Makalah Analisis Multivariat
Makalah Analisis Multivariat
ANTENATAL CARE
A. Definisi
ANC adalah pemeriksaan kehamilan untuk mengoptimalisasi
kesehatan mental dan fisik ibu hamil, sehingga mampu
menghadapi persalinan, nifas, persiapan memberikan ASI dan
kembalinya kesehatan reproduksi secara wajar.
B. Tujuan ANC
1. Memantau kemajuan kehamilan dan untuk memastikan
kesehatan ibu dan tumbuh kembang bayi
2. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental
dan sosial ibu
3. Mengenal secara dini adanya ketidaknormalan, komplikasi
yang mungkin terjadi selama hamil termasuk riwayat penyakit
secara umum, kebidanan, dan pembedahan
4. Mempersiapkan kehamilan cukup bulan, melahirkan dengan
selamat ibu dan bayi dengan trauma minimal
5. Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan
pemberian ASI eksklusif
6. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima
kelahiran bayi agar dapat tumbuh kembang secara optimal
C. Kebijaksanaan Program
1. Kunjungan ANC sebaiknya dilakukan paling sedikit 4 kali
selama kehamilan yaitu :
- 1 kali pada trimester I
- 1 kali pada trimester II
- 2 kali pada trimester III
2. Pemeriksaan pertama dilakukan segera setelah diketahui
terlambat haid
1
Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes Wira Medika Bali
2
Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes Wira Medika Bali
E. ANAMNESA
1. Kunjungan Awal
a. Dimulai segera setelah ada kemungkinan kehamilan yang
beralasan, beberapa hari setelah terlambat menstruasi dan
tidak lebih dari keterlambatan menstruasi periode kedua
b. Pada kunjungan awal ini hendaknya dilakukan hal-hal
sebagai berikut :
1) Evaluasi fisik berupa pemeriksaan tekanan darah, TB
dan BB
2) Uji laboratorium bahan urine : glukosa, protein, kultur
kuantitatif urine midstream. Bahan darah : Ht, hitung
leukosit/ eritrosit, trombosit, sel sabit (untuk kulit
hitam), gula darah, uji serologi (untuk sifilis),
golongan darah, antigen terhadap Rubella/Hepatitis B.
3) Bagi wanita yang menginginkan aborsi→ ”konseling”
4) Pada kunjungan awal ini dimulai dengan : riwayat-
riwayat, pemeriksaan fisik, diskusi tentang beberapa
masalah, nasehat tentang nutrisi dan persoalannya,
keperluan pengobatan sesuai dengan resep dokter dan
penentuan/pemesanan tempat persalinan.
• Riwayat
Berkaitan dengan riwayat kehamilan, pada kunjungan
awal ini ditanyakan tentang :
a. Riwayat haid, meliputi :
1) Menarche
2) HPHT Untuk dapat menentukan taksiran
persalinan
3) Siklus
4) Lama haid Pada perhitungan
Naegle
HPHT + (+7-3+1)
3
Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes Wira Medika Bali
4
Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes Wira Medika Bali
5
Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes Wira Medika Bali
2. Kunjungan Lanjutan
Beberapa hal yang perlu dilaporkan pada kunjungan lanjutan
yaitu :
a. Urinalisis : klien membawa urine midstream yang bersih,
dikumpulkan saat berkemih pertama kali pada pagi hari
yang akan diperiksa kadar gula, aseton dan albumin.
b. Berat badan : idealnya klien harus bertambah berat kira-
kira 12-14 kg selama hamil atau 250 mg/mgg untuk 28
mgg pertama dan 500 mg/mgg pada minggu seterusnya.
Tambahan berat badan lebih dari 2 kg/mgg dalam
trimester dua biasanya disebabkan karena retensi cairan.
Keadaan ini disebut edema gestasional dan merupakan
suatu yang abnormal. Sedangkan penambahan berat lebih
dari 2,5 kg/mgg pada akhir kehamilan, mungkin
merupakan tanda pre-eklampsi dan urine serta tekanan
darah harus diperiksa dengan ketat.
c. Pengukuran tekanan darah : peningkatan tekanan sistolik
30 mmHg atau diastolik 15 mHg disebut hipertensi
gestasional dan merupakan sesuatu yang abnormal.
d. Wawancara bidan, dokter atau perawat : pada saat
tersebut ibu mendiskusikan masalah-masalahnya atau
pertanyaan-pertanyaan sehingga tercipta hubungan saling
percaya
e. Pemeriksaan abdomen : tinggi fundus uterus, posisi janin
dan denyut jantung janin
f. Pemeriksaan vagina : dilakukan sebagai indikasi untuk
menentukan status servik dengan pendekatan EDC
g. Pemeriksaan darah : dilakukan untuk mengamati keadaan
seperti sifilis, anemia dan inkompatibilitas golongan
darah
6
Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes Wira Medika Bali
• Antenatal Education
Pendidikan antenatal merupakan tanggung jawab pemberi
asuhan kesehatan. Pendidikan antenatal meliputi :
a. Kebutuhan nutrisi
Diit pada wanita hamil harus mensuplai kebutuhan ibu
dan juga janin
b. Pemahaman susu botol dan ASI.
Kadang-kadang selama periode prenatal ibu perlu
untuk memutuskan bagaimana ia akan menyusui
bayinya.
c. Perawatan payudara
Selama kehamilan payudara harus dipersiapkan untuk
fungsinya dalam menghasilkan ASI bagi bayi segera
setelah lahir.
d. Latihan otot dasar panggul (Kegels)
Otot-otot dasar panggul melingkari outlet tempat
lewatnya bayi saat lahir. Merupakan hal penting bagi
ibu untuk meregangkan otot ini dan dengan sadar
mengontrolnya sehingga mereka dapat merelaksasi
atau berkontraksi sesuai kemauan.
e. Perawatan gigi
f. Pakaian
Kriteria pakaian tersebut harus mudah disesuaikan
dengan perubahan kontur, mudah dicuci karena
meningkatnya respirasi ; longgar, sehingga tidak
menyebabkan sesak.
g. Mandi
Mandi setiap hari merangsang sirkulasi, menyegarkan
dan menghilangkan kotoran tubuh.
7
Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes Wira Medika Bali
h. Hubungan seksual
Banyak wanita mengalami peningkatan tekanan
seksual selama kehamilan. Hal ini disebabkan
sebagian oleh peningkatan kongesti darah pada vulva
dan peningkatan kesadaran tentang peran seksual
mereka. Tidak ada alasan untuk membatasi hubungan
seksual selama hamil. Frekuensi, intensitas, posisi
untuk kegiatan seksual memerlukan penyesuaian bagi
wanita hamil karena kebutuhan kontur tubuhnya.
i. Eliminasi
Konstipasi merupakan hal yang umum selama
kehamilan karena aksi hormonal yang mengurangi
gerakan peristaltik usus dan pembesaran uterus untuk
menahannya.
j. Obat-obatan, alkohol dan tembakau
Selama periode kritis ketika bayi sedang dalam
pembentukan, setiap dosis tunggal dari obat yang
membahayakan yang diminum oleh ibu dapat
menyebabkan kelainan pada embrio. Dengan alasan
ini, wanita hamil harus menghindari semua jenis obat
kecuali obat yang secara khusus diresepkan oleh
dokter.
Obat-obatan adiktif seperti heroin yang digunakan
oleh ibu masuk kedalam darah janin dan
menyebabkan janin tergantung pada obat tersebut.
Ketikan bayi ini lahir, sumber obat tersebut dihentikan
dan mereka menunjukkan ancaman hidup khas gejala
putus obat.
k. Aktifitas dan istirahat
Letih merupakan gejala awal kehamilan. Selama
kehamilan trimester pertama sebagian besar ibu
8
Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes Wira Medika Bali
9
Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes Wira Medika Bali
PEMERIKSAAN LEOPOLD
B. Pemeriksaan:
1. Leopold I
Tujuan : Untuk menentukan tuanya kehamilan dan
bagian apa yang terdapat dalam fundus uteri.
Cara:
a. Kaki penderita difleksikan pada lutut dan lipat paha
b. Pemeriksa berdiri sebelah kanan penderita dan melihat ke
arah muka penderita, gunakan ujung jari kedua tangan
untuk mempalpasi fundus uteri
c. Tingginya fundus uteri ditentukan
d. Tentukan bagian apa dari janin yang terdapat dalam
fundus uteri
Hasil:
a. Sifat kepala ialah keras, bundar dan melinting sedangkan
sifat bokong ialah lunak, kurang bundar dan kurang
melinting, sementara jika letak fundus uteri kosong.
b. Tuanya kehamilan :
1. Sebelum bulan ke III fundus uteri belum dapat diraba
dari luar.
2. Akhir bulan ke III (12 minggu) fundus uteri 1-2 jari
diatas sysmpisis pubis.
3. Akhirnya bulan ke IV (16 minggu) fundus uteri pada
pertengahan antara sysmpisis pubis dengan pusat.
4. Akhir bulan ke V (20 minggu) fundus uteri 3 jari
dibawah pusat.
10
Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes Wira Medika Bali
2. Leopold II
Tujuan : Untuk menentukan dimana letak punggung
janin.
Cara :
a. Menghadap ke kepala pasien. Letakkan kedua tangan
pada kedua sisi abdomen. Pertahankan uterus dengan
tangan yang satu, dan palpasi sisi lain untuk menentukan
lokasi punggung janin
b. Tentukan dimana punggung janin
Hasil:
a. Bagian punggung akan teraba, jelas, rata, cembung, kaku
atau tidak dapat digerakkan.
11
Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes Wira Medika Bali
3. Leopold III
Tujuan : Untuk menentukan apa yang terdapat di bagian
bawah dan apakah bagian bawah janin ini sudah atau
belum terpegang oleh pintu atas panggul.
Cara :
a. Letakkan 3 ujung jari kedua tangan pada kedua sisi
abdomen pasien tetap di atas simpisis dan minta pasien
untuk menarik nafas dalam dan menghembuskannya.
Pada saat pasein menghembuskan nafas, tekan jari tangan
ke bawah secara perlahan dan dalam ke sekitar bagian
persentasi. Catat kontur, ukuran dan konsistensinya.
b. Bagian kepala akan teraba keras, rata dan mudah
digerakkan jika tidak terikat atau tertahan, sulit
digerakkan jika terikat atau tertahan.
c. Bagian bokong akan teraba lunak atau lembut dan tidak
rata
Hasil:
a. Bagian kepala ialah keras sedangkan sifat bokong lunak
atau lembut
b. Jika masih dapat digoyangkan berarti belum terpegang
oleh pintu atas panggul sedangkan jika sulit digoyangkan
berarti sudah terpegang
12
Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes Wira Medika Bali
4. Leopold IV
Pemeriksaan Leopold IV tidak dilakukan kalau kepala atau
bagian terbawah masih tinggi
Tujuan : Untuk menentukan apa yang menjadi bagian
bawah dan berapa masuknya bagian bawah ke
dalam rongga panggul
Cara :
a. Pemeriksaan berubah sikapnya dengan melihat ke arah
kaki si penderita Secara perlahan gerkakkan jari tangan ke
sisi bawah abdomen ke arah pelvis hingga ujung jari
salahsatu tangan menyentuh tulang terakhir. Inilah bagian
ujung kepala. Jika bagian ujung terletak dibagian yang
berlawanan dengan punggung, ini merupakan bagian
pundak bayi, dan kepala pada posisi fleksi. Jika kepala
pada posisi ekstensi, ujung kepala akan terletak pada
bagian yang sama dengan punggung dan bagian oksiput
menjadi ujung kepala.
b. Ditentukan apakah bagian bawah sudah masuk ke dalam
pintu atas panggul dan berapa masuknya bagian bawah ke
dalam rongga panggul
Hasil:
Jika kedua tangan yang kita rapatkan pada permukaan dari
bagian terbawah dari kepala menunjukkan:
a. Convergen berarti hanya bagian kecil dari kepala turun ke
dalam rongga panggul
b. Sejajar berarti separuh dari kepala masuk ke dalam
rongga panggul
c. Sejajar berarti separuh dari kepala masuk ke dalam
rongga panggul
13
Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes Wira Medika Bali
Leopold I Leopold II
14
Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes Wira Medika Bali
abdomen dan diukur mulai dari batas atas simphisis pubis hingga
batas atas fundus. Alat ukur tersebut diletakkan mengikuti kurve atas
fundus.
Untuk mendapatkan ketepatan hasil pengkuran digunakan
rumus Mc Donalds (Mc Donald’s rule). Pengukuran tinggi fundus
uteri ini dilakukan pada usia kehamilan memasuki trisemester kedua
dan ketiga.
Rumus Mc Donald’s:
1. Usia kehamilan (hitung bulan): tinggi fundus uteri (cm) x 2/7
(atau±3.5)
2. Usia kehamilan (hitungan minggu): tinggi fundus uteri (cm) x
8/7
15
Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes Wira Medika Bali
Kompetensi
Aspek yang dinilaix Ya Tdk
Tahap Pra interaksi
1. Cek catatan klien
2. Cuci tangan efektif
3. Mempersiapkan alat:
a. Handscoon
b. Meteran/midline
c. Fetoscope/pinard’s stethoscope
d. Refleks hammer
e. Stetoskop
f. Sphygmomanometer
g. Jam tangan
h. Thermometer
i. Linen/selimut (jika perlu)
j. Timbangan
k. Fetal dopler
l. Pengukur tinggi badan
4. Cuci tangan
Tahap Orientasi
5. Salam pembuka dan perkenalkan diri
6. Lakukan identifikasi, 2 identitas ( tanyakan nama dan
lihat no RM/tanggal lahir )
7. Jelaskan prosedur
8. Kontrak waktu
9. Jelaskan tujuan tindakan pada pasien
10. Tanyakan keluhan pasien
11. Berikan kesempatan pasien untuk bertanya
Tahap Kerja
12. Sebelum melakukan tindakan, anjurkan klien untuk
buang air kecil
16
Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes Wira Medika Bali
17
Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes Wira Medika Bali
18
Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes Wira Medika Bali
33. Leopold II :
a. Posisi pemeriksa menghadap ke kepala klien
b. Letakkan kedua belah telapak tangan di kedua sisi
abdomen klien
c. Pertahankan letak uterus dengan menggunakan
tangan yang satu
d. Gunakan tangan yang lain untuk melakukan palpasi
uterus di sisi yang lain
e. Tentukan dimana letak punggung janin
34. Penghitungan Denyut Jantung Janin (DJJ) :
a. Tentukan lokasi untuk mendengarkan DJJ dengan
memastikan posisi punggung janin atau pada area
garis tengah fundus 2-3 cm di atas simphisis pubis
terus kearah kuadran di bawah ini
b. Letakkan fetoscope/pinard’s stethoscope di area yang
telah di tentukan untuk mendengarkan DJJ
c. Hitung DJJ 5 detik pertama - 5 detik jeda pertama -
DJJ 5 detik kedua -5 detik jeda kedua-DJJ 5 detik
ketiga
d. Hasil ditambahkan lalu dikalikan 4
35. Leopold III :
a. Posisi pemeriksa menghadap ke kepala klien
b. Letakkan tiga ujung jari kedua tangan pada kedua
sisi abdomen klien tepat di atas simphisis pubis
c. Anjurkan klien untuk menarik nafas dalam dan
menghembuskannya
d. Tekan jari tangan ke bawah secara perlahan dan
dalam di sekitar bagian presentasi, pada saat klien
menghembuskan nafas
e. Tentukan bagian apa yang menjadi presentasi dan
apakah bagian tersebut sudah/ belum masuk PAP
36. Leopold IV :
a. Posisi pemeriksa menghadap ke kaki klien
b. Letakkan kedua belah telapak tangan di kedua sisi
19
Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes Wira Medika Bali
abdomen
c. Gerakkan jari tangan secara perlahan ke sisi bawah
abdomen ke arah pelvis
d. Palpasi bagian presentasi
e. Tentukan letak dari bagian presentasi tersebut
Genital
37. Memeriksa kebersihan
Anus :
38. Pemeriksaan adanya haemorroid
Ekstremitas : Tangan dan kaki
39. Memeriksa apakah tangan dan kaki : edema, pucat pada
kuku jari, hangat, adanya nyeri dan kemerahan
40. Memeriksa dan meraba kaki untuk mengetahui adanya
varises
41. Memeriksa refleks patela untuk melihat apakah terjadi
gerakan hypo atau hyper
42. Pemeriksaan homans sign (nyeri saat kaki dorsofleksi
pasif)
Tahap Terminasi
Evaluasi hasil yang didapat sebagai berikut:
43. Evaluasi hasil yang dicapai (subyektif dan obyektif)
44. Berikan reinforcement positif pada pasien
45. Kontrak pertemuan selanjutnya (kegiatan, waktu dan
tempat)
46. Buka sampiran
47. Bereskan alat
48. Cuci tangan
Dokumentasi
Lakukan pendokumentasian : nam klien, tanggal dan
waktu, hasil yang dicapai
Pencapaian (Total item)
20
Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes Wira Medika Bali
1. DEFINISI
Perawatan payudara adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara
sadar dan teratur untuk memelihara kesehatan payudara waktu
hamil dengan tujuan untuk mempersiapkan laktasi pada waktu
post partum.
21
Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes Wira Medika Bali
ibu belum siap menyusui sehingga jika bayi disusukan ibu akan
merasakan geli atau perih pada payudaranya.
Akibat jika tidak dilakukan perawatan payudara
Berbagai dampak negative dapat timbul jika tidak dilakukan
perawatan payudara sedini mungkin. Dampak tersebut meliputi :
a. Putting susu mendelep
b. Anak susah menyusui
c. ASI lama keluar
d. Produksi ASI terbatas
e. Pembengkakan pada payudara
f. Payudara meradang
g. Payudara kotor
h. Ibu belum siap menyusui
i. Kulit payudara terutama putting akan mudah lecet
22
Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes Wira Medika Bali
23
Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes Wira Medika Bali
24
Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes Wira Medika Bali
25
Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes Wira Medika Bali
26
Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes Wira Medika Bali
27
Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes Wira Medika Bali
ibu dan bayi akan membuat ibu frustasi yang akibatnya ibu
merasa sedih, bingung, kesal dan marah sebagai dampak
kejiwaan sehingga mempengaruhi kerja hormone oksitosin. Hal
tersebut menuntut lingkungan terdekat yaitu keluarga untuk
berperan dalam menciptakan suasana ketenangan dan
kenyamanan ibu dan bayi.
28
Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes Wira Medika Bali
2. Persiapan Ibu
a. Cuci tangan dengan sabun di bawah air mengalir dan
keringkan dengan handuk
b. Baju ibu bagian depan di buka
c. Pasang handuk
3. Cara menstimulus reflex oksitosin
a. Tumbuhkan rasa percaya diri klien
b. Berpikiran dan berperasaan baik terhadap bayinya
c. Minum minuman hangat
d. Menghangatkan payudara
e. Menstimulasi putting susu
f. Mengurut punggung
g. Menggosok punggung selama 2-3 menit
29
Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes Wira Medika Bali
PIJAT OKSITOSIN
Kompeten
Aspek yang dinilai
Ya tidak
Tahap Preinteraksi
1. Kaji kebutuhan pasien dengan melihat catatan
keperawatan/medis
2. Cuci tangan efektif
3. Menyiapkan alat :
▪ Minyak kelapa / baby oil
▪ Waslap
▪ Handuk 2 buah
▪ Waskom berisi air hangat dan air dingin
4. Cuci tangan efektif
Tahap Orientasi
5. Salam pembuka dan perkenalkan diri
6. Lakukan identifikasi , 2 identitas ;( tanyakan Nama dan
lihat No RM /tanggal lahir)
7. Jelaskan prosedur
8. Jelaskan tujuan tindakan pada pasien dan keluarga
9. Kontrak waktu
10. Tanyakan keluhan pasien
11. Berikan kesempatan pasien untuk bertanya
Tahap Kerja
12. Beri privasi/ tutup sampiran
13. Anjurkan klien untuk duduk santai
14. Tumbuhkan rasa percaya diri klien
15. Tumbuhkan kepada klien akan pikiran dan perasaan baik
terhadap bayinya
16. Anjurkan klien untuk minum minuman hangat
17. Anjurkan klien untuk melepas Bra / BH dan meletakkan
handuk kecil dibawahnya
18. Basahi kasa / kapas dengan minyak kelapa, gunakan
30
Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes Wira Medika Bali
31
Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes Wira Medika Bali
BREAST CARE
Kompetensi
Aspek yang dinilai
Ya Tdk
Tahap Preinteraksi
1. Cek catatan klien
2. Cuci tangan
3. Mempersiapkan alat:
a. Handuk besar 2 buah
b. Minyak kelapa murni dalam kom kecil
c. Kapas dalam kom kecil
d. Waskom 2 buah (1 berisi air dingin, 1 berisi air
hangat)
e. Waslap 2 buah
f. Bengkok
4. Cuci Tangan
Tahap Orientasi
5. Salam pembuka dan perkenalkan diri
6. Lakukan identifikasi identitas (tanyakan nama,
tanggal lahir dan lihat nomer RM)
7. Jelaskan tujuan tindakan pada pasien dan keluarga
8. Jelaskan prosedur tindakan
9. Kontrak waktu
10. Tanyakan keluhan saat ini
11. Berikan kesempatan pasien bertanya sebelum
kegiatan dilakukan
Tahap Kerja
12. Sediakan privasi bagi klien/ tutup sampiran
13. Anjurkan klien untuk duduk santai bersandar
14. Anjurkan klien untuk membuka pakaian, bra dan
letakkan handuk di atas paha dan di punggung
klien
15. Basahi kapas dengan minyak kelapa, gunakan
sebagai pembersih kotoran disekita areola dan
32
Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes Wira Medika Bali
33
Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes Wira Medika Bali
PEMERIKSAAN SADARI
Aspek yang dinilai KOMPETEN
Ya Tidak
Tahap Pra Interaksi
1. Kaji kebutuhan pasien dengan melihat catatan
keperawatan/ medis
2. Cuci tangan efektif
3. Siapkan alat-alat
- Handbody lotion
- Handrub
34
Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes Wira Medika Bali
35
Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes Wira Medika Bali
36
Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes Wira Medika Bali
SENAM HAMIL
37
Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes Wira Medika Bali
38
Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes Wira Medika Bali
Latihan Umum
1. Latihan Pernafasan Dada
Ibu telentang dengan lutut ditekuk dan tangan terjalin di atas
dada. Tiupkan nafas dari mulut sepanjang mungkin sambil kedua
tangan menekan dada pada hitungan 5-6-7-8. Kemudian tarik
39
Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes Wira Medika Bali
40
Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes Wira Medika Bali
41
Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes Wira Medika Bali
42
Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes Wira Medika Bali
Gerakan 3 :
Posisi duduk pada kursi yang ada
sandaran punggungnya namun
muka menghadap ke arah sandaran
kursi. Kedua tungkai ada di
samping-samping kursi, kedua
lengan terlipat di atas puncak
sandaran kursi untuk tempat
menyandarkan kepala.
LATIHAN KHUSUS
Usia Kehamilan 22 – 30 Minggu
1. Latihan Umum Diulang
2. Latihan-Latihan Untuk Penguatan – Perlemasan Otot Tungkai
Pinggang dan Perut Gerakan 1 :
Posisi ibu merangkak, lengan dan tungkai atas tegak
lurus dengan lantai. Cembungkan punggung bawah
sambil menundukkan kepala, kemudian cekungkan
punggung bawah sambil menengadahkan kepala
dengan hitungan 1 – 2 . ulangi sampai 8 X 8
hitungan.
Gerakan 2 :
Posisi ibu merangkak, lengan dan tungkai atas tegak lurus dengan
lantai.
Angkat lengan kiri, kemudian belokkan tubuh ke kanan dan kembali
lagi ke posisi semula. Hitungan 1 – 2. Angkat lengan kanan,
kemudian belokkan tubuh ke kiri dan kembali lagi ke posisi semula.
Hitungan 3 – 4. ulangi sampai 8 X 8 hitungan.
43
Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes Wira Medika Bali
Gerakan 3 :
Posisi ibu berdiri atau duduk (di kursi atau di tempat tidur),
keduan tangan di pinggang, angkat lengan kiri ke atas,
belokkan badan ke kanan, kembali lagi ke posisi semula.
Hitungan 1 – 2.
Angkat lengan kanan ke atas dan belokkan badan ke kiri.
Hitungan 3 – 4. ulangi sampai 8 X 8 hitungan.
44
Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes Wira Medika Bali
LATIHAN KHUSUS
Usia Kehamilan 30 – 36 Minggu
▪ Latihan umum diulang.
▪ Gerakan pada usia 22 – 30 minggu diulang sampai 4 X 8 hitungan.
▪ Mengatasi keluhan :
Nyeri punggung bawah
a. Infra merah
b. Meratakan kurva tulang belakang 4 X 5.
Bengkak kedua tungkai
a. Penguluran otot betis
b. Meninggikan kedua tungkai pada saat istirahat.
LATIHAN KHUSUS
Usia kehamilan 36 – 40 minggu
1. Duduk bersila kedua tumit bertemu sedekat mungkin dengan
selangkangan. Dengan bantuan berat badan tekan kedua lutut
dengan telapak tanagan 4 X 8 hitungan.
2. Berpegangan pada sesuatu yang berat (meja, dll) kemudian
berjongkok samapi ke tumit tanpa mengangkat tumit kemudian
kembali ke posisi berdiri, lakukan 4 X 8 hitungan.
3. Latihan nafas saat mulai terjadi pembukaan jalan lahir (mulas-
mulas) diulangi lagi (panting quick breathing) 4 X 8 hitungan.
4. Latihan meneran/ mengejan (valsava).
Ibu tidur telentang dengan bantal agar tinggi. Sebelum
melakukan gerakan mengejan tarik nafas dulu, ditahan di
daerah dada, diikuti lutut ditekuk dibuka ke samping dan kedua
45
Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes Wira Medika Bali
SENAM HAMIL
Kompetensi
Aspek yang dinilai
ya tdk
Tahap Preinteraksi
1. Kaji kebutuhan pasien dengan melihat catatan
keperawatan/medis
2. Cuci tangan efektif
3. Mempersiapkan alat:
a.Matras
b. Bantal
4. Cuci tangan efektif
Tahap Orientasi
5. Salam pembuka dan perkenalkan diri
6. Lakukan identifikasi , 2 identitas ;( tanyakan Nama dan
lihat No RM /tanggal lahir)
7. Jelaskan prosedur
8. Jelaskan tujuan tindakan pada pasien dan keluarga
9. Kontrak waktu
10. Tanyakan keluhan pasien
11. Berikan kesempatan pasien untuk bertanya
Tahap Kerja
12. Beri privasi/ tutup sampiran
Latihan Umum
13. Posisi Sempurna
46
Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes Wira Medika Bali
47
Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes Wira Medika Bali
48
Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes Wira Medika Bali
SENAM NIFAS
49
Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes Wira Medika Bali
3. Pada ibu nifas post SC, beberapa jam setelah keluar dari kamar
operasi latihan pernafasan yang dilakukan. Sementara latihan
untuk mengencangkan otot perut dan melancarkan sirkulasi darah
tungkai baru dilakukan 2-3 hari setelah ibu dapat bangun dari
tempat tidur.
50
Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes Wira Medika Bali
51
Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes Wira Medika Bali
52
Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes Wira Medika Bali
53
Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes Wira Medika Bali
SENAM NIFAS
ASPEK YANG DINILAI Kompetensi
ya tidak
Tahap Preinteraksi
1. Kaji kebutuhan pasien dengan melihat catatn
keperawatan/medis
2. Cuci tangan efektif
3. Mempersiapkan alat
1. Matras atau kasur
2. Bantal
4. Cuci tangan efektif
Tahap Orientasi
5. Salam pembuka dan perkenalkan diri
6. Lakukan identifikasi , 2 identitas ;( tanyakan Nama dan
lihat No RM /tanggal lahir)
7. Jelaskan prosedur
8. Jelaskan tujuan tindakan pada pasien dan keluarga
9. Kontrak waktu
10. Tanyakan keluhan pasien
11. Berikan kesempatan pasien untuk bertanya
LATIHAN Tahap I atau latihan hari pertama yaitu 6-
24jam sesudah melahirkan
a. Latihan pernafasan perut :
12. Ambil sikap tidur terlentang, kedua tangan di atas perut
dengan kedua lutut ditekuk.
13. Tarik nafas dari hidung tahan dengan otot perut selama
3-5 detik. Lalu dikembungkan tidak menggunakan otot
dada.
14. Keluarkan udara lewat mulut dengan cara meniup
perlahan-lahan, perut dikempeskan dan tahan selama 3-
5 detik, kemudian istirahat.
15. Lakukan latihan ini sebanyak 10 kali pada pagi dan sore
hari.
54
Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes Wira Medika Bali
55
Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes Wira Medika Bali
56
Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes Wira Medika Bali
57
Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes Wira Medika Bali
PERSALINAN
PROSES PERSALINAN
Proses persalinan merupakan proses bergeraknya janin, plasenta, dan
membran keluar dari uterus dan melalui jalan lahir. Bagi wanita dan
keluarga, proses melahirkan merupakan saat yang menegangkan dan
mencemaskan. Keperawatan intranatal ini berfokus pada pemberin
dukungan terhadap ibu dan keluarga selama proses persalinan. Ada
empat tahap proses persalinan yaitu:
A. Kala I (Kala pembukaan)
Kala I persalinan dimulai sejak terjadinya kontrasi uterus yang
teratur dan meningkat (frekuensi dan kekuatannya) hingga
serviks membuka lengkap (10 cm). Kala I persalinan terdiri atas
dua fase, yaitu fase laten dan fase aktif.
• Fase laten pada kala I persalinan
Dimulai sejak awal berkontraksi yang menyebabkan
penipisan dan pembukaan serviks secara bertahap.
Berlangsung hingga serviks membuka kurang dari 4 cm. Pada
umumnya, fase laten berlangsung hampir atau hinggaa 8 jam
• Fase aktif pada kala I persalinan
Frekuensi dan lama kontraksi uterus akan meningkat secara
bertahap (kontraksi dianggap adekuat / memadai jika terjadi
tiga kali atau lebih dalam waktu 10 menit dan berlangsung
selama 40 detk atau lebih). Dari pembukaan 4 cm hingga
pencapaian pembukaan lengkap atau 10 cm, akan terjadi
dengan kecepatan rata-rata 1 cm per jam (nuipara atau
primigravida) atau lebih dari 1 cm hingga 2 cm (multipara).
Terjadi penurunan bagian terbawah janin.
B. Kala II (Kala Pengeluaran Janin)
Persalinan kala II dimulai ketika pembukaan serviks sudah
lengkap (10 cm) dan berakhir dengan lahirnya bayi. Kala II juga
58
Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes Wira Medika Bali
59
Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes Wira Medika Bali
tiga atau seperti buah per atau alpukat dan fundus berada
diatas pusat (seringkali mengarah ke sisi kanan).
c. Tali pusat memanjang
Tali pusat terlihat menjulur keluar melalui vulva (tanda
Ahfeld)
d. Semburan darah mendadak dan singkat
Darah yang terkumpul dibelakang plasenta akan membantu
mendorong plasenta keluar dibantu oleh gaya gravitasi.
Apabila kumpulan darah dalam ruaang diantara dinding
uterus dan permukaan dalam plasenta melebihi kapasitas
tampungannya maka darah tersembur keluar dari tepi plasenta
yang terlepas
D. Kala IV
Persalinan kala IV dimulai setelah lahirnya plasenta dan berakhir
2 jam setelah itu. Hal yang harus diperhatikan setelah plasenta
lahir yaitu:
a. Lakukan rangsangan taktil (massase) uterus untuk
merangsang uterus berkontrasi baik dan kuat
b. Evaluasi tinggi fundus dengan meletakkan jari tangan secara
melintang dengan pusat sebagai patokan. Umumnya, fundus
uteri setinggi atau beberapa jari dibawah pusat.
c. Perkirakan kehilangan darah secara keseluruhan.
d. Periksa kemungkinan perdarahan dari robekan (laserasi attau
episiotomi) perineum.
e. Evaluasi keadaan umum ibu.
f. Dokumentasikan semua asuhan dan temuan selama
persalinan kala IV di bagian belakan patograf, segera setelah
asuhan diberikan atau setelah penilaian dilakukan.
60
Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes Wira Medika Bali
TANDA-TANDA PERSALINAN
1. Tanda-tanda persalinan asli (true labor)
a. Kontraksi
• Terjadi secara teratur, makin lama makin kuat/kencang,
semakin lama, dan dalam waktu yang semakin berdekatan
• Intensitas kontraksi meningkat bila sambil berjalan
• Dirasakan di punggung bagian bawah dan menyebar
bagian bawah abdomen
b. Serviks
• Memperlihatkan perubahan yang cepat (lunak, dilatasi
yang ditandai dengan adanya perdarahan)
• Perubahan ke posisi anterior, sulit ditentukan tanpa
pemeriksaan vagina
c. Janin
• Bagian presentasi biasanya sudah berada di rongga pelvis
(sering disebut “lightening/droppping”). Keadaan ini
meningkatkan kemudahan bernafas dan pada saat yang
bersamaan kandung kemih akan tertekan akibat dorongan
bagian presentasi janin ke arah rongga pelvis
2. Tanda-tanda persalinan palsu (false labor)
1. Kontraksi
• Terjadi secara tidak teratur atau teratur tetapi hanya sebentar
• Kontraksi berhenti jika berjalan atau jika berubah posisi
• Dirasakan di daerah punggung atau abdomen di atas “navel”
2. Serviks
• Mungkin lunak tetapi tidak ada dilatasi atau tanda-tanda
adanya perdarahan
• Seringkali dalam posisi posterior, tidak dapat dipastikan
tanpa pemeriksaan vagina
3. Janin : Bagian presentasi biasanya belum masuk pelvis.
61
Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes Wira Medika Bali
• Passenger
Bagaimana janin bergerak memasuki jalan lahir adalah akibat
sari beberapa faktor yang saling berhubungan, yaitu: ukuran
kepala janin, presentasi janin, perbandingan panjang axis antara
ibu dengan janin, postur janin dan posisi janin.
• Pasageaway
Jalan lahir terdiri dari tulang pelvis dan jaringan lunak serviks,
lantai pelvis, dan intoritu (pembukaan eksternal vagina). Otot-
otot pada lantai pelvis memberikan kontribusi yang besar pada
saat melahirkan janin, sedangkan pelvis ibu berperan penting saat
proses persalinan. Mengingat pentingnya organ-organ tersebut
dalam membantu persalinan, maka pada saat mendekati waktu
persalinan sebaiknya ditentukan ukuran dan bentuk pelvis ibu.
• Power
Kontraksi volunter dan involunter harus dikombinasikan oleh ibu
untuk mendorong janin dan plasenta keluar dari uterus. Kontraksi
involunter uterus disebut tenaga primer, sebagai tanda bahwa
persalinan dimulai. Pada saat serviks mengalami dilatasi, tenaga
volunter mendorong ke bawah, disebut tenaga sekunder. Pada
saat terjadi kontraksi involunter yang perlu diperhatikan adalah
frekuensi kontraksi, lamanya kontraksi dan intensitas kontraksi
tersebut.
62
Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes Wira Medika Bali
• Position
Posisi ibu mempengaruhi adaptasi anatomis dan fisiologis
terhadap persalinan. Posisi “upright” banyak keuntungannya.
Posisi tersebut adalah: berdiri, berjalan, duduk dan berjongkok.
Posisi-posisi tersebut dapat mempercepat turunnya janin,
menurunkan tekanan terhadap tali pusat dan menurunkan tekanan
pada pembuluh darah (vena cava ascending dan vena descending)
ditulang belakang.
• Psikology
Kondisi ibu dan perilaku yang ditampilkan, akan
menggambarkan tipe dukungan yang dibutuhkan. Faktor-faktor
yang perlu dikaji antara lain:
a. Interaksi verbal
1. Apakah ibu banyak bertanya?
2. Apakah ibu bertanya langsung untuk memenuhi
kebutuhannya? Atau pasangannya yang menayakan hal
tersebut?
3. Apakah ibu bertanya kepada pasangannya/keluarga?
4. Apakah ibu bebas bertanya kepada perawat atau hanya
berespon pada saat ditanya?
b. Bahasa Tubuh
a. Apakah dia tampak rileks atau tegang?
b. Bagaimana tingkat kecemasannya?
c. Bagaimana reaksi ibu pada saat disentuh oleh perawat
atau dengan pasangan/keluarganya?
d. Apakah ibu tampak sering mengubah posisinya atau diam
saja?
e. Apakah dia menghindari kontak mata?
f. Dimana pasangannya duduk?
g. Apakah ibu tampak lelah?
63
Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes Wira Medika Bali
64
Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes Wira Medika Bali
MEKANISME PERSALINAN
Pada kondisi presentasi verteks (posisi normal) mekanisme
persalinan terdiri dari tujuh gerakan utama (theseven cardinal) yaitu:
1) Engagement: saat kepala janin masuk ke rongga pelvis
2) Descent: kemajuan bagian presentasi ke rongga pelvis. Hal ini
tergantung pada tiga hal yaitu: (1) tekanan cairan amnion, (2)
tekanan langsung dari kontraksi fundus pada janin, dan (3)
kontraksi diafragma ibu dan otot abdomen pada tahap kedua
proses persalinan
65
Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes Wira Medika Bali
3) Fleksi: pada saat kepala janin turun dan mendapat tahanan dari
serviks, dinding pelvis, atau lantai pelvis, terjadilah fleksi secara
normal dan dagu semakin mendekat/bersentuhan dengan dada
janin
4) Rotasi internal: dimulai di spina ichialis dan terjadi sempurna
apabila bagian presentasi mencapai rongga pelis bagian bawah
5) Ekstensi: saat kepala janin mencapai perineum, terdefleksi di
anterior perineum. Bagian occiput lewat di bawah simphisis
pubis dulu, kemudian kepala terekstensi: pertama occiput,
kemudian wajah dan diakhirinya dagu.
6) Restitusi dan rotasi eksternal setelh melahirkan kepala, kemudian
dilakukan rotasi singkat untuk menyesuaikan dengan posisi janin
yang masih ada di dalam rongga pelvis. Rotasi eksternal terjadi
pada saat bahu turun dan dilakukan manuver yang sama seperti
pada saat melahirkan kepala.
7) Ekspulsi: setelah bahu dilahirkan, kepala dan bahu diangkat ke
atas tulang pubis ibu dan tubuh bayi dilahirkan dengan gerakan
66
Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes Wira Medika Bali
67
Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes Wira Medika Bali
b) Teknik pelaksanaan
1) Jaga privasi tanyakan apakah klien sudah miksi. Bila
belum maka dianjurkan untuk miksi terlebih dahulu
2) Bantu klien berbaring di bed dengan satu bantal di bagian
kepala, lutut dapat diluruskan atau sedikit ditekuk
3) Buka bagian perut (dari Px-sipisis pubis), tutupi bagian
yang tidak termasuk area pemeriksaan dengan memakai
selimut
4) Tentukan lokasi punggung janin (palpasi leopold)
5) Letakkan stetskop atau doppler pada area yang
ditentukan. Tanpa menyentuh stetoskop (pinard), dengan
DJJ :
• Pastikan DJJ dengan cara membedakannnya dari
denyut nadi ibu melalui palpasi denyut nadi radial ibu
• Bila sudah yakin, hitunglah DJJ
• Pada saat tidak ada his (untuk menentukan baseline
DJJ) dengan cara menghitung frekuensinnya dalam 30
detik (kemudian dikalikan 2 untuk mendapatkan DJJ 1
menit) atau hitung selama 1 menit penuh.
Cara lain:
Hitung dalam 5 detik, kemudian istirahat beberapa detik;
hitung lagi dalam 5 detik, lalu istirahat lagi; hitung lagi
dalam 5 detik. Hasilnya dijumlahkan lalu dikalikan
dengan 4 untuk mendapatkan DJJ 1 menit serta
menyimpulkan teratur atau tidaknya.
68
Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes Wira Medika Bali
Contoh:
5 5 detik 5 detik 5 detik 5 detik Kesimpulan
detik
11 Istirahat 12 Istirahat 11 DJJ teratur,
frekuensi
136x/menit
10 Istirahat 14 Istirahat 9 DJJ tidak
teratur,
frekuensi 132
x/menit
8 Istirahat 7 Istirahat 7 DJJ teratur,
frekuensi 88
x./menit
(bradikardi)
69
Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes Wira Medika Bali
70
Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes Wira Medika Bali
PEMERIKSAAN DALAM
(VAGINAL TOUCHER/VT) = VAGINAL EXAMINATION/VE
A. Tujuan:
• Memastikan apakah klien sudah inpartu atau belum
• Mengetahui status lastic atau selaput ketuban apakah sudah
pecah atau belum; memastikan pembukaan dan pendataan
cervix, bagian terendah, posisi, statis atau penurunan, adanya
moulage atau molding bila bagian terendahnya adalah kepala.
• Kontra indikasi: adanya perdarahan
71
Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes Wira Medika Bali
C. Pelaksanaan:
a) Persiapan
▪ Baca catatan keperawatan dan medis klien
▪ Siapkan alat
▪ Pastikan klien sudah miksi atau kandung kencing kosong
dan dipalpasi untuk mengetahui penurunan bagian
terendah janin
▪ Cuci tangan
▪ Membawa alat ke dekat klien. Beri salam, identifikasi
klien dengan mengecek namanya
▪ Beritahu prosedur yang akan dilakukan dan jelaskan
tujuannya pada klien atau keluarga
▪ Beri kesempatan untuk bertanya sebelum memulai
tindakan
b) Teknik Pelaksanaan
(1) Jaga privasi. Lampu ruangan harus cukup terang
72
Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes Wira Medika Bali
73
Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes Wira Medika Bali
PERSALINAN
Kompetensi
Aspek yang dinilai
Ya Tdk
Tahap Preinteraksi
1. Cek catatan klien
2. Cuci tangan
3. Mempersiapkan alat:
o Partus set (dalam wadah stainless dan tutup) : 2 klem
Kelly atau 2 klem cocher gunting tali pusat, benang tali
pusat atau klem plastik, kateter logam, gunting
episiotomi, klem ½ kocher, 3 pasang sarung tangan
DTT atau steril, kasa steril, kateter penghisap Dee Lee
atau bola karet penghisap yang baru dan bersih atau
kateter metal, duk lubang steril, kom betadin)
o Hlecting set( dalam wadah stainless dan tutup) : 2 klem
Kelly atau 2 klem sudah ada klem plastic,gunting
episiotomy,klem ½ kocher,pinset anatomi,pinset
chirugis, 2 pasang sarung tangat DTT atau steril,kasa
atau kain kecil,gulungan kapas bersih,kateter penghisap
Dee Lea atau bola penghisap yang baru dan
bersih,kateter metal.
74
Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes Wira Medika Bali
o Underpad
o Oksitosin 10 UI dan metergin 10 mg
o Spuit 3 cc 2 buah
o Celemek plastik
o Bengkok 2 buah (untuk pelaksanaan dan tempat
plasenta)
o Handuk bersih, kain ibu, celana dalam, pembalut, wash
lap 2 buah
o Perlak
o Tensimeter
o Stetoskop
o Funduskop
o Heacting set (nelholder, jarum heacting, benang
cromic, gunting, pinset sirurgis, kom betadin) dalam
kupet
o Wadah berisi air DTT
o Na Cl
o Kapas sublimat / kapas NaCl
o Wadah berisi air DTT
o Stikpan
o Tempat ari-ari
o Lampu sorot
4. Cuci tangan
Tahap Orientasi
5. Salam pembuka dan perkenalkan diri
6. Lakukan identifikasi identitas (tanyakan nama, tanggal
lahir dan lihat nomer RM)
7. Jelaskan tujuan tindakan pada pasien dan keluarga
8. Jelaskan prosedur tindakan
9. Kontrak waktu
10. Tanyakan keluhan saat ini
11. Berikan kesempatan pasien bertanya sebelum kegiatan
dilakukan
75
Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes Wira Medika Bali
Tahap Kerja
12. Jaga privasi klien
13. Anjurkan klien buang air kecil
14. Persilahkan klien untuk berbaring di tempat tidur dengan
satu bantal di bagian kepala,
15. Tutup dengan alat tenun bagian tubuh klien yang tidak
diperiksa
(Mengenali gejala dan tanda kala dua)
16. Mendengar dan melihat adanya tanda persalinan kala dua
(Ibu merasa ada dorongan kuat dan meneran, ibu
merasakan tekanan yang semakin meningkat pada rektum
dan vaginanya, perineum tampak menonjol, vulva-vagina
dan sfingter anal membuka).
(Menyiapkan pertolongan persalinan)
17. Pastikan kelengkapan peralatan, bahan dan obat-obatan
esensial untuk menolong persalinan dan penatalaksanaan
komplikasi ibu dan bayi baru lahir. Untuk resusitasi
siapkan tempat datar, rata, bersih, kering dan hangat, 3
handuk/kain bersih dan kering, alat penghisap lendir,
lampu sorot 60 watt dengan jarak 60 cm untuk tubuh bayi.
18. Mengenakan baju penutup atau celemek plastik yang
bersih.
19. Melepaskan semua perhiasan yang dipakai pada kedua
tangan
20. Mencuci kedua tangan dengan sabun dan air bersih yang
mengalir dan mengeringkan tangan dengan tissue dan
handuk disposibel.
21. Buka partus set, buka spuit dengan tekhnik steril. Letakkan
dalam partus set. Periksa obat : label cairan suntikan, dosis
dan kadaluarsa. Patahkan ampul dan taruh di atas meja/
troli
22. Cuci tangan dengan tekhnik 6 langkah dan keringkan
23. Pakai sarung tangan steril dengan tekhnik satu tangan
24. Menghisap oksitosin 10 UI ke dalam tabung suntik/ spuit.
76
Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes Wira Medika Bali
77
Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes Wira Medika Bali
78
Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes Wira Medika Bali
79
Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes Wira Medika Bali
80
Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes Wira Medika Bali
81
Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes Wira Medika Bali
82
Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes Wira Medika Bali
(Menilai perdarahan)
57. Memeriksa kedua sisi plasenta baik yang menempel ke ibu
maupun ke janin dan selaput ketuban untuk memastikan
bahwa selaput ketuban utuh. Meletakkan plasenta di dalam
kantung plastik atau tempat khusus.
58. Evaluasi kemungkinan laserasi pada vagina dan perineum.
Lakukan penjahitan bila laserasi menyebabkan perdarahan.
(Bila ada robekan yang menimbulkan perdarahan aktif,
segera lakukan penjahitan)
(Melakukan prosedur pasca persalinan)
59. Menilai ulang uterus dan memastikannya berkontraksi
dengan baik. Mengevaluasi perdarahan persalinan vagina.
60. Biarkan bayi tetap melakukan kontak kulit ke kulit di dada
ibu paling sedikit 1 jam
61. Setelah satu jam, lakukan pemeriksaan fisik bayu baru
lahir, beri antibiotik salep mata pencegahan dan vitamin
K1 1 mg IM di paha kiri anterolateral.
62. Setelah satu jam pemberian vitamin K1 berikan suntikan
imunisasi hepatitis B di paha kanan anterolateral.
Letakkan bayi di dalam jangkauan ibu agar sewaktu-waktu
bisa disusukan.
Letakkan kembali bayi pada dada ibu bila bayi belum
berhasil menyusui di dalam satu jam pertama dan biarkan
sampai bayi berhasil menyusui
(Evaluasi)
63. Melanjutkan pemantauan kontraksi uterus dan perdarahan
per vaginam :
1. 2-3 kali dalam 15 menit pertama pasca persalinan
2. Setiap 15 menit pada 1 jam pertama pasca persalinan
3. Setiap 20-30 menit pada jam kedua pasca persalinan
4. Jika uterus tidak berkontraksi dengan baik,
melaksanakan perawatan yang sesuai untuk
penatalaksanaan atonia uteri. Jika ditemukan laserasi
yang memerlukan penjahitan, lakukan penjahitan
83
Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes Wira Medika Bali
84
Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes Wira Medika Bali
85
Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes Wira Medika Bali
86
Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes Wira Medika Bali
87
Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes Wira Medika Bali
88
Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes Wira Medika Bali
89
Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes Wira Medika Bali
• Payudara
Perubahan pada payudara dapat meliputi :
1. Setelah persalinan, pengaruh supresi estrogen dan
progesteron hilang. Maka timbul pengaruh hormon
laktogenik (LH) atau prolaktin yang akan merangsang
pengeluaran air susu. Disamping itu, pengaruh oksitosin
menyebabkan mio epitel kelenjar susu berkontraksi
sehingga keluar air susu. Produksi ASI akan bertambah
banyak sesudah 2-3 hari pasca persalinan.
2. Payudaramenjadi besar dan keras sebagai tanda mulainya
proses laktasi.
• Abdomen
a) Pemulihan defekasi secara normal terjadi lambat dalam
waktu ± 1 minggu. Hal ini disebabkan penurunan motilitas
usus dan gangguan kenyamanan/nyeri pada perineum.
b) Terjadi peregangan muskulus rectus abdominis setelah
melahirkan lebih dari 2,5 cm tepat setinggi umbilikus
sebagai akibat pengaruh hormon terhadap linea alba serta
akibat perenggangan mekanis dinding abdomen. Kasus ini
sering terjadi pada multi paritas, bayi besar, poli
hidramnion, kelemahan otot, abdomen postur yang salah
dan gangguan kolagen.
c) Setelah persalinan, bentuk serviks agak menganga seperti
corong berwarna merah kehitaman. Konsistensinya lunak,
terdapat perlukaan kecil. Setelah bayi lahir, tangan masih
bisa masuk rongga rahim; setelah 2 jam dapat dilalui oleh 2-
3 jari dan setelah 7 hari hanya dapat dilalui 1 jari.
d) Kadang-kadang klien mengalami kesulitan berkemih karena
sfingter uretra ditekan oleh kepala janin dan spasme oleh
iritasi muskulus sfingter ani selama persalinan, juga oleh
90
Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes Wira Medika Bali
91
Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes Wira Medika Bali
92
Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes Wira Medika Bali
Kompetensi
Aspek yang dinilai Ya Tdk
Tahap Pra interaksi
1. Cek catatan klien
2. Cuci tangan
3. Mempersiapkan alat:
Untuk Ibu :
a. Tensimeter
b. Stetoskop
c. Termometer
d. Refleks hammer
e. Hand scoon
f. Pengalas
g. Timbangan
h. Pengukur tinggi badan
i. Kapas untuk vulva higiene saat chec jahitan
j. Pinset
4. Cuci tangan
Tahap Orientasi
5. Salam pembuka dan perkenalkan diri
6. Lakukan identifikasi identitas (tanyakan nama, tanggal
lahir dan lihat nomer RM)
93
Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes Wira Medika Bali
94
Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes Wira Medika Bali
95
Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes Wira Medika Bali
Dokumentasi
Lakukan pendokumentasian : nama klien, tanggal dan waktu,
hasil yang dicapai
Pencapaian (Total item)
96
Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes Wira Medika Bali
97
Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes Wira Medika Bali
C. Pengkajian refleks:
1. Mata
a. Berkedip atau refleks korneal
Bayi berkedip pada permulaan sinar terang yang tiba-tiba
atau pada pendekatan objek ke arah kornea. Reflekas harus
menetap sepanjang hidup
b. Pupil
Pupil konstriksi bila sinar terang diarahkan padanya.
Refleks ini harus ada sepanjang hidup
c. Mata Boneka
Ketika kepala digerakkan dengan perlahan ke kanan atau
ke kiri, mata normalnya tidakbergerak; reflek ini harus
hilang sesuai perkembangan
2. Hidung
a. Bersin
Respons spontan saluran hidung terhadap iritasi atau
obstruksi. Refleks ini harus menetap sepanjang hidup.
b. Glabela
Ketukan halus pada glabela (bagian dahi antara dua alis
mata) menyebabkan mata menutup dengan rapat
3. Mulut dan tenggorokan
a. Menghisap
Bayi harus memulai gerakan menghisap kuat pada area
sirkumoral sebagai respons terhadap rangsang. Refleks ini
harus tetap ada selama masa bayi, bahkan tanpa
rangsangan sekalipun, seperti pada saat tidur.
98
Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes Wira Medika Bali
b. Muntah/Gag
Stimulasi terhadap faring posterior oleh makanan, hisapan,
atau masuknya selang harus menyebabkan bayi mengalami
refleks muntah. refleks ini harus menetap sepanjang hidup
c. Rooting
Menyentuh atau menekan dagu sepanjang sisi mulut akan
menyebabkan bayi membalikkan kepala ke arah sisi
tersebut dan mulai menghisap; harus hilang pada kira-kira
usia 3 tahun sampai 4 bulan, tetapi dapat menetap selama
12 bulan
d. Ekstrusi
Bila lidah disentuh atau ditekan, bayi berespons dengan
mendorongnya keluar. Refleks harus menghilang pada usia
4 bulan
e. Menguap
Respon spontan terhadap penurunan oksigen dengan
meningkatkan jumlah udara inspirasi. Refleks harus
menetap sepanjang hidup
f. Batuk
Iritasi membran mukosa laring atau pohon trakeobronkial
menyebabkan batuk. Refleks ada setelah hari pertama
kelahiran. Refleks ini harus terus ada sepanjang hidup.
4. Ekstremitas
a. Menggenggam
Sentuhan pada telapak tangan atau telapak kaki dekat
dasar jari menyebabkan fleksi tangan dan jari kaki.
Genggaman telapak tangan harus berkurang setelah usia 3
bulan, digantikan dengan gerakan volunter. Genggaman
plantar berkurang pada usia 8 bulan.
99
Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes Wira Medika Bali
b. Babinski
Tekanan di telapak kaki bagian luar ke arah atas dari tumit
dan menyilang bantalan kaki menyebabkan jari kaki
hiperektensi dan haluks dorsofleksi; refleks ini harus
hilang setelah usia 1 tahun.
c. Klonus pergelangan kaki
Dorsifleksi telapak kaki yang cepat ketika menopang lutu
pada posisi fleksi parsial mengakibatkan munculnya satu
sampai dua gerakan oksilasi (denyut); akhirnya tidak boleh
ada denyut yang teraba
5. Massa (tubuh)
a. Moro
Kejutan atau perubahan tiba-tiba dalam ekuilibrium yang
menyebabkan ekstensi dan abduksi ekstremitas yang tiba-
tiba serta mengipaskan jari, dengan jari telunjuk dan ibu
jari membentuk bentuk “C“, diikuti dengan fleksi dan
abduksi ekstremitas; kaki dapat fleksi dengan lemah; bayi
mungkin menangis; reflek ini harus hilang setelah usia 3-4
bulan, biasanya paling kuat selama 2 bulan pertama
b. Startle
Suara keras yang tiba-tiba menyebabkan abduksi lengan
dengan fleksi siku; tangan tetap tergenggam; harus hilang
pada usia 4 bulan.
c. Perez
Saat bayi telungkup pada permukaan keras ibu jari ditekan
sepanjang medula spinalis dari sakrum ke leher; bayi
berespons dengan menangis, memfleksikan ekstremitas,
dan meninggikan pelvis dan kepala; lordosis tulang
belakang, serta dapat terjadi defekasi dan urinasi; harus
hilang pada usia 4 sampai 6 bulan.
100
Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes Wira Medika Bali
101
Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes Wira Medika Bali
102
Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes Wira Medika Bali
103
Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes Wira Medika Bali
104
Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes Wira Medika Bali
PIJAT BAYI
A. Pengertian
Pijat bayi adalah terapi sentuhan dan pijatan pada bayi setelah
kelahiran yang memberikan jaminan adanya kontak tubuh
berkelanjutan yang dapat mempertahankan perasaan aman pada
bayi atau menghasilkan perubahan fisiologis yang
menguntungkan yang dapat diukur secara ilmiah yaitu
peningkatan berat badan bayi dan bayi lebih terlelap saat tidur
(Putri 2009)
B. MANFAAT DAN TUJUAN PIJAT BAYI
1. Peningkatan pertumbuhan bayi
2. Peningkatan daya tahan tubuh
3. Membina ikatan kasih sayang orang tua dan anak
4. Meningkatkan kebugaran otot
5. Mempercepat perkembangan otak dan system saraf
6. Meningkatkan berat badan bayi
7. Membuat bayi tidur lebih lelap sehingga saat bangun
konsentrasi bayi meningkat
C. WAKTU YANG TEPAT UNTUK MEMIJAT
Pemijatan terhadap bayi dapat dilakukan kapan saja. Pijat
bayi ini paling baik dilakukan setiap hari pada pagi hari sebelum
mandi atau malam hari agar dapat membantu bayi tertidur dengan
nyenyak.
D. PERSIAPAN SEBELUM MEMIJAT
Sebelum melakukan pemijatan perhatikan hal berikut ini:
1. Tangan anda sudah bersih dan hangat
2. Hindari kuku panjang dan lepaskan perhiasan anda agar tidak
melukai bayi anda
3. Pastikan ruangan dalam keadaan hangat
4. Bayi sudah selesai minum atau sedang tidak lapar
105
Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes Wira Medika Bali
PIJAT BAYI
Kompetensi
Aspek yang dinilai Ya Tdk
106
Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes Wira Medika Bali
107
Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes Wira Medika Bali
108
Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes Wira Medika Bali
109
Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes Wira Medika Bali
Kompetensi
Aspek yang dinilai
Ya Tdk
Tahap Preinteraksi
1. Cek catatan medis dan keperawatan pasien
2. Cuci tangan efektif
3. Siapkan alat
a. Bak mandi
b. Bengkok
c. Handscoon
d. Timbangan bayi
e. Thermometer aksila
f. Sisir lembut
g. Korentang
h. Celemek
i. Minyak kelapa atau baby oil
j. Minyak telon
k. Pakaian bersih (selimut, baju, popok, kaos tangan
dan kaki, topi)
l. Handuk besar
m. Selimut mandi
n. Washlap (2)
o. Sabun padat atau cair (taruh dalam cucing, jika ada)
p. Shampoo (jika sekaligus keramas dan taruh dalam
cucing, jika ada)
110
Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes Wira Medika Bali
111
Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes Wira Medika Bali
112
Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes Wira Medika Bali
36. Berikan baby oil pada kulit bayi kecuali pada daerah
perut
37. Berikan minyak telon pada perut dan kaki secukupnya
(k/p)
38. Kenakan pakaian bayi
39. Sisir rambut bayi dan pakaikan topi jika ada
40. Selimuti bayi atau bedong bayi dan letakkan pada box
bayi atau serahkan kepada ibu bayi.
41. Bersihkan alat-alat dan lingkungan
42. Cuci tangan
TAHAP TERMINASI
43. Evaluasi hasil kegiatan (subyektif dan obyektif)
44. Berikan reinforcement positif pada pasien
45. Kontrak pertemuan selanjutnya (kegiatan, waktu, dan
tempat)
46. Beri salam penutup
47. Cuci tangan efektif
DOKUMENTASI
Lakukan pendokumentasian : nama klien, tanggal dan
waktu, hasil yang dicapai
Pencapaian (Total item)
113