Anda di halaman 1dari 9

Beton Prategang

( Prestressed Concrete )

A. Sejarah Perkembangan Beton Prategang


Beton adalah suatu bahan yang mempunyai kekuatan yang tinggi terhadap tekan, tetapi
sebaliknya mempunyai kekuatan relatif sangat rendah terhadap tarik. Beton tidak selamanya
bekerja secara efektif didalam penampang-penampang struktur beton bertulang, hanya bagian
tertekan saja yang efektif bekerja, sedangkan bagian beton yang retak dibagian yang tertarik
tidak bekerja efektif dan hanya merupakan beban mati
yang tidak bermanfaat. Hal inilah yang menyebabkan
tidak dapatnya diciptakan srtuktur-struktur beton
bertulang dengan bentang yang panjang secara
ekonomis, karena terlalu banyak beban mati yang
tidak efektif. Disampimg itu, retak-retak disekitar baja
tulangan bisa berbahaya bagi struktur karena merupakan tempat meresapnya air dan udara
luar kedalam baja tulangan sehingga terjadi karatan. Putusnya baja tulangan akibat karatan
fatal akibatnya bagi struktur.
Untuk mengatasi hal tersebut pada tahun 1886 PH. Jackson dari California, Amerika
Serikat mencoba menerapkan sistem beton prategang saat membuat konstruksi pelat atap.
Kemudian pada tahun 1888, CEW Doehring mendapatkan hak paten untuk penegangan pelat
beton dengan kawat baja. Tetapi gaya prategang yang diterapkan dalam waktu yang singkat
menjadi hilang, karena rendahnya mutu dan kekuatan baja.

Untuk mengatasi hilangnya gaya prategang dalam waktu singkat, G.R. Steiner pada
tahun 1908 mengusulkan untuk melakukan penegangan kembali (USA). Sedangkan J. Mandl
dan M. Koenen dari Jerman, menyelidiki identitas dan besar kehilangan gaya prategang. Pada
tahun 1928, Eugene Freyssinet seorang Insinyur dari Perancis berhasil menemukan
pentingnya kehilangan gaya prategang dan usaha untuk mengatasinya. Dan ia berhasil

Tugas Bahan Bangunan II


Created by : Deni Fauyul Ichsanto Beton Prategang ( Prestressed Concrete )
1
memberikan pratekan terhadap struktur beton sehingga dimungkinkan untuk membuat desain
dengan penampang yang lebih kecil untuk bentang yang relatif panjang.
Kesulitan kemudian timbul dalam perhitungan struktur statis tak tentu, karena
pemberian pratekan menimbulkan gaya tambahan yang sulit diperhitungkan. Pada 1951 Yves
Guyon berhasil memberikan solusi atas masalah tersebut. Perkembangan beton pratekan
berlanjut dengan dikemukakannya Load Balancing Theory oleh Tung Yen Lin pada 1963.
Teori tersebut telah mendorong perkembangan penggunaan beton pratekan yang sangat pesat.
P.W. Abeles dari Inggris kemudian memperkenalkan penggunaan partial prestressing yang
mengijinkan tegangan tarik terbatas pada beton.
Bangunan pertama yang dibangun dengan sistem beton prategang adalah jembatan
Walnut Lane Bridge di Philadelphia dengan bentang 47 m, pada tahun 1940/1950. Sekarang
telah banyak dikembangkan sistem dan teknik prategang. Dan beton prategang sekarang telah
diterima dan banyak dipakai, setelah melalui banyak penyempurnaan hampir pada setiap
elemen struktur ataupun sistem bangunan. Dengan beton prategang dapat dibuat bentang
yang besar tetapi langsing.

B. Definisi Beton Prategang


Definisi beton prategang menurut beberapa peraturan adalah sebagai berikut:
a. Menurut PBI – 1971
Beton prategang adalah beton bertulang dimana telah ditimbulkan tegangan-tegangan
intern dengan nilai dan pembagian yang sedemikian rupa hingga tegangan-tegangan
akibat beton-beton dapat dinetralkan sampai suatu taraf yang diinginkan.
b. Menurut Draft Konsensus Pedoman Beton 1998
Beton prategang adalah beton bertulang dimana telah diberikan tegangan dalam untuk
mengurangi tegangan tarik potensial dalam beton akibat pemberian beban yang bekerja.
c. Menurut ACI
Beton prategang adalah beton yang mengalami tegangan internal dengan besar dan
distribusi sedemikian rupa sehingga dapat mengimbangi sampai batas tertentu tegangan
yang terjadi akibat beban eksternal.
Dapat ditambahkan bahwa beton prategang, dalam arti seluas-luasnya, dapat juga
termasuk keadaan (kasus) dimana tegangan-tegangan yang diakibatkan oleh regangan-
regangan internal diimbangi sampai batas tertentu, seperti pada konstruksi yang melengkung
(busur).

Tugas Bahan Bangunan II


Created by : Deni Fauyul Ichsanto Beton Prategang ( Prestressed Concrete )
2
C. Type Beton Prategang
Dalam C.E.B. (Comite Europeen du Beton) ditentukan tiga kelas beton prategang,
yaitu :

 Kelas 1 : seluruh bagian konstruksi dalam tegangan tekan pada beban kerja.
 Kelas 2: konstruksi monolit yang memperkenankan adanya tegangan tarik yang
terbatas, tapi tidak boleh terlihat retak pada beban kerja.
 Kelas 3: boleh terjadi retak rambut pada beban kerja, tapi besarnya lendutan
dibatasi.
 Kelas 2A: adalah sub kelas yang merupakan kombinasi dari dua kelas, yaitu kelas 1
pada beban kerja yang terdiri dari beban tetap dan beban hidup, tetapi juga seperti
kelas 3 pada beban ekstrim. Karena sifat dari beton prategang, retak rambut
akan menutup kembali pada beban kerja yang biasa.
Sistem desain ini sesuai dengan anggapan faktor keamanan itu adalah terhadap beban
yang ekstrim. Maka desain untuk beban kerja biasa disesuaikan dengan persyaratan
beton kelas 1, dan untuk beban ekstrim pada beton kelas 3. Dalam hal ini kelas 1 juga disebut :
fully prestressed.
Kondisi beban batas yang diminta untuk ketiga kelas adalah sama, tapi syarat gaya
prategang efektif tergantung pada pembebanan.

CEB/FIP Recommendations membagi dalam 4 kelas :


 Kelas 1 dan 2 : tidak boleh ada retakan, tetapi pada kelas 2 diperbolehkan retak yang
halus sekali; kelas 1 dalam keadaan tertekan pada beban kerja.
 Kelas 3 dan 4 terjadi retakan pada beban kerja.
 Kelas 3 disebut : Prestressed Reinforced Concrete. Kelas 4 adalah beton bertulang.
 Kelas 2A seperti pada skema adalah yang paling ideal, sebab merupakan kondisi
kelas 1 pada beban kerja selama berdirinya bangunan, retak sementara terjadi karena
beban kelebihan selama masa yang pendek.

D. Prinsip Kerja Beton Prategang


Untuk memberikan tegangan pada beton prategang terdapat dua prinsip yang berbeda,
yaitu :
a. Pre-tensioned Prestressed Concrete (pratarik), ialah konstruksi dimana tendon
ditegangkan dengan pertolongan alat pembantu sebelum beton mengeras dan gaya

Tugas Bahan Bangunan II


Created by : Deni Fauyul Ichsanto Beton Prategang ( Prestressed Concrete )
3
prategang dipertahankan sampai beton cukup keras.
b. Post-tensioned Prestressed Concrete (pasca tarik), adalah konstruksi dimana
setelah betonnya cukup keras, barulah bajanya yang tidak melekat pada beton diberi
tegangan.

1. Pre-Tensioning ( Pra Tarik)


Metode ini baja prategang diberi gaya prategang dulu sebelum beton dicor, oleh
karena itu disebut pretension method. Adapun prinsip dari Pratarik ini secara singkat adalah
sebagai berikut :

Tahap 1 : Kabel ( Tendon ) prategang ditarik atau diberi gaya prategang kemudian
diangker pada suatu abutment tetap ( gambar A )
Tahap 2 : Beton dicor pada cetakan ( formwork ) dan landasan yang sudah disediakan
sedemikian sehingga melingkupi tendon yang sudah diberi gaya prategang dan dibiarkan
mengering ( gambar B ).

Tahap 3 : Setelah beton mengering dan cukup umur kuat untuk menerima gaya
prategang, tendon dipotong dan dilepas, sehingga gaya prategang ditransfer ke beton (
gambar C ).

Setelah gaya prategang ditransfer kebeton, balok beton tersebut akan melengkung
keatas sebelum menerima beban kerja. Setelah beban kerja bekerja, maka balok beton
tersebut akan rata.

Tugas Bahan Bangunan II


Created by : Deni Fauyul Ichsanto Beton Prategang ( Prestressed Concrete )
4
2. Post-Tensioning ( Pascatarik )
Pada metode Pascatarik, beton dicor lebih dahulu, dimana sebelumnya telah
disiapkan saluran kabel atau tendon yang disebut duct. Secara singkat metode ini dapat
dijelaskan sebagai berikut :

Tahap 1 : Dengan cetakan ( formwork ) yang telah disediakan lengkap dengan


saluran/selongsong kabel prategang ( tendon duct ) yang dipasang melengkung sesuai bidang
momen balok, beton dicor ( gambar A ).
Tahap 2 : Setelah beton cukup umur dan kuat memikul gaya prategang, tendon atau
kabel prategang dimasukkan dalam selongsong ( tendon duct ), kemudian ditarik untuk
mendapatkan gaya prategang. Methode pemberian gaya prategang ini, salah satu ujung
kabel diangker, kemudian ujung lainnya ditarik ( ditarik dari satu sisi ). Ada pula yang
ditarik dikedua sisinya dan diangker secara bersamaan. Setelah diangkur, kemudian
saluran di grouting melalui lubang yang telah disediakan. ( Gambar B ).

Tahap 3 : Setelah diangkur, balok beton menjadi tertekan, jadi gaya prategang telah
ditransfer kebeton. Karena tendon dipasang melengkung, maka akibat gaya prategang
tendon memberikan beban merata kebalok yang arahnya keatas, akibatnya balok melengkung
keatas ( gambar C ).
Karena alasan transportasi dari pabrik beton, maka biasanya beton prategang
dengan sistem post-tension ini dilaksanakan secara segmental ( balok dibagi-bagi, misalnya
dengan panjang 1 ~ 1,5 m ), kemudian pemberian gaya prategang dilaksanakan disite,
setelah balok segmental tersebut dirangkai.

Tugas Bahan Bangunan II


Created by : Deni Fauyul Ichsanto Beton Prategang ( Prestressed Concrete )
5
E. Tahap Pembebanan
Tidak seperti beton bertulang, beton prategang mengalami beberapa tahap
pembebanan. Pada setiap tahap pembebanan harus dilakukan pengecekan atas kondisi
serat tertekan dan serat tertarik dari setiap penampang. Pada tahap tersebut berlaku tegangan
ijin yang berbeda-beda sesuai kondisi beton dan tendon. Ada dua tahap pembebanan pada
beton prategang, yaitu transfer dan service.
1. Transfer
Tahap transfer adalah tahap pada saat beton sudah mulai mengering dan
dilakukan penarikan kabel prategang. Pada saat ini biasanya yang bekerja hanya
beban mati struktur, yaitu berat sendiri struktur ditambah beban pekerja dan alat.
Pada saat ini beban hidup belum bekerja sehingga momen yang bekerja adalah
minimum, sementara gaya yang bekerja adalah maksimum karena belum ada
kehilangan gaya prategang.
2. Servis
Kondisi service (servis) adalah kondisi pada saat beton prategang digunakan sebagai
komponen struktur. Kondisi ini dicapai setelah semua kehilangan gaya prategang
dipertimbangkan. Pada saat ini beban luar pada kondisi yang maksimum sedangkan
gaya pratekan mendekati harga minimum.

F. Material Beton Prategang


1. Beton
Beton adalah campuran dari semen, air dan agregat serta suatu bahan
tambahan. Setelah beberapa jam dicampur, bahan-bahan tersebut akan langsung
mengeras sesuai bentuk pada waktu basahnya. Campuran tipikal untuk beton dengan
perbandingan berat adalah agregat kasar 44%, agregat halus 31%, semen 18%, dan air
7%.
Kekuatan beton ditentukan oleh kuat tekan karakteristik pada usia 28 hari (f’c). Kuat
tekan karakteristik adalah tegangan yang melampaui 95% dari pengukuran kuat tekan
uniaksial yang diambil dari tes penekanan standar, yaitu dengan kubus ukuran 150x150
mm, atau siliner dengan diameter 150 mm dan tinggi 300 mm. Pengukuran kekuatan
dengan kubus adalah lebih tinggi daripada dengan silinder. Rasio antara kekuatan silinder
dan kubus adalah 0,8.

Tugas Bahan Bangunan II


Created by : Deni Fauyul Ichsanto Beton Prategang ( Prestressed Concrete )
6
Beton yang digunakan untuk beton prategang adalah yang mempunyai
kekuatan tekan yang cukup tinggi dengan nilai f’c antara 30 - 45 Mpa. Kuat tekan yang
tinggi diperlukan untuk menahan tegangan tekan pada serat tertekan,
pengangkuran tendon, mencegah terjadinya keretakan, mempunyai modulus
elastisitas yang tinggi dan mengalami rangkak lebih kecil.
Kuat tarik beton mempunyai harga yang jauh lebih rendah dari kuat tekannya. Untuk
tujuan desain, SNI 2002 menetapkan kuat tarik beton sebesar σts = 0,5 √f’c, sedangkan
ACI 318 sebesar σts = 0,6 √f’c.

2. Baja
Baja yang dipakai untuk beton prategang dalam praktiknya ada empat macam, yaitu :

a. Kawat tunggal (wires), biasanya digunakan untuk baja prategang pada beton prategang
dengan sistem pratarik.
b. Untaian kawat (strand), biasanya digunakan untuk baja prategang untuk beton
prategang dengan sistem pascatarik.
c. Kawat batangan (bars), biasanya digunakan untuk baja prategang pada beton prategang
dengan sistem pratarik.
d. Tulangan biasa, sering digunakan untuk tulangan non-prategang (tidak ditarik), seperti
tulangan memanjang, sengkang, tulangan untuk pengangkuran dan lain-lain.

G. Kelebihan Beton Prategang


Konstruksi beton prategang ( Prestressed concrete ) mempunyai beberapa keuntungan
bila dibandingkan dengan konstruksi beton bertulang biasa, antara lain:
a. Terhindarnya retak terbuka didaerah tarik, sehingga beton prategang akan lebih
tahan terhadap korosi.
b. Lebih kedap terhadap air, cocok untuk pipa dan tangki air.
c. Karena terbentuknya lawan lendut akibat gaya prategang sebelum beban rencana
bekerja, maka lendutan akhir setelah beban rencana bekerja, akan lebih kecil dari
pada beton bertulang biasa.
d. Penampang struktur akan lebih kecil/langsing, sebab seluruh luas penampang
dipergunakan secara efektif.
e. Jumlah berat baja prategang jauh lebih kecil dari pada jumlah berat besi penulangan
pada konstruksi beton bertulang biasa.
Tugas Bahan Bangunan II
Created by : Deni Fauyul Ichsanto Beton Prategang ( Prestressed Concrete )
7
f. Ketahanan geser balok dan ketahanan puntirnya bertambah.

Dengan ini, maka suatu struktur dengan bentangan besar penampangnya akan lebih
langsing, hal ini mengakibatkan Natural Frequency dari struktur berkurang, sehingga menjadi
dinamis instabil akibat beban getaran gempa atau angin, kecuali bila struktur itu memiliki
redaman yang cukup atau kekakuannya ditambah.

Bila ditinjau dari segi ekonomis, maka ada beberapa hal yang perlu diperhatikan :

a. Jumlah voluma beton yang diperlukan lebih kecil.


b. Jumlah baja/besi yang dipergunakan hanya 1/5 ~ 1/3 nya.
c. Tetapi biaya awalnya tidak sebanding dengan pengurangan beratnya. Harga baja
dan beton mutu tinggi lebih mahal, selain itu formwork dan penegangan baja
prategang perlu tambahan biaya. Perbedaan biaya awal ini akan menjadi lebih kecil,
jika beton prategang yang dibuat adalah beton pracetak dalam jumlah yang besar.
d. Sebaliknya beton prategang hampir-hampir tidak memerlukan biaya pemeliharan,
lebih tahan lama karena tidak adanya retak-retak, berkurangnya beban mati yang
diterima pondasi, dapat mempunyai bentang yang lebih besar, dan tinggi penampang
konstruksinya berkurang.

Ada beberapa keuntungan dari beton prategang bila dibandingkan dengan beton bertulang
biasa :

a. Karena pada beton prategang dipergunakan material yang bermutu tinggi, baik
beton dan baja prategang, maka voluma material yang dipergunakan lebih kecil bila
dibandingkan dengan beton bertulang biasa untuk beban yang sama. Menurut
pengalaman dengan meningkatkan mutu beton 2x lipat akan menghemat biaya
sekitar 30 %.
b. Pada beton prategang seluruh penampang beton aktif menerima beban, sedangkan
pada beton bertulang biasa hanya penampang yang tidak retak saja yang menerima
beban.
c. Beton pratekan akan lebih ringan atau langsing ( karena volumanya lebih kecil )
sehingga secara estetika akan lebih baik. Untuk bentangan bentangan yang besar
seperti jembatan dimana pengaruh berat sendiri sangat besar, maka penggunaan
beton prategang akan sangat menguntungkan, karena lebih ringan dapat menghemat
pondasinya.
Tugas Bahan Bangunan II
Created by : Deni Fauyul Ichsanto Beton Prategang ( Prestressed Concrete )
8
d. Karena tidak terjadi retak pada beton prategang, maka baik baja penulangan dan
baja prategang akan lebih terlindungi terhadap bahaya korosi, sehingga akan lebih
cocok untuk struktur yang bertempat didaerah korosif.
e. Lendutan efektif untuk beban jangka panjang dapat terkontrol lebih baik pada beton
prategang penuh maupun prategang sebagian.

Tugas Bahan Bangunan II


Created by : Deni Fauyul Ichsanto Beton Prategang ( Prestressed Concrete )
9

Anda mungkin juga menyukai