Longcase Skizofrenia Paranoid
Longcase Skizofrenia Paranoid
“SKIZOFRENIA PARANOID”
Disusun Oleh:
Fitria Rizki
1102014108
Pembimbing:
dr. Savitri, Sp.KJ
Puji dan syukur penulis hanturkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
rahmat, nikmat, serta hidayah-Nya dalam penulisan tugas long case ini. Tugas
makalah long case yang berjudul “Skizofrenia Paranoid” dapat terselesaikan
dengan baik.
Penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada dr. Savitri, Sp.KJ selaku pembimbing penulis di kepaniteraan klinik
Psikiatri RSJ dr. Soeharto Heerdjan periode 2 Juli – 4 Agustus 2018.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan
makalah ini, oleh karena itu peniliti memohon maaf yang sebesar-besarnya. Semoga
makalah yang disusun penulis ini dapat bermanfaat bagi bangsa dan negara serta
masyarakat luas pada umumnya di masa yang akan datang.
Penulis
PENGESAHAN
Pembimbing,
Ditetapkan di : Jakarta
Tanggal : 18 Juli 2018
A. IDENTITAS PASIEN
Nama : An. AM
Umur : 20 Tahun
Jenis Kelamin : Laki - Laki
Alamat : Kp. Karya Mukti Rt.001/001 Kel.
Geredug, Kec Bojong, Kab
Pandeglang, Banten
Agama : Islam
Status Pernikahan : Belum Menikah
Pendidikan Terakhir : SD
Pekerjaan : Buruh
Dokter yang Merawat : dr. Savitri, SpKJ
Tanggal Masuk : 09 Juli 2018
Ruang Perawatan : Rawat Inap Merak
Rujukan/Datang Sendiri/Keluarga :Keluarga (Saudara Kandung
Perempuan Pasien)
B. RIWAYAT PSIKIATRIK
Autoanamnesis
1. Tanggal 16 Juli 2018, pukul 12.00 WIB, di ruang bangsal Merak Rumah
Sakit Jiwa dr. Soeharto Heerdjan
2. Tanggal 17 Juli 2018, pukul 13.00 WIB, di ruang Bangsal Merak Rumah
Sakit Jiwa Soeharto Heerdjan
3. Tanggal 18 Juli 2018, pukul 13.00 WIB di ruang bangsal Merak Rumah
Sakit Jiwa Soeharto Heerdjan
Alloanamnesis
1. Tanggal 18 Juli 2018, pukul 13:30 WIB, melalui tatap muka dengan
saudara kandung perempuan pasien (Ny. Zeni) dan suami dari saudara
kandung perempuan pasien ( Bp. Abdullah )
a. Keluhan Utama
Pada tanggal 9 Juli 2018 Pasien datang di bawa oleh kakak kandung ke
IGD Rumah Sakit Jiwa dr.Soeharto Heerdjan karena berbicara sendiri dan
mengamuk sejak 3 minggu sebelum masuk rumah sakit (SMRS).
b. Riwayat Gangguan Sekarang
Pasien datang di bawa oleh kakak kandung ke IGD Rumah Sakit Jiwa
dr.Soeharto Heerdjan karena berbicara sendiri dan mengamuk sejak 3
minggu sebelum masuk rumah sakit (SMRS). Kakak pasien mengatakan
awal mulanya pasien bertingkah seperti itu dikarenakan diremehkan oleh
Teman kerianya karena pasien masih sangat muda dan pengalaman
kerjanya lebih sedikit dari pada teman kerjanya sehingga pasien
diejek,diremehkan,dicaci maki oleh teman kerjanya. Selain masalah
pekerjaan, keluarga pasien mengatakan pasien juga merasa kesal
diremehkan teman-temannya karena motornya sangat jelek dan murah,
sedangkan teman yang lainnya punya motor yang sangat bagus dan mahal,
lalu teman-temannya mengejek pasien dengan keadaan motornya yang
seperti itu. Disisi lain, pasien mempunyai kakak laki – laki yang dulu
pernah mempunyai gangguan jiwa tetapi sudah sembuh, dan kakaknya
selalu mengatai pasien orang gila, sehingga pasien bertambah emosi nya
dikarenakan 3 hal tersebut yaitu masalah pekerjaan, masalah pertemanan,
dan dibilang gila oleh kakak kandung laki – lakinya sendiri. Kakak
perempuan pasien mengatakan mulai dari hal – hal tersebut pasien sering
berbicara sendiri, dan emosi yang tinggi sehingga membanting barang –
barang yang ada disekitarnya, dan ketika ditanya oleh kakak perempuan
pasien berbicara dengan siapa, pasien mengatakan kakak perempuannya
tidak akan bisa melihat siapa orang yang diajak bicara dengan pasien
karena hanya pasien yang bisa melihat. Menurut kakak pasien, pasien
pernah mengatakan bahwa badannya dijaga oleh nenek moyangnya Pasien
juga mulai melempar batu pada siapapun yang lewat di depannya,baik
keluarga maupun tetangga sekitar dan pernah telanjang keluar rumah.
Menurut kakak pasien, pasien pernah mengatakan ada jin besar yang ingin
memasuki badannya, dan pernah melihat, mendengar bahkan
berkomunikasi dengan jin tersebut. Pasien mengatakan teman – temannya
ingin menjahati pasien saat sebelum dibawa ke RS. Keluarga pasien
pernah membawa pasien ke orang pintar dan diberi air yang sudah
didoakan dan sudah jarang berbicara sendiri, dan mengamuk kepada orang
sekitar, tetapi besoknya pasien kambuh kembali seperti berbicara sendiri
dan mengamuk kembali baik ke keluarga dan tetangga sekitar. Setelah
kejadian tersebut pihak keluarga berunding untuk memasung pasien agar
tidak menyakiti diri sendiri dan orang lain. Sesaat sebelum dipasung kakak
pasien mengatakan pasien tidak ingat tentang dirinya dan keluarganya atau
orang orang yang dikenalnya. Kakak pasien mengatakan pasien dipasung
selama 2 minggu, dan saat ingin dipasung pasien mengatakan bahwa dia
tidak gila seperti apa yang orang fikirkan. Pihak keluarga memanggil pihak
puskesmas ke rumah untuk menangani pasien dan diberikan injeksi untuk
menghilangkan halusinasinya. Setelah 2 minggu dipasung, keluarga
akhirnya memutuskan untuk membawa pasien ke RS Jiwa Soeharto
Heerdjan.
e. Riwayat Keluarga
Keterangan :
: Perempuan
: Laki - Laki
: Gangguan
Jiwa
: Sudah Meninggal
C. STATUS FISIK
a. Status Internus
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Compos Mentis
Tanda Vital
1. Tekanan darah : 130/90 mmHg
2. Suhu : 36,5oC
3. Nadi : 100x/menit
4. Respirasi : 22x/menit
1. Kepala
Kepala : Normochepali
Rambut : Berdistribusi normal, tidak mudah cabut,
dan berwarna hitam.
Mata : Pupil bulat isokor, refleks cahaya langsung
+/+, konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-
Hidung : Bentuk normal, septum deviasi (-), nafas
cuping hidung (-), sekret -/-
Telinga : Sekret -/-, membran timpani intak +/+, nyeri
tekan -/-
Mulut : Bibir berwarna merah muda, sianosis (-),
trismus (-)
Lidah : Normoglossia, warna merah muda, lidah
kotor (-)
Gigi geligi : Dalam batas normal
Uvula : Letak di tengah, hiperemis (-)
Tonsil : T1/T1, tidak hiperemis
Tenggorokan : Faring tidak hiperemis
Leher : KGB tidak teraba membesar, kelenjar tiroid
tidak teraba membesar
2. Thoraks
a) Paru
Inspeksi : Bentuk dada normal, simetris dalam
keadaan statis maupun dinamis, efloresensi
primer/sekunder dinding dada (-), pulsasi
abnormal (-), gerak nafas simetris, irama
teratur, retraksi suprasternal (-).
Palpasi :Gerak nafas simetris, vocal fremitus simetris
Perkusi : Sonor pada semua lapangan paru
Auskultasi : Suara nafas vesikuler pada seluruh lapang
paru
b) Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
Palpasi : Ictus cordis teraba
Perkusi : Tidak dilakukan
Auskultasi : S1-S2 reguler, murmur - , gallop –
3. Abdomen
Inspeksi : Bentuk datar, efloresensi (-)
Auskultasi : Bising usus (+) normal
Perkusi : Timpani pada keempat kuadran abdomen,
shifting dullness (-), nyeri ketok CVA (-)
Palpasi : Supel, nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak
teraba membesar, ballotement (-)
4. Ekstremitas
Kulit : Coklat sawo matang, ikterik (-), sianosis (-),
turgor baik, kelembaban normal, efloresensi primer/sekunder (-)
Atas : Akral hangat, CRT < 2 detik, sianosis (-),
edema (-)
Bawah : Akral hangat, CRT < 2 detik, sianosis (-),
edema (-)
b. Status Neurologis
1. Saraf kranial (I-XII) : Baik
2. Tanda rangsang meningeal : Tidak dilakukan
3. Refleks fisiologis : (+) normal
4. Refleks patologis : Tidak ada
5. Motorik : Baik
6. Sensorik : Baik
7. Fungsi luhur : Baik
8. Gangguan khusus : Tidak ada
9. Gejala EPS : Akatisia (-), bradikinesia (-),
rigiditas (-), tonus otot (n), tremor(-),
distonia (-), disdiadokokinesis (-)
D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Sudah dilakukan pemeriksaan darah rutin, hasil pemeriksaan normal.
E. STATUS MENTAL
Dilakukan pemeriksaan status mental pada 16 Juli, 17 Juli dan 18 Juli 2018
di ruang bangsal Merak.
a. Deskripsi Umum
1. Penampilan
Pasien seorang laki – laki berumur 20 tahun, tampak sesuai dengan
usianya, mengenakan kaos hijau dan celana pendek berwana hijau
sebawah lutut. Pasien tampak cukup terawat. Tubuh pasien berkisar
sekitar 160 cm. Kebersihan gigi tampak cukup terawat, kuku pasien
tampak terawat. Rambut botak dan berdistribusi normal. Pasien selalu
berkontak mata dengan pewawancara. Pasien tidak tampak gelisah dan
kooperatif dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan sesuai yang
diajukan.
2. Kesadaran
Compos mentis, pasien tampak sadar penuh saat dilakukan wawancara
3. Perilaku dan Aktivitas Motorik
a. Sebelum wawancara
Pada saat pewawancara datang dan ingin mewawancarai pasien di
ruang bangsal Merak, pasien terlihat menerima kedatangan
pewawancara. Sebelum dipanggil pasien sedang duduk di kursi
meja tempat pasien lainnya berkumpul. Saat dipanggil pasien
langsung merespon panggilan yang dilakukan pemeriksa dan juga
saat pemeriksa menjulurkan tangan untuk bersalaman pasien
merespon salaman yang di berikan pemeriksa.
b. Selama wawancara
Pasien duduk selama wawancara. Kontak mata dengan pasien cukup
baik. Pasien bergerak normal, tidak terdapat perlambatan gerakan,
gerakan kaki yang berulang, kejang, maupun kekakuan gerakan
tidak ada, pasien terlihat cukup berenergi.
c. Sesudah wawancara
Pasien merasa senang telah dikunjungi dan di wawancara.
4. Sikap Terhadap Pemeriksa
Pasien bersikap kooperatif
5. Pembicaraan
Cara bicara : Pasien berbicara sesuai dengan apa yang
ditanyakan pewawancara, dan menjawab
dengan baik setiap pertanyaan yang
diberikan. Saat pasien berbicara artikulasi
baik, intonasi dan volume cukup.
Gangguan berbicara : Tidak terdapat hendaya atau gangguan
berbicara
b. Alam Perasaan
Mood : Eutimia
Afek : Luas
Keserasian : Serasi
c. Gangguan persepsi
Halusinasi : (-)
Ilusi : (-)
Depersonalisasi : (-)
Derealisasi : (-)
d. Proses Pikir
Arus Pikir
Produktivitas : Cukup ide
Kontinuitas : Tidak ada
Hendaya Bahasa : Tidak ada
Isi Pikir
Waham : Rujukan (Curiga),
Preokupasi : (-)
Fobia : (-)
Obsesi : (-)
e. Fungsi Intelektual
Pengukuran ini dilakukan pada tanggal 16 Juli 2018 pukul 12:00 di ruang
bangsal Merak
Taraf Pendidikan SD
Pengetahuan Umum Baik
Kecerdasan Normal
Atensi Konsentrasi Baik
Orientasi
- Waktu Baik (pasien dapat membedakan pagi, siang, dan
malam dan pasien dapat menyebutkan jam pada saat
wawancara)
- Tempat Baik (pasien dapat menyebutkan tempat sekarang dia
berada di mana)
- Orang Baik (pasien mengetahui sedang diwawancara oleh
dokter muda dan pasien mengingat nama
keluarganya)
Daya Ingat
- Jangka Panjang Baik (pasien ingat pasien diantar oleh kakak bernama
Zeni dan suaminya bernama Abdullah)
- Jangka Pendek Baik (pasien mengingat apa yang pasien kerjakan saat
pagi hari)
- Segera Baik
Visuospasial Baik
i. Daya Nilai
1. Daya Nilai Sosial : Tidak Terganggu
2. Uji Daya Nilai : Tidak Terganggu
3. Daya Nilai Realita (RTA) : Terganggu
i. Tilikan
Derajat 4
j. Reliabilitas
Dapat dipercaya
H. EVALUASI MULTIAKSIAL
a. Aksis I : F20.0 Skizofrenia Paranoid
b. Aksis II : Tidak ada rertardasi mental dan gangguan kepribadian
c. Aksis III : Tidak ada
d. Aksis IV : Masalah berkaitan dengan pekerjaan, lingkungan sosial dan
Primary Support Group
e. Aksis V : GAF current : 80 - 71
GAF HLPY : 80 - 71
I. DAFTAR MASALAH
a. Organobiologi : Tidak ditemukan kelainan organik pada pasien dan
tidak ditemukan faktor herediter pada pasien.
b. Psikologik : Marah-marah, mengamuk, terdapat halusinasi
auditorik dan halusinasi visual, waham rujukan.
c. Sosiologik : Pada pasien tdak ada keterbatasan dalam
berhubungan sosial.
J. PENATALAKSANAAN
a. Rawat Inap
Dengan indikasi:
1. Mengganggu lingkungan sekitar
2. Membahayakan diri sendiri dan orang lain
3. Mencegah pasien melakukan tindakan kekerasan
4. Mencegah munculnya gejala yang lebih berat
5. Untuk observasi lebih lanjut dan pengontrolan pengobatan
b. Psikofarmaka :
1. Risperidone 2x1mg
c. Psikoterapi
1. Psikoterapi supportif, dengan melakukan pendekatan kepada pasien
agar pasien minum obat secara teratur, apabila terdapat suatu
permasalahan, maka pasien harus mengungkapkan permasalahan
tersebut dan melatih emosinya, mendorong pasien agar dapat kembali
melakukan aktivitas sehari-hari secara bertahap dan lebih mendekatkan
diri kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan menggali kemampuan yang ada
pada diri pasien agar bisa dikembangkan
2. Psikoedukasi
Edukasi kepada keluarga yaitu memberikan pengertian dan penjelasan
kepada keluarga pasien tentang gangguan yang dialami pasien,
bertujuan agar keluarga pasien dapat lebih berpartisipasi dalam
pengobatan pasien, seperti memberikan suasanan yang kondusif bagi
penyembuhan dan pemeliharaan pasien, memantau dan mengingatkan
pasien agar teratur minum obat, serta mengantar pasien saat kontrol.
d. Sosioterapi
Mengikutsertakan pasien dalam kegiatan rohani dan kegiatan sosial di
lingkungan pasien.
K. PROGNOSIS
Ad Vitam : Ad Bonam
Ad Functionam : Dubia Ad Bonam
Ad Sanationam : Dubia Ad Malam
L. FOLLOW UP
Tanggal S O A P