting yaitu bercak-bercak perdarahan diluar haid yang terjadi selama
menggunakan kontrasepsi suntikan.
c). metrorhagia yaitu perdarahan yang berlebihan jumlahnya
2) Keputihan
Adanya cairan putih yang berlebihan yang keluar dari jalan lahir dan terasa
mengganggu ( jarang terjadi)
3) Perubahan berat badan
Berat badan bertambah beberapa kilogram dalam beberapa bulan setelah
menggunakan kontrasepsi suntikan
4) Pusing dan sakit kepala
Rasa berputar /sakit kepala, yang dapat terjadi pada satu sisi, kedua sisi atau
keseluruhan dari bagian kepala .Ini biasanya bersifat sementara.
5) Hematoma
Warna biru dan rasa nyeri pada daerah suntikan akibat perdarahan di bawah
kulit.

3. AKBK (Alat Kontrasepsi Bawah Kulit)/ Implant


Adalah 2 kapsul kecil yang terbuat dari silicon berisi 75
gram hormone levonorgestrel yang ditanam di bawah
kulit.
o Cara Kerja
AKBK atau sering disebut dengan implant
secara tetap melepaskan hormone tersebut dalam
dosis kecil ke dalam darah.
Bekerja dengan cara:
a) Lendir serviks menjadi kental
b) Mengganggu proses pembentukan
endometrium sehingga sulit terjadi implantasi
c) Menekan ovulasi
o Efektivitas
Dalam teori: 99,7%. Dalam praktek: 97-99%
o Keuntungan
a) Sekali pasang untuk 3 tahun
b) Tidak mempengaruhi produksi ASI
c) Tidak mempengaruhi tekanan darah
d) Pemeriksaan panggul tidak diperlukan sebelum pemakaian
e) Baik untuk wanita yang tidak ingin punya anak lagi tetapi belum mantap untuk di
tubektomi
o Baik untuk wanita yang:
a) Ingin metode yang praktis
b) Mungkin tidak ingin punya anak lagi
c) Tinggal di daerah terpencil
d) Tak khawatir jika tak dapat haid
o Kontraindikasi
a) Hamil atau disangka hamil
b) Perdarahan pervaginam yang tidak diketahui sebabnya
c) Tumor/keganasan
d) Penyakit jantung, darah tinggi, kencing manis
o Efek samping
Kadang2 pada saat pemasangan akan terasa nyeri. Selain itu ditemukan haid
yang tidak teratur, sakit kepala, kadang2 terjadi spotting atau anemia karena
perdarahan yg kronis.
o Waktu Mulai Menggunakan Implant
a) Implant dapat dipasang selama siklus haid ke-2 sampai hari ke-7
b) Bila tidak hamil dapat dilakukan setiap saat
c) Saat menyusui 6 minggu sampai 6 bulan pasca persalinan
d) Pasca keguguran implant dapat segera diinsersikan
e) Bila setelah beberapa minggu melahirkan dan telah terjadi haid kembali, insersi
dilakukan setiap saat jangan melakukan hubungan seksual selama 7 hari

4. Koyo KB (Patch)
Ditempelkan di kulit setiap minggu, sayangnya bagi yang
berkulit sensitif sering menimbulkan reaksi alergi.
Efektivitas suatu metode kontrasepsi biasanya dinyatakan
dengan angka z (PI).Angka ini menunjukkan jumlah kehamilan yang
terjadi pada 100 wanita bila menggunakan metode kontrasepsi
tersebut selama 1 tahun.Angka PI yang semakin kecil menandakan
semakin efektifnya metode kontrasepsi tersebut.

d. Kontrasepsi strerilisasi
Adalah pemotongan atau pegikatan kedua saluran telur wanita (tubektomi) atau
kedua saluran sperma laki-laki (vasektomi). Operasi tubektomi ada beberapa macam
cara antara lain adalah Kuldoskopik, Kolpotomi, Posterior, Laparoskopi, dan
Minilaparotomi. Cara yang sering dipakai di Indonesia adalah Laparoskopi dan Mini
laparotomi.

1. Kontap Pada Wanita ( TUBEKTOMI )


TUBEKTOMI adalah setiap tindakan pada kedua saluran telur yang menyebabkan
wanita bersangkutan tidak hamil lagi. Merupakan alat kontrasepsi paling efektif dengan
angka kegagalankurang dari 1%

o Keuntungan Tubektomi
a) Sangat efektif
b) Permanen
c) Tidak mempengaruhi proses menyusui
d) Tidak bergantung pada faktor senggama
e) Baik bagi klien apabila kehanilan akan menjadi resiko kesehatan yang serius
f) Pembedahan sederhana dan dapat dilakukan dengan anastesi local
g) Tidak ada efek samping dalam jangka waktu panjang
h) Tidak ada perubahan dalam fungsi seksual
i) Berkurangnya resiko kanker ovarium
o Yang Dapat Menjalani Tubektomi
a) Usia > 26 tahun
b) Peritas > 2
c) Yakin telah mempunyai besar keluarga ayng sesui dngan kehendak
d) Pada kehamilannya akan menimbulkan resiko kesehatan yang serius
e) Pascapersalinan
f) Pascakeguguran
g) paham dan secara sukareka setuju dengan prosedur ini
o Yang sebaiknya tidak menjalani tubektomi
a) Hamil
b) Perdarahan vaginal yang belum terjelasajn
c) Infeksi sistemik atau pelvic yang akut
d) Tidak boleh menjalani proses pembedahan
e) Kurang pasti mengenai keinginannya untuk fertilitas dimasa depan
f) Belum memberikan persetujuan tertulis
o Kapan dilakukan
a) Setiap waktu selama siklus menstrusi apabila diyakini secara rasional klien tsb
tidak hamil
b) Hari ke 6 – 13 siklus menstruasi ( fase proliferasi )
c) Pasca persalinan

2. Kontap Pada Pria ( VASEKTOMI )


VASEKTOMI adalah prosedur klinik untuk menghentikan kapasitas reproduksi pria
dengan jalan melakukan oklusi vasa deferensia sehingga alur transportasi sperma
terhambat dan proses fertilisasi tidak terjadi.

o Indikasi
Upaya untuk menghentikan fertilitas dimana fungsi reproduksi mengancam atau
gangguan terhadap kesehatan pria dan pasangannya serta melemahkan ketahanan
dan kualitas keluarga.
o Kondisi Yang Memerlukan Perhatian Khusus Bagi Tindakan Vasektomi
a) Infeksi kulit pada daerah operasi
b) Infeksi sistemik yang sangat mengganggu kondisi kesehatan klien
c) Hidrokel atau varikokel yang besar
d) Hernia inguinalis
e) Filariasis / elephantiasis
f) Undesensus testikularis
g) Massa intraskrotalis
h) Anemia berat, gangguan pembekuan darah atau sedang menggunakan
antikoagulansia

DAFTAR PUSTAKA

Saifudin, Abdul Bari. 2010. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta: YBP-SP
Sulistyawati, Ari. 2013. Pelayanan Keluarga Berencana. Jakarta: Salemba Medika
Bagian SMF Obgin UNHAS. 2000. Pedoman Diagnosis dan Terapi.Makssar.
Depkes RI. 2008. Buku Pedoman Fasilitas Pelayanan Keluarga Berencana. Jakarta
Ganong WF. 2001. Buku ajar fisiologi kedokteran. Ed ke-20. Jakarta: EGC.
Gunawan, Sulistia. 2007. Farmakologi dan Terapi edisi 5. Jakarta : Gaya Baru
Hidayati. 2009. Buku Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta:Salemba Medika
Ida Bagus G., M. 2000. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB. Jakarta :EGC.
Imbarwati.2009. Beberapa Faktor yang Berkaitan dengan Penggunaan KB IUD pada Peserta
KB non IUD di Kecamatan Pedurungan Kota Semarang.
(http://eprints.undip.ac.id/17781/1/IMBARWATI.pdf). (Online).(Diakses tanggal 11 Juni
2016. Pada pukul 06.00 WIB)
Katzung. 2004. Basic and Clinical Pharmacology 9th ed. USA : McGraw Hill
Kusumaningrum, Radita. 2009. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Jenis Kontrasepsi
yang Digunakan Pada Pasangan Usia Subur.
(http://eprints.undip.ac.id/19194/1/Radita_Kusumaningrum.pdf).(Online), (Diakses tanggal
11 Juni 2016. Pada pukul 06.45 WIB).
Mochtar R., Prof, Dr,MPH. Sinopsis Obstetri – Obstetri Operatif Obstetri Sosial, Jilid 2,Edisi 2.
Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran. EGC.

Anda mungkin juga menyukai