Anda di halaman 1dari 11

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Alloh yang telah memberikan kami kemudahan sehingga dapat
menyelesaikan makalah ini. Tanpa pertolongan-Nya mungkin penyusun tidak akan sanggup
menyelesaikannya dengan baik. Shalawat dan salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda
tercinta kita yakni Nabi Muhammad SAW.
Makalah ini di susun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang " SURGERY
SAFETY CHECKLIST SEBAGAI SISTEM INFORMASI DALAM UPAYA
KESELAMATAN PASIEN DI KAMAR BEDAH”, yang kami sajikan berdasarkan pengamatan
dari berbagai sumber. Makalah ini di susun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu
yang datang dari diri penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran
dan terutama pertolongan dari Tuhan akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.
Semoga makalah ini dapat memberikan pengetahuan yang lebih luas kepada pembaca.
Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun membutuhkan kritik dan
saran dari pembaca yang membangun. Terima Kasih.

Bandung, Desember 2018

Penyusun

1
ABSTRAK
Memberikan asuhan keperawatan adalah upaya kompleks perawat yang sangat
tergantung pada system informasi dan komunikasi. Informasi yang terarah memungkinkan tim
kesehatan yang berbeda profesi dijadikan satu visi dalam melakukan pekerjaan. Seperti halnya
sumber daya manusia, material dan finansial, maka informasi juga merupakan suatu sumber daya
yang harus dikelola efektif oleh pimpinan rumah sakit. Kegagalan dalam berkomunikasi
merupakan salah satu akar masalah yang sering menyebabkan insiden keselamatan pasien/patient
safety.
Upaya peningkatan keselamatan pasien di kamar bedah menggunakan selembar formulir
surgery safety checklist sebagai alat komunikasi atau sistem informasi yang merupakan program
WHO yang diharapkan dapat mencegah kesalahan prosedur operasi, kesalahan pasien operasi
ataupun kesalahan area yang dilakukan operasi.
Hasil penelitian yang sudah dilakukan terkait penggunaan surgery safety checklist
membuktikan pentingnya system informasi dan tindakan yang dilakukan oleh perawat, dan tim
bedah lainnya dalam upaya pencegahan terhadap kejadian yang tidak diharapkan yang
berdampak terhadap keselamatan pasien.
Kata kunci : Keselamatan pasien, surgery safety checklist, system informasi, komunikasi.

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ……………………………………………………………………… 1
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………………….. 3
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang ………………………………………………………………………. 4
1.2 Batasan masalah ……………………………………………………………………... 4
1.3 Rumusan masalah……………………………………………………………………. 5
1.4 Tujuan………………………………………………………………………………... 5
1.5 Manfaat………………………………………………………………………………. 5
1.6 Metode penyusunan………………………………………………………………….. 5

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA


2.1 Kajian Literatur……………………………………………………………….............. 6
BAB 3 PEMBAHASAN
3.1 Pengertian Patient Safety…………………………………………………………….... 7
3.2 Tujuan Patient Safety………………………………………………………………….. 7
3.3 Kesalahan Medis yang Mungkin Terjadi di Kamar Bedah……………………………. 7
3.4 Beberapa Potensi Kesalahan yang terjadi di Kamar Bedah…………………………… 8
3.5 Cara Memastikan Prosedur Operasi yang Benar………………………………………. 8
3.6 Komponen-Komponen dalam Surgical Safety Checklist……………………………… 8
3.7 Tujuan dan Surgery Safety Checklist………………………………………………….. 9
3.8 Kriteria Safety Surgery………………………………………………………………… 10
3.9 Instrumen Data dan Sistem monitoring yang diimplementasikan……………………... 10
BAB 4 PENUTUP
4.1 Kesimpulan………………………………………………………………………………… 11
4.2 Saran ………………………………………………………………………………………. 11

3
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan ilmu tentang system informasi terkait keselamatan pasien telah memberikan
perubahan yang besar dalam undang-undang kesehatan dalam upaya perlindungan terhadap
pasien. Pemerintah mewajibkan program keselamatan pasien sebagai salah satu syarat yang
harus diterapkan di semua rumah sakit dan akan di evaluasi melalui akreditasi oleh komisi
akreditasi rumah sakit. Pasien Safety adalah suatu sistem dimana Rumah Sakit membuat asuhan
pasien menjadi lebih aman.
Upaya upaya peningkatan pasien di kamar bedah menggunakan selembar formulir surgery safety
checklist sebagai alat komunikasi atau system informasi yang merupakan program WHO yang
diharapkan dapat mencegah kesalahan prosedur operasi, kesalahan pasien operasi ataupun
kesalahan kesalahan area yang dilakukan operasi.
Ada 3 tahapan untuk pencegahan cedera pada pasien yang akan menjalankan operasi yaitu tahap
Sign In, Time Out, Sign Out.

1.2 Batasan Masalah


Mengingat banyaknya perkembangan tentang sistem informasi terkait keselamatan pasien, maka
penulis membatasi masalah sebagai berikut:
1. Membahas pengertian safety
2. Menjelaskan tujuan patient safety
3. Membahas kesalahan medis yang mungkin terjadi di kamar bedah
4. Menjelaskan beberapa potensi kesalahan yang terjadi dikamar bedah
5. Membahas cara memastikan prosedur operasi yang benar
6. Membahas komponen-komponen dalam surgical safety checklist
7. Menjelaskan tujuan dari surgical safety checklist
8. Membahas Kriteria safety sugery
9. Membahas bagaimana instrument data dan system monitoring yang di implementasikan
di ruang bedah

4
1.3 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian patient safety ?
2. Apa tujuan patient safety ?
3. Bagaimana kesalahan medis yang mungkin terjadi di kamar bedah ?
4. Apakah beberapa potensi kesalahan yang terjadi dikamar bedah ?
5. Bagaimana cara memastikan prosedur operasi yang benaar ?
6. Apa komponen-komponen dalam surgical safety checklist ?
7. Apa tujuan dari surgical safety checklist ?
8. Bagaimana kriteria safety sugery ?
9. Bagaimana instrument data dan sistem monitoring yang di implementasikan di ruang
bedah ?
1.4 Tujuan
1. Menjelaskan pengertian patient safety
2. Menjelaskan patient safety
3. Menjelaskan kesalahan medis yang mungkin terjadi di kamar bedah
4. Menjelaskan beberapa potensi kesalahan yang terjadi dikamar bedah
5. Menjelaskan cara memastikan prosedur operasi yang benaar
6. Menjelaskan komponen-komponen dalam surgical safety checklist
7. Menjelaskan tujuan darai surgical safety checklist
8. Menjelaskan kriteria safe sugery
9. Menjelaskan data dan sistem monitoring yang di implementasikan di ruang bedah
1.5 Manfaat
1. mengetahui pengertian patient safety ?
2. mengetahui tujuan patient safety ?
3. mengetahui kesalahan medis yang mungkin terjadi di kamar bedah ?
4. mengetahui beberapa potensi kesalahan yang terjadi dikamar bedah ?
5. menegetahui cara memastikan prosedur operasi yang benaar ?
6. mengetahui komponen-komponen dalam surgical safety checklist ?
7. mengetahui tujuan darai surgical safety checklist ?
8. mengetahui kriteria safe sugery ?
9. mengetahui data dan sistem monitoring yang di implementasikan di ruang bedah ?
1.6 Metode Penyusunan
Metode yang digunakan daalam penyusunan makalah ini adalah studi pustaka dan
literatur.

5
BAB 2
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kajian Literatur


Sesuai dengan program manajemen komunikasi dan informasi (MKI) dari penilaian
akreditasi rumah sakit. Maka rumah sakit akan mengidentifikasi kebutuhan informasi,
merancang suatu system manajemen informasi, mendefinisikan, mendapat data dan informasi,
menganalisis data dan mengubahnya menjadi informasi, mengirim serta melaporkan data
informasi, dan mengitegrasikan dan menggunakan informasi (Kars ,2011).
Program sasaran keselamatan pasien wajib di komunikasikan dan diinformasikan untuk
tercapainya hal-hal sebagai berikut:
1) ketepatan identifikasi pasien,
2) peningkatan komunikasi yang efektif,
3) peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai,
4) kepastian tepat lokasi, tepat prosedur, tepat pasien operasi,
5) pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan,
6) pengurangan risiko pasien jatuh (Kars, 2011, JCI, 2010).
Surgery safety ceklist WHO merupakan penjabaran dari sepuluh hal penting tersebut yang
diterjemahkan dalam bentuk formulir yang diisi dengan melakukan ceklist. Ceklist tersebut
sudah baku dari WHO yang merupakan alat komunikasi yang praktis dan sederhana dalam
memastikan keselamatan pasien pada tahap preoperative, intraoperatif dan pasca operatif,
dilakukan tepat waktu dan menunjukan manfaat yang lebih baik bagi keselamatan pasien (WHO
2008).

6
BAB 3
PEMBAHASAN

3.1 Pengertian patient safety


Patient safety adalah pencegahan terhadap faktor-faktor yang dapat menyebabkan bahaya
pada pasien. ( American Medical Assosiation ).
Patient safety adalah suatu sistem yang mendorong rumah sakit membuat asuhan pasien
menjadi lebih aman. Sistem ini mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan
akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya di ambil.

3.2 Tujuan patient safety


a. Terciptanya budaya keselamatan pasien di RS
b. Meningkatnya akuntabilitas RS terhadap pasien dan masyarakat
c. Menurunnya KTD di RS
d. Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi pengulangan
KTD
3.3 Kesalahan medis yang mungkin terjadi di kamar bedah
Kesalahan medis (medical error) merupakan kesalahan yang terjadi dalam proses asuhan
medis yang mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan cedera pada pasien. Kesalahan
tersebut termasuk gagal melaksanakan sepenuhnya suatu rencana atau menggunakan fencana
yang salah untuk mencapai tujuannya, dapat sebagai akibat melaksanakan suatu tindakan
(commission) atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya di ambil (omission).
Kesalahan medis yang mungkin terjadi di kamar bedah meliputi :
a. Kejadian tidak diharapkan (KTD)/Adverse Event
Yaitu suatu kejadian yang mengakibatkan cedera yang tidak diharapkan pada
pasien karena suatu tindakan (commission) atau karena tidak bertindak (ommission), dan
bukan karena “underlying disease” atau kondisi pasien).
b. Nyaris Cedera (NC)/ Near Miss
Yaitu suatu kejadian akibat malaksanakan suatu tindakan (commission) atau
tidakn mengambil tindakan yang seharusnya di ambil (omission), yang dapat mencederai
pasien, tetapi cedera serius tidak terjadi, karena :

1. Keberuntungan
Contoh : pasien terima suatu obat kontraindikasi tetapi tidak timbul reaksi obat.
2. Pencegahan
Contoh : suatu obat dengan overdosis lethal akan diberikan, tetapi staf lain
mengetahui dan membatalkannya sebelum obat diberikan.

7
3. Peringanan
Contoh : suatu obat dengan overdosis lethal diberikan, diketahui secara dini dan
diberikan obat penawarnya.

3.4 Beberapa Potensi Kesalahan yang terjadi di Kamar Bedah


1. Kesalahan pada pasien yang dioperasi
2. Kesalahan prosedur operasi
3. Kesalahan lokasi operasi
4. Kesalahan memberikan tranfusi darah
5. Kesalahan memberikan obat
6. Terjadinya infeksi dan atau sepsis akibat pembedahan

3.5 Cara Memastikan Prosedur Operasi yang Benar


1. Informed consent
2. Marking the site
3. Patient identification
4. Time-out briefing
5. Imaging data

3.6 Komponen-komponen dalam surgical safety checklist


a. Sign In
1) Sign in, merupakan verifikasi pertama sesaat pasien tiba di ruang terima atau ruang
persiapan.
2) Evaluasi kembali rekam medis pasien yang bersangkutan berkaitan dengan identitas,
hasil pengukuran vital sign terakhir, kelengkapan dokumen termasuk surat
persetujuan pembedahan atau formulir persetujuan operasi.
3) Riwayat alergi
4) Resiko kehilangan darah saat pembedahan
5) Resiko gangguan pada jalan nafas
6) Konfirmasi lokasi pada tubuh yang akan dimanipulasi oleh pembedahan
7) Konfirmasi kesiapan peralatan serta jenis anasthesi yang akan digunakan

8
b. Time Out
1) Verifikasi dilaksanakan ketika pasien sudah siap di atas meja operasi, sudah dalam
keadaan terbius, dimana team anasthesi dalam keadaan siaga dan team bedah telah
dalam posisi sterile.
2) Scrub nurse yg memberikan kode untuk dilakukan time out. Sirkulator membacakan
dan melakukan dokumentasi.
3) Team bedah kembali mengkonfirmasi tentang pasien, lokasi insisi pada tubuh
pasien, prosedur yang akan dijalankan dan kemungkinan kesulitan teknik
pembedahan yang dihadapi selama proses berlangsungnya operasi
4) Di sisi lain perawat bedah diwajibkan untuk menyatakan kesiapan alat / instrumen,
keadaan sterilitas alat dan termasuk perhitungan jumlah kasa.
5) Pada kesempatan ini diungkapkan juga mengenai obat antibiotika profilaksis yang
telah diberikan beserta hasil pemeriksaan penunjang seperti x-ray dan lain-lain yang
sewaktu waktu mungkin diperlukan operator ketika menjalankan operasinya
6) Kemungkinan resiko pembiusan selama berlangsungnya operasi menjadi kewajiban
team anasthesi untuk menyampaikannya

c. Sign Out
1) Scrub nurse yang akan memberikan kode untuk dilakukan sign out.
2) Dilakukan sebelum penutupan rongga tubuh pasien yang dioperasi.
3) Hitungan jumlah instrumen, jarum dan kasa secara benar, disaksikan oleh perawat
sirkulator dan didokumentasikan.
4) Pemberian label sesuai identitas pasien pada jaringan yang telah diangkat dari tubuh
pasien.
5) Peran perawat sirkulator
6) Dokter bedah sebagai operator beserta dokter anasthesi menyampaikan hal-hal yang
perlu diperhatikan pada masa pemulihan pasien dan perawatan pasca operasi
selanjutnya

3.7 Tujuan dari Surgical Safety Checklist


a. Sebagai elemen penting safety pasien:
1) Benar pasien, operasi, dan lokasi insisi
2) Safe Anaesthesia dan Resusitasi
3) Meminimalkan resiko infeksi
4) Teamwork yang efektif
b. Sebagai antisipasi hal –hal yang tak terduga
c. Sebagai media setiap anggota tim untuk dapat bicara jika keamanan pasien terancam

9
3.8 Kriteria Safe Surgery
a. Benar pasien / benar lokasi insisi
b. Cegah bahaya obat – obat anestetik
c. Siap bila terjadi kegawatan jalan nafas
d. Siap bila terjadi kehilangan darah yang banyak
e. Cegah terjadinya alergi
f. Minimalkan Infeksi luka operasi
g. Cegah terjadinya tertinggal urveillan/ kassa
h. Pelabelan urveill yang akurat
i. Berkomunikasi efektif mengenai hal-hal yang kritikal
j. Mengadakan urveillance tentang kapasitas/ volume/ hasil

3.9 Instrumen Data dan Sistem Monitoring yang Diimplementasikan di Ruang Bedah
a. Gelang Identitas Pasien
b.Stiker Identitas Pasien
c. Pertemuan Pra Bedah ( Briefing )
d.Formulir Kelengkapan Data Pra Bedah
e. Formulir Serah Terima Pasien Dari Kamar Operasi
f. Checklist Keselamatan Bedah ( Surgical Safety Checklist )
g.Papan Informasi ( Imaging Data )
h.Formulir Perjalanan Klinis ( Clinical Pathway )
i. Formulir Catatan Keperawatan Perioperatif

10
BAB 4
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan
Patient safety adalah pencegahan terhadap faktor-faktor yang dapat menyebabkan bahaya
pada pasien..tujuan patient safety terciptanya budaya keselamatan pasien di RS meningkatnya
akuntabilitas RS terhadap pasien dan masyaraka menurunnya KTD di RS terlaksananya
program-program pencegahan sehingga tidak terjadi pengulangan KTD

11

Anda mungkin juga menyukai