Panduan Discharge Planning (APK)
Panduan Discharge Planning (APK)
PANDUAN
PERENCANAAN PEMULANGAN PASIEN
(DISCHARGE PLANNING)
RUMAH SAKIT TK. II UDAYANA
Mengingat :
MEMUTUSKAN
Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan dan akan diadakan
perbaikan apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam penetapan ini.
Menetapkan :
KESATU :
KEDUA :
KETIGA :
Denpasar, 2016
Kepala Rumah Sakit Tk.II Udayana
BAB I
DEFINISI
1. LATAR BELAKANG
2. TUJUAN
Tujuan Umum :
Membantu pasien dan keluarga untuk mencapai tingkat kesehatan yang optimal.
Tujuan Khusus :
a. Discharge planning yang efektif juga menjamin perawatan yang berkelanjutan di saat
keadaan yang penuh dengan stress
b. Menurunkan jumlah kekambuhan, penurunan kembali ke rumah sakit dan kunjungan ke
ruangan kedaruratan yang tidak perlu kecuali untuk beberapa diagnosa
c. Membantu klien memahami kebutuhan setelah perawatan dan biaya pengobatan
d. Bahan pendokumentasian keperawatan.
3. MANFAAT
BAB II
RUANG LINGKUP
Pasien yang diperbolehkan meninggalkan rumah sakit dalam jangka waktu sementara atau cuti,
dalam proses rencana pengobatan dengan izin yang disetujui untuk waktu tertentu. Dan pasien yang
pulang normal, pulang kritis, pulang mandiri atau masih ketergantungan baik dengan alasan medis
maupun non medis.
Panduan ini berlaku pada semua lini pelayanan Rumah Sakit, yang meliputi :
1. IGD,
2. Rawat Jalan,
3. Ruang Perawatan,
4. Ruang Tindakan (OK) dan
5. Sarana Penunjang Medis.
BAB III
TATA LAKSANA
Meskipun pasien telah dipulangkan, penting bagi pasien dan keluarga mengetahui apa yang
telah dilaksanakan dan bagaimana mereka dapat meneruskan untuk meningkatkan status kesehatan
pasien.
Discharge planing harus disesuaikan dengan kebutuhan pasien, tersedianya tim kesehatan
dimulai sejak awal pasien masuk rumah sakit disusun oleh tim.
2. Diagnosa
Diagnosa keperawatan didasarkan pada pengkajian discharge planning, dikembangkan
untuk mengetahui kebutuhan pasien dan keluarga. Keluarga sebagai unit perawatan
memberi dampak terhadap anggota keluarga yang membutuhkan perawatan. Adalah
penting untuk menentukan apakah masalah tersebut aktual atau potensial.
3. Perencanaan
Perencanaan pemulangan pasien membutuhkan identifikasi kebutuhan spesifik pasien.
Yang dapat dibagi sesuai kriteria pasien berdasarkan kondisi kesehatan dan kebutuhan
akan pelayanan berkelanjutan seperti pasien pulang normal, pulang kritis, pulang mandiri
atau masih ketergantungan. Kelompok perawat berfokus pada kebutuhan rencana
pengajaran yang baik untuk persiapan pulang pasien, yang disingkat dengan METHOD,
yaitu:
a. Medication (obat)
Pasien sebaiknya mengetahui obat yang harus dilanjutkan setelah pulang.
b. Environment(Lingkungan)
Lingkungan tempat pasien akan pulang dari rumah sakit sebaiknya aman. Pasien juga
sebaiknya memiliki fasilitas pelayanan yang dibutuhkan untuk kontinuitas perawatannya.
c. Treatment (pengobatan)
Perawat harus memastikan bahwa pengobatan dapat berlanjut setelah pasien pulang,
yang dilakukan oleh pasien atau anggota keluarga. Jika hal ini tidak
memungkinkan,perencanaan harus dibuat sehingga seseorang dapat berkunjung ke rumah
untuk memberikan keterampilan perawatan.
d. Health Teaching (Pengajaran Kesehatan)
Pasien yang akan pulang sebaiknya diberitahu bagaimana mempertahankan kesehatan.
Termasuk tanda dan gejala yang mengindikasikan kebutuhan pearwatan kesehatan
tambahan.
e. Outpatient referral
Pasien sebaiknya mengenal pelayanan dari rumah sakit atau agen komunitas lain yang
dapat meningkatan perawatan yang kontinyu.
f. Diet
Pasien sebaiknya diberitahu tentang pembatasan pada dietnya. Ia sebaiknya mampu
memilih diet yang sesuai untuk dirinya.
4. Implementasi
Implementasi adalah pelaksanaan rencana pengajaran dan referral. Seluruh pengajaran
yang diberikan harus didokumentasikan pada catatan perawat dan ringkasan pulang
(Discharge summary). Instruksi tertulis diberikan kepada pasien. Demonstrasi ulang
menjadi harus memuaskan. Pasien dan pemberi perawatan harus memiliki keterbukaan
dan melakukannya dengan alat yang akan digunakan di rumah.
6. Evaluasi
Evaluasi terhadap discharge planning adalah penting dalam membuat kerja proses
discharge planning. Perencanaan dan penyerahan harus diteliti dengan cermat untuk
menjamin kualitas dan pelayanan yang sesuai. Evaluasi berjalan terus menerus dan
membutuhkan revisi dan juga perubahan. Evaluasi lanjut dari proses pemulangan biasanya
dilakukan seminggu setelah klien berada di rumah. Ini dapat dilakukan melalui telepon,
kuisioner atau kunjungan rumah (home visit).
7. Dokumentasi
Semua tindakan kedokteran harus mendapat persetujuan pasien (Informed Consent) dan
atau keluarga setelah mendapat penjelasan yang cukup tentang hal-hal yang berkaitan
dengan tindakan tersebut.
Seluruh isian formulir discharge planning didokumentasikan secara lengkap dalam catatan
rekam medik dan diinformasikan kepada pasien.
BAB IV
DOKUMENTASI
Keselamatan pasien di rumah sakit merupakan prioritas utama dalam semua bentuk kegiatan di
rumah sakit. Untuk mencapai kondisi pelayanan yang efektif, efisien dan aman bagi pasien itu
diperlukan komitmen dan tanggung jawab yang tinggi dari seluruh personil pemberi pelayanan di
rumah sakit sesuai dengan kompetensi dan wewenangnya.
Semua Pasien dilakukan penilaian kebutuhan rencana untuk perencanaan pemulangan yang
dimulai pada saat pasien masuk rumah sakit dan secara periodik diperbaiki mencapai tahap akhir dan
segera dilaksanakan.
Kurun waktu penyusunan Discharge Planing maksimal 1x24jam setelah pasien rawat inap yang
memenuhi kriteria sebagai berikut : umur lebih dari 65 tahun, terdapat keterbatasan mobilitas fisik,
memerlukan perawatan dan pengobatan lanjutan, memerlukan bantuan dalam memenuhi kebutuhan
ADL
Sedangkan pasien rawat inap dengan kondisi pemulangan kritis maka Discharge Planing segera
mungkin sampai maksimal 1x24 jam setelah pasien rawat inap dengan melibatkan keluarga pasien
seperti pada kasus :
a. Pasien geriatri dengan gangguan penglihatan dan pendengaran
b. Pasien dengan gangguan mobilitas misalnya stroke, pasien post operasi, multiple fraktur,
luka bakar yang laus, paska amputasi, pasien lumpuh, pasien dengan ulkus diabetikum
c. Pasien yang tidak mampu melanjutkan pengobatan secara mandiri seperti ibu post partum,
luka bakar daerah punggung
d. Pasien yang tidak mandiri seperti bayi dan anak
e. Pasien dengan katarak, pasien buta dan pasien yang tinggal sendiri tanpa keluarga.
Untuk pasien yang tidak termasuk diatas, discharge planing diselesaikan 1x24 sebelum pasien
pulang.
Denpasar, 2016
Kepala Rumah Sakit Tk. II Udayana