Anda di halaman 1dari 16

Percobaan I

PENGARUH KONSENTRASI TERHADAP LAJU REAKSI

I. Tujuan : Mengetahuhi pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi.

II. Dasar Teori


Laju Reaksi didefinisikan sebagai perubahan konsentrasi reaktan atau produk
tiap satuan waktu. Kata Laju mempunyai hubungan dengan selang waktu. Apabila
waktu yang diperlukan singkat, berarti lajunya besar. Jadi, laju berbanding terbalik
dengan waktu.
Saat melakukan reaksi, kadang-kadang kita ingin mempercepat atau memperlambat
reaksi. Besarnya laju reaksi dari suatu reaksi kimia dipengaruhi oleh beberapa faktor
yaitu seperti Pengaruh Konsentrasi, Pengaruh Suhu, Pengaruh Katalis. Jika kita
hendak mengubah laju reaksi, maka faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi
dapat diubah. Namun, untuk data sebuah percobaan dengan variasi beberapa faktor,
tidak semua faktor selalu berpengaruh.

 Faktor yang Memengaruhi Laju Reaksi


Proses berlangsungnya reaksi kimia dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-
faktor ini akan memengaruhi jumlah tumbukan antarmolekul dari zat-zat yang
bereaksi. Suatu reaksi akan berlangsung lebih cepat jika tumbukan antarpartikel
dari zat-zat pereaksi lebih sering terjadi dan lebih banyak.

 Pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi


Reaksi kimia akan berlangsung lebih cepat atau laju reaksi semakin besar jika
konsentrasi zat yang bereaksi semakin besar. Hal ini disebabkan semakin besar
konsentrasi pereaksi, maka semakin banyak partikel-partikel zat yang bereaksi.
Akibatnya, kemungkinan tumbukan yang berhasil maka semakin banyak zat baru
yang terbentuk. Dengan demikian, reaksi semakin cepat berlangsung. Persamaan
laju reaksi merupakan persamaan aljabar yang menyatakan hubungan laju reaksi
dengan konsentrasi pereaksi. Persamaan laju reaksi atau hukum laju reaksi dapat
diperoleh dari serangkaian eksperimen atau percobaan. Dalam setiap percobaan,
konsentrasi salah satu pereaksi diubah-ubah, sedangkan konsentrasi pereaksi lain
dibuat tetap.

Secara umum ditulis menurut persamaan reaksi sebagai berikut.

a A + b B -----> c C + d D
dan persamaan laju reaksinya:
r = k [A]m [B]n

r = laju reaksi
k = tetapan laju reaksi
m, n = orde (tingkat) reaksi pada pereaksi A dan B

Orde reaksi hanya dapat ditentukan secara eksperimen. Orde reaksi pada
reaksi keseluruhan disebut orde reaksi total. Besarnya orde reaksi total adalah
jumlah semua orde reaksi pereaksi. Jadi, orde reaksi total (orde reaksi) pada
reaksi tersebut adalah m + n.
Telah diuraikan dalam teori tumbukan, perubahan jumlah molekul pereaksi
dapat berpengaruh pada laju suatu reaksi. Kita telah tahu bahwa jumlah mol spesi
zat terlarut dalam 1 liter larutan dinamakan konsentrasi molar. Bila konsentrasi
pereaksi diperbesar dalam suatu reaksi, berarti kerapatannya bertambah dan akan
memperbanyak kemungkinan tabrakan sehingga akan mempercepat laju reaksi.

III. Alat dan Bahan :


1. Gelas kimia
2. Gelas ukur
3. Labu ukur 50mL
4. Stop watch/jam
5. Kertas putih ukuran 15x15 cm yang diberi tanda “X”
6. Larutan HCL 2 M
7. Larutan Na2S2O3

IV. Langkah Kerja :


1. Di buatlah larutan Na2S2O3 1M, 0.5M, 0.15M, 0.10M, dan 0.05M masing-
masing 50mL
2. Di siapkan 5 buah gelas kimia yang telah diberi label 1,2,3,4,dan 5.
3. Di masukan 5ml larutan HCL 2M ke dalam gelas kimia nomor 1.
4. Di simpan gelas kimia di atas kertas putih bertanda “X”.
5. Di tambahkan 5mL larutan Na2S2O3 0.05M kedalam gelas kimia.
6. Di catat waktu yang diperlukan sejak penambahan Na2S2O3 sampai tanda
“X” tidak terlihat.
7. Di ulangi langkah 1-5 dengan konsentrasi Na2S2O3 1M, 0.5M, 0.15M, dan
0.10M.

V. Hasil Pengamatan
Gelas [HCL] [Na2S2O3] Waktu(s) Laju reaksi (sˉ¹)
1 2M 0.05 M 17 menit 0.000049
2 2M 0.10 M 12 menit 0.00013
3 2M 0.15 M 1 menit 25 detik 0.00176
4 2M 0.50 M 19 detik 0.0263
5 2M 1.0 M 17 detik 0.0588
VI. Pembahasan

a) Pada percobaaan tabung reaksi yang berisi 50mL tetes HCl 2 M saat di
tambahkan 0.05M larutan Na2S2O3, maka HCl mengalami reaksi yaitu larutan
HCl mengalami berbuih , terasa panas , berasap , dan membutuhkan waktu 17
detik untuk tanda X menghilang .
b) Pada percobaaan tabung reaksi yang berisi 50mL tetes HCl 2 M saat di
ditambahkan 0.10M larutan Na2S2O3, maka HCl mengalami reaksi yaitu larutan
HCl mengalami berbuih , terasa panas , berasap , dan membutuhkan waktu 12
detik untuk tanda X menghilang .
c) Pada percobaaan tabung reaksi yang berisi 50mL tetes HCl 2 M saat di
ditambahkan 0.15M larutan Na2S2O3, maka HCl mengalami reaksi yaitu larutan
HCl mengalami berbuih , terasa panas , berasap , dan membutuhkan waktu 1
menit 25 detik untuk tanda X menghilang .
d) Pada percobaaan tabung reaksi yang berisi 50mL tetes HCl 2 M saat di
ditambahkan 0.50M larutan Na2S2O3, maka HCl mengalami reaksi yaitu larutan
HCl mengalami berbuih , terasa panas , berasap , dan membutuhkan waktu 19
detik untuk tanda X menghilang .
e) Pada percobaaan tabung reaksi yang berisi 50mL tetes HCl 2 M saat di
ditambahkan 1.0M larutan Na2S2O3, maka HCl mengalami reaksi yaitu larutan
HCl mengalami berbuih , terasa panas , berasap , dan membutuhkan waktu 17
detik untuk tanda X menghilang .

VII. Pertanyaan
1. Tulislah reaksi yang terjadi !
2. Tentukan varibel tetap dan variabel bebas pada percobaan tersebut.
3. Buatlah grafik perubahan konsentrasi Na2S2O3 terhadap laju reaksi.
4. Berdasarkan data hasil pengamatan dan grafik, bagaimana pengaruh
konsentrasi Na2S2O3 terhadap laju reaksi?
 Jawaban:
1. Semakin tinggi konsentrasi suatu larutan maka semakin cepat laju reaksi.

2. Variabel bebas: -HCl


Variabel tetap : -Na2S2O3
3.

4. Dari grafik di atas kita dapat mengetahui bahwa konsentrasi Na2S2O dapat
berpengaruh terhadap laju reaksi karena apabila konsentrasi larutan
tersebut semakin tinggi maka larutan tersebut dapat mempercepat laju
reaksinya. Sebaliknya apabila konsentrasi larutan tersebut semakin kecil
maka laju reaksinya akan melambat.

VIII. Penutup
 Kesimpulan
Dari percobaan yang kita lakukkan dapat di ambil kesimpulan bahwa semakin
tinggi konsentrasi suatu larutan maka makin cepat pula laju reaksinya,
sedangkan semakin kecil konsentrasi suatu zat maka laju reaksinya akan
semakin lambat. Sehinga apabila konsentrasi suatu larutan tersebut semakin
tinggi maka waktu yang di perlukkan larutan tersebut untuk mehilangkan
tanda “X” juga akan cepat. Sebaliknya apabila konsentraasi suatu larutan
tersebut semakin kecil maka waktu yang diperluka untuk menghilangkan
tandanya juga akan lama.

 Saran
Ketika memasuki laboratorium untuk melakukan praktikum, seharusnya
peralatan laboratoriumnya harus lengkap. Agar praktikumnya dapat
berlangsung dengan baik.
Percobaan II
PENGARUH PERUBAHAN KONSENTRASI TERHADAP PERGESERAN
KESETIMBANGAN
I. Tujuan : Menyelidiki pengaruh perubahan konsentrasi terhadap pergesern.

II. Dasar Teori


Kesetimbangan kimia adalah reaksi kimia yang berlangsung 2 arah, yaitu hasil
reaksi dapat berubah kembali menjadi pereaksinya hingga konsentrasi reaktan dan
produk konstan. Reaksi kimia mencapai kesetimbangan jika laju reaksi ke kanan
sama dengan laju reaksi ke kiri sehingga tidak terjadi lagi perubahan dalam sistem
kesetimbangan. Persamaan reaksi kesetimbangan kimia dapat dituliskan dengan
mencantumkan panah bolak balik. Panah tersebut menyatakan bahwa reaksi
berlangsung dua arah.
Berdasarkan fase zat-zat yang terlibat dalam reaksi, kesetimbangan kimia dapat
dikelompokkan menjadi kesetimbangan homogen dan kesetimbangan heterogen.
Kesetimbangan homogen adalah reaksi kesetimbangan yang zat-zat yang terlibat
dalam reaksi memiliki fase yang sama. Kesetimbangan heterogen adalah reaksi
kesetimbangan yang zat-zat terlibat dalam reaksi memiliki fase yang berbeda.
Mengenai tentang arah reaksi ada reaksi yang cenderung kearah kanan, ada pula
reaksi yang berlangsung ke kiri. Perubahan konsentrasi juga mempengaruhi
kesetimbangan. Jika zat ditambah maka kesetimbangan akan bergeser dari arah zat
yang ditambah, jika konsentrasi diperkecil atau diturunkan maka kesetimbangan
akan bergeser kearah zat yang dikurangi.

III. Alat dan Bahan :


1. Tabung reaksi
2. Gelas ukur
3. Pipet tetes
4. Larutan asam asetat (CH3COOH) 0.1 M
5. Larutan natrium asetat (CH3COONa) 1M
6. Larutan indikator metil jingga

IV. Langkah kerja


1. Di isi tabung reaksi dengan 3mL larutan CH3COOH 0.1M, ditambahkan 1
tetes larutan indikator metil jingga, catat warna larutan yang terjadi.
2. Di tambahkan tetes demi tetes larutan CH3COONa 1M kedalam reaksi
sambil dikocok hingga warna larutan berubah. Catat warna larutan yang
terbentuk.
V. Hasil pengamatan
Larutan Warna larutan
Larutan CH3COOH 0.1M
Putih bening
Setelah ditambahkan larutan metil
Merah bata
jingga
Setelah ditambahkan CH3COONa
Orange tua
1M

VI. Pembahasan

Pada percobaan kali ini 3mL larutan CH3COOH 0.1M, yang ditambahkan 1
tetes larutan indikator metil jingga akan berubah warana menjadi merah bata, dan
larutan CH3COOH yang tambahkan tetes demi tetes larutan CH3COONa 1M
kedalam reaksi, akan berubah warna menjadi orange tua. Karena konsentrasi
pereaksi diperbesar sehingga kesetimbangan akan bergeser ke arah kanan
(warnanya berubah menjadi gelap). Sedangkan konsentrasi pereaksi yang
diperkecil kesetimbangannya akan bergeser ke arah kiri (warnanya berubah
menjadi terang).

VII. Pertanyaan
1. Dengan penambahan larutan CH3COONa, tentukan arah pergeseran reaksi
kesetimbangan !
2. Mengapa larutan metil jingga mengalami perubahan warna?

 Jawaban :

1. kesetimbangan akan bergeser ke arah kanan sehingga warnanya


berubah menjadi semakin gelap, karena konsentrasi pereaksi diperbesar.

2. Karena konsentrasi pereaksinya diperbesar sehingga kesetimbangan


akan bergeser ke arah kanan sehingga warnanya berubah menjadi
semakin gelap.
VIII. Penutup

 Kesimpulan

1. Dalam keadaan kesetimbangan, konsentrasi masing-masing komponen sistem


tidak berubah terhadap waktu.
2. Intensitas warna larutan tidak hanya bergantung pada konsentrasi spesi
berwarna tetapi juga pada ketebalan atau tinggi larutan.
3. Bila ke dalam suatu sistem kesetimbangan, konsentrasi salah satu
komponennya dikurangi maka kesetimbangan akan bergeser ke arah
pengurangan itu. Sebaliknya, bila konsentrasi salah satu komponen ditambah
maka kesetimbangan akan bergeser dari arah penambahan itu.
4. Jika konsentrasi pereaksi diperbesar maka kesetimbangan akan bergeser ke
arah kanan atau warna menjadi semakin gelap. Jika konsentrasi pereaksi
diperkecil maka kesetimbangan akan bergeser kearah kiri atau warna menjadi
semakin terang.

 Saran

 Adanya peralatan laboraturium yang lengkap (tabung reaksi, larutan


kimia yang diperlukan, masker, sarung tangan dll).
 Tidak makan di dalam laboraturium.
 Harus lebih teliti dan konsen ketika melakukan suatu percobaan.
Percobaan III
NILAI pH LARUTAN ASAM DAN BASA

I. Tujuan : Mengukur PH beberap larutan asam dan basa kuat atau lemah yang
konsentrasinya sama dengan menggunakan indikator universal.

II. Dasar Teori


Hingga saat ini, telah berkembang beberapa teori mengenai asam-basa. Teori
asam-basa pertama kali dikemukakan oleh Lavoisier. Ia menyatakan bahwa asam
adalah zat yang mengandung oksigen. Teori ini dianggap masih kurang sehingga
Arrhenius ikut mengemukakan teori. Menurut Arrhenius, asam adalah zat yang jika
dilarutkan dalam air akan terurai menjadi ion H, sedangkan basa akan terurai
menjadi ion OH.
Teori selanjutnya dikemukakan oleh Brownsted-Lowry yang menghubungkan
asam-basa dengan serah-terima proton. Asam adalah senyawa yang memberikan
proton, sementara basa adalah senyawa yang menerima proton. Teori terakhir
adalah teori dari Lewis. Menurutnya, asam adalah senyawa yang menerima
pasangan elektron dan basa adalah senyawa yang memberi pasangan elektron.
Derajat keasaman adalah banyaknya konsentrasi ion H dalam suatu senyawa.
Derajat keasaman atau sering disebut pH memiliki nilai dalam kisaran 1-14. Nilai
pH 1-6.9 bersifat asam, 7 netral, dan 7.1-14 bersifat basa.
Untuk mengetahui pH dari suatu larutan, bisa digunakan indikator alami seperti
kunyit dan indikator universal misalnya metil merah atau fenolftalein. Setiap
indikator memiliki trayek pH tersendiri. Untuk mendapatkan nilai pH yang lebih
akurat, kita perlu menguji suatu larutan dengan beberapa indikator. Identifikasi PH
suatu larutan dapat menggunakan 4 cara yaitu :
1. Indikator tunggal
 Identifikasi dengan Kertas Lakmus
Warna kertas lakmus dalam larutan asam, larutan basa dan larutan bersifat
netral berbeda. Ada dua macam kertas lakmus,yaitu lakmus merah dan
lakmus biru. Sifat dari masing-masing kertas lakmus tersebut adalah sebagai
berikut.
 Lakmus merah
Lakmus merah dalam larutan asam berwarna merah dan dalam larutan basa
berwarna biru. (Ph = 7 – 14)
 Lakmus biru
Lakmus biru dalam larutan asam berwarna merah dan dalam larutan basa
berwarna biru.(Ph = 0 – 7)
 Lakmus merah maupun biru dalam larutan netral tidak berubah warna.
3. Indikator alami, menggunakan tumbukan wortel, bunga sepatu, dll.
4. Indikator universal.
5. PH meter.
III. Alat dan Bahan :
1. Tabung reaksi
2. Pipet tetes
3. Gelas kimia 100mL
4. Gelas ukur 50mL
5. Larutan HCL 0.1M
6. Larutan CH3COOH 0.1M
7. Larutan NaOH 0.1M
8. Larutan NH3 0.1M
9. Aquades
10. Kertas indikator universal

IV. Langkah kerja


1. Di siapkan 3 gelas kimia yang bersih dan kering.
2. Di berilah label pada ke-3 gelas itu dengan angka 1,2,dan 3.
3. Di masukan 5mL larutan HCl 0.1M ke dalam gelas kimia 1.
4. Di buatlah larutan HCL dengan konsentrasi 0.01M dan 0.001M dengan
cara pengenceran.
5. Di masukan 5mL larutan HCL 0.01M ke dalam gelas kimia 2 dan 5mL
larutan HCL 0.001M ke dalam gelas kimia 3.
6. Di ukurlah pH ke-3 larutan itu dengan menggunakan kertas indikator
universal.
7. Di ulangi langkah kerja 1-6 dengan menggunakan larutan CH3COOH,
NaOH, dan NH3.

V. Hasil Pengamatan

Gelas Konsentrasi pH Larutan


No. Asam/Basa (M) HCL CH3COOH NaOH NH3
1 0.1 1 4 13

2 0.01 3 4 11
3 0.001 4 6 9

VI. Pembahasan

Praktikum ini bertujuan untuk memperkirakan pH larutan dengan


menggunakan beberapa indikator. Larutan yang akan diperkirakan pH-nya
diuji dengan kertas lakmus merah dan biru. Kemudian larutan ini kita tetesi
dengan larutan indikator sehingga mengalami perubahan warna. Warna ini kita
cocokkan dengan trayek pH masing-masing indikator.
Dalam praktikum ini kami menguji 3 jenis larutan, yaitu larutan HCL,
CH3COOH, NaOH. Indikator yang kami gunakan adalah kertas lakmus merah
dan biru, bromtimol biru (BTB), fenolftalein (PP), metil orange (MO), dan
metil merah (MM).

VII. Pertanyaan
1. Bagaimana perbedaan nilai pH larutan asam dengan larutan basa?
2. Bagaimana pengaruh pengenceran terhadap besar pH larutan asam dan basa
kuat?
3. Bagaimana pengaruh pengenceran terhadap besar pH larutan asam dan basa
lemah?

 Jawaban :
1. Nilai pH larutan asam 0-6 sedangkan nila pH larutan basa 8-14.
2. Pengaruh pengenceran terhadap besar pH larutan asam basa kuat
adalah dapat menurunkan jumlah ion yang dihasilkan.
3. Pengaruh pengenceran terhadap asam dan basa lemah adalah dapat
menurunkan jumlah ion yang dihasilkan atau dengan kata lain
semakin membuat larutan tersebut menjadi asam dan basa lemah.

VIII. Penutup

 Kesimpulan

Penentuan pH larutan dengan menggunakan indikator universal


Dari ketiga data diatas dapat diketahui bahwa pengaruh pengenceran
terhadap besar pH larutan asam basa kuat maupun lemah adalah:
 Pengaruh pengenceran terhadap besar pH larutan asam basa kuat adalah
dapat menurunkan jumlah ion yang dihasilkan.
 Pengaruh pengenceran terhadap asam dan basa lemah adalah dapat
menurunkan jumlah ion yang dihasilkan ataudengan kata lain semakin
membuat larutan tersebut menjadi asam dan basa lemah.

 Saran
 Memiliki peralatan laboraturium yang lengkap.
 Sediakan larutan kimia yang lengkap agar tidak terjadinya kesalahan
saat praktikum berlangsung.
 Adanya guru pembimbing saat melakukan suatu praktikum.
 Tidak bergurau saat melakukan praktikum.
Percobaan IV

DAYA HANTAR LISTRIK LARUTAN

I. Tujuan : Menguji daya hantar listrik beberapa larutan serta mengamaati


gejalaa berlangsungnya hantaran arus listrik.

II. Dasar Teori


 Sifat Dasar Larutan
Larutan adalah campuran yang bersifat homogen antara molekul, atom ataupun
ion dari dua zat atau lebih. Disebut campuran karena susunannya atau komposisinya
dapat berubah. Disebut homogen karena susunannya begitu seragam sehingga tidak
dapat diamati adanya bagian-bagian yang berlainan, bahkan dengan mikroskop optis
sekalipun.
Fase larutan dapat berwujud gas, padat ataupun cair. Larutan gas misalnya udara.
Larutan padat misalnya perunggu, amalgam dan paduan logam yang lain. Larutan
cair misalnya air laut, larutan gula dalam air, dan lain-lain. Komponen larutan
terdiri dari pelarut (solvent) dan zat terlarut (solute).

 Arus Listrik
Tenaga arus listrik dapat diangkut melalui materi dengan jalan konduksi muatan
listrik dari satu titik ke titik yang lain dalam bentuk arus listrik. Arus listrik dapat
terjadi apabila dalam materi ada sarana pengangkut muatan listrik yang bergerak.
Pada logam, sarana pengangkut muatan listrik adalah elektron. Sedangkan pada
larutan, mekanisme penghantaran listrik menjadi lebih komplek. Oleh karena itu
pengangkut muatan positif juga bergerak. Dalam air, muatan akan terurai menjadi
ion-ion dan bergerak kearah elektroda yang muatannya berlawanan. Apabila ada
medan listrik, ion positif akan bergerak ke arah elektroda negatif (anoda).
Sedangkan ion negatif bergerak kearah elektroda positif (katoda). Pergerakan ion-
ion ini ekivalen dengan aliran elektron sepanjang kawat logam.

 Daya Hantar Listrik Larutan


Berdasarkan daya hantar listriknya, larutan dapat bersifat elektrolit atau
nonelektrolit. Larutan yang dapat menghantarkan arus listrik disebut larutan yang
bersifat elektrolit. Larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik disebut
larutan yang bersifat nonelektrolit. Pada larutan elektrolit, yang menghantarkan arus
listrik adalah ion-ion yang terdapat di dalam larutan tersebut. Pada elektroda negatif
(katoda), ion positif menangkap elektron (terjadi reaksi reduksi). Sedangkan pada
elektroda positif (anoda), ion negatif melepaskan elektron (terjadi reaksi oksidasi).
Jika di dalam larutan tidak terdapat ion, maka larutan tersebut tidak dapat
menghantarkan arus listrik.
Senyawa elektrolit adalah senyawa yang jika dilarutkan ke dalam air akan
terionisasi. Senyawa elektrolit dapat dibedakan menjadi senyawa elektrolit kuat dan
senyawa elektrolit lemah. Senyawa elektrolit kuat adalah senyawa yang di dalam air
terionisasi sempurna atau mendekati sempurna, sehingga senyawa tersebut
semuanya atau hampir semua berubah menjadi ion. Senyawa yang termasuk
senyawa elektrolit kuat adalah:

1. Asam kuat, contoh: HCl, HBr, HI, H2SO4, HNO3, HCLO


2. Basa kuat, contoh: NaOH, KOH, Ba(OH)2, Sr(OH)
3. Garam, contoh: NaCl, KCl, MgCl2, KNO3, MgSO

Partikel-partikel yang ada di dalam larutan elektrolit kuat adalah ion-ion yang
bergabung dengan molekul air, sehingga larutan tersebut daya hantar listriknya kuat.
Hal ini disebabkan karena tidak ada molekul atau partikel lain yang menghalangi
gerakan ion-ion untuk menghantarkan arus listrik, sementara molekul-molekul air
adalah sebagai media untuk pergerakan ion. Misalnya HCl dilarutkan ke dalam air,
maka semua HCl akan bereaksi dengan air dan berubah menjadi ion-ion dengan
persamaan reaksi berikut:

HCl (g) + H2O (l) → H3O+ + Clˉ

Reaksi ini biasa dituliskan:

HCl (aq) → H+ + Clˉ

Senyawa elektrolit lemah adalah senyawa yang di dalam air terionisasi sebagian
atau senyawa tersebut hanya sebagian saja yang berubah menjadi ion dan sebagian
yang lainnya masih sebagai molekul senyawa yang terlarut. Larutan yang terbentuk
daya hantar listriknya lemah atau kurang kuat karena molekul-molekul senyawa
dalam larutan tidak dapat menghantarkan listrik, sehingga menghalangi ion-ion
yang akan menghantarkan listrik. Senyawa yang termasuk senyawa elektrolit lemah
adalah:
 Asam lemah, contohnya: HF, H2S, HCN, H2CO3, HCOOH, CH3COOH
 Basa lemah, contohnya: Fe(OH)3, Cu(OH)2, NH3, N2H4, CH3NH2,
(CH3)2NH

Senyawa nonelektrolit adalah senyawa yang di dalam air tidak terionisasi,


sehingga partikel-partikel yang ada di dalam larutan adalah molekul-molekul
senyawa yang terlarut. Dalam larutan tidak terdapat ion, sehingga larutan tersebut
tidak dapat menghantarkan arus listrik, kecuali asam atau basa, senyawa kovalen
adalah senyawa nonelektrolit, misalnya: C6H12O6, CO(NH2)2, CH4, C3H8, C13H10O.
Bila tempat A yang memiliki potensial lebih tinggi dari pada tempat B (VA>
VB), dihubungkan dengan suatu penghantar yang memiliki hambatan sebesar R,
maka akan mengalir arus sebesar i. Besarnya arus listrik yang terjadi bergantung
pada besarnya hambatan pengantar yang digunakan. Makin besar hambatan , makin
kecil kuat arus (i) yang mengalir melalui pengantar tersebut. Kemampuan suatu
pengantar untuk memindahkan muatan listrik daya hantar listrik (L). Besarnya daya
hantar listrik berbanding terbalik dengan hambatan R.

Dimana, L = Daya hantar listrik (ohm-1)


R = Hambatan (ohm)
2.4Tegangan (V)

Tegangan atau seringkali orang menyebut dengan beda potensial dalam bahasa
Inggris voltage adalah kerja yang dilakukan untuk menggerakkan satu muatan
(sebesar satu coulomb) pada elemen atau komponen dari satu terminal/kutub ke
terminal/kutub lainnya, atau pada kedua terminal/kutub akan mempunyai beda
potensial jika kita menggerakkan/memindahkan muatan sebesar satu coulomb dari
satu terminal ke terminal lainnya. Keterkaitan antara kerja yang dilakukan
sebenarnya adalah energi yang dikeluarkan, sehingga pengertian diatas dapat
dipersingkat bahwa tegangan adalah energi per satuan muatan.

III. Alat dan Bahan :


1. Gelas kimia
2. Alkohol
3. Laarutan cuka (CH3COOH) 1M
4. Larutan NaOH 1M
5. Seperangkat alat uji
6. CH3COONa 1M
7. Larutan HCL 1M
8. Larutan gula (C6H12O6)
9. Larutan Urea (CO(NH2)2)
10. Larutan sabun daia
11. Larutan garam (NaCl)

IV. Langkah kerja


1. Di masukan larutan ke dalam gelas kimia.
2. Di masukkan ujung kabel pada alat uji ke dalam larutaan.
3. Di amati lampu dan gelembung gas yang terbentuk.
4. Di catat hasil pengamatannya.
V. Hasil pengamatan
Berilah tanda cek (√) pada kolom di bawah ini.
Nyala lampu Gelombang gas
No Larutan
Ada Tidak Ada Tidak
1 Alkohol √ √
2 CH3COOH 1M √ √

3 NaOH 1M √ √
4 HCl 1M √ √
5 Gula √ √
6 Urea √ √
7 Sabun √ √
8 Garam √ √
9 CH3COONa 1M √ √

VI. Pembahasan

Praktikum daya hantar listrik kali ini dilakukan untuk menentukan daya hantar
listrik dari berbagai larutan, serta menentukan pengaruh konsentrasi terhadap daya
hantar listriknya. Untuk mengetahui apakah suatu larutan tergolong elektrolit kuat,
elektrolit lemah, Non Elektrolit dapat dilihat dari nyala lampu dan gelembung yang
dihasilkan dalam percobaan ini. Sebagai berikut :

1. Larutan Elektrolit Kuat, yaitu larutan elektrolit yang terionisasi sempurna.


Indikator pengamatan ialah dari nyala lampu terang dan timbul gelembung
gas pada elektrode. Contoh larutan ujinya adalah larutan NaOH 1M, HCl 1M,
dan Garam.

2. Larutan Elektrolit Lemah, yaitu larutan yang terionisasi belum sempurna.


Indikator pengamatan ialah dari nyala lampu yang redup dan ada pula yang
tidak menyala tetapi timbul gelembung gas pada elektrode. Contoh larutan
ujinya adalah sabun.

3. Larutan Non-Elektrolit , yaitu larutan yang tidak terionisasi. Indikator


pengamatan ialah dari nyala lampu yang tidak menyala dan tidak timbul
gelembung gas pasa elektrode. Contoh larutan ujinya adalah Alkohol,
CH3COOH 1M, Gula, Urea, dan CH3COONa 1M.
Lampu menyala atau tidak menyala karena adanya zat terlarut yang dapat terurai
menjadi ion-ion yang bergerak bebas sehingga larutan elektrolit dapat
menghantarkan arus listrik.

VII. Pertanyaan

1. kelompokkan bahan uji tersebut ke dalam larutan elektrolit (kuat atau


lemah) dan larutan nonelektrolit.

2. Sebutkan gejala berlangsungnya hantaran arus listrik.

 Jawab:
1. - Larutan Elektrolit : NaOH 1M, HCl 1M, sabun, dan garam.
- Larutan Non-elektrolit : Alkohol, CH3COOH 1M, urea, gula, dan
CH3COONa 1M.

2. Adanya gelembung udara pada anoda & katoda dan nyala lampu yang
dihasilkan (terang, redup, tidak menyala).

VIII. Penutup
 Kesimpulan
 Nilai daya hantar listrik pada suatu larutan, bergantung pada jenis
larutan (elektrolit atau non-elektrolit), besar beda potensial yang
dipakai (V), koefisien ionisasi, derajat ionisasi larutan, dan konsentrasi
larutan.
 Berdasarkan kemampuan daya hantar listriknya larutan dibagi menjadi
2 yaitu, larutan elektrolit dan nonelektrolit. larutan elektrolit
merupakan lerutan yang dapat menghantarkan arus listrik karena zat
terlarutnya terurai sempurna menjadi ion-ion. Sedangkan larutan
nonelektrolit adalah larutan yang tidak dapat menghantarkan arus
listrik.
 Elektrolit kuat dapat menghantarkan listrik dengan baik dibuktikan
dengan terdapat banyak gelembung gas di kedua kutubnya, dan lampu
menyala dengan terang. Larutan elektrolit lemah kurang dapat
menghantarkan arus listrik dengan baik, dibuktkan dengan lampu yang
menyala redup dan gelembung gas di kedua kutub jumlahnya
sdikit. Larutan Nonelektrolit tidak dapat menghantarkan arus listrik,
dibuktikan dengan tidak terdapatnya gelembung gas di kedua kutubnya,
dan lampu tidak menyala saat sedang dilakukan percobaan.
 Daya hantar listrik dipengaruhi oleh besar arus listrik dan tegangan
listrik. dimana daya hantar listrik berbanding lurus dengan arus listrik
dan berbanding terbalik dengan tegangan listrik.

 Saran
 Sebaiknya lakukan praktikum dengan cermat,hati-hati,teliti dan cepat.
 Jangan terlalu banyak bergurau saat sedang melakukan praktikum. Hal
ini agar tidak terjadi kesalahan dalam pencatatan hasil praktikum dan
penelitian agar hasilnya tepat dan akurat.
 Gunakan peralatan yang aman dan sesuai setandar laboratorium.

Anda mungkin juga menyukai