Anda di halaman 1dari 4

TUGAS 1

KEBIJAKAN PERTAMBANGAN

OLEH

ARWAN

15090584

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS SEMBILANBELAS NOVEMBER

KOLAKA

2018
Perbandingan UU No 11 Tahun 1967 dan UU No 4 Tahun 2009

Adapun hal-hal baru yang menjadi dasar dan membedakan UU No 11 Tahun 1967 dan UU
No 4 Tahun 2009 adalah sebagai berikut :
A. Isi Dari Undang-Undang
UU No 11 Tahun 1967 terdiri atas 37 Pasal dan 12 Bab sedangkan UU No 4 Tahun 2009 terdiri
atas 175 Pasal dan 26 Bab.
B. Kandungan Tambang
UU No 11 Tahun 1967 mengatur segala bahan galian seperti unsur-unsur kimia dan juga batu
alam sedangkan UU No 4 Tahun 2009 yang disebut juga sebagai Undang-Undang Minerba
lebih spesifik pada mineral dan batubara.
C. Golongan Bahan Tambang
Menurut UU No 11 Tahun 1967 bahan galian tambang dibagi atas 3 macam yaitu:
1. Golongan bahan galian strategis
2. Golongan bahan galian vital
3. Golongan bahan galian yang non strategis dan non vital
Sedangkan menurut UU No 4 Tahun 2009 bahan galian tambang dibagi atas 5 macam yaitu:
1. Mineral radioaktif
2. Mineral logam
3. Mineral non-logam
4. Batuan
5. Batubara
D. Penguasaan Pertambangan
Menurut UU No 11 Tahun 1967 sektor pertambangan dikuasai sepenuhnya oleh pemerintah
sedangkan menurut UU No 4 Tahun 2009 Dikuasai negara, diselenggarakan oleh pemerintah
dan/atau pemerintah daerah setelah pemerintah berkonsultasi dengan DPR untuk menetapkan
kebijakan demi kepentingan dalam negeri.
E. Kewenangan Pengolahan
Menurut UU No 11 Tahun 1967 kewenangan dalam pengolahan sektor pertambangan menjadi
2, yaitu:
1. Bahan galian golongan strategis dan vital oleh Menteri
2. Bahan galian golongan Vital dan Non strategis-Non Vital oleh Pemerintah Daerah Tingkat
I Sedangkan menurut UU No 4 Tahun 2009 kewenangan dalam pengolahan sektor
pertambangan menjadi 3, yaitu:
1. Bupati/Walikota apabila Wilayah Izin Usaha Pertambangan (WIUP) berada dalam satu
wilayah Kabupaten/Kota
2. Gubernur apabila WIUP berada pada lintas Wilayah Kab/Kota
3. Menteri apabila WIUP berada pada lintas wilayah Provinsi
F. Pengawasan
Menurut UU No 11 Tahun 1967 pengawasan sektor pertambangan terpusat kepada menteri
sedangkan menurut UU No 4 Tahun 2009 Pembinaan dan Pengawasan terhadap pemegang
IUP dan IUPK dilakukan oleh Menteri, Gubernur, Bupati/Walikota sesuai dengan
kewenangannya, sedangkan untuk IPR merupakan tugas Bupati/Walikota.
G. Bentuk Perizinan
Menurut UU No 11 Tahun perizinan tambang dibagi atas 4 macam yaitu:
1. Kuasa Pertambangan (KP),
2. Surat Ijin Pertambangan Daerah (SIPD),
3. Surat Izin Pertambangan Rakyat (SIPR),
4. Kontrak Karya (KK)/ Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara (PKP2B)
Sedangkan menurut UU No 4 Tahun 2009 perizinan tambang dibagi atas 3 macam yaitu:
1. Izin Usaha pertambangan (IUP)
2. Izin Pertambangan Rakyat (IPR)
3. Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK)
H. Pemilik Perizinan
Menurut UU No 11 Tahun perizinan tambang dapat diberikan kepada :
1. Investor domestik (KP, SIPD, PKP2B)
2. Investor asing (KK, PKP2B)
Sedangkan menurut UU No 4 Tahun 2009 perizinan tambang dapat diberikan kepada :
1. IUP (Izin Usaha Pertambangan) diberikan pada badan usaha, koperasi dan perseorangan
(pasal 38).
2. IPR (Izin Pertambangan Rakyat) diberikan pada penduduk setempat, naik perseorangan
maupun kelompok masyarakat dan atau koperasi (pasal 67), dengan luas terperinci (pasal
68).
3. IUPK (Izin Usaha Pertambangan Khusus) diberikan pada badan usaha berbadan hukum
Indonesia, baik BUMN, BUMD, maupun swasta. BUMN dan BUMD mendapat prioritas
(pasal 75).
I. Pelaksana Usaha Pertambangan
Menurut UU No 11 Tahun pelaksana usaha pertambangan adalah :
1. Instansi Pemerintah yang ditunjuk oleh Menteri
2. Perusahaan Negara
3. Perusahaan Daerah
4. Perusahaan dengan modal bersama antara Negara dan Daerah
5. Koperasi
6. Badan atau perseorangan swasta yang memenuhi syarat-syarat yang dimaksud dalam pasal
12 ayat (1)
7. Perusahaan dengan modal bersama antara Negara dan/atau Daerah dengan Koperasi
dan/atau Badan/Perseorangan Swasta yang memenuhi syarat-syarat yang dimaksud dalam
pasal 12 ayat (1)
8. Pertambangan Rakyat
Sedangkan menurut UU No 4 Tahun 2009 pelaksana usaha pertambangan adalah :
1. Pemegang IUP atau IUPK
2. Badan Usaha
3. Koperasi
4. Perseorangan sesuai dengan kualifikasi yang telah ditetapkan oleh klasifikasi Menteri.
J. Penggunaan Lahan
Dalam penggunaan lahan Menurut UU No 11 Tahun 1967 dilakukan pembatasan tanah yang
dapat diusahakan sedangkan menurut UU No 4 Tahun 2009 Pembatasan tanah yang dapat
diusahakan dan sebelum memasuki tahap operasi produksi pemegang IUP/IUPK wajib
menyelesaikan hak atas tanah dengan pemegang hak atas tanah.

Anda mungkin juga menyukai