Anda di halaman 1dari 2

MELAKUKAN RESUSITASI JANTUNG PARU

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman : 1/2

445.1/237.04/SPO/III/2015 0
RSUD I.A.MOEIS
SAMARINDA
Tanggal Terbit : Ditetapkan :

STANDAR Direktur RSUD I.A.MOEIS


1 MARET 2015 Kota Samarinda
PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
Dr.Hj. Mieke Dhipa Anggraini, M.Kes
NIP. 19581222 198709 2 001
Pengertian 1. Bantuan Hidup Dasar adalah fase khusus dari penanganan gawat
darurat jantung untuk mencegah henti atau insufisiensi jantung
atau lewat pengenalan dini
2. Menyokong sirkulasi dan ventilasi korban henti jantung atau
pernafasan dari luar lewat resusitasi jantung paru/
Cardiopulmonary Resuscitation (CPR)
Tujuan Mengalirkan oksigen ke otak, jantung, dan organ – organ vital lainnya
sampai terapi medis definitive yang sesuai ( bantuan hidup dasar)
dapat mengembalikan fungsi normal jantung dan ventilasi
Kebijakan

Prosedur Persiapan Alat

1. Papan penahan/ papan pungggung/ permukaan datar


2. Guedel ( OPA )
3. Sungkup dan kantunng ambu

Prosedur Tindakan
1. Pastikan pasien tidak sadar ( periksa dengan tegur sapa, menepuk
bahu, lalu beri rangsangan nyeri/ cubit untuk memastikan bahwa
pasien tidak sadar)
2. Letakkan papan penahan dibawah dada pasien (bila tidak ada
papan penahan, letakkan pasien pada permukaan datar yang keras
)
3. Periksa apakah pasien bernafas atau tidak. Buka jalan nafas
pasien dengan menggunakan salah satu maneuver berikut
a. Maneuver dongakkan kepala dan naikkan dagu tekan keatas
( head tilt – chin lift )
MELAKUKAN RESUSITASI JANTUNG PARU

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman : 2/2

RSUD I.A.MOEIS 445.1/237.04/SPO/III/2015 3


SAMARINDA
Tanggal Terbit : Ditetapkan :

STANDAR Direktur RSUD I.A.MOEIS


PROSEDUR 1 MARET 2015 Kota Samarinda
OPERASIONAL
(SPO)
Dr.Hj. Mieke Dhipa Anggraini, M.Kes
NIP. 19581222 198709 2 001
b. Maneuver pendorongan rahang ( jaw trust ) untuk
membuka jalan nafas bila ada kecurigaan akan adanya
cedera leher
4. Jika tidak sadar dan tidak bernafas segera lakukan 30x pijat
jantung tanpa terlebih dahulu meraba carotis.
5. Raba nadi carotis setelah 30x pijat jantung. Bila tidak teraba
lanjutkan pijat jantung dan nafas buatan ratio 30 : 2 . bila
terpaks, lakukan pijat jantung saja.
6. Titik tumpu pijat jantung yaitu setengah bagian bawah tulang
sternum. Kedua lutut penolong merapat, lutut menempel bahu
korban, kedua lengan tegak lurus, tekan dengan kedalaman
5cm dengan kecepatan 100x/menit.
7. Lepaskan kompresi dada eksternal secara penuh untik
memuingkinkan dada kembali keposisi normalnya setelah
setiap kompresi . lamanya waktu pelepasan harus sama
dengan lamanya waktu kompresi. Jangan mengangkat tangan
dari dada.
8. Lakukan 30 kompresi kemudian 2 ventilasi, evaluasi ulang
pasien dengan meraba denyut karotis setiap 2 menit
9. Untuk CPR yang dilakukan oleh 1 atau 2 penolong kecepatan
kompresi 100x/ menit, perbandingan kompresi : ventilasi 30 :
2
10. Sambil meneruskan resusitasi, diperlukan tindakan khusus
berupa penggunaan peralatan resusitasi khusus untuk
mengatur pernafasan dan sirkulasi serta memberikan terapi
definitive. Terapi definitive meliputi defibrilasi, farmakoterapi
untuk disritmia dan gangguan asam basa serta pemantauan
berkelanjutan dan perawatan terpadu di unit perawatan
intensif.

Unit Terkait 1. ICU


2. RAWAT INAP

Anda mungkin juga menyukai