Anda di halaman 1dari 12

BIOKIMIA

6 PRINSIP BENAR DALAM PEMBERIAN OBAT

NAMA KELOMPOK 1 :

1. DINA WIDOWATI

2. ENI SETYAWATI

3. OLGA JAHDA CASMIRA

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KALIMANTAN TIMUR
JURUSAN KEPERAWATAN
SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN
2016
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta hidayah-Nya sehingga penyusunan makalah ini dapat diselesaikan.
Makalah ini kami susun sebagai tugas dari mata kuliah Biokimia dengan judul “6
prinsip benar dalam pemberian obat”.
Terima kasih kami sampaikan kepada dosen mata kuliah Biokimia yang telah
membimbing dan memberikan kuliah demi lancarnya tugas makalah ini.
Demikianlah tugas ini kami susun semoga bermanfaat dan dapat memenuhi
tugas mata kuliah biokimia dan kami berharap semoga makalah ini bermanfaat.
Tidak lupa pula kami mengharap kritik dan saran untuk memperbaiki makalah
kami ini, di karenakan banyak kekurangan dalam mengerjakan makalah ini.

Samarinda, 16 Mei 2016

Kelompok 1

II
DAFTAR ISI

Halaman Judul .................................................................................................I


Kata Pengantar .................................................................................................II
Daftar Isi ..........................................................................................................III

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ...................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ..............................................................................1
1.3 Tujuan ................................................................................................1

BAB II ISI
2.1 Pengertian Obat .................................................................................2
2.2 Prinsip 6 Benar dalam Pemberian obat ..............................................2

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan .......................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................9

III
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pengobatan merupakan salah satu unsur penting dalam upaya penyembuhan
penyakit dan pemulihan kesehatan. Perawat turut bertanggung jawab dalam
memastikan bahwa pemberian obat tersebut aman bagi pasien dan membantu
mengawasi efek pemberian obat tersebut. Untuk dapat menjalankan peranan ini,
perawat harus dibekali dengan ilmu keperawatan (UU No.23 th. 1992 pasal 32 ayat
(3)). Dalam pemberian obat yang aman, perawat perlu memperhatikan enam tepat
(six rights). Selama ini istilah six rights sering diterjemahkan sebagai lima benar.
Penerapan prinsip enam tepat (six rights) oleh perawat akan mempengaruhi
keberhasilan pengobatan. Hal ini terutama akan tampak pada pasien yang dirawat di
ruang rawat inap. Di ruang rawat inap, seorang perawat harus memberikan berbagai
macam obat kepada beberapa pasien yang berbeda yang menjadi tanggung jawabnya.
Untuk menghindari kesalahan dalam pemberian obat, perawat harus menerapkan
prinsip “enam tepat” tersebut.

1.2 Rumusan Masalah


a. Bagaimana 6 Prinsip Benar dalam Pemberian obat?

1.3 Tujuan
A. Untuk mengetahui 6 prinsip benar dalam pemberian obat bagi perawat.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN OBAT


Obat merupakan sebuah substansi yang diberikan kepada manusia atau
binatang sebagai perawatan atau pengobatan bahkan pencegahan terhadap
berbagai gangguan yang terjadi di dalam tubuh.
Pada aspek obat ada beberapa istilah yang penting kita ketahui diantaranya:
nama generic yang merupakan nama pertama dari pabrik yang sudah
mendapatkan lisensi, kemudian ada nama resmi yang memiliki arti nama di
bawah lisensi salah satu publikasi yang resmi, nama kimiawi merupakan nama
yang berasal dari susunan zat kimianya seperti acetylsalicylic acid atau aspirin,
kemudian nama dagang ( trade mark) merupakan nama yang keluar sesuai
dengan perusahaan atau pabrik dalam menggunakan symbol seperti ecortin,
bufferin, empirin, analgesik, dan lain-lain. Obat yang digunakan sebaiknya
memenuhi berbagai standar persyaratan obat diantaranya kemurnian, yaitu suatu
keadaan yang dimiliki obat karena unsure keasliannya, tidak ada pencampuran
dan potensi yang baik.selain kemurnian, obat juga harus memiliki bioavailibilitas
berupa keseimbangan obat, keamanan, dan efektifitas.

2.2 PRINSIP 6 BENAR DALAM PEMBERIAN OBAT.


Prinsip pemberian obat merupakan suatu pedoman dalam pemberian terapi
agar kesalahan pemberian tidak terjadi, efek samping dapat dicegah /
ditanggulangi, dan reaksi yang tidak diinginkan dapat diatasi (Huges, 2008).
Prinsip 6 Benar Pemberian Obat Menurut kozier (2004), mengatakan Six
Right of medication administration are: Right medication, Right dose, Right
time, Right role, Right client and Right documentation. Kuntarti (2005) dalam
penelitiannya menyebutkan prinsip-prinsip 6 benar, yaitu : benar pasien, benar

2
obat, benar dosis, benar waktu, benar rute, dan benar dokumentasi. Adapun
penjelasan dari 6 benar itu sendiri adalah:
1. Benar Pasien
Obat yang akan diberikan hendaknya benar pada pasien yang
diprogramkan dengan cara mengidentifikasi kebenaran obat dengan
mencocokkan nama, nomor register, alamat dan program pengobatan pada
pasien.
Sebelum obat diberikan, identitas pasien harus diperiksa (papan identitas
di tempat tidur, gelang identitas) atau ditanyakan langsung kepada pasien
atau keluarganya. Jika pasien tidak sanggup berespon secara verbal, respon
non verbal dapat dipakai, misalnya pasien mengangguk. Jika pasien tidak
sanggup mengidentifikasi diri akibat gangguan mental atau kesadaran, harus
dicari cara identifikasi yang lain seperti menanyakan langsung kepada
keluarganya. Bayi harus selalu diidentifikasi dari gelang identitasnya.
2. Benar Obat
Sebelum mempersipakan obat ketempatnya perawat harus
memperhatikan kebenaran obat sebanyak 3 kali yaitu ketika memindahkan
obat dari tempat penyimpanan obat, saat obat diprogramkan, dan saat
mengembalikan ketempat penyimpanan. Obat memiliki nama dagang dan
nama generik. Setiap obat dengan nama dagang yang kita asing (baru kita
dengar namanya) harus diperiksa nama generiknya, bila perlu hubungi
apoteker untuk menanyakan nama generiknya atau kandungan obat. Sebelum
memberi obat kepada pasien, label pada botol atau kemasannya harus
diperiksa tiga kali. Pertama saat membaca permintaan obat dan botolnya
diambil dari rak obat, kedua label botol dibandingkan dengan obat yang
diminta, ketiga saat dikembalikan ke rak obat. Jika labelnya tidak terbaca,
isinya tidak boleh dipakai dan harus dikembalikan ke bagian farmasi.

3
Jika pasien meragukan obatnya, perawat harus memeriksanya lagi. Saat
memberi obat perawat harus ingat untuk apa obat itu diberikan. Ini
membantu mengingat nama obat dan kerjanya.
3. Benar Dosis
Untuk menghindari kesalahan pemberian obat, maka penentuan dosis
harus diperhatikan dengan menggunakan alat standar seperti obat cair harus
dilengkapi alat tetes, gelas ukur, spuit atau sendok khusus, alat untuk
membelah tablet dan lain-lain sehingga perhitungan obat benar untuk
diberikan kepada pasien.
4. Benar Waktu
Pemberian obat harus benar-benar sesuai dengna waktu yang
diprogramkan , karena berhubungan dengan kerja obat yang dapat
menimbulkan efek terapi dari obat. Ini sangat penting, khususnya bagi obat
yang efektivitasnya tergantung untuk mencapai atau mempertahankan kadar
darah yang memadai. Jika obat harus diminum sebelum makan, untuk
memperoleh kadar yang diperlukan, harus diberi satu jam sebelum makan.
Ingat dalam pemberian antibiotik yang tidak boleh diberikan bersama susu
karena susu dapat mengikat sebagian besar obat itu sebelum dapat diserap.
Ada obat yang harus diminum setelah makan, untuk menghindari iritasi yang
berlebihan pada lambung misalnya asam mefenamat.
5. Benar Cara Pemberian Obat/ Rute
Obat dapat diberikan melalui sejumlah rute yang berbeda. Faktor yang
menentukan pemberian rute terbaik ditentukan oleh keadaan umum pasien,
kecepatan respon yang diinginkan, sifat kimiawi dan fisik obat, serta tempat
kerja yang diinginkan. Obat dapat diberikan peroral, sublingual, parenteral,
topikal, rektal, inhalasi.
A. Per oral

4
Cara pemberian obat yang paling umum dilakukan Adalah obat
yang cara pemberiannya melalui mulut dengan tujuan mencegah,
mengobati, mengurangi rasa sakit sesuai dengan efek terapi dari jenis
obat.
B. Sublingual
Adalah obat yang cara pemberiannya ditaruh di bawah lidah.
Tujuannya adalah agar efek yang ditimbulkan bisa lebih cepat karena
pembuluh darah di bawah lidah merupakan pusat dari sakit.
C. Parenteral
Adalah cara pemberiaan obat tanpa melalui mulut (tanpa melalui
saluran pencernaan) tetapi langsung ke pembuluh darah. Meliputi:
Intracutan, intravena (iv), subcutan (sc), dan intramuscular (im),
D. Rectal
Pemberian Obat via Anus / Rektum / Rectal, Merupakan cara
memberikan obat dengan memasukkan obat melalui anus atau rektum,
dengan tujuan memberikan efek lokal dan sistemik. Pemberian obat
supositoria ini diberikan tepat pada dnding rektal yang melewati sfingter
ani interna. Kontra indikasi pada pasien yang mengalami pembedahan
rektal.
E. Intra Vaginal
Pemberian Obat per Vagina, Merupakan cara memberikan obat
dengan memasukkan obat melalui vagina, yang bertujuan untuk
mendapatkan efek terapi obat dan mengobati saluran vagina atau
serviks. Obat ini tersedia dalam bentuk krim dan suppositoria yang
digunakan untuk mengobati infeksi lokal.
F. Topikal
Adalah obat yang cara pemberiannya bersifat lokal, misalnya tetes
mata, salep, tetes telinga dan lain-lain.

5
1. Pemberian Obat pada Kulit
Merupakan cara memberikan obat pada kulit dengan mengoleskan
bertujuan mempertahankan hidrasi, melindungi permukaan kulit,
mengurangi iritasi kulit, atau mengatasi infeksi. Pemberian obat kulit
dapat bermacam-macam seperti krim, losion, aerosol, dan sprei.
2. Pemberian Obat pada Telinga
Cara memberikan obat pada telinga dengan tetes telinga atau salep.
Obat tetes telinga ini pada umumnya diberikan pada gangguan infeksi
telinga khususnya pada telinga tengah (otitis media), dapat berupa obat
antibiotik.
3. Pemberian Obat pada Hidung
Cara memberikan obat pada hidung dengan tetes hidung yang dapat
dilakukan ada seseorang dengan keradangan hidung (rhinitis) atau
nasofaring.
4. Pemberian Obat pada Mata
Cara memberikan obat pada mata dengan tetes mata atau salep mata
obat tetes mata digunakan untuk persiapan pemeriksaan struktur internal
mata dengan cara mendilatasi pupil, untuk pengukuran refraksi lensa
dengan cara melemahkan otot lensa, kemudian juga dapat digunakan
untuk menghilangkan iritasi mata.
G. Inhalasi
Adalah cara pemberian obat dengan cara disemprotkan ke dalam
mulut. Kelebihan dari pemberian obat dengan cara inhalasi adalah
absorpsi terjadi cepat dan homogen, kadar obat dapat terkontrol,
terhindar dari efek lintas pertama dan dapat diberikan langsung kepada
bronkus. Untuk obat yang diberikan dengan cara inhalasi ini obat yang
dalam keadaan gas atau uap yang akan diabsorpsi akan sangat cepat

6
bergerak melalui alveoli paru-paru serta membran mukosa pada saluran
pernapasan.

6. Benar Pendokumentasian
Setelah obat itu diberikan, harus didokumentasikan, dosis, rute, waktu
dan oleh siapa obat itu diberikan. Bila pasien menolak meminum obatnya,
atau obat itu tidak dapat diminum, harus dicatat alasannya dan dilaporkan.

7
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Prinsip 6 Benar Pemberian Obat Menurut kozier (2004), mengatakan Six Right
of medication administration are: Right medication, Right dose, Right time, Right
role, Right client and Right documentation. Kuntarti (2005) dalam penelitiannya
menyebutkan prinsip-prinsip 6 benar, yaitu : benar pasien, benar obat, benar dosis,
benar waktu, benar rute, dan benar dokumentasi.
Penerapan prinsip enam tepat (six rights) oleh perawat akan mempengaruhi
keberhasilan pengobatan. Hal ini terutama akan tampak pada pasien yang dirawat di
ruang rawat inap.

8
DAFTAR PUSTAKA

Tanggal akses 16 Mei 2016


Ugm.ac.id. alamat web : http://etd.repository.ugm.ac.id/index.php?
mod=download&sub=DownloadFile&act=view&typ=html&id=82118&ftyp=potonga
n&potongan=S2-2015-341343-chapter1.pdf

Tanggal akses 16 Mei 2016


UI.ac.id. Alamat web :
http://jki.ui.ac.id/index.php/jki/article/download/155/pdf_103

Anda mungkin juga menyukai