Issos
Issos
B. Etiologi
Menurut Keliat (2000) menyatakan bahwa etiologi isolasi sosial
menyatakan bahwa :
1) Faktor predisposisi
Berbagai faktor bisa menimbulkan respon sosial yang maladaktif
walaupun banyak penelitian telah dilakukan pada gangguan yang
mempengaruhi hubungan interpersonal, tetapi belum ada suatu
kesimpulan yang spesifik tentang penyebab gangguan ini. Mungkin
saja disebabkan oleh kombinasi dari berbagai faktor. Faktor yang
mungkin mempengaruhi termasuk:
a. Faktor perkembangan
Sistem keluarga yang terganggu dapat menunjang perkembangan
respons sosial maladaktif. Beberapa orang percaya bahwa individu
yang mempunyai masalah ini adalah orang yang tidak berhasil
memisahkan dirinya dari orang tuanya. Norma keluarga mungkin
tidak mendukung hubungan keluarga dengan pihak lain diluar
keluarga. Peran keluarga sering kali tidak jelas. Orang tua pecandu
alcohol dan penganiayaan anak dapat mempengaruhi seseorang
merespon sosial maladaktif. Organisasi anggota keluarga berkerja
sama dengan tenaga untuk mengembangkan gambaran yang lebih
tepat tentang hubungan antara kelainan jiwa dan stress keluarga.
b. Faktor biologic
Faktor genetic dapat menunjang terhadap respons sosial
maladaptive. Ada bukti terdahulu tentang terlibatnya
neurotransmitter dalam perkembangan gangguan ini, namun tetap
masih diperlukan penelitian lebih lanjut.
c. Faktor sosiokultural
Isolasi sosial merupakan faktor dalam gangguan berhubungan. Ini
akibat dari norma yang tidak mendukung pendekatan terhadap
orang lain: atau tidak menghargai anggota masyarakat yang tidak
produktif, seperti lansia, orang cacat dan penyakit kronik. Isolasi
dapat terjadi karena mengadosi norma, perilaku, dan system nilai
yang tidak realistic terhadap hubungan memrukan faktor lain yang
berkaitan dengan gangguan ini (stuart dan sundeen, 1998)
1. Apatis
2. Menghindari diri dari orang lain
3. Tidak ada komunikasi
4. Tidak ada kontak mata
5. Tidak melakukan kegiatan sehari-hari
PSP : Halusinasi
E. Penatalaksanaan
1) Obat anti psikotik
a. CPZ (Clorpromazine)
Untuk syndrome psikosis yaitu berdaya berat dalam
kemampuan manila realitas.
b. HLD (Haloperidol)
Berdaya berat dalam kemampuan menilai realita dalam fungsi
netral serta dalam fungsi kehidupan sehari-hari.
c. THP (Trihexy phenidyl)
Segala jenis penyakit Parkinson, termasuk paska ensepalitis
dan idiopatik,.
2) Terapi Farmakologi
3) Electro Clonvusife
4) Terapi Kelompok
F. Pohon diagnosis
Halusinasi
B. Analisa Data
Masalah Data
Isolasi sosial: Subjektif
menarik diri Tidak berminat, Perasaan berbeda dengan orang lain,
Tidak mampu memenuhi harapan orang lain, Merasa
sendirian, Menolak interaksi dengan orang lain,
Mengungkapkan tujuan hidup yang tidak adekuat,
Merasa tidak diterima.
Objektif
Tidak ada dukungan orang yang dianggap penting,
Afek tumpul, Adanya kecacatan ( missal fisik, mental),
Tindakan tidak berarti, Tidak ada kontak mata,
Menyendiri / menarik diri, Tindakan berulang, Afek
sedih, Tidak komunikatif.
C. Diagnosa
Diagnosa Keperawatan : Isolasi Sosial.
D. Intervensi
1. Menjelaskan dan
3. Bercakap-cakap melatih klien bercakap-
dalam melakukan cakap saat melakukan
kegiatan harian. kegiatan sehari-hari.
4. Berbicara sosial : 1. Menjelaskan dan
meminta sesuatu, melatih berbicara sosial
berbelanja dan : meminta Sesutu,
sebagainya. berbelanja dan
sebagainya.
Keluarga mampu :
5. Mengenal masalah 1. Menjelaskan tanda dan
klien Isolasi sosial.. gejala, penyebab dan
akibat isolasi sosial
a. Mengidentifikasi
masalah keluarga
dalam merawat klien
Isolasi social
b. Menjelaskan
pengertian, tanda &
gejala, dan proses
terjadinya Isolasi
sosial
6. Mengambil 1. Mendiskusikan masalah
keputusan untuk dan akibat yang
merawat klien mungkin terjadi pada
Isolasi sosial klien Isolasi sosial
2. Mendiskusikan masalah
dan akibat yang
mungkin terjadi pada
klien Isolasi sosial
3. Menganjurkan keluarga
memutuskan untuk
merawat klien Isolasi
sosial
7. Merawat klien 1. Menjelaskan dan
Isolasi sosial. melatih keluarga cara
merawat klien Isolasi
sosial
a. Menjelaskan cara
melatih klien
berkenalan
b. Menjelaskan cara
melatih klien
bercakap-cakap saat
melakukan kegiatan
sehari-hari.
c. Menjelaskan cara
melatih klien
berbicara sosial :
meinta sesuatu,
berbelanja dan
sebagainya.
d. Memotivasi,
membimbing dan
memberi pujian
kepada klien untuk
latihan berkenalan.
e. Memotivasi,
membimbing dan
memberi pujian
kepada klien untuk
latihan bercakap-
cakap saat
melakukan kegiatan
sehari-hari.
f. Memotivasi,
membimbing dan
memberi pujian
kepada klien untuk
latihan berbicara
sosial.
8. Menciptakan 1. Menjelaskan dan
lingkungan yang melatih keluarga
terapeutik untuk menciptakan lingkungan
klien Isolasi sosial. yang terapeutik bagi
klien isolasi social
a. Mendiskusikan
anggota keluarga
yang terlibat dalam
perawatan klien
b. Mendiskusikan
setting lingkungan
rumah yang
mendukung
perawatan klien
c. Mengajurkan
keluarga melibatkan
anggota keluarga
lainnya merawat
klien
9. Memanfaatkan 1. Menjelaskan cara
pelayanan memanfaatkan fasilitas
kesehatan untuk pelayanan kesehatan
follow up kesehatan untuk follow up , cara
klien Isolasi sosial rujukan kesehatan klien
dan mencegah dan mencegah
kekambuhan. kekambuhan
2. Menjelaskan cara
memanfaatkan fasilitas
kesehatan yang
tersedia.
3. Menjelaskan
kemungkinan klien
relaps dan pencegahan
relaps
4. Mengidentifikasi tanda-
tanda relaps dan
kemungkinan kambuh
5. Menjelaskan dan
menganjurkan follw up
dan merujuk klien ke
pelayanan kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA
Dermawan deden dan Rudi, 2013, Keperawatan Jiwa : Konsep dan Kerangka Kerja
Asuhan Keperawatan Jiwa, Edisi : 1, Yogyakarta : Golden Publishing
Keliat, Budi Anna, 2000, Kumpulan Proses Keperawatan Masalah Jiwa, Jakarta :
FIK, Universitas Indonesia
Tim IPKJI Aceh dan PPNI Komisariat RSJ, 2015, Buku Panduan Program Praktek
Klinik Keperawatan Jiwa. Banda Aceh : BLUD RSJ