net/publication/329356902
Menghijaukan Perusahaan
CITATIONS READS
0 4
1 author:
Andreas Lako
Soegijapranata Catholic University
66 PUBLICATIONS 42 CITATIONS
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
All content following this page was uploaded by Andreas Lako on 02 December 2018.
(Diterbitkan majalah motivasi LUARBIASA, No.47 Tahun IV November 2012, hlm 32-34)
Dalam beberapa tahun terakhir, tekanan terhadap para pelaku bisnis di Tanah Air untuk
menghijaukan bisnis dan perusahaan (greening the corporation) agar lebih ramah kepada
masyarakat dan lingkungan dalam praktik bisnis dan operasi perusahaan kian menguat. Tekanan
itu tidak hanya berasal dari pemerintah dan DPR, tapi juga dari para stakeholder (pemangku
kepentingan) perusahaan sendiri.
Para investor, misalnya. Dalam beberapa tahun terakhir, ada tren peningkatan
keasadaran “hijau” para investor yang hanya ingin berinvestasi pada bisnis dan perusahaan yang
ramah lingkungan karena risikonya rendah dan prospek investasinya bagus secara
berkelanjutan. Sebagai pemilik, para investor juga mendesak dan mengarahkan manajemen
perusahaan untuk menjalankan bisnis yang ramah sosial dan lingkungan. Misalnya, dalam wujud
aktivitas corporate social responsibility (CSR) yang kian marak dalam beberapa tahun terakhir.
Para investor melakukan hal itu sebagai wujud partisipasi aktif dalam upaya menyelamatkan bumi
dari bahaya krisis lingkungan yang kian serius.
Para kreditor juga mulai meningkat kesadaran dan komitmen “hijau” mereka. Dalam
kebijakan pinjaman kepada para debitur korporasi, perbankan dan lembaga-lembaga keuangan
lainnya hanya memberikan pinjaman dan insentif kepada pebisnis atau korporasi yang ramah
lingkungan. Alasannya, karena risiko kreditnya rendah dan prospek pengembalian debitur bagus
dan berkelanjutan. Saya mencermati, tren kesadaran dan komitmen hijau dari lembaga-lembaga
keuangan dan perbankan untuk menghijaukan keuangan dan perbankan (greening the banking)
dalam mendorong korporasi berperilaku ramah lingkungan dalam menjalankan aktivitas
bisnisnya terus meningkat dalam beberapa tahun terakhir.
Dalam KTT Rio+20 di Rio de Janeiro (Brasil) pada 20-22 Juni 2012 yang dihadiri 105
kepala negara dan kepala pemerintahan serta 487 menteri dari 191 negara (termasuk Presiden
SBY dari Indonesia), disepakati bahwa gerakan Ekonomi Hijau (Green Economy) dalam upaya
mewujudkan pembangunan berkelanjutan dan penghapusan kemiskinan perlu menjadi agenda
aksi global. Implikasinya, penghijaun terhadap ekonomi, bisnis, perusahaan dan manajemen
menjadi agenda krusial bagi pemerintah dan pelaku bisnis.
Karena itu, para pebisnis di Tanah Air suka atau tidak suka harus segera melakukan
transformasi paradigma dan praktik bisnis dari yang selama ini lebih berfokus pada upaya
memaksimalkan laba sebesar mungkin (profit oriented/profit maximization) menuju ke paradigma
dan praktik bisnis yang baru. Yaitu, paradigma bisnis hijau atau paradigma bisnis berkelanjutan
(sustainable business).
Untuk mewujudkan integrasi dan sinergisitas itu, kebanyakan pebisnis memang telah
bersepakat bahwa menghijaukan perusahaan dalam upaya menghijaukan bisnis dan laba
menjadi agenda penting dan mendesak. Namun, bagaimana caranya, mereka masih bingung.
Tulisan ini berupaya memberikan arahan umum tentang strategi menghijaukan perusahaan.
Pertama, para pengusaha dan direksi perusahaan harus menyadari bahwa upaya
menghijaukan perusahaan menjadi kebutuhan hakiki yang mendesak. Seperti telah saya
sebutkan di atas, selain karena desakan dari pelaku pasar dan para stekeholder kian menguat,
penghijauan perusahaan dan bisnisnya justru menjadi solusi strategis untuk meningkatkan laba
dan nilai perusahaan dalam jangka panjang. Pertumbuhan laba dan nilai aset perusahaan serta
nilai ekuitas pemegang saham justru akan terus bertumbuh apabila perusahaan peduli pada isu-
isu sosial dan lingkungan. Sejumlah hasil riset empiris telah memperkuat keyakinan tersebut.
Kedua, kesadaran dan gaung untuk memulai transformasi paradigma dan praktik bisnis
dari yang konvensional menuju paradigma dan praktik bisnis baru yang lebih ramah lingkungan
harus berawal dari para pemilik dan top manajemen perusahaan. (tone from the top).Tanpa
adanya gaung dan dukungan penuh dari pemilik dan top manajemen perusahaan maka upaya
untuk menghijaukan perusahaan bakal sia-sia. Karena itu, inisiatif, dorongan dan dukungan dari
pemilik dan top manajemen untuk menghijaukan perusahaan menjadi sangat penting.
Pertama, melakukan penghijauan terhadap visi, misi, tujuan dan sasaran perusahaan.
Pemilik atau pimpinan perusahaan mesti mengkaji ulang dan merumuskan kembali visi, misi,
tujuan dan sasaran perusahaan yang sudah ada agar lebih ramah dan sensitif terhadap isu-isu
sosial dan lingkungan. Visi, misi, tujuan dan sasaran tersebut akan memberikan arahan strategis,
taktikal dan operasional bagi jajaran manajemen dan karyawan dalam proses pembangunan
bisnis hijau yang berkelanjutan.
Gambar 1
Strategi Menghijaukan Perusahaan
Greening the
Greening the corporate
corporate Greening the management
accountability Corporation structure and
and function
transparance
Greening the
corporate
management process
Selain empat tahap di atas, ada beberapa tips operasional yang dapat dilakukan top
manajemen untuk menghijauakan perusahaan.
Semoga sejumlah strategi yang dipaparkan di atas dapat bermanfaat menambah pengetahuan
para pebisnis untuk menghijaukan perusahaan agar menjadi perusahaan hijau.
View publication stats