Anda di halaman 1dari 7

2.

1 Pengertian Biaya
FASB mendefinisi biaya (expenses) sebagai berikut:
Expenses are outflows or other using up of assets or incurrence of liabilities (or
combination of both) from delivering or producing goods, rendering services, or
carrying out other activities that constitute the entity’s ongoing major or central
operations.

(Biaya sebagai arus keluar aktiva, penggunaan aktiva atau munculnya kewajiban
atau kombinasi keduanya selama suatu periode yang disebabkan oleh pengiriman
barang, pembuatan barang, pembebanan jasa atau pelaksanaan kegiatan lainnya
yang merupakan keguatan utama perusahaan.)

Ikatan Akuntan Indonesia mendefinisi biaya dalam Standar Akuntansi Keuangan


sebagai berikut:

Expenses are decreases in economic benefits during the accounting period in the
form of outflows or depletions of asets or incurrences of liabilities that result in
decrases in equity, other than those relating to equity participants (hlm.17).

(Biaya adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu perioda akuntansi dalam
bentuk arus kas keluar atau berkurangnya aktiva atau terjadinya kewajiban yang
mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak menyangkut pembagian kepada
penanam modal.)

2.2 Karakteristik Biaya


Dari berbagai sumber di atas, terdapat dua karakteristik penting yang melekat pada
makna biaya yaitu:
1. Aliran keluar atau penurunan aset (outflow of assets, gross decrases in assets, decreases
in economic benefitd, using up of assets, consumption of assets, use of economic
services, expired costs, applicable costs to current period).
2. Akibat kegiatan yang membentuk operasi utama yang menerus (ongoing major
operations, profit-directed activities, for the purpose of generating revenues, creation
of revenues, earning activities).

1
Selain dua karakteristik utama di atas, terdapat karakteristik lain yang bersifat
sebagai konsekuensi, pendukung, atau penjelas. Karakteristik utama dan pendukung
dibahas berikut ini:
1. Penurunan Aset
Untuk dapat mengatakan bahwa biaya timbul, harus terjadi transaksi atau kejadian yang
menurunkan aset atau menimbulkan aliran keluar aset atau sumber ekonomik.
Pemakaian bahan baku untuk pembuatan produk tidak dapat disebut sebagai biaya kalau
produk tersebut belum terjual (keluar dari kesatuan usaha) karena kalau produk belum
terjual sebenarnya belum terjadi penurunan asset. Yang terjadi hanyalah perubahan
bentuk aset sebagai potensi jasa.

2. Operasi Utama yang Menerus


Tidak semua penurunan atau konsumsi aset membentuk biaya. Agar menjadi biaya,
konsumsi tersebut harus berkaitan dengan kegiatan utama atau sentral kesatuan usaha.
Yang dimaksud dengan kegiatan utama adalah kegiatan penciptaan pendapatan (laba)
yang direpresentasi dalam kegiatan memproduksi/mengirim barang atau menyerahkan/
melaksanakan jasa. Sehingga biaya adalah penurunan aset yang berkaitan dengan
operasi, dan bukan dengan investasi dan pendanaan.

3. Kenaikan Kewajiban
Semua badan autoritatif mendefinisi biaya tidak hanya dari sudut penurunan aset tetapi
juga dari kenaikan kewajiban. Alasannya adalah agar makna biaya cukup luas untuk
mencukupi pula pos-pos yang timbul dalam penyesuaian akhir tahun. Sebagai contoh
adalah tarif pengiriman barang oleh perusahaan ekspedisi yang belum dibayar
perusahaan. Jasa pengiriman telah dikonsumsi dan menimbulkan pendapatan sehingga
biaya harus timbul diikuti dengan kenaikan kewajiban.

4. Penurunan Ekuitas
Penurunan ekuitas lebih menegaskan pengertian biaya karena tidak setiap penurunan
aset mengakibatkan penurunan ekuitas. Misalnya pembagian deviden kas merupakan
penurunan asset tetapi tidak dapat disebut sebagai biaya.

5. Aliran Fisis atau Moneter?


Biaya timbul dari penyerahan/produksi barang atau dari pelaksanaan jasa memberi
isyarat bahwa FASB memaknai biaya sebagai kejadian fisis. Bila aset diganti dengan
barang dan jasa, aliran tersebut jelas menunjukkan aliran fisis. Secara semantik, biaya
2
seharusnya didefinisi sebagai perubahan atau penurunan nilai sehingga timbulnya biaya
harus merupakan kejadian moneter.

2.3 Pengertian Rugi


FASB mendefinisi rugi (losses) sebagai berikut:
Losses are decreases in equities (net assets) from peripheral or incidental
transactions of an entity and from all other transactions and other event and
circumstances affecting the entity except those that result from expenses or
distribution to owners.

(Rugi adalah turunnya nilai ekuitas dari transaksi yang sifatnya insidentil dan bukan
kegiatan utama entitas dan dari seluruh transaksi kejadian lainnya yang
memengaruhi entitas selama periode tertentu kecuali yang berasal dari biaya atau
pemberian kepada pemilik.)

2.4 Karakteristik Rugi


Tiga karakteristik penting yang melekat pada makna rugi yaitu:
1. Penurunan ekuitas (aset bersih)
Seperti untung, rugi merupakan jumlah kotor atau jumlah bersih yang dapat
menurunkan ekuitas.
2. Transaksi periferal atau insidental
Untuk disebut rugi, kejadian atau transaksi yang timbul bersifat peripheral atau
insidental atau di luar kendali manajemen.
3. Selain apa yang didefinisi sebagai biaya atau selain distribusi ke pemilik

Dari tiga karakteristik diatas, yang paling membedakan rugi dengan biaya adalah
karakteristik (2). Karakteristik (1) sebenarnya juga karakteristik biaya tetapi dipandang dari
sudut pengaruh akhir yaitu menurunkan ekuitas. Seperti untung, rugi dapat merupakan
jumlah kotor atau jumlah bersih. Karakteristik (3) juga merupakan karakteristik biaya
karena biaya harus berkaitan dengan operasi dalam arti luas dan bukan dengan kegiatan
pendanaan. Untuk disebut rugi, kejadian atau transaksi yang timbul bersifat peripheral atau
insidental atau di luar kendali manajemen.
Empat sumber rugi yang diidentifikasi FASB yaitu:
1. Periferal dan insidental: misalnya penjualan investasi dalam surat-surat berharga,
penjualan aset tetap, pelunasan utang obligasi sebelum jatuh tempo.

3
2. Transfer nontimbal-balik (nonreciprocal transfers) dengan pihak lain: misalnya
pencurian dan pembayaran ganti rugi dari kekalahan dalam tuntutan perkara hukum.
3. Penahanan aset (holding assets); misalnya penurunan harga sekuritas inevstasi,
penurunan nilai – tukar valuta asing, dan penurunan harga karena penahan
sediaan (holding losses).
4. Faktor lingkungan: misalnya ganti rugi asuransi musibah alam yang lebih rendah dari
kos asset yang rusak. Contoh lain adalah lenyapnya manfaat aset yang tidak diasuransi
akibat kebakaran.

2.5 Pengakuan Biaya


Pengakuan biaya tidak dibedakan dengan pengakuan rugi. Pengakuan menyakut
masalah kriteria pengakuan (recognition criteria) yaitu apa yang harus dipenuhi agar
penurunan nilai asset yang memenuhi definisi biaya atau rugi dapat diakui dan masalah saat
pengakuan (recognition rules atau timing) yaitu peristiwa atau kejadian apa yang menandai
bahwa kriteria pengakuan telah dipenuhi. Tidak seperti pendapatan atau untung, biaya dan
rugi tidak mengalami masalah pembentukan dan realisasi.
Oleh karena itu, kriteria pengakuan tidak dibedakan dengan kaidah pengakuan
sehingga masalah pengakuan biaya (rugi) adalah kapan penurunan nilai aset dapat dikatakan
telah terjadi atau kapan biaya (rugi) telah timbul sehingga jumlah rupiah biaya (rugi) dapat
diakui.

Kriteria Pengakuan
Biaya atau rugi pada umumnya diakui bilamana salah satu dari dua kriteria berikut
dipenuhi:
1. Konsumsi manfaat (consumption of benefits).
Biaya atau rugi diakui bilamana manfaat ekonomik yang dikuasai suatu entitas telah
dimanfaatkan atau dikonsumsi dalam pengiriman atau pembuatan barang, penyerahan
atau pelaksanaan jasa, atau kegiatan lain yang merepresentasi operasi utama atau sentral
entitas tersebut.

2. Lenyapnya atau berkurangnya manfaat masa datang (loss or lack of future benefits).
Biaya atau rugi diakui bilamana aset yang telah diakui sebelumnya diperkirakan telah
berkurang manfaat ekonomiknya atau tidak lagi mempunyai manfaat ekonomik.

4
2.6 Konsep Penandingan
Konsep penandingan adalah konsep yang dimaksudkan untuk mencari dasar
hubungan yang tepat dan rasional antara pendapatan dan biaya. Pendapatan merupakan
hasil yang dituju perusahaan, sementara cost yang dikeluarkan untuk memperoleh
pendapatan tersebut merupakan upaya yang dilakukan perusahaan.
Penandingan antara biaya dan pendapatan memerlukan dasar yang tepat. Upaya
mencari dasar penandingan yang tepat merupakan masalah yang sering dihadapi oleh
akuntan.
Paton dan Littleton mengungkapkan masalah utama dalam menandingkan
pendapatan dan biaya adalah mencari dasar penandingan yang paling tepat antara
pendapatan dengan biaya yang berhubungan dengan pendapatan tersebut. Hubungan fisik
yang dapat dilihat sebenarnya dapat digunakan sebagai media untuk melacak dan
membebankannya. Meskipun demikian harus diakui bahwa dengan melihat kondisi yang
ada, dasar penandingan yang paling penting adalah kelayakan (reasonable) bukannya
pengukuran fisik.
Dalam praktek ada tiga dasar penandingan yang umum digunakan untuk mencari
hubungan antara biaya pendapatan dalam satu periode tertentu. Dasar penandingan tersebut
adalah: hubungan sebab akibat (association of causes and effects), alokasi sistematik dan
rasional (systematic and rational allocation) dan pembebanan segera (immediate
recognition).

2.7 Hubungan Sebab Akibat


Dasar yang paling ideal untuk membandingkan biaya dengan pendapatan adalah
hubungan sebab akibat. Meskipun dasar ini sulit untuk dibuktikan, namun atas dasar
pengamatan yang dilakukan para akuntan menunjukkan bahwa barang/jasa tertentu yang
digunakan dalam proses produksi pada akhirnya akan membantu dalam proses
menghasilkan pendapatan selama periode tertentu.
Komite American Accounting Association juga menyarankan penggunaan
hubungan sebab akibat sebagai dasar penandingan. Mereka mengatakan: Cost harus
dihubungkan dengan pendapatan yang direalisasi selama periode tertentu atas dasar korelasi
positif yang dapat dilihat hubungannya antara cost tersebut dengan pendapatan yang diakui.
Dari pernyataan di atas dapat dirumuskan bahwa penandingan yang benar-benar
tepat dapat dilakukan apabila terdapat hubungan yang rasional antara pendapatan dan biaya.

5
Oleh karena itu pengakuan biaya harus dihubungkan dengan pendapatan dan dilaporkan
dalam periode yang sama dengan periode pengakuan pendapatan.

2.8 Penyajian Biaya


Penyajian biaya tidak dapat dilepaskan dari penyajian pendapatan dan sarana untuk itu
adalah laporan laba rugi. Penyajian elemen pendapatan, untuk, biaya dan rugi bergantung
pada konsep tentang apa saja yang membentuk laba.

6
DAFTAR PUSTAKA

Suwardjono (2005). Teori Akuntansi. Yogyakarta, BPFE Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai