Anda di halaman 1dari 2

Pewawancara : Gregorius Yakobus Bina Meni

Narasumber : Bernadus Ncuang


Asal : Rado
Tempat wawancara : Efata Ruteng

(Pewawancara selanjutnya disingkat PW dan Nara sumber selanjutnya disingkat NR.)

PW : Apakah ada perubahan tehnik pertanian/tehnik produksi (bisnis) yang bapak/ibu lakukan ? apa
saja perubahan yang dilakukan ?

NR : Ada perubahan besar tentang pengolahan lahan . sudah tiga tahun ini perubahan yang di alami
setelah di dampingi oleh WVI tepatnya sejak tahun 2015,baik dari teknik pengolahan lahan
teknik pemeliharaan tanaman pembudidayaan hortikultura, banyak sekali pengetahuan Sudah
menanam 40 jenis tanaman hortikultura dari 40 tanaman hortikultura yang paling di fokuskan
adalah tanaman cabe, pakcoi, tomat, brokoli, sawi ijo alasan memilih fokus pada tanaman itu
adalah proses pertumbuhanya cepat dan bisa mendapatkan keuntungan lebih besar

PW : Mengapa bapak/ibu melakukan perubahan teknik pertanian/tehnik produksi (Bisnis)

NR : Alasan yang pertama ada rasa prihatin melihat pertanian masi menggunakan cara yang lama
yang sebenarnya cara yang modern justru lebih memudahkan mereka dimana cara yang lama
belum membuat bedeng bedeng sayur sedangkan cara yang baru atau modern sudah membuat
bedeng bedeng sayur, dan juga untuk memperbaiki ekonomi keluarga selain itu sekaligus
memberikan contoh karena di kampung itu rata rata keluarga semua jadi kita tidak mau kalu
kita punya keluarga dari dulu sampai sekarang keaadaanya sama terus. Kemudian kalau di
perhatikan pola komsumsi mereka makan itu seperti apa adanya kasian anak anak yang masi
dalam proses pertumbuhan yang hanya pasrah kepada alam makan sayur yang hanya tumbuh
sendiri syukut kepada Tuhan apa yang kita bergerak selama ini di dampingi oleh WVI di
kampung saya sudah mulai mengenal sayur sayur yang bervariatif seperti tomat sawi ijo sayur
sayur itu tidak perlu di beli lagi karena sudah mulai menanamnya sendiri adapun warga yang
belum tanam mereka hanya perlu beli ke tetangga tanpa perlu beli ke kota dengan harga yang
pastinya lebih murah. Selanjutnya belakangan ini kita lihat sudah mulai ada perubahan satu
persatu warga sudah mulai ikut sampai sampai saat musim kemarau sawah sawah tada hujan
mereka tidak biarkan kosong begitu abis tanam padi mereka tanam sayur biar orientasinya
untuk komsumsi sendiri harus ada yang sebagai motor penggerak

PW : Di rado apakah om sebagai orang yang memulai untuk menggerakan warga ?

NR : jujur di rado dulu saya kembali tahun 2009 kembali dari Makasar tiba mungkin rencana Tuhan
dari balai besar peternakan kupang melakukan pelatihan tentang horti kultura di mano
manggarai timur setelah pulang dari pelatihan di mano mencoba menanam sawi hijau padahal
lahan itu lahan tidur yang biasa di gunakan untuk parkir motor tempat anak anak bermain sampah
sampah penuh disitu akirnya saya mengolah tanah tersebut membuat bedeng saaat itu satu buat
langsung jadi seperti menyuruh saya untuk buat saya bergerak kurang lebih 4 bulan sampai
produksi dan seterusnya berkesinambungan saya dari uji coba tiba tiba masuk wvi tambah panas
tambah semangat begitu masuk WVI tambah luas kemudian di bentuk kelompok tani dan di beri
nama kelompok tani organik dan saat itu juga jalan bersama antara pengembangan horti dan
pembuatan pupuk organik. Dan pupuk organik sekarang juga suda ratusan ton sekali produksi
dan sudah pegang 3 kecamatan yakni Cibal, Cibal Barat, Wae Ri’i semuanya di distribusi dari
rado gudangnya terletak di samping smp 7 Cibal setelah bermitra dengan dinas pertanian dari
dinas pertanian menyuruh membuat proposal untuk uji lab di UNDANA Kupang dan dinyatakan
layak untuk di jual. Hanya masalah pengemasan saja yang masih standar yakni di taruh dalam
karung kemudian di ikat.

PW: adakah kendala/ faktor penghambat yang di hadapi dalam menerapkan tehnik pertanian ? usaha
apa yang di lakukan untuk mengatasi kendala tersebut ?

NR : kendalanya ngeri saya seperti di tantang dimana mengolah pupuk 100 ton itu sama seperti kita
mengolah dana untuk membangun 1 kelas dimana hampir mencapai 100 juta lebih sedangkan
dari dinas pertanian melakukakan pembayaran itu setelah menyelesaikan sesuai target jadi
semua memakai modal pribadi dimana membeli kotoran ternak beli gula pasir m4 semua bahan
yang gunakan untuk membuat pupuk sebanyak itu menggunakan modal pribadi biaya orang
juga pakai modal sendiri sehingga untuk memenuhi itu smua harus meminjam uang orang
dmana bunganya di tentukan oleh pemelik uang pinjam koperasi dan kalau ada keluarga yang
merasa iba dengan kita mau membantu kita ya walaupun sedikit . lahan yang di gunakan dalam
mengolah pertanian ada lahan sendiri dan adalah lahan kelompok dan lahan tersebut tidak
mengalami kekuragan air karena kami memilih lahan yang dekat dengan sumber air

PW : apakah ada pendampingan dari lembaga lain selain WVI untuk memberi motifasi ?

NR : ya ada dari dinas pertanian hal yang di lakukan seperti membantu kami dalam menjual dan
memproduksi pupuk yang tadi seperti saya bilang pupuk buatan dari desa kami bisa di pesan
sampai dengan 400 ton banyaknya

PW : apa yang membuat orang yakin bahwa mempraktekan ini merupakan usaha yang terbaik ?

NR :pertama masyrakat menyadari keaadaan bahwa horti ini merupakan kebutuhan utama kareana
pada musim2 seperti ini masyarakat susah sekali mendapatkan sayur sayur yang layak untuk di
komsumsi sebagai contoh ada seorang warga yang berhasil menjual sayurnya mendapatkan
keuntungan sampai 12 juta rupiah dan uang tersebut dy gunakan untuk membeli motor untuk ke
3 anaknya karena di kampung motor di gunaka sebagai ukuran dan itu juga di gunakan sebagai
pemecut untuk orang lain untuk bisa bersaing secara sehat

PW : Menurut bapak mengapa ada petani yang enggan menerapkan praktek ?

NR :

Anda mungkin juga menyukai