Anda di halaman 1dari 6

Pengujian Perbedaan Rata-rata

A. Pengujian Perbedaan Dua Rata-rata Populasi Tidak berhubungan


Menurut Susetyo, B. (2010: 202) bahwa pengujian perbedaan dua rat-rata
ini digunakan misalanya ketika seorang peneliti ingin membandingkan antara
metode A dengan mengajar Metode B dalam suatu pembelajaran. Dimana masing-
masing kelas diberikan perlakuan metode mengajar A dan kelompok lain
diperlakukan metode B. kelompok A dinamakan kelompok ekspresimen dan
kelompok B dinamakan kelompok kontrol atau pembanding. Penetapan kelompok
kontrol berdasarkan perlakuan yang biasa dilakukan dan kelompok eksperimen
adalah perlakukan baru yang tidak dilakukan. Kedua kelompok yang diteliti tidak
memiliki hubungan satu dengan yang lainnya, atau benar-benar berasal dari dua
populasi yang berbeda. Untuk menentukan hasilnya, dilakukan tes untuk
memperoleh data hasil belajar setelah diperlakukannya kedua metode tersebut,
yang kemudian dibandingkan rata-rata mana yang lebih tinggi. Skor yang
diperoleh diasumsikan benar-benar tidak memperngaruhi atau dipengaruhi oleh
skor kelompok lain, sehingga kelompok tersebut independen dari kelompok yang
lain.
Penelitian yang dilakukan terhadap dua populasi yang masing masing
berdistribusi normal, yaitu populasi kelompok metode A, maka diperoleh rata-rata
μA, simpangan baku σB dan metode B diperoleh rata-rata μb, simpangan baku σB.
Populasi metode A diambil sampel secara acak dengan ukuran nA dan populasi B
diambil sampel acak berukuran n B. Berdasarkan pengambilan data pda kedua
sampel diperoleh 𝑋̅1, s1, dan 𝑋̅2, s2 dan yang akan diuji adalah rata-rata μA dan μB.
Pengujian perbedaan dua rata-rata populasi yang tidak berhubungan
memiliki ketentuan sebagai berikut:
1. Simpangan baku populasi (σ), σ1 = σ2 = σ masing-masing diketahui maka
menggunakan rumus, yaitu:

𝑋̅1 − 𝑋̅2
𝑧=
1 1
𝜎√𝑛 + 𝑛
1 2
Atau ditulis
𝑋̅1 − 𝑋̅2
𝑧=
𝜎2 𝜎2
√ 1 + 2
𝑛1 𝑛2

Keterangan :
𝑋̅1= rata-rata sampel kelompok 1
𝑋̅2= rata-rata sampel kelompok 2
σ = simpangan baku populasi perbedaan rata-rata, diperoleh dari :

𝜎12 𝜎22
𝜎= √ +
𝑛1 𝑛2

Taraf nyata atau signifikansi α, maka kriteria pengujian dua pihak adalah: H0
diterima jika – z ½(1- α) ˂z˂z ½(1- α) harga z ½(1- α) diperoleh dari daftar distribusi
normal baku dengan peluang ½ (1- α), sebaliknya H0 ditolak pada harga lainnya.
Kriteria pengujian satu pihak adalah :
H0 diterima jika z ≤ z (1- α) harga z (1- α) diperoleh dari daftar distribusi normal baku
dengan peluang (1- α), sebaliknya H0 ditolak pada harga lainnya.

2. Simpangan baku populasi (σ), σ1 = σ2 = σ masing-masing tidak diketahui


maka menggunakan rumus, yaitu :
3.
𝑋̅1 − 𝑋̅2
𝑡=
1 1
𝑠√𝑛 + 𝑛
1 2

Atau ditulis
𝑋̅1 − 𝑋̅2
𝑡=
𝑠2 𝑠2
√ 1+ 2
𝑛1 𝑛2

Keterangan:
𝑋̅1= rata-rata sampel kelompok 1
𝑋̅2= rata-rata sampel kelompok 2
s = simpangan baku populasi perbedaan rata-rata, diperoleh dari :
𝑠12 𝑠22
𝑠= √ +
𝑛1 𝑛2

(𝑛1 − 1) 𝑠12 + (𝑛2 − 1) 𝑠22


𝑠2 =
𝑛1+ 𝑛2− 2
Kriteria pengujian dua pihak adalah:
H0 diterima jika – t ½(1- α) ˂ t ˂ t ½(1- α) harga t ½(1- α) diperoleh dari daftar distribusi
normal baku dengan peluang ½ (1- α), sebaliknya H0 ditolak pada harga lainnya.
Kriteria pengujian satu pihak adalah :
H0 diterima jika t ≤ t (1- α) harga t (1- α) diperoleh dari daftar distribusi normal baku
dengan peluang (1- α), sebaliknya H0 ditolak pada harga lainnya.
Pengujian di atas kedua populasi berdistribusi normal dan variansinya
sama tidak heterogen.

Latihan soal
Susetyo, B. ((2010): 206 Statistika Untuk Analisis Data Penenlitian)
Peneliti ingin menguji apakah kedua metode mengajar A dan B berbeda
hasilnya pada pelajaran IPA di kelas V SD. Sampel acak berjumlah 20 siswa
diberikan metode mengajar A dan 18 sisiwa diberi metode mengajar B. hasil
diperoleh data sebagai berikut:
Metode mengajar A:
5, 8, 9, 7, 8, 6, 7, 4, 8, 8, 7, 9, 5, 5, 3, 9, 9, 7, 7, 5
Metode mengajar B:
9, 8, 7, 8, 6, 6, 5, 8, 4, 5, 3, 7, 7, 8, 4, 3, 6, 4
Data di atas keduanya berdistribusi normal dan variansi kedua
populasinya sama besarnya. Taraf nyata α= 0,05, dk= 𝑛1+ 𝑛2− 2. Ujilah apakah
kedua macam metode A dan B sama baiknya.
Jawaban

Tabel
Data hasil Metode A 𝑿𝟏
𝑿𝟏 (𝑿𝟏 - X) (𝑿𝟏 - X)2
5 -1, 8 3,24
8 1,2 1,44
9 2,2 4,84
7 0,2 0,04
8 1,2 1,44
6 -0,8 0,64
8 0,2 0,04
7 -2,8 7,84
4 1,2 1,44
8 1,2 1,44
8 0,2
7 0,2 0,04
9 2,2 4,84
5 -1,8 3,24
5 -1,8 3,24
3 -3,8 14,44
9 2,2 4,84
9 2,2 4,84
7 0,2 0,04
7 0,2 0,04
5 -1,8 3,24
136 61,24

𝑋 136
𝑋̅1 = ∑ = = 6,8
𝑛 20
(𝑿𝟏 − 𝐗)𝟐
𝑠 = √∑
𝑛

(𝑿𝟏 − 𝐗)𝟐 61,24


𝑠12 = = = 3, 062
𝑛 20
Tabel
Data hasil Metode B 𝑿𝟐
𝑿𝟐 (𝑿𝟐 - X) (𝑿𝟐 - X)2
9 3 9
8 2 4
7 1 1
8 2 4
6 0 0
6 0 0
5 -1 1
8 2 4
4 -2 4
5 -1 1
3 -3 9
7 1 1
7 1 1
8 2 4
4 -2 4
3 -3 9
6 0 0
4 -2 4
108 60

𝑋 108
𝑋̅2 = ∑ = =6
𝑛 18

(𝑿𝟐 − 𝐗)𝟐
𝑠 = √∑
𝑛
(𝑿𝟐 − 𝐗)𝟐 60
𝑠22 = = = 3, 33
𝑛 18

Dari data di atas diperoleh 𝑋̅1= 6,8 , 𝑋̅2= 6, 𝑠12 = 3,062, 𝑠22 = 3,33,
α= 0,05, dk 36
Hipotesis penelitian yang akan diuji adalah :
H0 : Metode mengajar A sama baiknya dengan metode mengajar B dalam
perlajaran IPA kelas V SD.
Hi : Metode mengajar A berbeda dengan metode mengajar B dalam perlajaran
IPA kelas V SD.
Dalam bentuk rumusan hipotesis statistika:
H0 : 𝑋̅1= 𝑋̅2
Hi : 𝑋̅1 ≠ 𝑋̅2
Kriteria pengujian hipotesis adalah:
H0 diterima jika – t ½(1- α) ˂t˂t ½(1- α) harga t ½(1- α) diperoleh dari daftar distribusi
normal baku dengan peluang ½ (1- α), sebaliknya H0 ditolak pada harga lainnya.
Simpangan baku kedua populasi tidak diketahui, maka pengujian menggunakan
rumus:
𝑋̅1 − 𝑋̅2
𝑡=
𝑠2 𝑠2
√ 1+ 2
𝑛1 𝑛2

6,8 − 6 0,8 0,8 0,8


𝑡= = = = = 1,38
√0, 153 + 0,185 √0,338 0,58
√3,062 + 3,33
20 18
Harga t (0,975) untuk uji dua sisi pada distribusi student (t) dk= 36 diperoleh t table =

2, 028. Dari hasil perhitungan t= 1, 38 berada pada daerah penerimaan H0, maka
disimpulkan kedua metode mengajar A dan B sama baiknya untuk mengajar pada
Mata Pelajaran IPA kelas V SD.

Susetyo, B. (2010). Statistika Untuk Analisis Data Penenlitian. Bandung: Refika


Aditama.

Anda mungkin juga menyukai