STATUS PASIEN
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. H
Umur : 40 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Tempat / Tanggal Lahir : Jakarta / 20 Februari 1976
Pendidikan : SMA
Agama : Islam
Suku / Bangsa : Banjar / Indonesia
Status Pernikahan : Belum menikah
Pekerjaan : Tidak bekerja
Alamat : Jln. Ibnu Sina 1 No.24 komplek UIN, Ciputat-
Tangerang Selatan
Tanggal masuk RS : 28 Juni 2016
Riwayat Perawatan :
1994 : Pasien dirawat inap dan berobat jalan di
RSKO Fatmawati
1996 : Pasien dirawat inap di RS Khusus Dharma
Graha Ciganjur
2007-2008 : Pasien beberapa kali dirawat inap di RS
Khusus Dharma Graha Serpong
2008-2009 : Pasien beberapa kali dirawat inap di RS
Khusus Dharma Graha Serpong
2009-2012 : Pasien beberapa kali dirawat inap di RS
Khusus Dharma Graha Serpong
Februari 2013- April 2013 : Pasien dirawat inap di RS Khusus Dharma
Graha Serpong
Agustus 2013-September 2013 : Pasien dirawat inap di RS Khusus
Dharma Graha Serpong
A. KELUHAN UTAMA :
Autoanamnesa :
Pasien hanya merasa keadaan sekitar lingkungan tempat tinggal sedang
tidak aman sehingga pasien hampir setiap hari berjaga malam disekitar
komplek rumah sehingga membuatnya kelelahan. Pasien merasa kelelahan
yang membuat penyakitnya kambuh, dengan gejala banyak berbicara dan
mudah emosi.
Alloanamnesa :
Pasien dibawa ke RS Khusus Dharma Graha karena pasien mulai banyak
berbicara dan emosi labil, bicara dan tertawa sendiri, gangguan tidur, minum
obat tidak teratur, merawat diri kurang.
merasa “down” karena tidak dapat mengingat rupa teman lamanya semasa
dibangku SMP.
Pasien mengaku pernah berobat jalan di RSKO Fatmawati pada tahun
1996 dan suatu saat pasien pernah tidak minum obat yang diberikan oleh
dokter di RSKO karena terjatuh di jalan saat pasien mengantar keluarganya
yang sakit pulang ke Garut. Saat itu pasien mulai merasakan gangguan pada
pikirannya. Pasien seringkali merasa sedang berada di alam lain yaitu alam
persilatan. Saat gejala tersebut timbul pasien merasakan orang yang dia
hadapi merupakan tokoh dari dunia persilatan seperti di film Wirosableng.
Pasien mengaku sulit menabung sejak dulu karena pasien suka membeli
barang-barang seperti membeli hewan dan batu-batuan, seperti batu-batu
cincin. Pasien mengaku membeli barang-barang tersebut saat perasaan pasien
sangat senang. Pasien memiliki kebiasaan membagi-bagikan barang miliknya
kepada teman-teman seperti cincin dan lain-lain ketika perasaan pasien sangat
senang.
Pasien sangat senang memelihara binatang sejak pasien kecil hingga
dewasa saat ini. Binatang yang dipelihara seperti kucing, monyet, burung,
ikan, dll. Binatang-bintang peliharaannya yang mati dikuburkan dihalaman
sekitar rumah. Pasien juga senang pergi ke pasar binatang untuk melihat-lihat
ataupun membeli binatang. Binatang yang dimiliki pasien berada 1 kamar
dengan pasien dan memiliki nama masing-masing kecuali ikan.
Menurut pasien, pasien dekat dengan ibu dan adik bungsunya sedangkan
dengan ayah dan kedua adik perempuannya kurang dekat, karena pasien
merasa segan dengan ayahnya. Pasien juga mengaku kurang suka dengan bibi
dan saudara sepupu laki-lakinya karena saudara laki-lakinya suka menipu dan
berpura-pura tuli padahal mendengarkan pembicaraan orang selama ini dan
ingin mengambil warisan dari kakeknya. Pasien juga merasa tetangga di
sekitar rumahnya kurang menyukai pasien dan sering membicarakan pasien.
Pasien juga bercerita bahwa kakek pasien memiliki ilmu sehingga dapat
berubah menjadi manusia harimau, ilmu tersebut bersifat turun temurun.
Pasien mengatakan bahwa cukup membersihkan diri, pakaian dan tempat
tidur maka ilmu tersebut akan datang kepadanya, selain itu terdapat beberapa
gerakan untuk melatihnya. Perubahan wujud tersebut tidak dapat dilihat oleh
diri sendiri melainkan dilihat oleh orang lain. Pasien bercerita bahwa
perubahan wujud menjadi harimau hanya dapat dilihat orang lain. Pasien
juga mengatakan bahwa dirinya bisa membaca pikiran dan ekspsresi orang
lain dari buku buku yang dimiliki ayahnya.
Saat ini pasien mengaku mengalami perbaikan mood, merasa lebih energik
dari biasanya hingga mengikuti banyak kegiatan tanpa merasakan lelah,
selain itu pasien juga sudah rajin minum obat. Pasien menyangkal adanya
halusinasi. Pasien sedang mengajukan cuti karena akan menengok binatang-
binatangnya. Pasien juga sudah merasa terbiasa di RSK Dharma Graha karena
sudah sering keluar masuk.
Alloanamnesa:
Menurut keterangan perawat dan catatan medis pasien mulai timbul gejala
pada tahun 1996. Setiap dijemput di rumahnya, pasien selalu berbicara
meracau dan berhalusinasi. Pasien beberapa kali terlihat berbicara sendiri saat
sedang sendirian. Pasien seringkali dijemput karena emosi yang naik turun.
Dalam kurun waktu puluhan tahun masa perawatan, kondisi psikiatri pasien
sering mengalami naik turun karena minum obat tidak teratur, sehingga
pasien sering keluar masuk rumah sakit. Pada saat ini pasien terlihat tenang,
kooperatif, banyak bicara dan emosi stabil. Pasien belakangan terakhir sering
telihat lebih aktif mengikuti setiap kegiatan di pendopo untuk menghilangkan
kebosanan. Pasien berkomunikasi dan mengobrol dengan pasien-pasien
lainnya di RS.
Saat ini pasien mendapat pengobatan Frimania 1x200mg (pagi) dan
1x400mg (sore), Resperidon 2x2mg (sore), Clorilex 2x25mg (pagi dan sore).
Pasien teratur minum obat selama di RSK Dharma Graha.
kaos lengan pendek dan celana yang kadang pendek dan kadang panjang.
Perawatan diri cukup baik.
2. Kesadaran
Kesadaran composmentis dan kesiagaan pasien cukup baik. Pasien dapat
memusatkan dan mempertahankan perhatian dengan cukup baik selama
wawancara.
3. Perilaku dan Aktivitas Motorik
Selama wawancara, antara pasien dan pemeriksa, terdapat kontak mata.
Perilaku dalam batas normal. Aktivitas motorik, tangan pasien terlihat
bergetar (tremor), tidak terdapat perlambatan psikomotor. Pasien
seringkali sambil merokok saat dilakukan wawancara.
4. Pembicaraan
Pembicaraan spontan, banyak bicara, volume suara sedang dengan
artikulasi yang jelas, mampu menjawab pertanyaan secara tepat, isi
pembicaraan dapat dimengerti.
5. Sikap Terhadap Pemeriksa
Sikap pasien terhadap pemeriksa cukup kooperatif dan terbuka.
o Orientasi orang
Baik, pasien dapat mengenal dan mengetahui dan menyebutkan
nama –nama teman penghuni RSK Dharma Graha, terutama teman
–teman sekamarnya.
2. Daya Ingat
o Daya ingat jangka panjang
Baik, pasien dapat mengingat tanggal lahir pasien dan dimana
tempat bersekolah dulu.
o Daya ingat jangka pendek
Baik, pasien dapat mengingat menu makanan yang diberikan untuk
makan malam kemarin dan sarapan pagi.
o Daya ingat segera
Baik, pasien dapat mengulang 3 kata yang baru diucapkan
pemeriksa.
3. Konsentrasi dan Perhatian
Baik, dapat melakukan pengurangan 100 dikurangi 7 dan seterusnya
(hingga 5 kali pengurangan), serta dapat mengeja huruf dari sebuah kata.
4. Kemampuan membaca
Kemampuan membaca dan menulis baik
5. Kemampuan visuospasial
Baik. Pasien dapat menggambarkan jam bulat lengkap dengan semua
angka serta menempatkan jarumnya menunjukan pukul 10.15.
6. Pikiran abstrak:
Baik, karena pasien dapat mengartikan peribahasa “air susu dibalas dengan
air tuba” yang diartikan kebaikan dibalas dengan kejahatan, “besar pasak
daripada tiang” yang diartikan lebih besar pengeluaran daripada
pendapatan.
7. Intelegensi dan kemampuan informasi
Baik. Pasien bisa menyebutkan nama Presiden Indonesia saat ini dana
dapat mengerjakan soal matematika sederhana (100-7 ).
D. GANGGUAN PERSEPSI
Halusinasi
a. auditorik : Ada
b. visual : Tidak ada
c. taktil : Tidak ada
d. olfaktorik : Tidak ada
e. gustatorik : Tidak ada
Ilusi : Tidak ada
E. PIKIRAN
1. Proses pikir
Produktivitas : cukup
Kontinuitas pikiran : cukup
Hendaya bahasa : tidak ada
2. Isi pikir
Waham kebesaran : Tidak ada
Waham kejar : Tidak ada
Waham bizar : Ada
Waham rujukan : Tidak ada
Gagasan bunuh diri : Dulu pernah ada
Gagasan membunuh : Tidak ada
Fobia : Tidak ada
Obsesi dan kompulsi : Tidak ada
Preokupasi : Tidak ada
Kemiskinan isi : Tidak ada
Ideas of reference : Tidak ada
3. Arus pikir
Asosiasi longgar : Ada
Ambivalensi : Tidak ada
Ekolalia : Tidak ada
Flight of ideas : Tidak ada
B. PEMERIKSAAN FISIK
Kepala : bentuk normal, terdapat dua benjolan pada bagian
temporal kiri dan occipital kiri, rambut hitam, tidak
mudah dicabut
Mata : sklera tidak ikterik, conjunctiva tidak anemis,
pupil bulat, isokor, diameter 3mm/3mm, refleks
cahaya +/+, arcus senilis -/-, visus ODS 6/60
Hidung : bentuk normal, tidak ada sekret0
Telinga : bentuk normal, tidak ada sekret
Mulut : bibir tidak kering namun berwarna sedikit gelap,
letak uvula ditengah
Jantung
o Inspeksi : pulsasi ictus cordis tidak terlihat
o Palpasi : ictus cordis teraba di MCL sinistra ICS V, tidak
kuat angkat
o Perkusi : batas jantung dalam batas normal
o Auskultasi : bunyi jantung I dan II reguler, gallop (-), murmur
(-)
Paru-Paru
o Inspeksi : simetris dalam keadaan statis dan dinamis
o Palpasi : stem fremitus kiri dan kanan sama kuat
o Perkusi : sonor pada seluruh lapang paru
o Auskultasi : vesikuler, ronkhi -/-, wheezing -/-
Abdomen
o Inspeksi : tampak buncit,, tidak tampak luka
o Palpasi : supel, nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak teraba
pembesaran
o Perkusi : timpani pada keempat kuadran
o Auskultasi : bising usus dalam batas normal
Extremitas : edema (-), deformitas (-)
C. STATUS NEUROLOGIS
Tanda rangsang meningeal : (-)
Peningkatan TIK : (-)
Nervus cranialis : dalam batas normal
Pupil : bulat, isokor, diameter 3mm/3mm, refleks
cahaya langsung dan tidak langsung +/+
Sensorik : baik
Motorik : baik
Tanda efek ekstrapiramidal : tremor +, riwayat bradikinesia -, rigiditas
–, gerak involunter -, akatisia -
Refleks patologis : -/-
Refleks fisiologis : +/+
auditorik, gangguan isi pikir berupa waham bizar dan gangguan arus pikir berupa
asosiasi longgar. Pasien bersikap kooperatif dalam menjawab pertanyaan, volume
suara cukup dan artikulasi jelas, isi pembicaraan dapat dimengerti dan jelas,
intonasi baik, komunikasi nonverbal baik. Ditemukan tilikan derajat IV.
Reliabilitas secara umum kurang dapat dipercaya. Pada pemeriksaan fisik dan
neurologis tidak di temukan kelainan yang bermakna.
X. PROGNOSIS
Ad vitam : dubia ad bonam
Ad functionam : dubia ad malam
Ad sanationam : dubia ad malam
B. NON PSIKOFARMAKA
1. Psikoterapi: Supportive Therapy
Memastikan pasien meminum obat secara teratur dengan mengikut
sertakan keluarga untuk dapat mengawasi pasien untuk minum obat.
Memberikan edukasi kepada keluarga pasien tentang penyimpanan segala
macam obat-obatan di rumah termasuk obat pasien untuk tersimpan
dengan rapi dan jauh dari jangkauan pasien.
Memotivasi pasien untuk mengkonsumsi obat secara teratur demi
kesembuhannya
Memotivasi dan memberi dukungan kepada pasien untuk dapat melakukan
aktivitas seoptimal mungkin
2. Terapi Psikososial
Konseling keluarga: memberikan informasi kepada keluarga pasien
mengenai kondisi penyakit yang diderita pasien dan pentingnya dukungan
dan motivasi kepada pasien.
Terapi rekreasi: mengikut sertakan pasien dalam kegiatan rekreasi dan
kesenian yang diadakan
3. Terapi perilaku
TIMELINE