NAPZA (Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif lain) adalah bahan / zat
/ obat yang bila masuk kedalam tubuh manusia akan mempengaruhi
tubuh terutama otak/susunan saraf pusat, sehingga menyebabkan
gangguan kesehatan fisik, psikis, dan fungsi sosialnya karena terjadi
kebiasaan, ketagihan (adiksi) serta ketergantungan (dependensi) terhadap
NAPZA.
NAPZA sering disebut juga sebagai zat psikoaktif, yaitu zat yang bekerja
pada otak, sehingga menimbulkan perubahan perilaku, perasaan, dan
pikiran.
Dilaporkan hampir 40% penduduk di dunia pernah menggunakan
NAPZA dalam hidup mereka
PENGGOLONGAN NAPZA
• Ganja Sintetis
• Katinona Sintetis
• Ketamin dan Phencyclidine-type Substances
• Triptamin
• Fenetilamin
• Piperazin
• Plant-based substances
• Aminoindanes
• Other substances (Zat-zat NPS lainnya)
Ganja Sintetis
PENGGUNAAN
• Diseduh
EFEK SAMPING
• β-keto phenethylamines yang secara kimiawi sama dengan amfetamin dan metamfetamin,
dengan efek serupa yaitu stimulan
Bath Salt
• Euforia.
• Peningkatan nafsu seksual.
• Perilaku kekerasan, agitasi, paranoia, halusinasi – delirium, dan psikosis.
• Tekanan darah tinggi, nyeri dada, gangguan irama jantung, dehidrasi serta kerusakan pada
ginjal.
• Potensi ketergantungan Bath Salt sangat tinggi timbul gejala putus zat yang berat (NIDA,
2012).
Cara Penggunaan Efek Samping
• Ditelan • Agitasi ringan hingga psikotik yang berat
• Disuntikkan • Gangguan jantung, psikiatri, dan neurologi
• Dihirup • Paranoid, halusinasi, hipertermia, peningkatan
denyut jantung, dan bisa berakhir dengan
• Dicampurkan ke dalam
kematian.
minuman
KETAMIN DAN
PHENCYCLIDINE-TYPE SUBSTANCES
• CI-581 yang disintesis → Phencyclidine /PCP (anastesi intravena) efek halusinogen, delusi
dan delirium bahkan psikosis.
• Serbuk, cair
• 5-30 menit setelah dihirup/disedot
• Dosis rendah: distorsi waktu dan ruang,
• halusinasi visual dan auditorik, disosiasi ringan
• Dosis tinggi: disosiasi yang berat, k-hole
• Cara pemakaian ketamin yaitu disuntik, dihirup, dirokok (bubuk ketamin ditambahkan
pada rokok tembakau atau ganja), atau ditelan
EFEK SAMPING
• Masalah dengan atensi, belajar, ingatan; dreamlike states, halusinasi ; mengantuk; bingung dan
masalah saat berbicara; hilangnya ingatan; tekanan darah meningkat; tidak sadar; serta nafas
memendek yang bisa berakhir dengan kematian.
• Efek jangka panjang ulkus (tukak) dan nyeri kandung kemih; masalah ginjal; nyeri lambung;
depresi; serta ingatan yang buruk.
• date rape drug
imanfirmansyah
Ketamin (Ketamine)
◉Anestesi
◉Analgesik
◉Disosiatif
Metoksetamin (Methoxetamine)
◉Lebih kuat dan lebih lama efeknya dibanding ketamin
TRIPTAMIN
• Anti antelmintika
• Turunan piperazine
• Efek stimulan golongan amfetamina
• Serbuk warna putih dan bentuk tablet (putih,merah), 50% > ektasi
• “Flying star” dan “Red Dragon”. mengandung 1-(3-trifluoromethylphenyl) piperazine atau
disebut TFMPP.
• Bliss, Jump, Zoom dan ESP (herbal "cayenne pepper" atau "pepper extract“).
• Zat yang disalah gunakan adalah benzilpiperazin, atau nama lainnya BZP,
party pills,A2, Legal X dan Pep X
• Euforia, energi berlebihan, hiperaktif, muntah, cemas, takikardia, kejang,
asidosis metabolic, hyperthermia, kejang, pingsan, penggumpalan darah di
pembuluhdarah, hipertensi, peningkatan denyut jantung, gagal ginjal akut,
bahkan kematian.
Plant-based substances
KHAT KRATOM
NPS plant-based, mengandung Obat tradisional karena efeknya yang
amphetamine-type stimulant, katinona, mirip morfin.
•dikunyah ataupun serbuk untuk diseduh
termasuk famili celastraceae dan
•Stimulan sistem saraf pusat→40 alkaloid
secara tradisional digunakan di Afrika yang telah diisolasi.
Timur dan sebagian Timur Tengah Salvia •dosis rendah→ efek stimulan, dosis
tinggi → efek sedatif - narkotika.
Divinorum
•senyawa aktif yang memberikan efek
psikoaktif LSD atau DOB.
•Cara penggunaan merokok daun kering
yang telah dihancurkan, menggunakan bong
pipa atau air, menghasilkan halusinasi yang
berlangsung singkat (15-20 menit)
AMINOINDANES
Ketamin hidroklorida
Metoksetamin
PCP(Angel Dust)
NITROUS OXIDE
Pada suhu kamar,gas ini tidak berwarna, dan tidak mudah terbakar, dengan bau dan rasa sedikit manis.
Operasi dan kedokteran gigi untuk anestesi dan efek analgesik.
◉ Efek euforia
◉ Onset – 2 menit
◉ Hits : beberapa jam
Tatalaksana Toksisitas Akut
◉ Jauhi paparan
◉ Terapi simptomatik
◉ Observasi 1 jam, ECG, full blood count
STIMULAN
Kokain
◉ ‘Cocaine-induced psychosis’(CIP)
◉Paranoia, halusinasi, kekerasan, agresi
◉Terapi: abstinensia, obat jantung, dosis rendah antipsikotik
Farmakoterapi kokain
There is still no pharmacological treatment of proven efficacy
◉Intervensi psikososial
◉Synthetic cocaine: RTI 121,RTI 126
KROKODIL
NPS yang termasuk dalam golongan opioid – desomorphine / Dihydrodesoxymorhine
(Campuran dari Kodein, iodin, gasolin, dan HCl acid )
PENYALAHGUNAAN DAN KETERGANTUNGAN
KETERGANTUNGAN NAPZ A
• NAPZA memiliki sifat-sifat khusus terhadap jaringan otak : bersifat menekan aktivitas
fungsi otak (depresan), merangsang aktivitas fungsi otak (stimulansia) dan mendatangkan
halusinasi (halusinogenik). Karena otak merupakan sentra perilaku manusia, maka interaksi
antara NAPZA (yang masuk ke dalam tubuh manusia) dengan sel-sel saraf otak dapat
menyebabkan terjadinya perubahan perilaku manusia. Perubahan-perubahan perilaku
tersebut tergantung sifat-sifat dan jenis zat yang masuk ke dalam tubuh .
• Sesuai dengan cara masuknya, NAPZA langsung masuk ke pembuluh darah dan sebagian
lagi dicerna melalui traktus gastro-intestinal diserap oleh pembuluh – pembuluh darah di
sekitar dinding usus. Karena sifat khususnya, NAPZA akan , menuju reseptornya masing-
masing yang terdapat pada otak.
• Beberapa jenis NAPZA menyusup kedalam otak karena memiliki ukuran dan bentuk yang
sama dengan natural neurotransmitter. Di dalam otak, dengan jumlah atau dosis yang
tepat, NAPZA dapat mengkunci dari dalam (lock into) reseptor dan memulai
membangkitkan suatu reaksi berantai pengisian pesan listrik yang tidak alami yang
menyebabkan neuron melepaskan sejumlah besar neurotransmitter miliknya. Beberapa
jenis NAPZA lain mengunci melalui neuron denhgan bekerja mirip pompa sehingga
neuron melepaskan lebih banyak neurotransmitter. Ada jenis NAPZA yang menghadang
reabsorbsi atau reuptake sehingga menyebabkan kebanjiran yang tidak alami dari
neurotransmitter.
• Bila seseorang menyuntik heroin (opioid atau putauw). Heroin segera berkelana cepat di
dalam otak. Konsentrasi opioid terdapat pada : VTA (ventral tegmental area), nucleus
accumbens, caudate nucleus dan thalamus yang merupakan sentra kenikmatan yang
terdapat pada area otak yang sering dikaitkan dengan sebutan reward pathway.
• Opioid mengikat diri pada reseptor opioid yang berkonsentrasi pada daerah reward
system. Aktivitas opioid pada thalamus mengindikasikan kontribusi zat tersebut dalam
kemampuannya untuk memproduksi analgesik. Neurotranmitter opioid memiliki ukuran
dan bentuk yang sama dengan endorfin, sehingga ia dapat menguasai reseptor opioid.
Opioid mengaktivasi sistem reward melalui peningkatan neurotransmisi dopamin.
Penggunaan opioid yang berkelanjutan membuat tubuh mengadalkan diri kepada adanya
drug untuk mempertahankan perasaan rewarding dan perilaku normal lain. Orang tidak
lagi mampu merasakan keuntungan reward alami ( seperti makanan, air, sex ) dan tidak
dapat lagi berfungsi normal tanpa kehadiran opioid.
GEJALA KLINIS
• Pada saat menggunakan NAPZA : jalan sempoyongan, bicara pelo (cadel), apatis,
mengantuk, agresif, curiga
• Bila kelebihan dosis (overdosis) : nafas sesak,denyut jantung dan nadi lambat, kulit
teraba dingin, nafas lambat/berhenti, meninggal.
• Bila sedang ketagihan (putus zat/sakau) : mata dan hidung berair,menguap terus
menerus,diare,rasa sakit diseluruh tubuh,takut air sehingga malas mandi,kejang, kesadaran
menurun.
• Pengaruh jangka panjang, penampilan tidak sehat,tidak peduli terhadap kesehatan dan
kebersihan, gigi tidak terawat dan kropos, terhadap bekas suntikan pada lengan atau
bagian tubuh lain (pada pengguna dengan jarum suntik)
PERUBAHAN SIKAP DAN PERILAKU
5. Secara progressif mengabaikan alternatif menikmati kesenangan karena penggunaan NAPZA, meningkatnya jumlah
waktu yang diperlukan untuk mendapatkan / menggunakan NAPZA / pulih dari akibatnya
6. Meneruskan penggunaan NAPZA meskipun ia menyadari dan memahami adanya akibat yang merugikan kesehatan
akibat penggunaan NAPZA
TERAPI DAN UPAYA PEMULIHAN
NIDA ( NATIONAL INSTITUTE OF DRUG ABUSE, 1999 ) MENUNJUK 13 PRINSIP DASAR TERAPI
EFEKTIF :
Fase penilaian (assesment phase) / fase penilaian awal.Yang perlu dinilai adalah :
• Penilaian yang sistematik terhadap level intiksokasi, keparaha gejala – gejala putus obat, dosis zat
terbesar yang digunakan terakhir, lama waktu setelah penggunaan zat terakhir, awitan gejala, frekuensi
dan lamanya penggunaan, efek subjektif dari semua jenis zat yang digunakan
• Riwayat medis dan psikiatri umum yang komprehensif
• Riwayat penggunaan zat sebelumnya
• Riwayat keluarga dan riwayat sosio – ekonomik
• Skrining penyakit – penyakit infeksi dan penyakit lain yang sering diketemukan pada pasien / klien
ketergantungan zat (HIV, tuberkulosis, hepatitis).
Fase terapi detoksifikasi / fase terapi withdrawal. Fase ini memiliki beragam variasi :
• Rawat inap dan rawat jalan
• Intensive out – patient treatment
• Terapi simptomatik
• Rapid dotoxification, ultra rapid detoxification
• Detoksifikasi dengan menggunakan : kodein dan ibuprofen, klonidin dan naltrexon, buprenorfin,
metadon