Anda di halaman 1dari 40

PRESENTASI REFERAT

KETERGANTUNGAN NARKOBA SERTA


BEBERAPA JENIS NARKOBA BARU

Oleh : Indah Permatasari (406152094)


Charles Ferdinan

Penguji : dr. Rosmalia Sp.KJ


DEFINISI

 NAPZA (Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif lain) adalah bahan / zat
/ obat yang bila masuk kedalam tubuh manusia akan mempengaruhi
tubuh terutama otak/susunan saraf pusat, sehingga menyebabkan
gangguan kesehatan fisik, psikis, dan fungsi sosialnya karena terjadi
kebiasaan, ketagihan (adiksi) serta ketergantungan (dependensi) terhadap
NAPZA.
 NAPZA sering disebut juga sebagai zat psikoaktif, yaitu zat yang bekerja
pada otak, sehingga menimbulkan perubahan perilaku, perasaan, dan
pikiran.
 Dilaporkan hampir 40% penduduk di dunia pernah menggunakan
NAPZA dalam hidup mereka
PENGGOLONGAN NAPZA

Golongan Depresan Golongan Stimulan(Upper) Golongan Halusinogen


(Downer) • Jenis NAPZA yang dapat • Jenis NAPZA yang dapat
• Jenis NAPZA yang berfungsi merangsang fungsi tubuh dan menimbulkan efek halusinasi yang
mengurangi aktifitas fungsional meningkatkan kegairahan kerja. Jenis bersifat merubah perasaan dan
tubuh. Jenis ini menbuat ini membuat pemakainya menjadi pikiran dan seringkali menciptakan
pemakaiannya merasa tenang, aktif, segar dan bersemangat. Zat daya pandang yang berbeda sehingga
pendiam dan bahkan membuatnya yang termasuk golongan ini adalah : seluruh perasaan dapat terganggu.
tertidur dan tidak sadarkan diri. Amfetamin (shabu, esktasi), Golongan ini tidak digunakan dalam
Golongan ini termasuk Opioida Kafein, Kokain terapi medis. Golongan ini termasuk :
(morfin, heroin/putauw, kodein), Kanabis (ganja), LSD, Mescalin.
Sedatif (penenang), hipnotik (otot
tidur), dan tranquilizer (anti cemas)
dan lain-lain.
Hingga saat ini BNN
telah menemukan
65 Jenis zat NPS Terbaru
yang Beredar di Indonesia

60 zat diantaranya telah diatur dlm Peraturan Menteri


Kesehatan
Nomor 41 Tahun 2017 Tentang Perubahan Penggolongan
Narkotika
Penggolongan NPS

• Ganja Sintetis
• Katinona Sintetis
• Ketamin dan Phencyclidine-type Substances
• Triptamin
• Fenetilamin
• Piperazin
• Plant-based substances
• Aminoindanes
• Other substances (Zat-zat NPS lainnya)
Ganja Sintetis
PENGGUNAAN

• Hisapan Rokok (Herbal Incense)

• Rokok Elektrik (Liquid Incense)

• Shisha (Water Pipe)

• Diseduh
EFEK SAMPING

• Halusinasi, mata merah, sedasi ringan, cemas, hilangnya


ingatan, psikotik akut.
• HR and pulse rate >>
• Sementara gejala yang lebih spesifik pada pengguna ganja
sintetis, berupa mual muntah, agitasi, perilaku kekerasan,
hipertensi, kejang, hipokalemia,
• Tentamen suicide, delirium, koma, dan berakhir dengan
kematian.
KATINONA SINTETIS

• β-keto phenethylamines yang secara kimiawi sama dengan amfetamin dan metamfetamin,
dengan efek serupa yaitu stimulan
Bath Salt
• Euforia.
• Peningkatan nafsu seksual.
• Perilaku kekerasan, agitasi, paranoia, halusinasi – delirium, dan psikosis.
• Tekanan darah tinggi, nyeri dada, gangguan irama jantung, dehidrasi serta kerusakan pada
ginjal.
• Potensi ketergantungan Bath Salt sangat tinggi timbul gejala putus zat yang berat (NIDA,
2012).
Cara Penggunaan Efek Samping
• Ditelan • Agitasi ringan hingga psikotik yang berat
• Disuntikkan • Gangguan jantung, psikiatri, dan neurologi
• Dihirup • Paranoid, halusinasi, hipertermia, peningkatan
denyut jantung, dan bisa berakhir dengan
• Dicampurkan ke dalam
kematian.
minuman
KETAMIN DAN
PHENCYCLIDINE-TYPE SUBSTANCES

• CI-581 yang disintesis → Phencyclidine /PCP (anastesi intravena) efek halusinogen, delusi
dan delirium bahkan psikosis.
• Serbuk, cair
• 5-30 menit setelah dihirup/disedot
• Dosis rendah: distorsi waktu dan ruang,
• halusinasi visual dan auditorik, disosiasi ringan
• Dosis tinggi: disosiasi yang berat, k-hole
• Cara pemakaian ketamin yaitu disuntik, dihirup, dirokok (bubuk ketamin ditambahkan
pada rokok tembakau atau ganja), atau ditelan
EFEK SAMPING

• Masalah dengan atensi, belajar, ingatan; dreamlike states, halusinasi ; mengantuk; bingung dan
masalah saat berbicara; hilangnya ingatan; tekanan darah meningkat; tidak sadar; serta nafas
memendek yang bisa berakhir dengan kematian.
• Efek jangka panjang ulkus (tukak) dan nyeri kandung kemih; masalah ginjal; nyeri lambung;
depresi; serta ingatan yang buruk.
• date rape drug
imanfirmansyah

Ketamin (Ketamine)
◉Anestesi
◉Analgesik
◉Disosiatif

Metoksetamin (Methoxetamine)
◉Lebih kuat dan lebih lama efeknya dibanding ketamin
TRIPTAMIN

• Perkembangan: campuran tablet ekstasi (alpha methyltryptamine & 5-MeO-MIPT) untuk


alpha methyltryptamine (ekstasi yang mengandung methylone).
• Sebagian besar triptamin merupakan halusinogen, dan zat-zat ini meniru efek yang
dihasilkan oleh narkoba tradisional seperti 2C-B, LSD, dan DMT,
• Efek = halusinogen dan toksisitas  kematian.

• Triptamin alami = kering atau seduhan,


• Turunan triptamin = kapsul, tablet, serbuk/tepung atau cairan.
• Triptamin pada umumnya ditelan, dihirup, dirokok, atau disuntikkan
Fenetilamin

• Sampel berbentuk kertas perangko yang bergambar warna-warni mengandung senyawa


NBOMe- series.
• Kertas yang mengandung DOC (Dimethoxy-4-chloroamphetamine) yang sering disebut di
media sebagai CC4 (1,2 - bisN-cytisinylethane).
Efek Samping
• Stimulan dan euforia
• Agitasi, takikardia, midriasis, halusinasi, iskemia ekstremitas yang berat, kejang, gagal hati,
dan gagal ginjal
• Laporan klinis kasus dengan peningkatan suhu tubuh yang amat tinggi (severe hyperthermia)
PIPERAZIN

• Anti antelmintika
• Turunan piperazine
• Efek stimulan golongan amfetamina
• Serbuk warna putih dan bentuk tablet (putih,merah), 50% > ektasi
• “Flying star” dan “Red Dragon”. mengandung 1-(3-trifluoromethylphenyl) piperazine atau
disebut TFMPP.
• Bliss, Jump, Zoom dan ESP (herbal "cayenne pepper" atau "pepper extract“).
• Zat yang disalah gunakan adalah benzilpiperazin, atau nama lainnya BZP,
party pills,A2, Legal X dan Pep X
• Euforia, energi berlebihan, hiperaktif, muntah, cemas, takikardia, kejang,
asidosis metabolic, hyperthermia, kejang, pingsan, penggumpalan darah di
pembuluhdarah, hipertensi, peningkatan denyut jantung, gagal ginjal akut,
bahkan kematian.
Plant-based substances

KHAT KRATOM
NPS plant-based, mengandung Obat tradisional karena efeknya yang
amphetamine-type stimulant, katinona, mirip morfin.
•dikunyah ataupun serbuk untuk diseduh
termasuk famili celastraceae dan
•Stimulan sistem saraf pusat→40 alkaloid
secara tradisional digunakan di Afrika yang telah diisolasi.
Timur dan sebagian Timur Tengah Salvia •dosis rendah→ efek stimulan, dosis
tinggi → efek sedatif - narkotika.
Divinorum
•senyawa aktif yang memberikan efek
psikoaktif  LSD atau DOB.
•Cara penggunaan merokok daun kering
yang telah dihancurkan, menggunakan bong
pipa atau air, menghasilkan halusinasi yang
berlangsung singkat (15-20 menit)
AMINOINDANES

• Golongan Aminoindanes 2-Aminoindanes (2-AI) Stimulan → susunan saraf pusat.


Aminoindanes memfasilitasi aksi dopamin, norepinefrin dan atau serotonin, → kokain,
amfetamin, metamfetamin, dan ekstasi.
• Bentuk berupa bubuk dan kristal, biasanya ditelan, namun bisa juga disedot (snorting)
• Analog indane dari fenfluramine, senyawa yang sebelumnya dipasarkan sebagai penekan
nafsu makan.

OTHER SUBSTANCES (ZAT-ZAT NPS LAINNYA)
• Gejala awal putus zat GHB: insomnia, tremor, bingung, mual dan muntah
• 12-48 jam berikutnya: takikardia, hipertensi, agitasi, kejang dan/atau myoclonic jerk dan
halusinasi
• Penggunaan Kronis GHB :
◉ Gejala Ketergantungan
◉ Penggunaan harian berulang kali, sepanjang hari
◉ Bangun malam untuk menggunakan GHB
◉ Menggunakan zat lain
◉ Self-detoxification: berbahaya
MEDIKASI UNTUK PUTUS ZAT GHB

• Benzodiazepin (1st line),


• Baclofen dan Barbiturat (2nd line):
◉ Diazepam
◉ Baclofen (hati-hati koma dan hendaya nafas)
◉ Barbiturat
◉ Benzodiazepines are safe and effective in managing most cases
◉ Barbiturates can be used in benzodiazepine refractory cases
ZAT DISOSIATIF

◉ Distorsi persepsi penglihatan dan suara


◉ Perasaan detachment/disosiasi terhadap diri dan lingkungan

Ketamin hidroklorida
Metoksetamin
PCP(Angel Dust)
NITROUS OXIDE
Pada suhu kamar,gas ini tidak berwarna, dan tidak mudah terbakar, dengan bau dan rasa sedikit manis.
Operasi dan kedokteran gigi untuk anestesi dan efek analgesik.
◉ Efek euforia
◉ Onset – 2 menit
◉ Hits : beberapa jam
Tatalaksana Toksisitas Akut
◉ Jauhi paparan
◉ Terapi simptomatik
◉ Observasi 1 jam, ECG, full blood count
STIMULAN
Kokain
◉ ‘Cocaine-induced psychosis’(CIP)
◉Paranoia, halusinasi, kekerasan, agresi
◉Terapi: abstinensia, obat jantung, dosis rendah antipsikotik

Farmakoterapi kokain
There is still no pharmacological treatment of proven efficacy
◉Intervensi psikososial
◉Synthetic cocaine: RTI 121,RTI 126
KROKODIL
NPS yang termasuk dalam golongan opioid – desomorphine / Dihydrodesoxymorhine
(Campuran dari Kodein, iodin, gasolin, dan HCl acid )
PENYALAHGUNAAN DAN KETERGANTUNGAN

KETERGANTUNGAN NAPZ A

Keadaan dimana telah terjadi ketergantungan fisik


PENYALAHGUNAAN NAPZA
dan psikis, sehingga tubuh memerlukan jumlah
NAPZA yang makin bertambah (toleransi), apabila
Penggunaan salah satu atau beberapa jenis
pemakaiannya dikurangi atau diberhentikan akan
NAPZA secara berkala atau teratur diluar
timbul gejala putus zat (withdrawal syamptom). Oleh
indikasi medis, sehingga menimbulkan
karena itu ia selalu berusaha memperoleh NAPZA
gangguan kesehatan fisik, psikis dan
yang dibutuhkannya dengan cara apapun, agar dapat
gangguan fungsi sosial.
melakukan kegiatannya sehari-hari secara “normal”
MEMAHAMI ADIKSI SEBAGAI GANGGUAN OTAK

• NAPZA memiliki sifat-sifat khusus terhadap jaringan otak : bersifat menekan aktivitas
fungsi otak (depresan), merangsang aktivitas fungsi otak (stimulansia) dan mendatangkan
halusinasi (halusinogenik). Karena otak merupakan sentra perilaku manusia, maka interaksi
antara NAPZA (yang masuk ke dalam tubuh manusia) dengan sel-sel saraf otak dapat
menyebabkan terjadinya perubahan perilaku manusia. Perubahan-perubahan perilaku
tersebut tergantung sifat-sifat dan jenis zat yang masuk ke dalam tubuh .
• Sesuai dengan cara masuknya, NAPZA langsung masuk ke pembuluh darah dan sebagian
lagi dicerna melalui traktus gastro-intestinal diserap oleh pembuluh – pembuluh darah di
sekitar dinding usus. Karena sifat khususnya, NAPZA akan , menuju reseptornya masing-
masing yang terdapat pada otak.
• Beberapa jenis NAPZA menyusup kedalam otak karena memiliki ukuran dan bentuk yang
sama dengan natural neurotransmitter. Di dalam otak, dengan jumlah atau dosis yang
tepat, NAPZA dapat mengkunci dari dalam (lock into) reseptor dan memulai
membangkitkan suatu reaksi berantai pengisian pesan listrik yang tidak alami yang
menyebabkan neuron melepaskan sejumlah besar neurotransmitter miliknya. Beberapa
jenis NAPZA lain mengunci melalui neuron denhgan bekerja mirip pompa sehingga
neuron melepaskan lebih banyak neurotransmitter. Ada jenis NAPZA yang menghadang
reabsorbsi atau reuptake sehingga menyebabkan kebanjiran yang tidak alami dari
neurotransmitter.
• Bila seseorang menyuntik heroin (opioid atau putauw). Heroin segera berkelana cepat di
dalam otak. Konsentrasi opioid terdapat pada : VTA (ventral tegmental area), nucleus
accumbens, caudate nucleus dan thalamus yang merupakan sentra kenikmatan yang
terdapat pada area otak yang sering dikaitkan dengan sebutan reward pathway.
• Opioid mengikat diri pada reseptor opioid yang berkonsentrasi pada daerah reward
system. Aktivitas opioid pada thalamus mengindikasikan kontribusi zat tersebut dalam
kemampuannya untuk memproduksi analgesik. Neurotranmitter opioid memiliki ukuran
dan bentuk yang sama dengan endorfin, sehingga ia dapat menguasai reseptor opioid.
Opioid mengaktivasi sistem reward melalui peningkatan neurotransmisi dopamin.
Penggunaan opioid yang berkelanjutan membuat tubuh mengadalkan diri kepada adanya
drug untuk mempertahankan perasaan rewarding dan perilaku normal lain. Orang tidak
lagi mampu merasakan keuntungan reward alami ( seperti makanan, air, sex ) dan tidak
dapat lagi berfungsi normal tanpa kehadiran opioid.
GEJALA KLINIS

• Pada saat menggunakan NAPZA : jalan sempoyongan, bicara pelo (cadel), apatis,
mengantuk, agresif, curiga
• Bila kelebihan dosis (overdosis) : nafas sesak,denyut jantung dan nadi lambat, kulit
teraba dingin, nafas lambat/berhenti, meninggal.
• Bila sedang ketagihan (putus zat/sakau) : mata dan hidung berair,menguap terus
menerus,diare,rasa sakit diseluruh tubuh,takut air sehingga malas mandi,kejang, kesadaran
menurun.
• Pengaruh jangka panjang, penampilan tidak sehat,tidak peduli terhadap kesehatan dan
kebersihan, gigi tidak terawat dan kropos, terhadap bekas suntikan pada lengan atau
bagian tubuh lain (pada pengguna dengan jarum suntik)
PERUBAHAN SIKAP DAN PERILAKU

• Prestasi sekolah menurun,sering tidak mengerjakan tugas sekolah,sering


membolos,pemalas,kurang bertanggung jawab.
• Pola tidur berubah (begadang, sulit dibangunkan pagi hari, mengantuk)
• Sering mengurung diri, berlama-lama dikamar mandi, menghindar bertemu dengan anggota
keluarga lain dirumah.
• Sering berbohong dan minta banyak uang dengan berbagai alasan tapi tak jelas
penggunaannya, mengambil dan menjual barang berharga milik sendiri atau milik keluarga,
mencuri, terlibat tindak kekerasan atau berurusan dengan polisi.
• Sering bersikap emosional, mudah tersinggung, marah, kasar sikap bermusuhan, pencuriga,
tertutup dan penuh rahasia.
DIAGNOSIS
• Diagnosis ketergantungan NAPZA ditegakkan jika diketemukan 3 atau lebih dari gejala-gejala di bawah selama masa
setahun sebelumnya:
1. Adanya keinginan yang kuat / dorongan yang memaksa (kompulsi) untuk menggunakan NAPZA
2. Kesulitan dalam mengendalikan perilaku menggunakan NAPZA sejak awal, usaha penghentian atau tingkat
penggunaannya
3. Keadaan putus NAPZA secara fisiologis ketika penghentian penggunaan NAPZA
4. Adanya bukti toleransi, berupa peningkatan dosis NAPZA yang diperlukan guna memperoleh efek yang sama yang
biasanya diperoleh dengan dosis yang lebih rendah.

5. Secara progressif mengabaikan alternatif menikmati kesenangan karena penggunaan NAPZA, meningkatnya jumlah
waktu yang diperlukan untuk mendapatkan / menggunakan NAPZA / pulih dari akibatnya
6. Meneruskan penggunaan NAPZA meskipun ia menyadari dan memahami adanya akibat yang merugikan kesehatan
akibat penggunaan NAPZA
TERAPI DAN UPAYA PEMULIHAN
NIDA ( NATIONAL INSTITUTE OF DRUG ABUSE, 1999 ) MENUNJUK 13 PRINSIP DASAR TERAPI
EFEKTIF :

1. Tidak ada satupun terapi yang serupa untuk semua individu


2. Kebutuhan mendapatkan terapi harus selalu siap tersedia setiap waktu. Seorang adiksi umumnya tidak dapat
memastikan kapan memutuskan untuk masuk dalam program terapi. Pada kesempatan pertama ia mengambil
keputusan, harus secepatnya dilaksanakan (agar ia tidak berubah pendirian kembali)
3. Terapi yang efektif harus mampu memenuhi banyak kebutuhan ( needs ) individu tersebut, tidak semata – mata
hanya untuk kebutuhan memutus menggunakan NAPZA
4. Rencana program terapi seorang individu harus dinilai secara kontinyu dan kalau perlu dapat dimodifikasi guna
memastikan apakan rencana terapi telah sesuai dengan perubahan kebutuhan orang tersebut atau belum.
5. Mempertahankan pasien dalam satu periode program terapi yang adekuat merupakan sesuatu yang penting
guna menilai apakah terapi cukup efektif atau tidak
6. Konseling dan terapi perilaku lain merupakan komponen kritis untuk mendapatkan terapi yang efektif untuk
pasien adiksi
7. Medikasi atau psikofarmaka merupakan elemen penting pada terapi banyak pasien, terutama bila
dikombinasikan dengan konseling dan terapi perilaku lain
8. Seorang yang mengalami adiksi yang juga menderita gangguan mental, harus mendapatkan terapi
untuk keduanya secara integratif
9. Detoksifikasi medik hanya merupakan taraf permulaan terapi adiksi dan detoksifikasi hanya sedikit
bermakna untuk menghentikan terapi jangka panjang
10. Terapi yang dilakukan secara sukarela tidak menjamin menghasilkan suatu bentuk terapi yang efektif
11. Kemungkinan penggunaan zat psikoaktif selama terapi berlangsung harus dimonitor secara
kontinyu
12. Program terapi harus menyediakan assesment untuk HIV / AIDS , hepatitis B dan C, tuberkulosis
dan penyakit infeksi lain dan juga menyediakan konseling untuk membantu pasien agar mampu
memodifikasi atau mengubah tingkah lakunya, serta tidak menyebabkan dirinya atau diri orang lain
pada posisi yang beresiko mendapatkan infeksi
13. Recovery dari kondisi adiksi NAPZA merupakan suatu proses jangka panjang dan sering
mengalami episode terapi yang berulang – ulang
SASARAN TERAPI

1. Abstinensia / mengurangi penggunaan NAPZA bertahap sampai abstinensia total.


2. Mengurangi frekuensi dan keparahan relaps.
3. Perbaikan dalam fungsi psikologi dan penyesuaian fungsi sosial dalam masyarakat.
(Mereka memerlukan terapi spesifik untuk memperbaiki gangguan hubungannya dengan
orang lain, mengembangkan keterampilan sosial serta mempertahankan status dalam
pekerjaannya disamping mempertahankan dirinya semaksimal mungkin agar tetap dalam
kondisi bebas obat)
TAHAPAN TERAPI

 Fase penilaian (assesment phase) / fase penilaian awal.Yang perlu dinilai adalah :
• Penilaian yang sistematik terhadap level intiksokasi, keparaha gejala – gejala putus obat, dosis zat
terbesar yang digunakan terakhir, lama waktu setelah penggunaan zat terakhir, awitan gejala, frekuensi
dan lamanya penggunaan, efek subjektif dari semua jenis zat yang digunakan
• Riwayat medis dan psikiatri umum yang komprehensif
• Riwayat penggunaan zat sebelumnya
• Riwayat keluarga dan riwayat sosio – ekonomik
• Skrining penyakit – penyakit infeksi dan penyakit lain yang sering diketemukan pada pasien / klien
ketergantungan zat (HIV, tuberkulosis, hepatitis).
 Fase terapi detoksifikasi / fase terapi withdrawal. Fase ini memiliki beragam variasi :
• Rawat inap dan rawat jalan
• Intensive out – patient treatment
• Terapi simptomatik
• Rapid dotoxification, ultra rapid detoxification
• Detoksifikasi dengan menggunakan : kodein dan ibuprofen, klonidin dan naltrexon, buprenorfin,
metadon

 Fase terapi lanjutan :


• Tergantung keadaan klinis, strategi terapi ditekankan kepada kebutuhan individu agar bebas
obat / menggunakan program terapi subtitusi (antagonis – naltrexon, agonis metadon, atau
partial – agonisbrupenorfin. Umumnya terapi yang baik berjalan antara 24 sampai 36 bulan.
Terapi yang lamanya kurang dari jangka waktu tersebut,umumnya memiliki relaps rate yang
tinggi.
T HA N KY O U

Anda mungkin juga menyukai