Irda Fidrianny
Abstrak
Nikotin merupakan salah satu unsur berbahaya dalam asap rokok, oleh
karena itu kadarnya dalam organ perlu ditetapkan. Telah dilakukan analisis
kromatografi lapis tipis kualitatif dan kuantitatif nikotin dalam beberapa organ
mencit jantan yang telah menghirup asap rokok. Nikotin diektraksi dengan
kloroform dalam suasana basa amonia dan ditentukan kadarnya dengan
spektrofotodensitometri. Kadar nikotin dalam paru-paru mencit jantan yang
telah menghirup asap rokok lebih tinggi dari pada dalam ginjal dan hati.
Kata kunci: nikotin, paru-paru, ginjal, hati, mencit jantan
Abstrak
baku. Kemudian dilakukan kromatografi lapis Tabel III. Hasil penentuan kadar nikotin dalam hati
tipis preparatif, pita yang mempunyai harga Rf mencit secara Spektrofotodensitometri
yang sama dengan nikotin baku dikerok dan
Sampel Kadar nikotin Rata-rata
dilarutkan dalam etanol. Hasil menunjukkan
(g/g organ) (g/g organ)
bahwa spektrum ultraviolet sampel mempunyai
H1 3,84
panjang gelombang maksimum yang sama
dengan nikotin baku. Dengan demikian dapat H2 3,84
disimpulkan bahwa dalam paru-paru, ginjal dan
hati mencit terdapat nikotin. H3 3,37
3,53 0,26
Dari hasil penelitian sebelumnya H4 3,28
(Fidrianny, et al.,2004), diperoleh kurva kalibrasi
dengan persamaan regeresi y = 9,065 +1,79 x, H5 3,53
dengan koefisien korelasi r = 0,99. Hasil
perolehan kembali nikotin dalam paru-paru, H6 3,30
ginjal dan hati mencit secara spektrofoto- Keterangan:
densitometri adalah: 91,07 0,08 %, 90,78 Pengambilan organ dilakukan 10 menit setelah 2
0,09 % dan 90,18 0,05 % (Tabel I). Hal ini ekor mencit (dalam ruangan 1130 cm3) menghirup
menunjukkan bahwa prosedur yang digunakan asap dari 1 batang rokok uji
memberikan hasil perolehan kembali yang baik.
Tabel IV. Hasil penentuan kadar nikotin dalam
Tabel I. Hasil perolehan kembali nikotin dalam
ginjal mencit secara spektrofotodensito-
paru-paru, ginjal dan hati mencit secara
metri
Spektrofotodensitometri
Sampel Kadar nikotin Rata-rata
Kadar rata-rata
Organ (g/g organ) (g/g organ)
yang diperoleh kembali (%)
G1 0,99
Paru-paru 91,07 0,08 G2 1,05
Ginjal 90,78 0,09 G3 0,96
0,98 0,05
Hati G4 0,94
90,18 0,05
G5 0,90
Daftar Pustaka
Chamberlain, J., (1985), Analisis of Drug in Biological Fluids, CRC Press, Inc., Boca Raton, 25-31, 75-
81.
Fidrianny, I., Supradja, I.G.N.A., dan Soemardji, A.S., (2004), Analisis nikotin dalam asap rokok
dan filter rokok.
Gilman, A.G., Hardman, J.G., and Limbird, L.E., (Eds.), (1991), The Pharmacological Basis of
Therapeutics, Vol.I, Pergamon Press, Singapore, 180-181, 545-549, 563.
Gritter, R.J., Bobbitt, J.M., Schwarting, A.E., (1991), Pengantar Kromatografi, ed.2, terjemahan K.
Padmawinata, Penerbit ITB, Bandung, 107-155
Moffat, A.C., (Ed.), (1986), Clarke’s Isolation and Identification of Drugs, 2nd ed., The Pharmaceutical
Press, London, 807-808
Reynolds, J.E.F. (Ed.), (1993), Martindale: The Extra Phramacopoeia, 30th ed., The Pharmaceutical
Press, London, 1393-1394.
Stahl, E., (1985), Analisis Obat Secara Kromatografi dan Makroskopi, terjemahan K. Padmawinata dan
I. Soediro, Penerbit ITB, Bandung, 3-10.
Stedman, R.L., (1968), The Chemical Composition of Tobacco and Tobacco Smoke, Chemical
Reviews, 68(2), 153-207.