Anda di halaman 1dari 9

e-ISSN: 2549-5070

p-ISSN: 2549-8231

Journal of Medives Volume 2, No. 2, 2018, pp. 1-10


http://e-journal.ikip-veteran.ac.id/index.php/matematika

DESAIN POP UP BOOK BERBASIS RALISTIC MATHEMATICS


EDUCATION (RME) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN
SPASIAL SISWA SMP KELAS VIII
Bustanika Luthfi H
Universitas Ahmad Dahlan
luthfiharisna@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mendesain bahan ajar berupa pop up book berbasis
Realistic Mathematics Education (RME) untuk meningkatkan kemampuan spasial siswa
pada materi bangun ruang. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian
pengembangan (Research and Development) dengan model ADDIE. Penelitian ini
dibatasi sampai dengan tahap desain (design). Subjek penelitian ini adalah guru dan siswa
kelas VIII SMP Muhammadiyah Boarding School (MBS) Pleret, Yogyakarta. Data
penelitian diperoleh dengan cara wawancara untuk menganalisis kebutuhan siswa,
observasi untuk mengetahui karakteristik siswa dan metode pembelajaran yang
digunakan, serta analisis dokumen untuk menganalisis kurikulum, materi pembelajaran,
dan bahan ajar. Teknik analisis data menggunakan analisis data kualitatif. Penelitian ini
menghasilkan desain pop up book yang sesuai dengan analisis kebutuhan siswa,
karakteristik siswa, kurikulum, materi, metode pembelajaran, dan bahan ajar. Pop up
book dirancang berdasarkan pendekatan RME dan didesain untuk meningkatkan
kemampuan spasial siswa. Penelitian ini dapat dikembangkan pada tahap pengembangan
(development), implementasi (implementation) dan evaluasi (evaluation).

Kata kunci: Pop up book, RME, kemampuan spasial.

ABSTRACT

This study aims to design teaching materials in the form of pop up books based on
Realistic Mathematics Education (RME) to improve students' ability in three-dimensional
material. This type of research is the development research (Research and Development)
with the ADDIE model. This study discusses the design stage. The subjects of this study
were teachers and students of eight-grade of Muhammadiyah Pleret Junior High School
(MBS), Yogyakarta. The research data was obtained by interviewing to describe students'
needs, and learning information used, as well as document analysis to analyze curriculum,
learning materials, and teaching materials. Data analysis techniques use qualitative
analysis. This study produced a pop up book design that was in accordance with the
analysis of student needs, student characteristics, curriculum, materials, learning
methods, and teaching materials. Pop up books are designed based on RME and are
designed to improve students' spatial abilities. This research can be developed at the
development, implementation, and evaluation.

Keywords: Pop up book, RME, spatial ability.


PENDAHULUAN ekonomi, sosial, maupun alam. Hal ini
Kemampuan spasial adalah sesuai dengan kurikulum 2013 untuk
kemampuan memanipulasi dan merotasi mempersiapkan manusia yang kreatif
secara mental suatu objek dalam dan inovatif. Salah satu cabang ilmu
menyelesaikan masalah geometri matematika yang diajarkan dari sekolah
dimensi tiga serta kemampuan dasar sampai perguruan tinggi dan
membayangkan bentuk suatu objek dari memiliki tingkat keabstrakan tinggi
perspektif berbeda dalam menyelesaikan adalah geometri (Özdemir, 2017).
masalah geometri (Febriana, Evi, 2015). Geometri merupakan kunci untuk
Linn dan Petersen (National Acaddemy memahami alam dan segala bentuknya di
of Science, 2006) mengelompokkan dunia. Menurut Kartono (2012) dalam
kemampuan spasial ke dalam tiga (dalam Asis M., dkk, 2015), geometri
kategori yaitu persepsi spasial, rotasi merupakan penyajian abstraksi dari
mental, dan visualisasi spasial. Dalam pengalaman visual dan spasial, misalnya
National Academy of Science (2006) bidang, pola, pengukuran, dan pemetaan.
juga dikemukakan bahwa setiap siswa Geometri membantu dalam
harus berusaha mengambangkan pembentukan memori yaitu objek
kemampuan spasialnya dalam konkret menjadi abstrak. Menurut
memahami relasi dan sifat geometri Guven and Kosa (2008), salah satu
untuk memecahkan masalah matematika standar diberikannya geometri di
dalam kehidupan sehari-hari. sekolah adalah agar anak dapat
Kemampuan spasial juga sangat erat menggunakan visualisasi, mempunyai
hubungannya dengan prestais akademik kemampuan penalaran spasial dan
khususnya matematika. Tambunan pemodelan geometri untuk pemecahan
(2010) menyatakan bahwa kemampuan masalah. Oleh karena itu jelas bahwa
spasial yang baik dapat membantu dalam kemampuan spasial sangat penting
memahami konsep-konsep matematika. dalam pemahaman geometri.
Penggunaan contoh spasial seperti Kemampuan spasial juga sangat
membuat bagan atau grafik dapat erat hubungannya dengan prestasi
membantu anak menguasai konsep akademik, khususnya matematika.
matematika. Demikian pentingnya Penelitian Cantürk-Günhan, dkk (2009)
kemampuan spasial sehingga kita semua serta Guay dan McDaniel (1977)
terutama para guru dituntut untuk menemukan hal senada bahwa adanya
memberikan perhatian yang lebih agar hubungan yang positif antara
siswa memiliki kemampuan spasial yang kemampuan spasial dan prestasi belajar
baik. matematika. Tambunan (2010)
Dalam standar isi satuan mengatakan bahwa dengan kemampuan
pendidikan dasar dan menengah mata spasial yang baik dapat membantu dalam
pelajaran matematika (Peraturan Menteri memahami konsep-konsep matematika.
Pendidikan Nasional No.22 Tahun 2006 Penelitian mengenai kesulitan yang
tentang standar isi) telah disebutkan dihadapi siswa dalam belajar
bahwa pelajaran matematika perlu matematika masih menjadi perhatian
diberikan kepada siswa dari mulai para peneliti sampai saat ini. Salah satu
sekolah dasar untuk membekali siswa yang menjadi fokus para peneliti adalah
dengan kemampauan berfikir logis, kesulitan siswa dalam belajar geometri.
analitis, sistematis, kritis, kreatif, dan Banyak penelitian menyatakan
inovatif. Serta keberadaannya mampu bahwa sebagian besar siswa di semua
membantu dalam permasalahan level memiliki kesalahpahaman konsep
geometri (Karakus, dkk, 2015). Nizlel Bluemel dan Taylor dalam
dan Angel (2013) dalam Taufik, Azin Taufik, Azin dan Nuranita (2017)
dan Nuranita (2017) menemukan fakta mengemukakan bahwa pengertian pop
bahwa secara keseluruhan kesulitan up book adalah sebuah buku yang
yang dialami siswa dalam belajar menampilkan potensi untuk bergerak
geometri terletak dalam soal materi dan interaksinya melaui penggunaan
bangun ruang yaitu kesulitan dalam kertas sebagai bahan lipatan, gulungan,
memahami makna dari kata-kata dalam bentuk, pola atau putarannya. Menurut
soal, kesulitan dalam mengubah kata ke Umayah (dalam Ukhtinasari, dkk, 2017)
dalam simbol atau gambar, kesulitan pop up ialah ilustrasi yang ketika
menentukan konsep yang digunakan, halaman dibuka, ditarik, atau diangkat
dan kesulitan menerapkan konsep dalam akan timbul tingkatan dengan kesan tiga
perhitungan matematis. Hal ini juga dimensi dan membuat tampilan buku
terjadi di Muhammadiyah Boarding lebih menarik, sehingga pesan yang
School (MBS) Pleret Yogyakarta yang disampaikan akan mudah dipahami oleh
memiliki nilai rata-rata rendah pada pembaca. Sedangkan menurut
materi bangun ruang. Berdasarkan Rahmawati (2012) dalam Kusrianto, dkk
informasi dan pengalaman dari guru (2016) menjelaskan pop up book adalah
matematika di MBS Pleret Yogyakarta, buku yang memiliki unsur tiga dimensi
siswa sering melakukan kesalahan pada serta dapat bergerak ketika halamannya
perhitungan dikarenakan banyak siswa dibuka. Dari beberapa pengertian di atas
yang masih salah dalam jelas bahwa pop up book adalah buku
merepresentasikan tulisan ke dalam yang menampilkan kesan tiga dimensi
gambar dan sebaliknya, masih salah yang di dalamnya terdapat unsur bentuk
dalam memasukkan rumus dan dan pola yang dapat membeikan
perhitungan. Hal ini disebabkan bahwa gambaran nyata terhadap materi
siswa lebih cenderung menghafal rumus matematika yang bersifat abstrak dalam
dan kurang memahami konsep bangun hal ini geometri. Pop up book juga
ruang dengan benar (Bustanika, dkk, mempermudah dalam penyempaian
2017). materi matematika khususnya geometri
Dari paparan di atas, sangat atau bangun ruang (Bustanika, dkk,
penting bagi peneliti memberikan solusi 2017).
dalam pembelajaran matematika Selain alat peraga, pembelajaran
khususnya materi bangun ruang, matematika perlu sebuah pendekatan
dikarenakan sebagian besar siswa yang mendukung konsep abstrak
menganggap bahwa materi bangun terkesan nyata yaitu dengan
ruang cenderung abstrak dan jauh dari menggunakan pendekatan Realistic
kehidupan sehari-hari. Ditambah lagi Mathematics Education (RME). Filosofi
dengan kemampuan spasial siswa yang RME adalah matematika sebagai
rendah siswa akan kesulitan dalam aktivitas manusia (Freudhental in
menyelesaikan permasalahan terkait Indriani, dkk, 2017; Peck, 2015;
dengan bangun ruang. Oleh karena itu, Makonye, 2014). RME adalah
peneliti memberikan solusi untuk pendekatan pembelajaran matematika
meningkakan kemampuan spasial siswa yang menggunakan masalah
agar siswa lebih mudah dalam kontekstual, sehingga guru dapat
menyelesaikan masalah terkait bangun membekali siswa dengan keterampilan
ruang dengan mengembangkan alat berpikir logis, analitis, sistematis, kritis
peraga barupa pop up book. dan kreatif dan keterampilan kooperatif
siswa dapat dicapai (Noviani, dkk, yang digunakan untuk menghasilkan
2017). Secara umum, pendekatan RME produk tertentu dan menguji keefektifan
terdiri dari lima karakter yaitu: produk tersebut. Dalam pengembangan
penggunaan konteks nyata, penggunaan alat peraga berupa Pop Up Book berbasis
model, pengaitan dalam dan antar topik Realistic Mathematic Education (RME)
matematika, penggunaan metode pada materi bangun ruang kelas VIII
interaktif, dan menghargai variasi SMP/MTs ini menggunakan model
jawaban dan kontribusi siswa ADDIE seperti pada Gambar 1.
(Syahputra, Edi, 2013). Sedangkan
Sembiring (2010) mengatakan bahwa
RME memiliki beberapa karekter yaitu:
siswa lebih akttif berfikir, konteks dan
bahan ajar terkait langsung dengan
lingkungan sekolah dan siswa, serta
peran guru lebih aktif dalam merancang
bahan ajar dan kegiatan LKS. Pendapat
lain mengungkapkan 5 karakteristik
RME yaitu: menggunakan konteks dunia
nyata, menggunakan model-model,
menggunakan produksi dan konstruksi,
menggunakan interaksi, dan
menggunakan keterkaitan (Soviawati, Gambar 1. Model ADDIE (B. A. Jones,
Evi : 2011 dan Laurens, Theresia, dkk, 2007)
2017). Dari berbagai karakteristik di Tahap-tahap pengembangan
atas, karakter dari RME yang akan tersebut adalah analisis (Analys),
digunakan dalam pengembangan bahan perancangan (Design), pengembangan
ajar adalah konteks dunia nyata, (Development) dan implementasi
menggunakan model, menggunakan (Implementation) dan evaluasi
produksi dan konstruksi, dan (Evaluate). Subjek uji coba dalam
mnggunakan metode interaktif. penelitian ini adalah siswa kelas VIII dan
Berdasarkan paparan di atas, guru matematika di MBS Pleret
peneliti bermaksud untuk menganalisis Yogyakarta. Penelitian ini dibatasai
kebutuhan bahan ajar pembelajaran hanya sampai tahap merancang untuk
matematika yang sesuai dengan menentukan desain pop up book berbasis
karakteristik siswa dan mendesain bahan RME pokok bahasan bangun ruang sisi
ajar yang dapat meningkatkan datar. Teknik analisis data yang
kemampuan spasial. Bagian pertama digunakan adalah analisis data kualitatif.
menguraikan pendahuluan. Bagian Pengambilan data dilakukan dengan
kedua menguraikan metode penelitian. menggunakan non tes dengan instrument
Bagan ketiga memaparkan hasil penelitian berupa wawancara, observasi,
penelitian dan bagian keempat dan analisis dokumen.
menguraikan kesimpulan. Wawancara dilakukan pada guru
dan siswa untuk mengetahui data
METODE PENELITIAN mengenai kebutuhan siswa terhadap pop
Jenis penelitian yang dilakukan up book berbasis RME dan pemahaman
adalah penelitian pengembangan siswa terhadap konsep bangun ruang.
(Research and Development). Menurut Observasi dilakukan untuk mengetahui
(Sugiyono, 2012) metode penelitian dan karakteristik siswa dan metode
pengembangan adalah metode penelitian
pembelajaran dalam proses dengan kehidupan sehari-hari. Analisis
pembelajaran. Sedangkan analisis terhadap metode pembelajaran tersebut,
dokumen dilakukan untuk menganalisis menghasilkan suatu pemikiran bahwa
kurikulum, materi pembelajaran, dan perlunya Pop Up Book berbasis RME
bahan ajar yang digunakan. Data yang untuk memudahkan siswa dalam
diperoleh tersebut digunakan sebagai membayangkan objek bangun ruang
acuan dalam pengembangan pop up book yang memiliki unsur tiga dimensi
berbasis RME. sehingga siswa diharapkan akan lebih
mudah memahami konsep bangun ruang
HASIL DAN PEMBAHASAN
dan memahami soal-soal untuk
3.1. Tahap Analisis
menyelesaikanya.
Pada tahap ini dilakukan kegiatan
analisis kebutuhan dan syarat-syarat 3.1.3. Analisis karakteristik siswa
dalam pengembangan Pop Up Book. Berdasarkan pengamatan
Pada tahapan ini terdapat beberapa karakter siswa kelas VIII SMP MBS
analisis yaitu: Pleret, yang pertama siswa kurang
3.1.1. Analisis kurikulum, bahan ajar, berminat untuk belajar matematika
dan materi pembelajaran sehingga siswa kurang fokus dan kurang
Kurikulum yang digunakan di konsentrasi dalam pembelajaran. Kedua,
MBS Pleret Yogyakarta adalah pada saat guru menjelaskan pelajaran,
kurikulum 2013. Berdasarkan beberapa siswa yang tidak
Permendiknas R1 nomor 41 tahun 2007 memperhatikan pelajaran sebagai
tentang Standar Proses, mengamanatkan contoh, siswa bercerita dengan teman
bahwa proses pembelajaran sebaiknya sebangku, beberapa siswa tidur, dan
dilakukan melalui proses eksplorasi, terdapat siswa yang sibuk dengan
elaborasi, dan konfirmasi. Ketiga macam aktivitasnya sendiri. Ketiga, siswa hanya
proses tersebut merupakan karakteristik mendengar penjelasan dari guru
dari RME. Menurut wawancara dengan sehingga siswa tidak aktif dalam peroses
guru di MBS, untuk materi bangun ruang pembelajaran. Berdasarkan karakter
guru menggunakan LKS sebagai bahan yang ditemukan maka peneliti perlu
ajar dan menggunakan metode menggunakan pendekatan yang mampu
konvensional untuk pembelajaran. Dari mendorong siswa untuk aktif, siswa
segi kurikulum, LKS tersebut sudah dapat bereksplorasi, dan siswa bisa
sesuai dengan KI, KD beserta indikator menemukan gagasannya sendiri. Oleh
pencapaiannya. Namun, LKS hanya karena itu dipilih pendekatan RME
menampilkan unsur dua dimensi karena sesuai dengan karakteristik
sedangkan untuk materi bangun ruang tersebut.
yang hakikatnya memiliki unsur tiga 3.1.4. Analisis kebutuhan siswa
dimensi, diperlukan suatu alat peraga Berdasarkan informasi yang
yang menampilkan unsur tersebut dan diperoleh dari wawancara beberapa
mendukung bahan ajar (LKS) yang siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah
sudah ada. Boarding School (MBS), pada saat
3.1.2. Analisis metode pembelajaran pembelajaran matematika, mereka
Dari segi metode, metode merasakan bosan dikarenakan
pembelajaran konvensional juga kurang pembelajaran cenderung monoton dan
bisa membantu siswa dalam pemahaman tidak ada sesuatu yang baru. Siswa dan
konsep bangun ruang karena tidak guru hanya terpacu pada LKS yang
adanya pendekatan secara nyata terhadap dibeli di pasaran berisi materi pelajaran,
objek yang dipelajari dan terkesan jauh contoh soal dan soal latihan. Ditambah
lagi, LKS yang digunakan kurang 3.2.1. Bagian pembuka
menarik, sangat sedikit mengandung Bagian pembuka dari pop up
unsur gambar dan warna sehingga book berisikan cover, daftar isi, kata
menambah kebosanan siswa dan pengantar, petunjuk penggunaan. Bagian
mengurangi minat siswa dalam belajar. ini disusun berdasarkan hasil yang
Dari wawancara siswa juga diperoleh diperoleh dari wawancara dan observasi
siswa kurang bisa memahami konsep yang dilakukan kepada siswa. Bagian
bangun ruang dikarenakan siswa pembuka terutama bagian cover ini
mengaku kesulitan dalam disusun dengan semenarik mungkin agar
membayangkan sebuah bangun yang siswa merasa tertarik terhadap pop up
tidak nyata. Untuk itu, siswa book dan merasa senang dalam
membutuhkan sesuatu yang nyata untuk pembelajaran yang dilakukan. Salah satu
mempelelajari matematika yang terkesan isi bagian pembuka dari pop up book
abstrak terutama pada materi bangun ditunjukkan pada Gambar 3 berikut.
ruang dan didukung dengan pendekatan
yang nyata pula. Siswa juga
membutuhkaan sesuatu yang menarik
dan terkesan hidup agar pembelajaran
menjadi lebih menyenangkan. Dari
analisis kebutuhan siswa tersebut,
peneliti ingin mengembangkan sebuah
alat peraga untuk melengkapi dan
mendukung LKS yang sudah ada berupa
Pop Up Book yang menampilkan unsur
tiga dimensi berbasis pendekatan RME.
3.2. Tahap Desain
Pada tahap ini dilakukan kegiatan
Gambar 3. Bagian pembuka pop up book
perancangan yairu berupa pembuatan
draf dalam mengembangkan Pop Up 3.2.2. Bagian isi
Book berbasis RME. Dalam pembuatan Bagian isi memuat judul bab,
Pop Up Book ini terbagi menjadi tiga kompetensi dasar, kompetensi inti,
bagian (Permendikbud nomor 8 th 2016) indikator pencapaian, bangun ruang tiga
yang ditunjukan pada Gambar 2 dibawah dimensi, materi, dan latihan soal. Pada
ini. bagian isi dimasukkan karakteristik yang
ada di dalam pemdekatan RME yakni
konteks dunia nyata, menggunakan
model, menggunakan produksi dan
konstruksi, dan menggunakan metode
interaktif. Konteks dunia nyata yaitu
penyajian matematika tidak secara
abstraksi melainkan disajikan secara
nyata atau kaintannya dengan kehidupan
sehai-hari. Pada penggunaan konteks
dunia nyata, materi bangun ruang
disajikan dengan benda-benda yang
terdapat di dunia nyata contohnya
rumah, tenda, rubik, dll yang berbentuk
Gambar 2. Susunan bagian Pop Up Book kubus, balok, prisma dan limas.
Tentunya bangun-bangun tersebut 3.2.3. Bagian penutup
berbentuk tiga dimensi. Pada Bagian penutup pop up book
karakteristik penggunaan model, buku terdiri dari glosarium dan daftar pustaka.
ini menyajikan berbagai model bangun Penelitian ini dibatasi hanya
ruang agar siswa dapat langsung sampai pada tahapan pendefinisian
mengerti berbagai macam bangun ruang (define). Namun untuk lebih jelas
dalam dunia nyata dan kehidupan sehari- mengenai tahapan dalam ADDIE akan
hari. Produksi dan konstruksi artinya dilanjutkan pada tahapan selanjutnya
membuat dan membangun yaitu siswa yaitu tahapan pengembangan
membuat dan membangun (development).
pengetahuannya sendiri. Pada
penggunaan produksi dan konstruksi PENUTUP
siswa diminta menentukan sendiri Penelitian ini menghasilkan
rumus-rumus yang terdapat dalam desain pop up book yang didesain
materi bangun ruang seperti rumus luas, berdasarkan analisis kurikulum, materi,
keliling maupun volume. Siswa juga metode pembelajaran, bahan ajar,
diminta menentukan unsur-unsur yang karakteristik siswa, dan kebutuhan siswa
terdapat dalam bangun ruang melalui sehingga menghasilkan desain pop up
bangun yang tekah disajikan dalam buku book berbasis Realistic Mathematics
tersebut beserta menentukan jaring- Education (RME). Pop up book berbasis
jaring bangun ruang. Buku ini juga pendekatan RME ini bertujuan untuk
menyajikan latihan-latihan soal yang meningkatkan kemampuan spasial
didesain untuk dikerjakan secara siswa. Komponen desain pop up book
kelompok sehingga dalam buku ini akan terdiri dari cover, kata pengantar, daftar
muncul karakter dari RME yaitu isi, petunjuk penggunaan, kompetensi
menggunakan metode interaksi atau dasar, kompetensi inti, indikator
kolaborasi. Interaksi yang dimaksud pencapaian, bangun ruang tiga dimensi,
disini adalah bagaimana siswa satu dan latihan soal. Pop up book ini memuat
dengan lainnya bekerja sama untuk karakteristik RME yaitu konteks dunia
menyelesaikan suatu permasalahan. nyata, menggunakan model,
Bagian isi pada pop up book ini dapat menggunakan produksi dan konstruksi,
dilihat pada Gambar 4 berikut. dan mnggunakan metode interaktif.
Untuk mengembangkan buku ini,
peneliti akan melakukan penelitian lebih
lanjut pada tahap pengembangan
(development).

DAFTAR PUSTAKA
Asis, M., dkk. (2015). Profil
Kemampuan Spasial dalam
Menyelesaikan Masalah
Geometri Siswa yang Memiliki
Kecerdasan Logis Matematis
Tinggi Ditinjau dari Perbedaan
Gender. Jurnal Daya Matematis.
3(1), 78-87.
B. A. Jones. (2007). Instructional Design
in a Business English Context, 1,
Gambar 4. Bagian isi pop up book 683–696.
Bustanika, dkk. (2017). Analisis Mathematics Education (RME).
Kebutuhan Pop Up Book ICRIEMS. Hlm. 1-9.
berbasis Realistic Mathematics Karakuş, F., & Peker, M. (2015). The
Education (RME) untuk Siswa effects of dynamic geometry
Kelas VIII SMP/MTs pada software and physical
Materi Bangun Ruang. Prosiding manipulatives on pre-service
Seminar Nasional Matematika primary teachers’ van Hiele
dan Pendidikan Matematika levels and spatial
2017. Purworejo: Universitas abilities. Turkish Journal of
Muhammadiyah Purworejo. Computer and Mathematics
Cantürk-Günhan, B., Turgut, M., & Education (TURCOMAT), 6(3),
Yılmaz, S. (2009). Spatial ability 338-365.
of a mathematics teacher: the Kusrianto, S.I., dkk. (2016). Keefektifan
case of Oya. IBSU Scientific Model Pembelajaran Core
Journal, 3(1), 151-158. Berbantuan Alat Peraga Pop Up
Departemen Pendidikan dan Book terhadap Kemampuan
Kebudayaan. 2006. Siswa Kelas VIII pada Aspek
Permendiknas Nomor 22 Tahun Representasi Matematika. Unnes
2006 Tentang Standar Isi Journal of Mathematics
Sekolah Menengah Atas. Jakarta: Education (UJME). 5(2): 155-
Depdiknas. 162.
Febriana, E. (2015). Profil kemampuan Laurens, Theresia dkk. (2018). How
spasial siswa menengah pertama Does Realistic Mathematics
(smp) dalam menyelesaikan Education (RME) Improve
masalah geometri dimensi tiga Students’ Mathematics Cognitive
ditinjau dari kemampuan Acievements?. EURASIA
matematika. JurnalElemen, 1(1), Journal of Mathematics, Science
13-23. and Technology Education.
Guay, R. B., & McDaniel, E. D. (1977). 14(2). 569-578.
The relationship between Makonye, Judah. (2014). Teaching
mathematics achievement and Functions Using a Realistic
spatial abilities among Mathematics Education
elementary school Approach: A Theoritical
children. Journal for Research in Perpective. IntJEduSci. 7(3).
Mathematics Education, 211- 653-662.
215. National Academy of Sciences. (2006).
Güven, B., & Kosa, T. (2008). The effect Acceleration of the recognition
of dynamic geometry software on rate between grafted ligands and
student mathematics teachers' receptors with magnetic forces.
spatial visualization Proceedings of the National
skills. Turkish Online Journal of Academy of Sciences of the
Educational Technology- United States of America, 44-45.
TOJET, 7(4), 100-107. Noviani, Jumraul dkk. (2017). The
Indriani, Novi dan Hongki. (2017). Effect of Realistic Mathematics
Developing Learning Trajectory Education (RME) in Improving
on The Circumference of A Primary School Students’ Spatial
Cycle with Realistic Ability in Subtopic Two
Dimension Shape. Journal of
Education and Practice. 8(3). Atas. Unnes Physics Education
112-126. Journal (UPEJ). 6(2). 2-6.
Özdemir, B. G. (2017). Mathematical
Practices In A Learning
Environment Designed by
Realistic Mathematics
Education: Teaching Experiment
About Cone and
Pyramid. European Journal of
Education Studies, 3(5), 405-
431.
Peck, Feredick. (2015). The
Interwinement of Activity and
Artifacts: A Cultural Perspective
on Realistic Mathematics
Education. School of Education
Graduate Theses and
Dessertation. Hlm. 2-10.
Peraturan Menteri dan Kebudayaan
Republik Indonesia Nomor 8
Tahun 2016 tentang Buku yang
Digunakan oleh Satuan
Pendidikan.
Soviawati, Evi. (2011). Pendekatan
Matematika Realistik (PMR)
untuk Meningkatkan
Kemampuan Berfikir Siswa di
Tingkat Sekolah Dasar, 2, 79-85.
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian
Kuantitatif Kualitatif dan R&D.
Bandung: Alfabeta.
Tambunan, S. M. (2010). Hubungan
antara kemampuan spasial
dengan prestasi belajar
matematika. Hubs-Asia, 9(2).
Taufik, A dan Nuranita. (2017).
Pengembangan Perangkat
Pembelajaran Matematika
Berbantuan Alat Peraga Pop Up
Book Berbasis Problem Based
Learning untuk Meningkatkan
Kemampuan Spasial Siswa.
Prosiding SEMNAS Pendidikan
Matematika 2017. Hlm. 163-174.
Ukhtinasari, Febri dkk. (2017). Pop Up
sebagai Media Pembelajaran
Fisika Materi Alat-Alat Optik
untuk Siswa Sekolah Menengah

Anda mungkin juga menyukai