Dalam menghadapi suatu bahaya (termasuk bila ia dalam keadaan stress) maka
manusia akan selalu memberi tanggapan (response). Anggapan yang diberikan itu
sebenarnya merupakan suatu mekanisme pembelaan . Tiap orang mempunyai
pola mekanisme yang berbeda. Secara garis besar ada 4 macam mekanisme
pembelaan, yaitu :
1. Narsistik
2. Imatur (immature)
3. Nerotik
4. Matur (mature)
Kedua, buatlah daftar masalah yang dihadapi dan pecahkan (selesaikan) setiap
masalah itu satu persatu menurut kala prioritas. Atasi dulu satu masalah
sebelum menangani masalah lainnya
Keempat, usahakanlah agar hidup ini lebih produktif . Hindari adanya kekosongan
waktu, sebab waktu yang kosong itu dapat menambah keresahan dan
ketegangan
Kelima, hindari cara berfikir untuk selalu menyalahkan orang lain, sebab hal ini
akan menimbulkan frustasi berkepanjangan, dan rasa permusuhan
terhadap semua orang yang terlibat.
Keenam, luangkanlah waktu setiap hari untuk beistirahat beberapa saat sebagai
usaha untuk menenangkan fisik dan mental. Dalam waktu istirahat ini
pikirkanlah hal-hal yang menggembirakan atau tidak bepikir sama
sekali.
Ketujuh, ciptakanlah rasa aman dan damai dengan cara mempertahankan
kebiasaan-kebiasaan yang telah dilakukan sehari-hari. Pertahankanlah
hal ini sebaik mungkin, misalnya jam kerja, waktu makan, tidur dan
kegiatan-kegiatan lain.
Kedelapan, atasi setiap masalah sebelum masuk tidur . Masalah yang belum ada
alternatif pemecahannya atau bahkan masalah yang dapat teratasi
akan selalu mengganggu tidur, akibatnya di keesokan harinya tak
mungkin bangun dalam keadaan segar.
Kepercayaan dasar.
Suatu gangguan pada kepercayaan dasar menyebabkan
ketidakpercayaan dasar. Kepercayaan sosial pada bayi ditandai dengan
kemudahan memberikan makan , kedalaman tidur, dan homeostasis fisiologis
umum. Persiapan yang lama selama masa bayi dapat menyebabkan Hospitalisme
atau depresi anaklitik. Di dalam kehidupan di kemudian hari kehilangan
kepercayaan tersebut dapat dimanifestasikan dengan gangguan distimik, suatu
gangguan depresif, atau rasa ketidakberdayaan . Orang yang mengembangkan
dan mengandalkan pada pertahanan proyeksi-di mana , menurut Erikson, "kita
membantu orang yang berarti dengan kejahatan yang sebenarnya berada di
dalam diri kita mengalami rasa ketidakpercayaan sosial pada tahun-tahun pertama
kehidupannya dan kemungkinan mengalami gangguan paranoid atau delusional.
Ketidakpercayaan dasar adalah suatu penyumbang yang besar terhadap
perkembangan gangguan kepribadian skizoid dan, pada kasus yang paling berat,
pada perkembangan skizofrenia. Gangguan yang berhubungan dengan zat juga
dapat dihubungkan dengan ketidakpercayaan sosial ; kepribadian tergantung - zat
mempunyai kebutuhan ketergantungan - oral yang kuat dan menggunakan zat
kimia untuk memuaskan dirinya sendiri karena mereka percaya bahwa manusia
adalah tidak dapat dipercaya dan, yang paling buruk, adalah berbahaya. Jika tidak
diasuh dengan tepat, bayi merasa kosong dan kelaparan bukan hanya untuk
makanan tetapi juga untuk stimulasi sensual dan visual. Sebagai orang dewasa,
mereka dapat menj'adi pencari getaran yang merangsang yang tidak melibatkan
keintiman dan yang membantu menghindari perasaan depresi.
Otonomi
Saat anak berusaha untuk berkembang menjadi manusia yang otonom,
stadium yang seringkali disebut "dua hal yang menakutkan" (the terrible twos),
mengingat pada kesengajaan anak yang baru belajar berjalan pada stadium
perkembangan. Jika rasa malu dan ragu-ragu melebihi otonomi, keraguan
kompulsif dapat terjadi. Kekakuan kepribadian obsesif juga disebabkan dari
keragu-raguan yang meluap-luap.
Toilet training yang terlalu berlebihan yang sering dilakukan dalam
masyarakat sekarang, yang memerlukan tubuh yang bersih, tepat waktu, dan
wangi dapat menyebabkan kepribadian kompulsif yang berlebihan yang suka
menyakitkan, sangat teliti, dan mementingkan diri sendiri. Dikenal sebagai
kepribadian anal. Orang tersebut adalah pelit, tepat waktu, dan perfesionistik.
Terlalu banyak perasaan malu mnyebabkan anak merasa jahat atau kotor
dan dapat membuka jalan untuk perilaku kenakalan. Sebagai akibatnya , anak
berkata "jika hal itu adalah yang mereka pikirkan tentang saya , maka itulah yang
akan saya lakukan. "Kepribadian paranoid merasa bahwa orang lain mencoba
untuk menguasai mereka, suatu perasaan yang mungkin berasal selama stadiun
otonomi lawan rasa malu dan ragu-ragu. Jika disertai dengan ketidakpercayaan,
ditanam benih untuk waham-waham persekutorik. Gangguan impulsif dapat
dijelaskan sebagai penolakan seseorang untuk dihalangi atau dikendalikan
Inisiatif
Erikson menyatakan, :Di dalam patologi, konflik di atas inisiatif
diekspresikan dalam penyangkalan histerikal Hysterical denial), yang
menyebabkan penekanan harapan atau pembatalan organ pelaksana dengan
paralisis atau impotensi ; atau senang pamer yang terlalu berlebihan, di mana
individu yang ketakutan, terlalu ingin untuk merendah , malahan sebenarnya
menonjol dirinya. Di masa lalu, histeria biasanya merupakan bentuk regresi
patologis yang umum didalam bidang ini, tetapi loncatan ke penyakit psikosomatis
adalah tidak diketahui
Rasa bersalah yang berlebihan dapat menyebabkan berbagai keadaan,
seperti gangguan kecemasan umum dan fobia. Pasien merasa bersalah karena
impuls normalnya, dan mereka menekan impuls tersebut, dengan menyebabkan
pembentukan gejala .Inhibisi seksual dapat terjadi selama stadium inisiatif lawan
rasa bersalah. Gangguan konversi atau kecemasan fobia dapat terjadi jika konflik
oedipal tidak dipecahkan. Saat fantasi seksual diterima sebagai tidak dapat
diwujudkan, anak dapat menghukum dirinya sendiri atas fantasi tersebut dengan
melukai genitalianya. Di dalam penyerangan yang brutal terhadap superego yang
sedang berkembang, mereka dapat menekan keinginannya dan mulai untuk
menyangkalnya. Jika pola dibawa terus , paralisis, inhibisi, atau impotensi dapat
terjadi. Atau, dalam rasa takut tidak mampu untuk menikmati hidup seperti yang
diharapkan orang lain, anak mungkin kembali kepenyakit psikosomatis.
Industri
Erikson menggambarkan industri sebagai suatu "rasa mampu untuk
membuat sesuatu dan membuatnya baik dan bahkan secara sempurna. "Jika
usaha anak dihalangi, mereka menjadi merasa bahwa tujuan pribadi tidak dapat
dihalangi, mereka menjadi merasa bahwa tujuan pribadi tidak dapat dicapai atau
mereka tidak bermanfaat, dan rasa inferioritas berkembang. Pada orang dewasa,
perasaan inferioritas tersebut dapat menyebabkan hambatan kerja yang berat dan
suatu struktur karakter yang ditandai dengan perasaan dapat menyebabkan
dorongan kompensasi untuk mencari uang, kekuasaan, dan martabat. Pekerjaan
dapat menjadi tujuan utama kehidupan, melebihi keintiman.
Identitas
Banyak gangguan pada masa remaja dapat dihubungkan dengan
kebingungan identitas (identity confusion). Bahaya adalah difusi peran. Erikson
menyatakan: Jika hal ini didasarkan pada rasa ragu-ragu yang kuat sebelumnya
seperti pada identitas seksual seseorang. Peristiwa kejahatan dan psikotik
seketika adalah tidak jarang. Jika didiagnosis dan diobati dengan tepat , peristiwa
tersebut tidak mempunyai kepentingan fatal yang sama seperti pada usia lainnya.
Hal ini terutama adalah ketidakmampuan untuk menentukan suatu identitas
okupasional yang mengganggu orang muda. Untuk menjaga diri mereka
bersama-sama, mereka kadang-kadang mengidentifikasi secara bertebihan
dengan pahlawan kelompok dan masyarakat, sampai titik yang tampaknya
kehilangan identitas sepenuhnya.
Gangguan lain selama stadium identitas lawan difusi peran adalah
gangguan konduksi, gangguan perilaku mengacu (distruptive behavior disorders),
gangguan identitas jenis kelamin, gangguan skizofreniform, dan gangguan
psikotik lainnya. Kemampuan untuk meninggalkan rumah dan hidup secara
mandiri adalah tugas penting selama periode ini. Ketidakmampuan untuk terpisah
dari orang tuanya dan ketergantungan yang lama dapat terjadi.
Keintiman
Keberhasilan membentuk perkawinan dan keluarga yang stabil tergantung
pada kemampuan untuk menjadi intim. Tahun-tahun masa dewasa muda adalah
penting untuk memutuskan apakah akan menikah dan dengan siapa. Identitas
jenis kelamin menentukan objek pilihan, apakah heteroseksual atau homoseksual
, tetapi membuat hubungan yang intim dengan orang lain adalah tugas yang
utama. Orang dengan gangguan kepribadian skizoid tetap terisolasi dari orang lain
karena rasa takut, kecurigaan, ketidakmampuan untuk mengambil risiko, atau
tidak adanya kemampaun untuk mencinta.
Generativas
Dari kira-kira usia 40 sampai 65 tahun, yaitu periode masa dewasa
pertengahan, gangguan spesifik adalah kurang jelas ditetapkan dibandingkan di
dalam stadium lain yang digambarkan oleh Erikson. Orang setengah tua
menunjukkan insidensi depresi yang lebih tinggi dibandingkan dengan orang
dewasa yang lebih muda, yang mungkin berhubungan dengan kekecewaan dan
kegagalan harapan orang setengah tua saat mereka mengenang kembali masa
lalu, mengingat bagaimana kehidupan mereka telah berjalan, dan menghadapi
masa depan. Peningkatan penggunaan alkohol dan zat psikoaktif lainnya juga
terjadi pada saat ini.
Integritas
Gangguan kecemasan seringkali berkembang pada lanjut usia. Di dalam
rumusan Erikson, perkembangan tersebut mungkin berhubungan dengan tinjauan
balik seseorang ke masa lalunya dengan rasa panik. Waktu telah berjalan , dan
kesempatan telah dipergunakan. Penurunan fungsi fisik dapat berperan pada
penyakit psikosomatik, hipokondriasis, dan depresi. Angka bunuh diri adalah
paling tinggi setelah usia 65 tahun. Orang yang menghadapi kematian mungkin
tidak dapat mentoleransi hal tersebut jika mereka belum bersikap generatif atau
mampu membuat perlekatan yang erat di dalam kehidupannya. Integritas bagi
Erikson drtandai dengan penerimaan tersebut tidak ada, oang memasuki keadaan
keputus-asaan dan ketidakberdayaan yang dapat menyebabkan gangguan
depresi yang berat.