Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA ISOLASI SOSIAL

1. Masalah Utama : Isolasi Sosial


A. Definisi
Isolasi sosial adalah keadaan seorang individu yang mengalami
penurunan atau bahkan sarana sekali tidak mampu berinteraksi
dengan orang lain di sekitarnya. Pasien mungkin merasa ditolak, tidak
diterima, kesepian, dan tidak mampu membina hubungan yang berarti
dengan orang lain. Untuk mengkaji pasien isolasi sosial perawat dapat
menggunakan wawancara dan observasi kepada pasien dan keluarga
(TIM IPKJI Aceh dan Komisariat RSJ, 2015)

B. Etiologi
Menurut Keliat (2000) menyatakan bahwa etiologi isolasi sosial
menyatakan bahwa :
1) Faktor predisposisi
Berbagai faktor bisa menimbulkan respon sosial yang maladaktif
walaupun banyak penelitian telah dilakukan pada gangguan yang
mempengaruhi hubungan interpersonal, tetapi belum ada suatu
kesimpulan yang spesifik tentang penyebab gangguan ini. Mungkin
saja disebabkan oleh kombinasi dari berbagai faktor. Faktor yang
mungkin mempengaruhi termasuk:
a. Faktor perkembangan
Sistem keluarga yang terganggu dapat menunjang perkembangan
respons sosial maladaktif. Beberapa orang percaya bahwa individu
yang mempunyai masalah ini adalah orang yang tidak berhasil
memisahkan dirinya dari orang tuanya. Norma keluarga mungkin
tidak mendukung hubungan keluarga dengan pihak lain diluar
keluarga. Peran keluarga sering kali tidak jelas. Orang tua pecandu
alcohol dan penganiayaan anak dapat mempengaruhi seseorang
merespon sosial maladaktif. Organisasi anggota keluarga berkerja
sama dengan tenaga untuk mengembangkan gambaran yang lebih
tepat tentang hubungan antara kelainan jiwa dan stress keluarga.
b. Faktor biologic
Faktor genetic dapat menunjang terhadap respons sosial
maladaptive. Ada bukti terdahulu tentang terlibatnya
neurotransmitter dalam perkembangan gangguan ini, namun tetap
masih diperlukan penelitian lebih lanjut.
c. Faktor sosiokultural
Isolasi sosial merupakan faktor dalam gangguan berhubungan. Ini
akibat dari norma yang tidak mendukung pendekatan terhadap
orang lain: atau tidak menghargai anggota masyarakat yang tidak
produktif, seperti lansia, orang cacat dan penyakit kronik. Isolasi
dapat terjadi karena mengadosi norma, perilaku, dan system nilai
yang tidak realistic terhadap hubungan memrukan faktor lain yang
berkaitan dengan gangguan ini (stuart dan sundeen, 1998)

2) Faktor presipitasi: stressor sosial dan psikososial


Tingkat kecemasan yang berat dapat menyebabkan menurunnya
kemampuan individual mengatasi masalah, diyakini akan menimbulkan
berbagai masalah/ancaman gangguan berhubungan tuntutan yang
berpisah dengan orang terdekat atau kegagalan orang lain yang
memenuhi kebutuhan yang ketergantungan dapat menimbulkan ansietas
tinggi. Stress juga dapat ditimbulkan oleh menurunnya stabilitas unit kerja,
berpisah dari orang yang berarti dalam kehidupannya.

3) Faktor pendukung : sosial budaya


Terjadi gangguan dalam membina hubungan dengan orang lain : missal
anggota keluarga yang tidak produktif diasingkan dari orang lain
C. Patopsikologi
Faktor predisposisi : Faktor presipitasi :

1. Faktor perkembangan 1. Stressor sosial


2. Faktor biologik 2. psikososial
3. Faktor sosiokultural

1. Apatis
2. Menghindari diri dari orang lain
3. Tidak ada komunikasi
4. Tidak ada kontak mata
5. Tidak melakukan kegiatan sehari-hari

Harga diri rendah

Isolasi sosial : menarik diri

PSP : Halusinasi

Sumber : Keliat, B.A (2011); Dermawan, D & Rusdi (2013)

D. Tanda dan gejala


Menurut Keliat (2000) menyatakan bahwa tanda dan gejala isolasi
sosial antara lain :
1) Apatis ,okspersi,efek tumpul
2) Menghindari diri dari orang lain (menyendiri).pasien nsmpsk
memisahkan diri dari orang lain,misalnya pada saat makan.
3) Komunikasi / tidak ada,pasien tidak tampak bercakap-cakap dengan
pasien atau perawat lain.
4) Tidak ada kontak mata .pasien sering menunduk
5) Berdiam diri di kamar / tempat terpisah,pasien kurang mobilitas.
6) Menolak berhubungan dengan orang lain ,pasien memutuskan
percakapan atau pergi jika bercakap-cakap.
7) Tidak melakukan kegiatan sehari –hari
8) Pasien sering menjawab dengan singkat dengan kata –kata “tidak” “ya”
atau “tidak tau”.

E. Penatalaksanaan
1) Obat anti psikotik
a. CPZ (Clorpromazine)
Untuk syndrome psikosis yaitu berdaya berat dalam
kemampuan manila realitas.
b. HLD (Haloperidol)
Berdaya berat dalam kemampuan menilai realita dalam fungsi
netral serta dalam fungsi kehidupan sehari-hari.
c. THP (Trihexy phenidyl)
Segala jenis penyakit Parkinson, termasuk paska ensepalitis
dan idiopatik,.
2) Terapi Farmakologi

3) Electro Clonvusife

4) Terapi Kelompok

5) Terapi Lingkungan (deden, dermawan, dan Rudi 2013)

F. Pohon diagnosis

Halusinasi

Core Problem Isolasi Sosial

Harga diri rendah

Sumber : Keliat, B.A (2011)


2. Konsep asuhan keperawatan jiwa
A. Pengkajian
Masalah keperawatan dan data yang perlu dikaji
Klien mengatakan saya tidak mampu, tidak bisa, tidak tau apa-
apa, bodoh, mengkritik diri sendri, mengungkapkan rasa malu terhadap
diri sendri, Klien terlihat lebih suka sendiri, bingung bila disuruh memilh
tindakan, ingin menciderai diri sendri, ingin mengakhiri hidup, apatis,
ekspresi sedih, komunikasi verbal kurang, aktifitas menurun.

B. Analisa Data
Masalah Data
Isolasi sosial: Subjektif
menarik diri Tidak berminat, Perasaan berbeda dengan orang lain,
Tidak mampu memenuhi harapan orang lain, Merasa
sendirian, Menolak interaksi dengan orang lain,
Mengungkapkan tujuan hidup yang tidak adekuat,
Merasa tidak diterima.

Objektif
Tidak ada dukungan orang yang dianggap penting,
Afek tumpul, Adanya kecacatan ( missal fisik, mental),
Tindakan tidak berarti, Tidak ada kontak mata,
Menyendiri / menarik diri, Tindakan berulang, Afek
sedih, Tidak komunikatif.

C. Diagnosa
Diagnosa Keperawatan : Isolasi Sosial.
D. Intervensi

Menurut TIM IPKJI Aceh dan Komisariat RSJ (2015)


menyatakan bahwa tindakan yang dapat dilakukan pada waham
adalah :

Perencanaan Tindakan Keperawatan


Diagnosa
No Tujuan Intervensi
1 Isolasi Pasien mampu : 1. Menjelaskan tanda dan
sosial 1. Mengenal masalah gejala, penyebab dan
isolasi sosial . akibat isolasi sosial
a. Mengidentifikasi
tanda dan gejala,
penyebab dan akibat
isolasi sosial
b. Mendiskusikan
keuntungan memiliki
teman, kerugian
tidak memiliki teman.
2. Berkenalan dengan 1. Menjelaskan dan
perawat atau klien melatih klien berkenalan
lain a. Menjelaskan cara
berkenalan
b. Mendemostrasikan
cara berkenalan
c. Melatih klien
berkenalan 2 - 3
orang atau lebih

1. Menjelaskan dan
3. Bercakap-cakap melatih klien bercakap-
dalam melakukan cakap saat melakukan
kegiatan harian. kegiatan sehari-hari.
4. Berbicara sosial : 1. Menjelaskan dan
meminta sesuatu, melatih berbicara sosial
berbelanja dan : meminta Sesutu,
sebagainya. berbelanja dan
sebagainya.
Keluarga mampu :
5. Mengenal masalah 1. Menjelaskan tanda dan
klien Isolasi sosial.. gejala, penyebab dan
akibat isolasi sosial
a. Mengidentifikasi
masalah keluarga
dalam merawat klien
Isolasi social
b. Menjelaskan
pengertian, tanda &
gejala, dan proses
terjadinya Isolasi
sosial
6. Mengambil 1. Mendiskusikan masalah
keputusan untuk dan akibat yang
merawat klien mungkin terjadi pada
Isolasi sosial klien Isolasi sosial
2. Mendiskusikan masalah
dan akibat yang
mungkin terjadi pada
klien Isolasi sosial
3. Menganjurkan keluarga
memutuskan untuk
merawat klien Isolasi
sosial
7. Merawat klien 1. Menjelaskan dan
Isolasi sosial. melatih keluarga cara
merawat klien Isolasi
sosial
a. Menjelaskan cara
melatih klien
berkenalan
b. Menjelaskan cara
melatih klien
bercakap-cakap saat
melakukan kegiatan
sehari-hari.
c. Menjelaskan cara
melatih klien
berbicara sosial :
meinta sesuatu,
berbelanja dan
sebagainya.
d. Memotivasi,
membimbing dan
memberi pujian
kepada klien untuk
latihan berkenalan.
e. Memotivasi,
membimbing dan
memberi pujian
kepada klien untuk
latihan bercakap-
cakap saat
melakukan kegiatan
sehari-hari.
f. Memotivasi,
membimbing dan
memberi pujian
kepada klien untuk
latihan berbicara
sosial.
8. Menciptakan 1. Menjelaskan dan
lingkungan yang melatih keluarga
terapeutik untuk menciptakan lingkungan
klien Isolasi sosial. yang terapeutik bagi
klien isolasi social
a. Mendiskusikan
anggota keluarga
yang terlibat dalam
perawatan klien
b. Mendiskusikan
setting lingkungan
rumah yang
mendukung
perawatan klien
c. Mengajurkan
keluarga melibatkan
anggota keluarga
lainnya merawat
klien
9. Memanfaatkan 1. Menjelaskan cara
pelayanan memanfaatkan fasilitas
kesehatan untuk pelayanan kesehatan
follow up kesehatan untuk follow up , cara
klien Isolasi sosial rujukan kesehatan klien
dan mencegah dan mencegah
kekambuhan. kekambuhan
2. Menjelaskan cara
memanfaatkan fasilitas
kesehatan yang
tersedia.
3. Menjelaskan
kemungkinan klien
relaps dan pencegahan
relaps
4. Mengidentifikasi tanda-
tanda relaps dan
kemungkinan kambuh
5. Menjelaskan dan
menganjurkan follw up
dan merujuk klien ke
pelayanan kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA

Dermawan deden dan Rudi, 2013, Keperawatan Jiwa : Konsep dan Kerangka Kerja
Asuhan Keperawatan Jiwa, Edisi : 1, Yogyakarta : Golden Publishing

Keliat, Budi Anna, 2000, Kumpulan Proses Keperawatan Masalah Jiwa, Jakarta :
FIK, Universitas Indonesia

Tim IPKJI Aceh dan PPNI Komisariat RSJ, 2015, Buku Panduan Program Praktek
Klinik Keperawatan Jiwa. Banda Aceh : BLUD RSJ

Anda mungkin juga menyukai