7
KETERAMPILAN KLINIK
RESUSITASI CAIRAN PADA PASIEN DEWASA
Hasanul Arifin
I. PENDAHULUAN
39
Tabel Persentase Total Body Water
Pria Wanita
Kurus 65% 55%
Sedang 60% 50%
Gemuk 55% 45%
DERAJAT DEHIDRASI
Penggantian Cairan :
40
o ditandai dengan membaiknya fungsi hemodinamik ( MAP , HR, perfusi
perifer), membaiknya perfusi organ (urine mulai keluar, jernih)
Kebutuhan normal untuk rumatan
Dalam keadaan tidak ada masukan melalui oral, maka defisit cairan dan elektrolit
dengan segera dapat terjadi sebagai akibat produksi urine, sekresi gastrointestinal,
keringat dan insesible waterlossdari kulit dan paru. Kebutuhan normal untuk rumatan
dapat dilihat dari table di bawah ini
Berat Badan Jumlah Cairan
0-10 kg 4 mL / kg/jam
CAIRAN PENGGANTI
41
Class I Class II Class III Class IV
Konsensus :
o Kristaloid 3:1
42
o Kolloid (gelatin) 1.5 : 1
TRANSFUSI DARAH
Mengikuti RULE-of 5
PENGHANGATAN CAIRAN :
43
II.2 TUJUAN KHUSUS
1. Mahasiswa mampu mengenal jenis-jenis cairan untuk resusitasi cairan
2. Mahasiswa mampu melakukan diagnosa (penentuan) derajad kehilangan
cairan non perdarahan (dehidrasi).
3. Mahasiswa mampu melakukan penghitungan kebutuhan dan cara
resusitasi dan jenis cairan yang digunakan pada kasus dehidrasi
4. Mahasiswa mampu melakukan diagnosa (penentuan) derajad kehilangan
cairan dan darah pada kasus dengan perdarahan .
5. Mahasiswa mampu melakukan penghitungan kebutuhan , cara resusitasi
dan jenis cairan yang digunakan pada kasus perdarahan.
6. Mahasiswa mampu menentukan saat kapan transfusi dan penghitungan
kebutuhan darah.
7. Mahasiswa mampu menjelaskan tujuan pemberian larutan infus yang
dihangatkan
Setelah dilakukan rewsusitasi ,keadaan pasien saat ini nafas berkurang sesaknya
24x/menit, TD : 110/70 mmhg, Nadi 106x / menit, urine sudah mulai keluar 40 cc,
mulai jernih.
44
Setengah jam kemudian pasien tampak sesak kembali, tekanan darah turun 90/70,
Nadi 120 x /menit, pasien tampak pucat, sklera tampak udem. Hb diukur 5 gr %.
Pasien didiagnosa mengalami trauma tumpul abdomen dengan shock hipovolemik ec
internal bleeding (spleen-rupture ?)
Lakukanlah resusitasi cairan yang sesuai dengan kasus di atas !
Kasus 2 :
45
Seorang wanita, umur 26 thn, BB 50 kg, datang ke unit gawat darurat dengan keluhan
muntah dan mencret.
Pada pemeriksaan fisik dijumpai : bila diberi rangsang nyeri dengan menekan nail
bed, mata terbuka lalu tertutup kembali; dari bangun lalu tidur kembali.
TD 85/- mmHg (dari palpasi); nadi 138x/menit, halus; ujung jari dingin, warna pucat
dan kebiruan, mata cekung. Katerter terpasang, urine 5 cc dengan warna pekat.
Pasien didiagnosa mengalami muntah mencret dengan dehidrasi berat.
46
Sementara lakukan pemantauan, hemodinamik, perfusi perifer, produksi urine,
temperatur tubuh.
PENGAMATAN
No. LANGKAH / TUGAS YA TIDAK
1. Menilai parameter parameter :
- Menentukan TD
- Menentukan HR
- Menentukan pulse pressure
- Menentukan frekwensi pernafasan
- Menentukan produksi urin
- Turgor kulit
- Menentukan kesadaran
47
2. Persiapan untuk melakukan tindakan :
Infus set (jarum besar, 16 G atau 18 G ) 2 set.
Penghangat cairan
Penghangat tubuh
Oksigen nasal
Kateter urine
Persiapan cairan Kristaloid RL
3. Menentukan derajat perdarahan atau dehidrasi sesuai
data pada point 1. (lihat tabel)
4. Melakukan perhitungan kehilangan darah atau
dehidrasi cairan berdasarkan klassifikasi (tabel).
5. Mengenal jenis cairan pengganti perdarahan
(kristaloid, koloid, darah atau komponen darah) dan
pengganti cairan untuk rehidrasi pada kasus dehidrasi
6. Melakukan penggantian perdarahan/ dehidrasi,
sesuai dengan petunjuk diatas. ( kerjakan sesuai
dengan kasus)
7. Pemantauan pasca resusitasi / rehidrasi sesuai dengan
tabel (klassifikasi perdarahan/dehidrasi)
48
SL. EM. VI. 10
KETERAMPILAN KLINIK
RESUSITASI CAIRAN PEDIATRIK
I. CAIRAN RESUSITASI
1. Kristaloid
Cairan kristaloid isotonik seperti Ringer Laktat (RL), garam fisiologis (NS), dan Ringer
asetat (RA) banyak tersedia, harganya murah, tidak menimbulkan reaksi alergi, efektif
mengisi ruang interstisial dan mengkoreksi defisit sodium, sehingga dipilih sebagai lini
pertama dalam resusitasi cairan pada keadaan shock. Namun hanya sebentar berada di
dalam ruang intravaskular, dalam beberapa menit hanya seperempat bagian yang masih
berada di ruang intravascular. Untuk mengembalikan volume intravaskular diperlukan
jumlah cairan kristaloid yang besarnya 4-5 kali defisit, sehingga dapat terjadi edema paru.
2. Koloid
Cairan koloid lebih lama berada di ruang intravaskular dibandingkan kristaloid. Darah
dan cairan koloid seperti albumin 5%, FFP, dan koloid sintetik seperti hetastarch 6% dan
10%, dextran 40, dextran 60, dan gelatin lebih efisien mengisi ruang intravaskular
dibandingkan kristaloid, namun lebih mahal dapat menyebabkan reaksi sensitifitas dan
komplikasi lain
Darah, FFP dan komponen darah diberikan setelah bolus kristaloid diberikan dua kali
atau sekitar 40 mL/KgBB, untuk mengganti kehilangan darah akibat trauma atau sebagai
terapi paliatif koagulopati.
49
II. RESUSITASI CAIRAN
Child in Shock
1. Adequate 2. Crystalloid
oxygenation & 20 mL/KgBW
ventilation in 5 minutes
No improvement
improvement
No 2. Crystalloid
improvement 20 mL/KgBW
in 5 minutes
Establish etiology,
observation
CVP < 10 mmHg CVP > 10 mmHg
Colloid infusion
untill CVP 10 Discontinue fluid resuscitation
mmHg
50
III. LEMBAR PENGAMATAN RESUSITASI CAIRAN
Pengamatan
LANGKAH/TUGAS
Ya Tidak
1. Menilai keadaan syok
- Kesadaran : respon terhadap nyeri,
- Frekuensi Napas : 70 kali/menit
- Meraba denyut nadi di arteri radialis : tidak teraba
- Tekanan darah : tidak terukur
- Waktu pengisian kapiler yaitu dengan cara menekan
pada ujung kuku kemudian dilepaskan : > 3 detik
- Jumlah urin : tidak ada
2. Mempersiapkan alat dan cairan resusitasi
a. Kristaloid : Ringer Lactate, NaCl 0,9%
b. Koloid : HES 6%, dextran 40, dan gelatin
c. IV line : abbocath no. 22 / 24, infuse set mikro/makro
3. Penanganan awal pasien
a. Airway : head tilt-chin lift
b. Breathing : Berikan oksigenasi & ventilasi adekuat
:pemberian oksigen dengan nasal kanul
c. Circulation : pasang IV line
4. Menghitung cairan resusitasi awal dengan kristaloid yaitu
ringer laktat
pada 5 menit pertama : 20 cc/kgBB yaitu sebanyak 200cc
5. Menilai perbaikan klinis pasca resusitasi dengan cairan
kristaloid pada 5 menit pertama
- Kesadaran :tidak respon terhadap nyeri
- Frekuensi Napas : 64 kali/menit
- Meraba denyut nadi di arteri radialis : teraba 158
kali/menit, namun masih halus
- Tekanan darah : 80/60 mmHg
- Waktu pengisian kapiler yaitu dengan cara menekan
pada ujung kuku kemudian dilepaskan : > 3 detik
- Jumlah urin : 3 cc (kesan < 1cc/kg/jam)
51
- Frekuensi Napas : 52 kali/menit
- Meraba denyut nadi di arteri radialis : 150 kali/menit
- Tekanan darah : 90/70 mmHg
- Waktu pengisian kapiler yaitu dengan cara menekan
pada ujung kuku kemudian dilepaskan : > 3 detik
- Jumlah urin : 5 cc (kesan < 1 cc/kgBB/jam)
52