Anda di halaman 1dari 7

PENGARUH KELAS IBU BALITA TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN

­KETERAMPILAN IBU BALITA DALAM MERAWAT BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS


­SUKARASA KOTA BANDUNG

Sri Lestari Kartikawati, Endang Sutedja, Dzulfikar DLH

ABSTRAK

Salah satu faktor yang memengaruhi kesehatan balita yaitu pengasuh balita (ibu balita). Ibu balita
­ emiliki peranan yang sangat penting dalam merawat balita. Kelas ibu balita meningkatkan ­pengetahuan,
m
sikap, dan keterampilan ibu dalam merawat balita. Tujuan penelitian ini untuk mengukur pengaruh
­pelaksanaan kelas ibu balita terhadap peningkatan pengetahuan, sikap, dan keterampilan ibu balita
dalam merawat balita di rumah.
Rancangan penelitian yang digunakan yaitu eksperimen semu dengan design pre dan post test. S­ ampel
adalah ibu balita yang memiliki anak balita usia 2-5 tahun dengan besar sampel 153 yang t­ erbagi ­menjadi
kelompok perlakuan dan kontrol yang diambil secara proporsional random sampling di 8 p­osyandu
wilayah kerja puskesmas Sukarasa kota Bandung. Analisis data menggunakan uji Mann Whitney dan
Wilcoxon.
Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan untuk kelompok intervensi 9,8%,
dan kontrol menurun 6,1%.). Perbedaan peningkatan keterampilan antara kelompok perlakuan dan
­kelompok kontrol bermakna (p= 0,001) dengan peningkatan 13,4% pada kelompok intervensi dan 2,5%
pada k­ elompok kontrol. Sikap pada kedua kelompok meningkat tapi peningkatan lebih tinggi pada
kelompok kontrol rata-rata peningkatannya 12,2%, tetapi perbedaan peningkatan ini tidak bermakna
(p=0,446). Terdapat pengaruh pelaksanaan kelas ibu balita terhadap peningkatan pengetahuan, sikap,
dan keterampilan ibu balita dalam merawat balita(p=0,001).
Simpulan, peningkatan pengetahuan dan keterampilan pada kelompok perlakuan lebih tinggi
­dibandingkan pada kelompok kontrol sedangkan pada sikap kelompok kontrol lebih tinggi p­eningkatannya,
p­elaksanaan kelas ibu balita terbukti berpengaruh meningkatkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan
ibu balita dalam merawat balita.

Kata kunci: Kelas ibu balita, keterampilan, pengetahuan, sikap.

26
Sri L-Pengaruh Kelas Ibu Balita Terhadap Peningkatan .... 27

PENDAHULUAN s­ampling. Pengukuran pengetahuan, ­ sikap dan


Berdasarkan kesepakatan global MDG’s pada keterampilan ibu m
­ ­ enggunakan kuesioner dan
tahun 2015 diharapkan angka kematian bayi
­ ceklist observasi. ­
Analisis data menggunakan uji
­balita menurun sebesar dua-pertiga dalam kurun statistik Chi-­Kuadrat, analisis perbedaan ­rata–rata
2010-2015.1 Berdasarkan hal tersebut Indonesia
­ peningkatan pada pre dan post pada kelompok
mempunyai komitmen untuk menurunkan Angka ­perlakuan dan kontrol d ­ engan uji Mann-Whitney,
Kematian Bayi dari 68 menjadi 23/1.000 KH, dan analisis pengaruh perlakuan kelas balita terhadap
Angka Kematian Balita 97 menjadi 32/1.000 KH peningkatan pengatahuan, sikap dan k­ eterampilan
pada tahun 2015. Di puskesmas S­ ukarasa dalam pada k­ elompok ­perlakuan dengan uji statistik
2 tahun terakhir ini terjadi penurunan cakupan W­ilcoxon.
­kunjungan bayi dan balita. Di puskesmas Sukarasa
program kelas ibu balita belum pernah ­dilaksanakan HASIL PENELITIAN
walaupun memiliki fasilitator yang sudah dilatih oleh Subjek penelitian 168 terbagi menjadi 2 k­ elompok
Dinas kesehatan. , Belum ­dilaksanakannya ­kelas ibu 84 subjek dimasukkan ke dalam k­ elompok yang
balita dikarenakan terbatasnya ­sumberdaya m ­ anusia mendapatkan perlakuan kelas ibu balita dan
­
di puskesmas sehingga fokus utamanya ­ adalah 84 lainnya dalam kelompok yang m ­ endapatkan
­kelas ibu. Program kelas ibu balita ini ­bukanlah asuhan standar tanpa kelas ibu b
­ ­alita. Jumlah
­program yang baru, program ini ­bersamaan d ­ engan ­kelas pada kelompok perlakuan yaitu 6 ­kelas. Pada
­dilaksanakannya kelas ibu untuk ibu hamil dan ­kelas saat ­posyandu subjek penelitian d ­ iminta ­mengisi
ibu balita adalah kelanjutan dari kelas ibu hamil. ­kuesioner p ­ engetahuan dan sikap serta d ­ iobservasi
­Program kelas ibu balita adalah kelas dimana para k­eterampilannya ­kemudian pada ­kelompok
ibu yang mempunyai anak berusia 0-5 tahun b ­ ersama ­perlakuan dilakukan kelas ibu balita ­dengan 6 modul
sama berdiskusi, tukar pendapat, ­pengalaman akan dalam 3 kali ­pertemuan. Setelah s­ elesai ­kelas ibu ­balita
pemenuhan pelayanan kesehatan, gizi dan stimulasi maka subjek baik pada ­kelompok ­kontrol ­maupun
tumbuh kembang, penyakit yang di bimbing oleh kelompok p
­ ­erlakuan diminta mengisi ­ kuesioner
fasilitator (tenaga kesehatan) dengan menggunakan yang sama serta d ­iobservasi k­ eterampilannya.
buku KIA.3 Subjek p
­ ­enelitian yang tidak mengikuti hingga
Melihat pentingnya kelas ibu balita dalam r­ angka akhir ­penelitian pada ­kelompok kontrol ­sebanyak
meningkatkan pemberdayaan ibu balita melalui 8 orang dan pada k­elompok ­perlakuan sebanyak
­peningkatan pengetahuan, sikap dan k­ eterampilan 9 orang sehingga sampai d ­ engan akhir penelitian
perawatan balita . Untuk meningkatkan pada kelompok ­ kontrol s­ebanyak 77 orang dan
­kemampuan ibu balita dalam merawat balita yang ­kelompok perlakuan 76 orang. K ­ arakteristik subjek
baik maka ­diselenggarakan kelas ibu balita dalam yang amati terdiri atas: usia, pendidikan dan paritas,
rangka ­ meningkatkan pengetahuan, sikap dan ­berdasarkan ­pengamatan untuk ketiga k­arakteristik
k­eterampilan ibu tentang perawatan balita. Dampak pada subjek penelitian diperoleh hasil seperti di
dari ­pemberdayaan ini adalah meningkatnya status bawah ini:
kesehatan balita.

METODA PENELITIAN
Desain penelitian ekperimental semu, design pre
test and post test. Penelitian Subjek ­penelitian ­yaitu
ibu yang memiliki balita di wilayah p ­ uskesmas
­Sukarasa dengan usia balita 2-5 tahun. Tehnik
sampel dipilih secara Proportional ­ random
Bhakti Kencana Medika, Volume 4, No. 1, Maret 2014. Hal. 1-74 28

Tabel 1 Tabel 3
Karakteristik Ibu Balita Perbandingan Skor Sikap pada Kelompok yang ­Mengikuti
Kelompok Penelitian Kelas Ibu Balita dengan tidak Mengikuti Kelas Ibu Balita
Karakteristik Perlakuan Kelompok Penelitian
Kontrol Nilai p
Ibu
(n=76) % (n=77) % Sikap Kelas Ibu T i d a k Z Nilai
(Skor) Balita Kelas Ibu M-W p
Usia (tahun) 0,686 (n=76) Balita
(n=77)
20-29 37 48,7 40 51,9
Pre test Si- 1,570 0,116
30-40 39 51,3 37 48,1 kap
Pendidikan 0,089 SD 137,3 (15,5) 1 4 1 , 2
Dasar 32 42,1 43 55,8 (13,1)
Menengah 44 57,9 34 51,0 Median 138,5 142,00
Paritas 0,119 Rentang 82-165 110-167
1 34 44,7 21 27,3 Post test Si- 1,103 0,273
kap
2 27 35,5 43 55,8
SD 148,1(2,3) 1 5 6 , 8
3 11 14,5 8 10,4 (26,774)
4 3 3,9 4 5,2 Median 148,5 150
5 1 1,3 1 1,3 Rentang 126-176 111-219
Keterangan: Berdasarkan uji Chi kudrat Pers et as e 9,1 12,2 0,763 0,446
p ening ka-
tan (rata
Tabel 2 rata)
Perbandingan Skor Pengetahuan pada Kelompok yang
Mengikuti Kelas Ibu Balita dengan tidak Mengikuti Kelas Keterangan *): uji Mann-Whitney
Ibu Balita
Kelompok Penelitian Tabel 4
Pengeta- Perbandingan Keterampilan pada Kelompok yang
huan Kelas Ibu Tidak Ke- Z Nilai
Mengikuti Kelas Ibu Balita dengan Tidak Mengikuti
Balita las Ibu M-W p ­Kelas Ibu Balita
(Skor)
(n=76) Balita(n=77)
Kelompok Penelitian
Pre test 2,994 0,003
Kelas ibu Tidak
Keterampilan Ke- Z Nilai
Pengeta- las ibu bal-
(Skor) balita M-W p
huan ita
(n=76)
X (SD) 29,4 (3,4) 27,9 (43) (n=77)
Median 30 27 Pre test Keter- 0,360 0,719
ampilan
Rentang 20-43 20-38 SD 21,8 (4,7) 21,6 (5,2)
Median 21 21,00
Post test 7,056 0,001 Rentang 28-Dec 28-Nov
Pengeta-
Post test Keter- 4,523 0,001
huan ampilan
X (SD) 31,8 (2,3) 26,1 (5,5) SD 23,9 (3.2) 21,8 (3,95)
Median 3,2 26 Median 24 21
Rentang 26-36 15-38 Rentang 15-28 28-Oct
Persetase Pening- 13,4 2,5 3,006 0,003
Persentase 9,8 -6,1 5,314 0,001 katan (rata- rata)
Peningka- Keterangan *): Uji Mann-Whitney
tan (Rata-
rata)
Keterangan *): Z M-W uji Mann-Whitney
Sri L-Pengaruh Kelas Ibu Balita Terhadap Peningkatan .... 29

Tabel 5 karena pada hasil post test pada kelompok bukan


Perbandingan Peningkatan Pengetahuan, Sikap dan
­Keterampilan Ibu Balita Sebelum dan Sesudah Perlakuan kelas balita terjadi penurun skor pengetahuan. Hasil
Kelompok Penelitian
analisis tersebut menunjukkan adanya pengaruh
bermakna proses belajar menggunakan kelas ibu
Perbandingan Mengikuti kelas Tidak Mengikuti
ibu balita kelas ibu balita balita terhadap peningkatan pengetahuan ibu balita.
p p Pelaksaan kelas ibu balita dilaksanakan setiap
Pengetahuan pre 0,001 0,002 bulan secara berturut turut selama 3 ­
­ bulan.
dan post
­Pendidikan k­ esehatan dalam jangka waktu ­pendek
Sikap pre dan 0,001 0,002
post dapat menghasilkan perubahan dan ­ peningkatan
Keterampilan 0,001 0,416 pengetahuan individu, kelompok dan masyarakat.
pre dan post Dari penelitian ini proses belajar dengan ­ kelas
Keterangan: berdasarkan Uji Wilcoxon ibu b ­alita ­ mengandalkan sumber belajar dari
pengalaman peserta kelas ibu balita dan p
­ ­eran
PEMBAHASAN fasilitator dalam mengungkapkan ­
­ pengalaman
1. Perbandingan Peningkatan Pengetahuan antara sebagai sumber ­
­ belajar merupakan metode
Kelompok Kelas Ibu Balita dan Kelompok Kontrol yang ­ efektif. B ­elajar ­berdasarkan masalah atau
Pada saat pre test skor pengetahuan pada pengalaman adalah suatu metode pembelajaran
­
kelompok kelas ibu balita lebih tinggi hal ini
­ di mana peserta s­ ejak awal dihadapkan pada suatu
menunjukan ­
­ adanya perbedaan pengetahuan masalah, kemudian ­diikuti oleh proses pencarian
pada awalnya. Adanya ­ perbedaan ini ­disebabkan informasi yang ­bersifat s­tudent-centered learning.
­keinginan ­memanfaatkan buku KIA dan ­penyuluhan Seperti pada k­ elas ibu balita kurikulum atau modul
­posyandu antara ibu ­balita tidak sama sehingga ­pembelajaran disusun ­derdasarkan ­kebutuhan
pelaksanan kelas ibu ­balita merupakan penekanan ­peserta dengan ­menggunakan 6 modul yang ­terdiri
dan ­ pengulangan dalam rangka meningkatkan dari modul tumbuh kembang, gizi seimbang,
­pengetahuan yang s­ udah ­dimiliki. Adanya i­ nformasi pencegahan k­ecelakaan, penanganan balita sakit,
atau pengetahuan yang sering dan ­berulang-­ulang perilaku hidup sehat, dimana modul tersebut sesuai
dapat ­meningkatkan ­retensi ­pengetahuan ­seseorang. dengan k­ ebutuhan ibu balita dalam melaksanakan
Kelas ibu balita d ­iselenggarakan dengan metode perawatan balita di rumah. Adanya pengaruh kelas
­partisipatif ­artinya para ibu balita tidak d
­ iposisikan ibu balita terhadap peningkatan nilai pengetahuan
hanya menerima informasi karena posisi pasif ibu balita dikarenakan pelaksaan kelas ibu balita
­cenderung tidak ­efektif untuk merubah p ­ erilaku. ­dilaksanakan setiap bulan b ­ erturut turut b
­ erdasarkan
Kelas ibu dirancang d ­engan metode b ­elajar grafik ­ retensi pengetahuan bahwa pengetahuan
partisipatoris dimana para ibu tidak dipandang
­ akan menurun setelah 1 bulan s­ ehingga diperlukan
sebagai murid, ­
­ melainkan ­ sebagai warga belajar. ­penekanan atau pengulangan pada pengetahuan.
Dalam praktiknya para ibu didorong untuk ­belajar Selain itu, frekuensi atau intensitas pertemuan
dari pengalaman sesama, sementara fasilitator yang lebih intensif dapat memotivasi lebih pada
­berperan sebagai pengarah pada pengetahuan yang ibu balita untuk menerapkan pengetahuan yang
benar. Fasilitator bukanlah guru atau ­dosen yang ­diperoleh.
mengajari, namun dalam lingkup terbatas dapat Peningkatan pengetahuan ibu balita melalui kelas
­sebagai sumber belajar. ibu balita sangat diperlukan untuk p ­ emberdayaan
Hasil uji beda rata-rata peningkatan lebih tinggi ibu dan keluarga dalam perawatan balita dirumah
pada kelas ibu balita. Hal ini menunjukkan bahwa sesuai dengan kemampuannya, karena ­pengetahuan
metode promosi kesehatan dengan kelas ibu balita atau kognitif merupakan domain yang sangat
dapat meningkatan pengetahuan yang cukup tinggi, penting bagi pembentukan tindakan seseorang.
­
Bhakti Kencana Medika, Volume 4, No. 1, Maret 2014. Hal. 1-74 30

­ asil p
H ­ enelitian ini pada kelompok kontrol yang ­ empengaruhinya serta berbagai kondisi yang
m
tidak mengikuti kelas balita skor pengetahuan mengendalikan proses terjadinya pengaruh dan
mengalami penurunan. Banyak faktor yang dapat implikasinya terhadap perubahan sikap.
menyebabkan m ­ enurunnya tingkat ­
pengetahuan, Seperti pada hasil penelitian menyebutkan
retensi ­ pengetahuan akan menurun jika tidak ­bahwa faktor yang mempengaruhi perubahan ­sikap
­mendapatkan pengulangan atau penekanan. diantaranya adalah lingkungan atau budaya. Ibu
­
balita baik yang mengikuti kelas ataupun tidak pada
2. Perbandingan Peningkatan Sikap pada Kelompok awalnya mereka sudah memiliki sikap awal ­tentang
Kelas Ibu Balita dan Tanpa Kelas Ibu Balita perawatan balita yang telah mereka yakini, sikap
Hasil analisis statistik rata-rata peningkatan tersebut terbentuk karena adanya interaksi dari
skor sikap pada kelompok kelas ibu balita lebih ketiga faktor di atas adanya kelas balita ­merupakan
rendah dari pada kelompok yang mengikuti k­ elas upaya dalam meningkatkan sikap ibu ­ terhadap
balita ­ perbedaan ini tidak bermakna. Walaupun ­perawatan balita.10 Dalam proses kelas ibu balita
­berdasarkan persentase peningkatan skor sikap pada terdapat interaksi antara pesan, komunikator dan
kedua kelompok terjadi peningkatan. ­Berdasarkan komunikan. Komunikator pada kelas ibu ­
­ adalah
teori perubahan sikap menurut Kelman m­enekankan fasilitator d
­ imana fasilitator berasal dari p
­ embina
proses sosial yang sangat berperan dalam ­perubahan posyandu yang lain artinya bahwa ibu belum
sikap adalah pengaruh sosial. Terdapat 3 proses ­mengenal lebih dalam fasilitator tersebut dan hanya
­sosial yang berperan dalam perubahan sikap yaitu bertemu pada saat pelaksanaan kelas balita saja.
kesediaan, identifikasi dan internalisasi.
Kesediaan dalam hal ini adalah kesediaan 3. Perbandingan Peningkatan Keterampilan
­individu atau ibu balita dalam menerima pengaruh Ibu ­balita yang mengikuti kelas balita dan tidak
dari orang lain yaitu fasilitator dan kelompoknya, ­mengikuti
kesediaan ini biasanya tidak muncul dari hati ­nurani Pelaksanaan kelas ibu balita setiap bulan s­ekali
hanya sekedar untuk memperoleh reaksi positif meningkatkan keterampilan ibu balita cukup
apalagi f­asilitator dalam kelas ibu balita ini adalah tinggi yaitu sekitar 13,4%. Hasil ­ penelitian ini
orang yang belum dikenal sebelumnya. H­ubungan membuktikan bahwa promosi kesehatan dengan
­
saling percaya akan timbul ketika kedua orang k­elas balita ­meningkatkan secara bermakna nilai
­sudah memiliki kedekatan secara emosional. P­roses skor ­ keterampilan ibu balita dalam p ­arawatan
id­entifikasi akan terjadi jika individu dalam hal ini balita di ­
­ rumah yang meliputi pemantauan
adalah ibu balita meniru sikap yang diharapkan oleh tumbuh ­
­ kembang, penyediaan makanan ­ dengan
kelompok jika individu percaya bahwa p ­ erubahan menu s­ eimbang, ­ penatalaksanaan balita sakit
yang terjadi akan memberikan dampak yang lebih ­serta p ­ enyediaan obat sederhana di rumah. Sama
baik sesuai dengan harapan individu. ­dengan hasil penelitian Virgilio metode partisipatif
Proses ini memerlukan waktu yang cukup ­panjang ­meningkatkan ­keterampilan petugas ­kesehatan
Pelaksanaan kelas ibu balita hanya selama 3 bulan dalam ­melaksanakan tugasnya.11 S­ edangkan hasil
dan pertemuanya dilakukan setiap b ­ ulan s­ ehingga penelitian yang lain menyebutkan bahwa m ­ etode
belum cukup untuk membuat proses ­kesediaan dan partisipatif berpengaruh terhadap k­eterampilan
identifikasi dapat terlaksana. I­ nternalisasi adalah kader dalam ­ monitoring tekanan d ­arah pada
proses individu menerima pengaruh d ­ ikarenakan usila. Diperkuat t­emuan Kurrachman bahwa
­
sikap tersebut sesuai dengan hati nurani dan ­sistem pelatihan dengan metode c­eramah yang ­
­ disertai
nilai yang dianutnya. Interaksi ketiga proses di diskusi, ­simulasi dan praktik akan ­meningkatkan
atas merupakan mekanisme perubahan sikap yang ­keterampilan ­mahasiswa dalam kegiatan ­pengukuran
­sangat tergantung dari sumber kekuatan pihak yang status gizi balita di P­osyandu.
Sri L-Pengaruh Kelas Ibu Balita Terhadap Peningkatan .... 31

4. Pengaruh Pelaksanaan Kelas Ibu Balita terhadap SARAN


Peningkatan Pengetahuan, Sikap, dan Keterampilan Untuk penelitian lebih lanjut diharapkan
Berdasarkan hasil penelitian bahawa k­elas ­meneliti tentang faktor-faktor yang m­emengaruhi
ibu ­ balita berpengaruh terhadap peningkatan p­eningkatan pengetahuan, sikap, dan ­keterampilan
­pengetahuan, sikap dan keterampilan hal ini sesuai dalam parawatan balita di rumah serta
dengan tujuan kelas ibu balita yaitu ­meningkatkan ­pengembangan ­metode partisipasif sebagai metode
pengetahuan, sikap, dan keterampilan dalam promosi kesehatan.
merawat balita. Peningkatan pengetahuan, ­
­ sikap Ibu balita agar menyediakan waktu mengikuti
dan keterampilan saling berhubungan. Banyak kelas balita karena kelas balita dapat ­meningkatkan
­faktor yang ­berpengaruh t­erhadap ­keberhasilan pengetahuan dan kerampilan ibu balita dalam
­suatu pelatihan atau pendidikan kesehatan. Sesuai ­merawat balita. Pelaksanaan Kelas ibu balita dapat
­pendapat S­ iagian, bahwa bimbingan dan ­supervisi dilaksanakan secara kontinyu di posyandu dengan
dari petugas kesehatan akan berpengaruh ­terhadap fasilitator adalah pembina posyandu dan kelas ibu
peningkatan pengetahuan dan keterampilan. balita hendaknya dapat diterapkan pada k­elompok
Meskipun promosi kesehatan dengan metode
­ usia 0-1 tahun dan 1-2 tahun sebagai program
­kelas ibu balita lebih ­meningkatkan penyerapan l­anjutan promosi kesehatan bayi dan balita.
­materi, serta dimungkinkan pengembangan materi
­semaksimal ­mungkin sesuai dengan bahan ajaran DAFTAR PUSTAKA
yang ­tersedia dan ­dapat dilaksanakan bersamaan Departemen Kesehatan. Riset Kesehatan Dasar
dengan ­posyandu. ­ (Riskesdas): Kementerian Kesehatan Republik
Pelaksanaan kelas balita ­mempunyai ­kelemahan Indonesia; Jakarta: 2010.
apabila fasilitator tidak mampu mampu untuk Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Deteksi
mengembangkan ­pengalaman dan p­engetahuan dini tumbuh kembang balita, Jakarta: 2009.
­peserta menjadi bahan ­ajaran, maka proses ­belajar Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
akan menjadi tidak menarik. kelas ibu balita Pedoman Pelaksanaan Kelas Ibu balita; 2009;
­mempunyai kelemahan yaitu peserta dapat terbawa hlm.1-17
ke dalam situasi penyuluhan konvensional dan Notoatmodjo, S. 2005. Promosi Kesehatan Teori dan
f­asilitator berubah fungsi menjadi pemberi ceramah Aplikasi, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.
sebagaimana di kelas yang lebih besar. ­Kelemahan Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Deteksi
lain adalah memerlukan fasilitator yang cakap, dini tumbuh kembang balita, Jakarta: 2009
­pengajar yang banyak, biaya pelaksanaan yang t­inggi Notoatmodjo S. Promosi Kesehatan & Ilmu P ­ erilaku.
dan apabila bahan ajaran yang tersedia terbatas, Jakarta: Rineka Cipta, 2007; hlm. 139 – 147
maka peserta kurang dapat mengembangkan materi Dinas Kesehatan Jawa barat, Profil Kesehatan Jawa
pelatihan. Barat 2011.
Friedman M M. Keperawatan Keluarga Teori dan
SIMPULAN Praktis. Edisi 3. EGC; Jakarta. 1998.
Peningkatan pengetahuan dan keterampilan Sarbini sriwianti A, Hubungan Sikap dan
kelompok kelas ibu balita lebih tinggi d
­ ibandingkan P­engetahuan Terhadap Pemanfataan Buku
dengan kelompok tanpa kelas ibu balita. ­Peningkatan Kesehatan Ibu dan Anak, Studi Eksploratif Ibu
Sikap pada kelompok tanpa kelas balita lebih tinggi Balita di Kelurahan Sukarasa Kota Bandung;
dibandingkan dengan kelompok kelas ibu balita. Universitas Padjajaran; 2012
Kelas ibu balita berpengaruh terhadap ­peningkatan Azwar S. 2000. Sikap Manusia Teori dan
pengetahuan, sikap, dan keterampilan ibu balita ­Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar;
dalam merawat balita hal. 3 -22.
Bhakti Kencana Medika, Volume 4, No. 1, Maret 2014. Hal. 1-74 32

Virgilio, DG. 1993. Problem Based Learning for


Training Health Care
Managers in Developing Countries, Med Educ, 27,
266 – 273.
Kurrachman, T. 2003. Pelatihan ­ Pengukuran
Status Gizi dan Palpasi Gondok T­
­ erhadap
Pengetahuan dan Keterampilan pada
­
­Mahasiswa Jurusan Gizi Politeknik Semarang,
Tesis
Virgilio, DG. 1993. Problem Based Learning for
Training Health Care Managers in Developing
Countries, Med Educ, 27, 266 – 273.
Inayati D., et al. 2012. Combined intensive ­nutrition
education and micronutrient powder
­supplementation improved nutritional ­status
of mildly wasted children on Nias ­ Island,
Indonesia. Asia Pac J Clin Nutr 2012;21
­
(3):361-373

Anda mungkin juga menyukai