Anda di halaman 1dari 19

TUGAS MAKALAH AKUNTANSI KEUANGAN

Anggota Kelompok :
1. Alya Nabila Fairuz Wijaya
2. Ardilla Marsilla Laili Gunawan
3. Arief Ermawan
4. Deny Setiawan Tjong
5. Refli Ocis Alexsander Latupeirissa
6. Rian Nasir

A. Hutang Jangka Panjang


Pengertian Hutang Jangka Panjang
1. Secara Umum

Hutang jangka panjang merupakan hutang yang dimiliki oleh perusahaan dan harus dilunasi
dalam waktu yang relatif lama. Jatuh tempo pelunasan hutang jangka panjang biasanya dalam
satu periode akuntansi yaitu satu tahun atau bahkan lebih.

Pembiayaan dalam rangka melunasi hutang jangka panjang tidak berasal dari aktiva lancar
seperti piutang dagang, investasi jangka pendek, kas perusahaan, ketersediaan stock produk di
gudang, dan berbagai aktiva lancar lainnya.

Contoh dari aktivas tidak tetap adalah segala macam aset perusahaan seperti saham, inestasi
jangka panjang, dan lain-lain

2. Ilmu Akuntansi Keuangan Menengah

Berdasarkan ilmu akuntansi keuangan menengah, obligasi merupakan salah satu dalam hutang
jangka panjang. Obligasi adalah pinjaman perusahaan yang diperoleh dari pemilik perusahaan
lain.

Obligasi berbentuk surat utang jangka panjang dan diterbitkan oleh pemerintah maupun
perusahaan yang memiliki jumlah nominal dan waktu pelunasan tertentu. Waktu jatuh tempo
sudah ditetapkan bersama sebelumnya.

3. Kieso

Dinyatakan oleh Kieseo bahwasanya hutang jangka panjang merupakan kewajiban (hutang) yang
harus dipenuhi di masa yang akan datang. Pemenuhan hutang tersebut disebabkan karena
penundaan pelunasan hutang yang seharusnya dilaksanakan saat periode 1 tahun/ atau lebih pada
periode operasional perusahan.

Perbedaan hutang jangka panjang dan hutang jangka pendek adalah terletak pada periode
pelunasannya atau jatuh tempo. Hutang jangka pendek harus dibayarkan dan diselesaikan dalam
jangka waktu kurang dari satu siklus/periode akuntansi yaitu kurang dari satu tahun.

Jenis Jenis Hutang Jangka Panjang


Terdapat dua jenis hutang jangka panjang yang dapat kita ketahui. Jenis jenis utang jangka
panjang yaitu :

1. Hutang Hipotek
Pengertian hutang hipotek adalah hutang yang timbul disebabakan pendapatan dana yang
bersumber dari hutang dnegan penggunaan jaminan harta tetap. Harta tetap yang berupa barang
tidak bergerak seperti berbagai sertifikat (tanah, gedung/ruko/bangunan).

Apabila kondisi perusahaan tidak sanggup membayar hutang sesuai dengan jatuh tempo, sebagai
gantinya pemberi hutang mempunyai hak untuk menyita ataupun menjual harta tetap yang
menjadi jaminan. Hal tersebut dilakukan untuk memperoleh dana yang disesuaikan dengan
jumlah dana hutang yang belum terbayarkan.

Hutang hipotek pada umumnya hanya diperoleh dari 1 sumber, sebagai contoh melakukan
peminjaman hutang hipotek kepada perbankan.

2. Hutang Obligasi

Definisi hutang obligasi ialah hutang yang muncul disebabkan dana yang diperoleh melalui
surat-surat obligasi yang diterbitkan. Pemegang surat obligasi adalah orang yang melakukan
pembelian terhadap obligasi.

Hal-hal yang dicantumkan dalam surat obligasi seperti jumlah nominal, waktu pelunasan,
interest per year, beserta segala ketentuan yang disesuaikan dengan jenis obligasi yang
disepakati oleh pemberi pinjaman dan yang menerima pinjaman.

Tipe Obligasi

Obligasi memiliki berbagai macam tipe diantaranya :

 Obligasi terjamin dan tidak terjamin


 Berjangka
 Berseri
 Terdaftar
 Kupon Obligasi

Pada pengertian yang lain maka obligasi dibagi menjadi dua yaitu :

 Obligasi yang dapat ditukar (biasa ditukar dengan saham biasa tergantung pemilik saham
dan obligasi)
 Tidak dapat ditukar

Hal yang Mempengaruhi Nilai Pasar Obligasi

 Jumlah nominal uang yang diperoleh


 Tenggang waktu hingga jumlah keseluruhan diterima
 Suku Bunga Pasar

Kelebihan Obligasi
Obligasi memiliki keebihan tersendiri di bandingkan perolehan dana dari pengeluaran surat
saham. Kelebihan hutang obligasi diantaranya :

 Pemilik surat obligasi tidak memiliki hak suara pada penentuan kebijakan perusahaan.
Hal ini menguntungkan karena tidak mempengaruhi manajemen internal perusahaan.
 Bunga obligasi cenderung lebih kecil apabila dikomparasikan dengan deviden yang
dibagikan pada pemilik saham.
 Bunga obligasi adalah biaya yang menjadi beban bagi perusahaan dan dapat
mempengaruhi terhadap berkurangnya kewajiban pajak. Sedangkan deviden merupakan
laba yang harus dibagikan pada pemilik saham dan tidak dibebankan menjadi biaya.

Kekurangan Obligasi

 Bunga obligasi tetap menjadi beban perusahaan dalam kondisi memperoleh laba maupun
saat mengalami kerugian.
 Pemegang obligasi tetap dapat meminta pengembalian obligasi meskipun perusahaan
tidak sanggup melunasi hutang obligasi. Sebaliknya pemilik saham akan ikut
menanggung apabila terjadi risiko kerugian yang didrita perusahaan.

Ketentuan, Kriteria, dan Syarat Hutang Jangka Panjang


Ketentuan

Utang jangka panjang memiliki ketentuan yang harus dipenuhi. Ketentuan-ketentuan utang
jangka panjang diantaranya :

1. Si penerima hutang diharapkan dapat menjaga tingkat modal minimalnya.


2. Penerima utang tidak diperbolehkan menjual piutang untuk memperoleh uang cash.
3. Aktiva tetap milik penerima pinjaman harus menjadi jaminan dalam bentuk hipotek
kepada pemberi pinjaman.
4. Memberi batasan akan pinjaman di kemudian hari melalui pelarangan penambahan
pinjaman atau mewajibkan hutang tambahan tersebut sebagai subordinasi pada utang
jangka panjang.

Kriteria

Usaha dalam mengakses utang jangka panjang yang memiliki jatuh tempo lebih dari satu tahun
(biasanya5 – 20 tahun) memiliki berbagai kriteria dalam pemenuhan persyaratannya.Kriteria
yang harus dipenuhi seperti :

1. Data dan Laporan harus disimpan dengan administrasi yang baik.


2. Wajib melakukan pembayaran pajak
3. Menjaga kinerja usaha yang masuk sebagai bagian perusahaan dalam pengajuan utang.

Syarat
Persyaratan yang dierlakukan pada perjanjian utang jangka panjang secara umum meliputi
berbagai poin sebagai berikut :

1. Pencatatan yang diterapkan oleh peminjam harus sesuai dengan kaidah akuntansi
terutama pada hal yang berhubungan dengan utang jangka panjang.
2. Melaporkan secara berkala terkait kondisi keuangan perusahaan yang telah diaudit.
3. Bagi peminjam urusan pembayaran pajak dan kewajiban lain harus diselesaikan sesuai
dengan tenggang waktu yang ditetapkan.
4. Perusahaan yang meminjam harus sanggup menjaga semua aset perusahaan agar dapat
digunakan untuk keberjalanan operasional.

B. Persekutuan Fa,CV dan PT


1.) Firma (Fa)
Pengertian Firma

Firma (Fa) adalah suatu persekutuan antara dua aorang atau lebih yang menjalankan badan usaha
dengan nama bersama dengan tujuan untuk membagi hasil yang diperoleh dari persekutuan tersebut.
Dalam mendirikan firma memiliki anggota paling sedikit dua orang. Semua anggota memiliki tanggung
jawab terhadap perusahaan dan menyerahkan kekayaan pribadi sesuai yang tercantum dalam akta
pendirian Firma. Apabila bangkrut semua anggota harus bertanggung jawab sampai harta milik pribadi
ikut dipertanggungkan.

Modal firma berasal dari kekayaan pribadi anggota pendiri, serta laba/ keuntungan dibagikan kepada
anggota dengan perbandingan sesuai akta pendirian.

B. Unsur-Unsur Firma (Fa)


Adapun persekutuan perdata adalah perjanjian dengan mana dua orang atau lebih mengikatkan diri
untuk menyetorkan sesuatu kepada persekutuan dengan tujuan untuk memperoleh manfaat atau
keuntungan (Pasal 1618 KUHPer). Berdasarkan definisi tersebut, dapat dinyatakan bahwa persekutuan
itu disebut Firma apabila mengandung unsur-unsur pokok berikut ini :

1. Persekutuan perdata (Pasal 1618 KUHPer);


2. Menjalankan perusahaan (Pasal 16 KUHD);
3. Dengan nama bersama atau firma (Pasal 16 KUHD); dan
4. Tanggung jawab sekutu bersifat pribadi untuk keseluruhan (Pasal 18 KUHD)

C. Ciri-Ciri Firma (Fa)


Seperti halnya persekutuan yang lain, firma juga memiliki sifat atau ciri-ciri. Adapun ciri-ciri firma antara
lain :
1. Para sekutu aktif di dalam mengelola perusahaan;
2. Tanggung jawab yang tidak terbatas atas segala resiko yang terjadi;
3. Akan berakhir jika salah satu anggota mengundurkan diri atau meninggal dunia;
4. Anggota firma biasanya sudah saling mengenal sebelumnya dan sudah saling mempercayai;
5. Perjanjian suatu firma dapat dilakukan dihadapan notaris;
6. Dalam kegiatan usaha selalu memakai nama bersama;
7. Setiap anggota dapat melakukan perjanjian dengan pihak lain;
8. Adanya tanggungjawab atas resiko kerugian yang tidak terbatas;
9. Apabila terdapat hutang tak terbayar, maka setiap pemilik wajib melunasi dengan harta pribadi;
10. Setiap anggota firma memiliki hak untuk menjadi pemimpin;
11. Seorang anggota tidak berhak memasukkan anggota baru tanpa seizin anggota yang lainnya;
12. Keanggotaan firma melekat dan berlaku seumur hidup;
13. Seorang anggota mempunyai hak untuk membubarkan firma; dan
14. Mudah memperoleh kredit usaha

D. Sifat Firma (Fa)


Sifat dari Persekutuan Firma adalah:

1. Keagenan atau perwakilan bersama;


2. Umur terbatas;
3. Tanggung jawab tak terbatas;
4. Pemilikan kepentingan;
5. Partisipasi (Keikutsertaan) dalam Persekutuan Firma;
6. Bentuk firma ini telah digunakan baik untuk kegiatan usaha berskala besar maupun kecil;
7. Dapat berupa perusahaan kecil yang menjual barang pada satu lokasi, atau perusahaan besar
yang mempunyai cabang atau kantor di banyak lokasi;
8. Masing-masing sekutu menjadi agen atau wakil dari persekutuan firma untuk tujuan usahanya
9. Pembubaran persekutuan firma akan tercipta jika terdapat salah satu sekutu mengundurkan diri
atau meninggal;
10. Tanggung Jawab seorang sekutu tidak terbatas pada jumlah investasinya;
11. Harta benda yang diinvestasikan dalam persekutuan firma tidak lagi dimiliki secara terpisah oleh
masing-masing sekutu; dan
12. Masing-masing sekutu berhak memperolah pembagian laba persekutuan firma.

Sumber Hukum :

1. Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD) atau Wetboek van Koophandel Indonesia (WvK),
2. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUH Perdata),
3. Undang-Undang No.20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah
2.) Comanditaire Venootschap (CV)
Pengertian CV (Comanditaire Venootschap)

Persekutuan Komanditer (commanditaire vennootschap) atau biasanya disingkat dengan CV adalah


merupakan suatu persekutuan yang didirikan oleh seorang atau beberapa orang yang mempercayakan
uang atau barang kepada seorang atau beberapa orang yang menjalankan perusahaan dan bertindak
sebagai pemimpin.

Jenis-jenis CV (Comanditaire Venootschap)

1. Persekutuan Komanditer Murni.Bentuk ini merupakan persekutuan komanditer yang pertama.


Dalam persekutuan ini hanya terdapat satu sekutu komplementer, sedangkan yang lainnya adalah
sekutu komanditer.

2. Persekutuan komanditer campuran. Bentuk ini umumnya berasal dari bentuk firma bila firma
membutuhkan tambahan modal. Sekutu firma menjadi sekutu komplementer sedangkan sekutu
lain atau sekutu tambahan menjadi sekutu komanditer.

3. Persekutuan komanditer bersaham. Persekutuan komanditer bentuk ini mengeluarkan saham


yang tidak dapat diperjualbelikan dan sekutu komplementer maupun sekutu komanditer
mengambil satu saham atau lebih. Tujuan dikeluarkannya saham ini adalah untuk menghindari
terjadinya modal beku karena dalam persekutuan komanditer tidak mudah untuk menarik
kembali modal yang telah disetorkan.

Ciri-Ciri Persekutuan Komanditer (CV)

1. Keanggotaan pada CV ada 2 (dua) macam diantaranya yaitu anggota aktif dan anggota
pasif;
2. Sekutu yang aktif adalah anggota yang aktif dalam mengelola suatu perusahaan;
3. Sedangkan pada sekutu yang pasif hanyalah anggota yang menanamkan sebuah modal
saja; dan
4. Tanggung jawab pada sekutu aktif tidak terbatas, sedangkan pada tanggung jawab sekutu
pasif hanya sebesar modal yang dia tanam.

Kelebihan CV (Comanditaire Venootschap)

1. Persyaratan pendirian CV yang lebih mudah


2. Modal yang dikumpulkan lebih besar
3. Lebih mudah mendapatkan kredit karena struktur modal yang lebih kuat
4. Memiliki kemampuan manajemen yang lebih baik
5. Kesempatan melakukan perluasan usaha yang lebih terbuka
Kekurangan CV (Comanditaire Venootschap)

1. Sebagian anggota atau sekutu aktif memiliki tanggung jawab yang tidak terbatas dalam
mengatur perusahaan
2. Sulit bagi sekutu pimpinan untuk menarik kembali modalnya
3. Masa hidup CV tidak dapat ditentukan karena bergantung pada sekutu aktif atau anggota
yang memiliki tanggung jawab tidak terbatas

3.) Perseroan Terbatas (PT)


Pengertian PT

Perseroan terbatas (PT) adalah suatu badan hukum untuk menjalankan usaha yang memiliki
modal terdiri dari saham-saham, yang pemiliknya memiliki bagian sebanyak saham yang
dimilikinya. Karena modalnya terdiri dari saham-saham yang dapat diperjualbelikan, perubahan
kepemilikan perusahaan bisa dilakukan tanpa perlu membubarkan perusahaan.

Jenis-Jenis Saham

Saham di dalam sebuah Perseroan Terbatas dapat terbagi atas:

 Saham/Sero Atas Nama, yaitu nama persero ditulis di atas surat sero setelah didaftarkan
dalam buku Perseroan Terbatas sebagai persero.
 Saham/Sero Pembawa, yaitu suatu saham yang di atas surat tidak disebutkan nama
perseronya.

Ditinjau dari hak-hak persero, saham/sero dapat pula dibagi sebagai berikut:

 Saham/Sero Biasa

Sero yang biasanya memperoleh keuntungan (dividen) yang sama sesuai dengan yang ditetapkan
oleh rapat umum pemegang saham.

 Saham/Sero Preferen

Sero preferen ini selain mempunyai hak dan dividen yang sama dengan sero biasa, juga
mendapat hak lebih dari sero biasa.

 Saham/Sero Kumulatif Preferen

Sero kumulatif preferen ini mempunyai hak lebih dari sero preferen. Bila hak tersebut tidak bisa
dibayarkan pada tahun sekarang, maka dibayarkan pada tahun berikutnya.
Syarat Pendirian

Syarat umum pendirian perseroan terbatas:

 Fotokopi KTP para pemegang saham dan pengurus, minimal 2 orang.


 Fotokopi KK penanggung jawab / direktur.
 Nomor NPWP penanggung jawab.
 Pas foto penanggung jawab ukuran 3X4 (2 lembar berwarna).
 Fotokopi PBB tahun terakhir sesuai domisili perusahaan.
 Fotokopi surat kontrak/sewa kantor atau bukti kepemilikan tempat usaha.
 Surat keterangan domisili dari pengelola gedung jika berdomisili di gedung perkantoran.
 Surat keterangan RT/RW (jika dibutuhkan, untuk perusahaan yang berdomisili di
lingkungan perumahan) khusus luar Jakarta.
 Kantor berada di wilayah perkantoran/plaza, atau ruko, atau tidak berada di wilayah
permukiman.
 Siap disurvei.

Syarat pendirian PT secara formal berdasarkan UU No. 40/2007 adalah sebagai berikut:

 Pendiri minimal 2 orang atau lebih (pasal 7 ayat 1).


 Akta Notaris yang berbahasa Indonesia.
 Setiap pendiri harus mengambil bagian atas saham, kecuali dalam rangka peleburan
(pasal 7 ayat 2 dan ayat 3).
 Akta pendirian harus disahkan oleh Menteri kehakiman dan diumumkan dalam BNRI (ps.
7 ayat 4).
 Modal dasar minimal Rp. 50 juta dan modal disetor minimal 25% dari modal dasar (pasal
32 dan pasal 33).
 Minimal 1 orang direktur dan 1 orang komisaris (pasal 92 ayat 3 & pasal 108 ayat 3).
 Pemegang saham harus WNI atau badan hukum yang didirikan menurut hukum
Indonesia, kecuali PT PMA.

Keuntungan PT

Keuntungan utama membentuk perusahaan perseroan terbatas adalah:

1. Kewajiban terbatas. Tidak seperti partnership, pemegang saham sebuah perusahaan tidak
memiliki kewajiban untuk obligasi dan hutang perusahaan. Akibatnya kehilangan
potensial yang "terbatas" tidak dapat melebihi dari jumlah yang mereka bayarkan
terhadap saham. Tidak hanya ini mengizinkan perusahaan untuk melaksanakan dalam
usaha yang berisiko, tetapi kewajiban terbatas juga membentuk dasar untuk perdagangan
di saham perusahaan.
2. Masa hidup abadi. Aset dan struktur perusahaan dapat melewati masa hidup dari
pemegang sahamnya, pejabat atau direktur. Ini menyebabkan stabilitas modal, yang dapat
menjadi investasi dalam proyek yang lebih besar dan dalam jangka waktu yang lebih
panjang daripada aset perusahaan tetap dapat menjadi subjek disolusi dan penyebaran.
Kelebihan ini juga sangat penting dalam periode pertengahan, ketika tanah disumbangkan
kepada Gereja (sebuah perusahaan) yang tidak akan mengumpulkan biaya feudal yang
seorang tuan tanah dapat mengklaim ketika pemilik tanah meninggal. Untuk hal ini, lihat
Statute of Mortmain.# Efisiensi manajemen. Manajemen dan spesialisasi memungkinkan
pengelolaan modal yang efisien sehingga memungkinkan untuk melakukan ekspansi. Dan
dengan menempatkan orang yang tepat, efisiensi maksimum dari modal yang ada. Dan
juga adanya pemisahan antara pengelola dan pemilik perusahaan, sehingga terlihat tugas
pokok dan fungsi masing-masing.

Kelemahan PT

Kerumitan perizinan dan organisasi. Untuk mendirikan sebuah PT tidaklah mudah. Selain biayanya yang
tidak sedikit, PT juga membutuhkan akta notaris dan izin khusus untuk usaha tertentu. Lalu dengan
besarnya perusahaan tersebut, biaya pengorganisasian akan keluar sangat besar. Belum lagi kerumitan
dan kendala yang terjadi dalam tingkat personel. Hubungan antar perorangan juga lebih formal dan
berkesan kaku.

C. Penjualan Angsuran
Pengertian Penjualan Angsuran
Penjualan angsuran adalah penjualan barang dagangan atau jasa yang dilaksanakan dengan
perjanjian dimana pembayaran dilakukan secara bertahap atau berangsur di masa yang akan
datang. Penjualan angsuran terdiri dari 3 jenis yaitu penjualan aset tetap, penjualan barang
dagangan dan tukar tambah.

Tahapan Pembayaran
1. Pada saat barang atau jasa diserahkan ke pembeli
Penjualan menerima uang muka (down payment) sebagai pembayaran pertama.
2. Sisanya diangsur dengan beberapa kali angsuran
Biasanya dibebankan bunga atas saldo yang belum diterima.

Pertimbangan dalam penjualan cicilan


1. Uang muka yang ditetapkan harus cukup besar untuk menutup penurunan barang karena
perubahannya dari barang baru menjadi barang bekas.
2. Periode pembayaran cicilan harus tidak terlalu lama atau panjang, sebaiknya tiap bulan.
3. Pembayaran cicilan harus lebih besar dari penurunan nilai barang diantara pembayaran. Ketika
nilai barang melebihi saldo kontrak, maka kemungkinannya pembeli tidak/akan melunasi
pembayarannya.

Masalah akuntansi dari penjualan angsuran dapat dikelompokkan menjadi 4 yaitu :


1. Pengakuan laba kotor penjualan angsuran
2. Cara perhitungan bunga dan angsuran
3. Tukar tambah dalam penjualan angsuran
4. Pembatalan kontrak penjualan angsuran dan pemilikan kembali
Pengakuan laba kotor dalam penjualan angsuran

1. Laba kotor diakui saat penjualan dilakukan

Transaksi penjualan angsuran diperlakukan seperti transaksi penjualan kredit. Laba kotor yang
terjadi diakui pada saat penyerahan barang dengan ditandai oleh timbulnya piutang.

2. Laba kotor diakui secara proporsional dengan jumlah penerimaan angsuran

Laba kotor yang terjadi diakui sesuai dengan jumlah uang kas dari penjualan angsuran yang
direalisasikan dalam periode yang bersangkutan. Prosedur yang menghubungkan tingkat
keuntungan dengan realisasi penerimaan angsuran :

Ø Penerimaan pembayaran pertama dicatat sebagai pengambilan harga pokok dari barang yang
dijual.

Ø Penerimaan pembayaran pertama dicatat sebagai realisasi keuntungan yang diperoleh sesuai
dengan kontrak penjualan.

Ø Setiap penerimaan pembayaran yang sesuai dicatat sebagai pengembalian harga pokok
maupun sebagai realisasi keuntungan.

Contoh :

PT SENTANA perusahaan jual beli harta tak bergerak, menjual rumah kepada Hartono Rp
2.500.000. HPP rumah Rp 1.500.000 pembayaran pertama Rp 500.000. untuk menjamin
keamanan pemilikan PT SENTANA & Hartono setuju untuk menghipotik sebesar Rp 2.000.000.
Akte hipotik tanggal 1 september 1980, dibayar dalam jangka waktu 5 th dengan pembayaran ½
tahun @ Rp 200.000. Bunga hipotik 12% setahun, komisi dan biaya lainnya Rp 50.000 dibayar
tunai oleh PT SENTANA.

Transaksi- Laba diakui periode penjualan Laba diakui secara proporsional


transaksi
1. Penjua Piutang Piutang
lan rumah Hartono 2.500Rumah Hartono 2.500Rumah
2.500 1.500

Laba penjualan 2.500 Laba kotor yg belum

direalisasi 1.000
2. Peneri Kas 500Hipotik Kas 500Hipotik
maan 2.000 2.000
pembayaran
pertama & Piutang Hartono 2.500 Piutang Hartono 2.500
hipotik
3. Pemba Ongkos Ongkos
yaran biaya- penjualan 50Kas penjualan 50Kas
biaya 50 50
4. Bunga Bunga hipotik ygakan Bunga hipotik ygakan
yg masih diterima 80 diterima 80
harus
diterima12% Pendapatan bunga 80 Pendapatan bunga 80
, 4 blnLaba
kotor yg Laba kotor yg blm
direalisasi
direalisasi 200

Realisasi laba ktor 200


5. Menut Laba penjualan rumah 1.000Pendapatan Realisasi laba ktor 200Pendapatan
up rekening bunga 80 bunga 80
ke R/L
Ongkos penjualan 50 Ongkos penjualan 50

Laba-Rugi 1.030 Laba-Rugi 230


6. Pemba Kas 320Hipotik Kas 320Hipotik
yaran 200 200
angsuran
hipotik Pendapatan bunga 120 Pendapatan bunga 120
7. Laba Laba kotor yg
kotor yg blmdirealisasi 160
direalisasi
Realisasi laba kotor 160
8. Menut Pendapatan bunga 212Laba- Pendapatan bunga 212Realisasi laba
up rekening Rugi 212 kotor 160
ke R/L
Laba-Rugi 372

Masalah Pertukaran (Trade In) dalam Penjualan Angsuran

Penjualan menyerahkan barang baru dengan perjanjian angsuran, sedang pembayaran pertama
dari pembeli berupa penyerahan barang bekas. Barang yang diterima dari pertukaran harus
dinilai kembali dengan memperhatikan adanya perbaikan serta tingkat laba yang diharapkan dari
penjualan kembali barang bekas.

Contoh :

Pedagang mobil memiliki mobil baru dengan harga pokok Rp 1.000.000 dijual dengan perjanjian
penjualan angsuran Rp 1.500.000. Pembayaran pertama pembeli menyerahkan mobil bekas
dihargai Rp 400.000. Biaya yang diperlukan untuk perbaikan Rp 50.000, harga penjualan normal
setelah diperbaiki Rp 375.000. Penjual mengharapkan laba normal 25% dari penjualan mobil
bekas.
Perhitungan :

Harga pertukaran mobil bekas Rp 400.000

Harga jual sesudah diperbaiki Rp 375.000

Dikurangi :

Ongkos perbaikan Rp 50.000

Laba normal yang diharapkan

(25% x Rp 375.000) Rp 93.750

(Rp 143.750)

(Rp 231.250)

Perbedaan harga pertukaran (terlalu tinggi) Rp 168.750

Persediaan barang dagangan mobil bekas 231.250

Cadangan perbedaan harga pertukaran 168.750

Piutang penjualan angsuran 1.100.000

Penjualan angsuran 1.500.000

Harga pokok penjualan angsuran 1.000.000

Persediaan barang dagangan mobil baru 1.000.000

Masalah pembatalan kontrak dan pemilikan kembali

Apabila pembeli gagal untuk memenuhi kewajibannya yang tercantum dalam surat perjanjian,
maka barang ditarik dan dimiliki oleh penjual.

Yang harus dilakukan dalam buku penjual :

 Pencatatan pemilikan kembali barang dagangan


 Menghapus saldo piutang penjualan angsuran
 Menghapus saldo laba kotor yang belum direalisasi
 Pencatatan keuntungan atau kerugian karena pemilikan kembali

Masalah bunga pada penjualan angsuran :


 Bunga diperhitungkan dari sisa harga kontrak selama jangka waktu angsuran
 Bunga dari setiap angsuran yang harus dibayar, yang dihitung sejak tanggal perjanjian
sampai tanggal jatuh tempo
 Pembayaran angsuran periodik dilakukan dalam jumlah yang sama, didalamnya termasuk
angsuran pokok dan bunga
 Bunga secara periodik diperhitungkan berdasarkan dari (sisa) harga kontrak

D. Penjualan Konsinyasi (Titipan)


A. Pengertian Konsinyasi (CONSIGNMENT)

Konsinyasi merupakan sistem pengiriman barang-barang ekspor pada importer di luar negeri di
mana barang-barang tersebut dikirim oleh ekspotir sebagai titipan untuk dijualkan oleh importir
dengan harga yang telah ditetapkan oleh eksportir, barang-barang yang tidak terjual akan
dikembalikan kepada eksportir.
Dalam sistem ini eksportir memegang hak milik atas barang, sedangkan importir hanya
merupakan pihak yang dititipi barang untuk dijual.
Hal ini terjadi karena pengiriman barang belum menemukan ada pembeli yang tertentu di LN.
Penjualan barang di luar negri dapat dilaksanakan melalui Pasar Bebas ( Free Market) atau Bursa
Dagang ( Commodites Exchange) dengan cara lelang.dan bila kita berkunjung ke department
store maupun toko–toko yang menjual berbagai macam produk dengan kapasitas besar, maka
seringkali kita berpikiran apakah toko tersebut tidak bermasalah dengan stok yang tidak habis
terjual atau stok yang menumpuk dan tidak dapat dikembalikan ke supplier.
Penjualan dengan system konsinyasi merupakan proses penyerahan barang oleh pemilik barang
kepada pihak lain yang bertindak sebagai agen penjual, namun hak kepemilikan atas barang
tersebut tetap berada di tangan pemilik sampai barang tersebut telah dijual ke customer akhir
oleh agen penjual.

B. Proses Penjualan Konsinyasi

Cara pelaksanaan lelang pada umumnya sebagai berikut :

a. Pemilik brang menunjuk salah satu broker yang ahli dalah salah satu komoditi.

b. Broker memeriksa keadaan barang yang akan di lelang terutama mengenai jenis dan jumlah
serta mutu dari barang tersebut.

c. Broker meawarkan harga transaksi atas barang yang akan dijualnya, harga transaksi ini
disampaikan kepada pemilik barang.

d. Oleh panitia lelang akan ditentukan harga lelang yang telah disesuaikan dengan situasi pasar
serta serta kondisi perkembangan dari barang yang akan dijual. Harga ini akan menjadi pedoman
bagi broker untuk melakukan transaksi.
e. Jika pelelangan telah dilakukan broker berhak menjual barang yang mendapat tawaran dari
pembeli yang sana atau yang melebihi harga lelang.

f. Barang-barang yang ditarik dari pelelangan masih dapat dijual di luar lelang secara bawah
tangan

g. Yang diperkenankan ikut serta dalam pelalangan hanya anggita yang tergabung dalam salah
satu commodities exchange untuk barang-barang tertentu.

h. Broker mendapat komisi dari hasil pelelangan yang diberikan oleh pihak yang diwakilinya.

C. Resiko Penjualan Konsinyasi

Resiko yang dapat timbul dalam system ini antara lain :


1. Modal terlalu lama tertimbun pada barang yang diperdagangkan.
2. Tidak ada kepastian eksportir akan menerima pembayaran.
3. Eksportir dapat menjadi korban kenakalan importir yang melaporkan barang yang terjual tidak
sesuai dengan yang sebenarnya.
4. Bila impotir tidak membayar, tidak ada bukti untuk menuntutnya di pengadilan

D. Ciri-Ciri Penjualan Konsinyasi

Konsinyasi merupakan suatu perjanjian dimana salah satu pihak yang memiliki barang
menyerahkan sejumlah barang kepada pihak tertentu untuk dijualkan dengan harga dan syarat
yang diatur dalam perjanjian. Pihak yang menyerahkan barang (pemilik) disebut Konsinyor /
consignor / pengamanat. Pihak yang menerima barang Konsinyasi disebut Konsinyi / Consigner /
Komisioner. Bagi konsinyor barang yang dititipkan kepada konsinyi untuk dijualkan disebut
barang konsinyasi (konsinyasi keluar/consigment out)

Terdapat 4 hal yang merupakan ciri dari transaksi Konsinyasi yaitu :


1) Barang Konsinyasi harus dilaporkan sebagai persediaan oleh Konsinyor, karena hak untuk
barang masih berada pada Konsinyor.
2) Pengiriman barang Konsinyasi tidak menimbulkan pendapatan bagi Konsinyor dan
sebaliknya.
3) Pihak Konsinyor bertanggungjawab terhadap semua biaya yang berhubungan dengan barang
Konsinyasi kecuali ditentukan lain.
4) Komisioner dalam batas kemampuannya berkewajiban untuk menjaga keamanan dan
keselamatan barang-barang komisi yang diterimanya.

E. Kelemahan dan Kelebihan Konsinyasi

Alasan Komisioner menerima perjanjian Konsinyasi, antara lain :

1) Komisioner terhindar dari resiko kegagalan memasarkan barang tsb.

2) Komisioner terhindar dari resiko rusaknya barang atau adanya fluktuasi harga.
3) Kebutuhan akan modal kerja dapat dikurangi.

Alasan-alasan Konsinyor untuk mengadakan perjanjian Konsinyasi :

1) Konsinyasi merupakan cara untuk lebih memperluas pemasaran.

2) Resiko-resiko tertentu dapat dihindarkan misalnya komisioner bangkrut maka barang


konsinyasi tidak ikut disita.

3) Harga eceran barang tersebut lebih dapat dikontrol.

F. Akuntansi untuk Konsinyasi

Prosedur akuntansi bagi Konsinyor maupun Konsinyi dalam buku mereka masing-masing ada 2
metode, yaitu :

1) Transaksi Konsinyasi yang menyebabkan R/L Konsinyasi dicatat secara terpisah.

2) Transaksi Konsinyasi yang menyebabkan R/L Konsinyasi tidak dicatat secara terpisah.

E. Sewa Guna Usaha (Leasing)


Pengertian Leasing

Leasing atau sering disingkat SGU adalah kegiatan pembiayaan dengan menyediakan barang
modal baik dengan hak opsi (finance lease) maupun tanpa hak opsi (operating lease) untuk
digunakan oleh penyewa guna usaha (lessee) selama jangka waktu tertentu berdasarkan
pembayaran secara angsuran . Hak opsi adalah hak untuk membeli objek sewa guna usaha
setelah berakhirnya perjanjian berdasarkan nilai sisa yang disepakati bersama.

Pihak Pihak Yang Terlibat

Ada beberapa pihak yang terlibat dalam pemberian fasilitas leasing, dan masing masing fihak
mempunyai hak dan kewajiban . masing masing pihak melakukan kegiatannya melalui
kesepakatan yang dibuat bersama.

Adapun pihak pihak yang terlibat dalam proses pemberian fasilitas leasing sebagai berikut:

1. Lessor

Merupakan perusahaan leasing yang membiayai keinginan para nasabahnya untuk memperoleh
barang modal

2. Lessee
Adalah nasabah yang mengajukan permohonan leasing kepada lessor untuk memperoleh barang
modal yang di inginkan

3. Supplier

Yaitu pedagang yang menyediakan barang yang akan di leasing sesuai perjanjian antara leassor
dengan lessee dalam hal ini suplier juga dapat bertindak sebagai lessor.

4. Asuransi

Merupakan pihak yang akan menanggung resiko terhadap perjanjian antara leassor dengan
leasse. Dalam hal ini leasse dikenakan biaya asuransi dan apabila terjadi sesuatu, maka
perusahaan akan menanggung resiko sebesar sesuai dengan perjanjian terhadap barang yang
dileasingkan.

Kegiatan Leasing
Kegiatan kegiatan yang dilakukan antara satu perusahaan leasing dengan perusahaan leasing
lainnya dapat berbeda. Dalam surat keputusan Menteri Keuangan Nomor1169/KMK.01/1991
Tanggal 21 November 1991, kegiatan leasing dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:

1. Melakukan sewa guna usaha dengan opsi bagi lessee (finance lease)
2. Melakukan sewa guna usaha dengan tanpa hak opsi bagi leasse (operating lease)

Investasi Masa Depan


1. Kriteria untuk finance lease apabila suatu perusahaan leasing memenuhi persyaratan:

 Jumlah pembayara sea guna usaha dan selama masa sewa guna usaha pertama kali, ditambah
dengan nilai sisa barang yang di lease harus dapat menutupi harga perolehan barang modal
yang dileasekan dan keuntungan bagi pihak leassor.
 Dalam perjanjian sewa guna usaha memuat ketentuan mengenai hak opsi bagi lessee

2. Sedangkan kriterian untuk operating lease adalah memenuhi persyaratan berikut:

 Jumlah pembayaran selama masa leasing pertama tidak dapat menutupi harga perolehan
barang modal yang dileasekan ditambah keuntungan bagi pihak leassor;
 Di dalam perjanjian leasing tidak memuat mengenai hak opsi bagi leasse.

Kemudian dalam praktiknya transaksi finance leasing di bagi dalam bentuk bentuk sebagai
berikut:

1. Direct finance leasse

Transaksi ini juga dengan nama true leasse. Dimana dalam transaksi ini pihak lessor membeli
barang modal atas permintaan lessee dan sekaligus menyewagunakan barang tersebut kepada
lessse. Lessee dapat menentukan spesifikasi barang yang di inginkan termasuk penentuan harga
dan supliernya. Oleh karena itu proses pembelian yang dilakukan lessor hanyalah untuk
memenuhi kebutuhan pihak lessee.

2. Sales and lease back

Proses ini dilakukan dimana pihak lessee menjual barang modalnya kepada lessor untuk
dilakukan kontrak sewa guna usaha atau barang tersebut, natara lesse dengan lessor. Metode ini
biasanya digunakan untuk menambah modal kerja leasse.

Sedangkan dalam operating lease dimana pihak lessor sengaja membeli barnag modal untuk
kemudian dileasekan kepada pihak leasing. Biaya yang dikenakan terhadap lease adalah biaya
dikeluarkan untuk memperoleh barang yang dibutuhkan oleh lesse berikut bunganya.

Jenis jenis Perusahaan Leasing

Jenis jenis perusahaan leasing dalam menjalankan kegiatannya dibagi dalam tiga kelompok
yaitu:

1. Independent leasing

Merupakan perusahaan leasing yang berdiri sendiri dapat sekaligus sebagai suplier atau membeli
barang barang dari suplier lain untuk dileasekan

2. Captive lease

Dalam perusahaan leasing jenis ini, produsen atau supplier mendirikan perusahaan leasing dan
yang mereka leasekan adalah barang barang milik merek sendiri. Tujuan utamanya adalah untuk
dapat meningkatkan penjualan sehingga mengurangi penumpukan barang di gudang/toko.

3. Lease broker

Perusahaan jenis ini kerjanya hanyalah mempertemukan keinginan lesse untuk memperoleh
barang modal kepada pihak lessor untuk dileasekan. Jadi dalam hal ini lease broker hanya
sebagai perantara antara pihak lessor dengan pihak lessee.

Perjanjian Leasing

Perjanjian yang dibuat antara lessor dengan lesse dsebut “lease agreement”, dimana dalam
perjanjian tersebut memuat kontrak kerja bersyarat antara kedua belah pihak, lessor dan lesse.

Isi kontrak yang dibuat secara umum memuat sebagai berikut:

1. Nama dan alamat lessee


2. Jenis barang modal di inginkan
3. Jumlah atau nilai barang yang dileasingkan
4. Syarat syarat pembayaran
5. Syarat syarat kepemilikan atau syarat lainnya,
6. Sangsi-sangsi apabila lesse inggkar janji
7. Dan lain lainnya.

Jika seluruh perysaraatan sudah di setujui, maka pihak lessor akan menghubungi supplier untuk
negoisasi barang dan menghubungi pihak asuransi untuk menanggung resiko kemacetan
pembayaran oleh lesse. Dalam praktiknya dapat pula sebelum nasabah mengajukan
permohonan ke perusahaan leasing, pihak lessee terlebih dulu melakukan negoisasi dengan
suppliernya, kemudian barulah mencari perusahaan leasing yang menjadi lessornya.

Biaya biaya Yang Dikeluarkan

Adapun biaya biaya yang dibebankan kepada lesse biasanya terdiri dari :

1. Biaya administrasi yang besarnya dihitung pertahun


2. Biaya materai perjanjian
3. Biaya bunga terhadap barang yang dileasekan
4. Premi asuransi yang di setor kepada pihak asuransi

Diantara biaya biaya diatas, perolehan biaya bunga merupakan yang terbesar sehingga
keuntungan yang diperolehp pun terbesar dari bunga yang dibebankan kepada para lesse
tersebut.

Contoh Perusahaan Sewa Guna Usaha/Leasing

1. Adira Finance
2. Bussan Auto Finance
3. Oto Finance
4. Wom Finance
5. BCA Finance
6. Dll

Anda mungkin juga menyukai