Anda di halaman 1dari 23

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
Keperawatan sebagai bagian integral pelayanan kesehatan merupakan suatu
bentuk pelayanan professional yang didasarkan pada ilmu keperawatan. Pada
perkembangannya ilmu keperawatan selalu mengikuti perkembangan ilmu lain,
mengingat ilmu keperawatan merupakan ilmu terapan yang selalu berubah
mengikuti perkembangan zaman.
Demikian juga dengan pelayanan keperawatan di Indonesia, kedepan diharapkan
harus mampu memberikan pelayanan kepada masyarakat secara profesional
sesuai dengan tuntutan kebutuhan masyarakat serta teknologi bidang kesehatan
yang senantiasa berkembang. Pelaksanaan asuhan keperawatan di sebagian besar
rumah sakit Indonesia umumnya telah menerapkan pendekatan ilmiah melalui
proses keperawatan.
Dalam dunia keperawatan, masyarakat secara umum masih memandang profesi
keperawatan sebagai profesi asistensi dokter atau perkerja sosial yang sifatnya
membantu orang sakit atas instruksi – instruksi dokter bahkan dikalangan praktisi
perawat pun kadang – kadang masih memiliki pandangan yang tidak utuh
terhadap profesinya sendiri, hal ini dapat dilihat di beberapa pelayanan kesehatan,
pelayanan keperawatan masih bersifat vocasional belum sepenuhnya beralih ke
pelayanan yang profesional.
Untuk itulah paradigma dalam keperawatan sangat membantu masyarakat secara
umum maupun perawat khususnya dalam menyikapi dan menyelesaikan berbagai
persoalan yang melingkupi profesi keperawatan seperti aspek pendidikan dan
pelayanan keperawatan, praktik keperawatan dan organisasi profesi.

1
1.2.Rumusan Masalah
1.2.1. Bagaimana falsafah keperawatan ?
1.2.2. Bagaimana paradigma keperawatan keluarga ?
1.3.Tujuan Penulisan
1.3.1. Untuk mengetahui falsafah keperawatan
1.3.2. Untuk mengetahui paradigma keperawatan keluarga

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Falsafah Keperawatan

Falsafah biasanya diartikan sebagai suatu pandangan dan pengetahuan yang


mendasar, yang selanjutnya digunakan untuk mengembangkan dan membangun suatu
persepsi atau asumsi tertentu tentang kehidupan. Falsafah memberikan suatu
gambaran atau pandangan terhadap suatu sistem nilai dan keyakinan. Bagi setiap
individu, falsafah berperan dalam membantu seseorang memahami makna dari
pengalaman hidup yang dijalaninya serta berfungsi sebagai penuntun dalam bersikap
dan berperilaku. Falsafah hidup seseorang berkembang melalui dari hasil belajar,
hubungan interpersonal, pendidikan formal maupun informal, agam, dan dipengaruhi
oleh latar belakang budaya serta lingkungan.

Falsafah keperawatan meliputi falsafah pendidikan dan pelayanan


keperawatan serta falsafah pada institusi pelayanan kesehatan berperan sebagai
pedoman utama dalam pemberian asuhan keperawatan. Implementasi peran perawat
sebagai pelaksana asuhan keperawatan, pendidik, pengelola atau peneliti, pada
hakekatnya mencerminkan falsafah keperawatan melalui pemahaman tentang nilai
dan konsep keperawatan seperti konsep sehat-sakit, kesehatan, penyakit, akontabilitas
dan pemahaman terhadap etika keperawatan.

Falsafah adalah pengetahuan dan penyelidikan denga akal budi mengenai


sebab-sebab, azas-azas, hukum,dan sebagainya daripada segala yang ada dalam alam
semesta ataupun mengenai kebenaran dan arti adanya sesuatu (WJS
Poerwadarminta.)

Falsafah keperawatan adalah pandangan dasar tentamg hakikat manusia dan


esensi keperawatan yang menjadikan kerangka dasar dalam praktik keperawatan.

3
Falsafah Keperawatan bertujuan mengarahkan kegiatan keperawatan yang
dilakukan.. Keperawatan menganut pandangan holistik terhadap manusia yaitu
kebutuhan manusia bio-psiko-sosial-spiritual.Kegiatan keperawatan dilakukan
dengan pendekatan humanistik, dalam arti menghargai dan menghormati martabat
manusia, memberi perhatian kepada klien serta menjunjung tinggi keadilan bagi
sesama manusia.

Keperawatan bersifat universal dalam arti tidak membedakan atas ras, jenis
kelamin, usia, warna kulit, etik, agama, aliran politik, dan status sosial ekonomi.
Keperawatan adalah Falsafah keperawatan mengkaji penyebab dan hukum-hukum
yang mendasari realitas, serta keingintahuan tentang gambaran sesuatu yang lebih
berdasakan pada alasan logis daripada metoda empiris.

Falsafah keperawatan menurut Roy (Mc Quiston, 1995) :

Roy memiliki delapan falsafah, empat berdasarkan falsafah prinsip humanisme dan
empat berdasarkan prinsip falsafah veritivity.falsafah humanisme/ kemanusiaan
“mengenali manusia dan sisi subyektif manusia dan pengalamannya sebagai pusat
rasa ingin tahu dan rasa menghargai”. Sehingga ia berpendapat bahwa seorang
individu :

1. saling berbagi dalam kemampuan untuk berpikir kreatif yang digunakan untuk
mengetahui masalah yang dihadapi, mencari solusi

2. bertingkah laku untuk mencapai tujuan tertentu, bukan sekedar memenuhi hukum
aksi-reaksi
3. memiliki holism intrinsic

4. berjuang untuk mempertahankan integritas dan memahami kebutuhan untuk


memiliki hubungan dengan orang lain veritivity. Berarti kebenaran, yang bermaksud

4
mengungkapkan keyakinan Roy bahwa ada hal yang benar absolut. Ia mendefinisikan
veritivity sebagai “prinsip alamiah manusia yang mempertegas tujuan umum
keberadaan manusia”. Empat falsafah yang berdasarkan prinsip veritivity adalah
sebagai berikut ini.

1. tujuan eksistensi manusia

2. gabungan dari beberapa tujuan peradaban manusia

3. aktifitas dan kreatifitas untuk kebaikan-kebaikan umum

4. nilai dan arti kehidupan

Bagian integral dari pelayanan kesehatan. Keperawatan menganggap klien


sebagai pertner aktif, dalam arti perawat selalu bekerjasama dengan klien dalam
pemberian asuhan keperawatan.

2.2. Paradigma Keperawatan

Menurut Masterman (1970) yang mendefinisikan paradigma sebagai


pandangan fundamental tentang persoalan dalam suatu cabang ilmu pengetahuan.

Menurut Poerwanto (1997) mengartikan paradigma sebagai suatu perangkat


bantuan yang memiliki nilai tinggi dan sangat menentukan bagi penggunanya untuk
dapat memiliki pola dan cara pandang dasar khas dalam melihat, memikirkan,
memberi makna, menyikapi dan memilih tindakan mengenai suatu kenyataan atau
fenomena kehidupan manusia.

Keperawatan sebagai ilmu juga memiliki paradigma sendiri dan sampai saat
ini paradigma keperawatan masih berdasarkan 4 komponen yang diataranya manusia,
keperwatan, kesehatan dalam rentang sehat sakit dan lingkungan. Sebagai disipin

5
ilmu, keperawatan akan selalu berkembang untuk mencapai profesi yang mandiri
seiring dengan perkembangan ilmu dan teknologi kesehatan sehingga paradigma
keperawatan akan terus berkembang.

Klasifikasi

Di bawah ini adalah pandangan beberapa ahli tentang perkembangan paradigma


keperawatan diantaranya :

1. Johnson

Memandang manusia sebagai sistem perilaku yang terdiri dari 2 sistem mayor
yaitu biologi dan perilaku yang merupakan fokus pelayanan keperawatan dengan
tujuan primernya.

2. King

Memandang manusia sebagai sistem terbuka yang sosial, rasional, perasa,


pengontrol, bertujuan, bereaksi dan berorientasi pada waktu.

3. Leininger

Memandang manusia sebagai kepedulian akan kemampuan dalam


mempengaruhi minat atau rasa hormat terhadap kebutuhan orang lain, kesehatan dan
mempertahankan hidup.

4. Levine

Memandang kehidupan manusia selalu beriteraksi dengan lingkungannya dan


menyesuaikan diri terhadap perubahan.

5. Newman

6
Memandang manusia sebagai total person seperti sistem klien yang terdiri dari
bio psiko sosial, kultural dan saling berkembang.

6. Orem

Memandang manusia sebagai gabungan dari komponen fisik, psikologis,


interpersonal dan sosial dalam memenuhi kebutuhan perwatan diri sendiri melalui
belajar dari perilaku.

7. Roger

Memandang manusia secara keseluruhan secara terus-menerus terjadi


pertukaran energi dengan lingkungannya.

8. Roy

Memandang manusia sebagai makhluk biopsikososial yang merupakan dasar


bagi kehidupan yang baik.

9. Watson

Manusia membutuhkan proses kepedulian dalam mempertahankan kesehatan


atau meninggal dengan damai dan merupakan mekanisme personal, internal dan
mental spiritual untuk kesembuhan diri sendiri.

Banyak ahli yang membahas tentang beberapa konsep keperawatan, diantaranya


adalah sebagai berikut :

1. Florence Nightingale (1895)

Keperawatan adalah suatu proses menempatkan pasien dalam kondisi paling baik
untuk beraktifitas.

7
2. Martha Roger (1970)

Keperawatan adalah pengetahuan yang ditujukan untuk mengurangi


kecemasan terhadap pemeliharaan dan peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit,
keperawatan dan rehabilitasi penderita sakit serta penyandang cacat.

3. King (1971)

Keperawatan ialah proses aksi dan interaksi, untuk membantu individu dari
berbagai kelompok umur dan memenuhi kebutuhannya dan menangani status
kesehatan mereka pada saat tertentu dalam suatu siklus kehidupan.

4. Dorothea Orem (1971)

Perawatan ialah pelayanan yang bersifat manusiawi yang berfokus pada


pemenuhan kebutuhan manusia untuk merawat diri, kesembuhan dari penyakit atau
cidera dan penanggulangan komplikasinya sehingga dapat menunjang kehidupan.

5. Callista Roy (1976)

Keperawatan merupakan disiplin ilmu yang berorientasi kepada praktik


keperawatan berdasarkan ilmu keperawatan yang ditujukan untuk memberikan
pelayanan kepada klien.

6. V. Handerson (1978)

Perawatan adalah upaya membantu individu baik yang sehat maupun sakit
untuk menggunakan kekuatan, keinginan dan pengetahuan yang dimilikinya
sehimgga individu tersebut mampu melaksanakan aktivitas sehari-hari, sembuh dari
penyakit, atau meninggal dunia dengan tenang. Tenaga perawat berperan menolong

8
individu agar tidak menggantungkan diri pada bantuan orang lain dalam waktu
secepat mungkin.

4 (empat) Komponen Paradigma Keperawatan :

1. Konsep Manusia

Komponen ini merupakan komponen pertama sebagai salah satu fokus dari
pelayanan keperawatan. Manusia bertindak sebagai klien dalam konteks paradigma
keperawatan ini bersifat individu,kelompok dan masyarakat dalam suatu sistem.
Sistem tersebut dapat meliputi:

a. Sistem Terbuka

Manusia dapat mempengaruhi dan di pengaruhi oleh lingkungan baik


fisik,psikologis,sosial maupun spiritual sehingga proses perubahan pada manusia
akan selalu terjadi khususnya dalam pemenuhan kebutuhan dasar.

b. Sistem Adaptif

Manusia akan merespon terhadap perubahan yang ada di lingkungannya yang


akan selalu menunjukkan perilaku adaptif dan maladaftif.

c. Sistem Personal,Interpersonal dan Social

Manusia memiliki persepsi,pola kepribadian dan tumbuh kembang yang


berbeda.

Model Of The Components Of The Holistic Person :

a. Biologic
1. Manusia merupakan suatu susunan system organ tubuh

9
2. Mempunyai kebutuhan untuk mempertahankan hidupnya
3. Tidak terlepas dari hukum alam dilahirkan berkembang à mati
b. Psikologik
1. Manusia mempunyai struktur kepribadian
2. Tingkah laku sebagai manifestasi dari kejiwaan
3. Mempunyai daya fikir dan kecerdasan
c. Sosial
1. Manusia perlu hidup bersama orang lain dan saling kerja sama untuk
memenuhi kebutuhan dan tuntutan hidupnya
2. Dipengaruhi oleh kebudayaan
3. Dipengaruhi dan beradaptasi dengan lingkungan social
4. Dituntut untuk bertingkah laku sesuai dengan harapan dan norma yang ada
d. Kultural
1. Manusia mempunyai nilai dan kebudayaan yang membentuk jatidirinya
2. Sebagai pembeda dan pembatas dalam hidup sosial

Kultur dalam diri manusia bisa diubah dan berubah tergantung lingkungan
manusia hidup.

e. Spiritual
1. Mempunyai keyakinan / mengaku adanya Tuhan
2. Memiliki pandangan hidup, dorongan hidup yang sejalan dengan sifat religius
yang dianutnya

2. Konsep Keperawatan

Keperawatan sebagai bagian intergral dari pelayanan kesehatan, ikut


menentukan mutu dari pelayanan kesehatan. Tenaga keperawatan secara keseluruhan
jumlahnya mendominasi tenaga kesehatan yang ada, dimana keperawatan
memberikan konstribusi yang unik terhadap bentuk pelayanan kesehatan sebagai satu

10
kesatuan yang relatif, berkelanjutan, koordinatif dan advokatif. Keperawatan sebagai
suatu profesi menekankan kepada bentuk pelayanan professional yang sesuai dengan
standart dengan memperhatikan kaidah etik dan moral sehingga pelayanan yang
diberikan dapat diterima oleh masyarakat dengan baik.

Sejarah Keperawatan

Keperawatan sebagai suatu pekerjaan sudah ada sejak manusia ada di bumi
ini, keperawatan terus berkembang sesuai dengan kemajuan peradaban teknologi dan
kebudayaan. Konsep keperawatan dari abad ke abad terus berkembang, berikut
adalah perkembangan keperawatan di dunia :

1. Mother Instink

Pekerjaan keperawatan sudah ada sejak manusia diciptakan, keperawatan ada


sebagai suatu naluri (instink). Setiap manusia pada tahap ini menggunakan akal
pikirannya untuk menjaga kesehatan, menggurangi stimulus kurang menyengkan,
merawat anak, menyusui anak dan masih banyak perilaku lainnya.

2. Animisme

Manusia pada tahap ini memiliki keyakinan bahwa keadaan sakit adalah
disebabkan oleh arwah/roh halus yang ada pada manusia yang telah meninggal atau
pada manusia yang hidup atau pada alam ( batu besar, pohon, gunung, sungai, api,
dll). Untuk mengupayakan penyembuhan atau perawatan bagi manusia yang sakit
maka roh jahat harus di usir, para dukun mengupayakan proses penyembuhan dengan
berusaha mencari pengetahuan tentang roh dari sesuatu yang mempengaruhi
kesehatan orang yang sakit. Setelah dirasa mendapatkan kemampuan, para dukun
berupaya mengusir roh dengan menggunakan mantra-mantra atau obat-obatan yang
berasal dari alam.

11
3. Keperawatan penyakit akibat kemarahan para dewa

Pada tahap ini manusia sudah memiliki kepercayaan tentang adanya dewa-
dewa, manusia yang sakit disebabkan oleh kemarahan dewa. Untuk membantu
penyembuhan orang yang sakit dilakukan pemujaan kepada para dewa di tempat
pemujaan (kuil), dengan demikian dapat dikatakan bahwa kuil adalah tempat
pelayanankesehatan.
4. Ketabiban

Mulai berkembang kemungkinan sejak ± 14 abad SM, pada masa ini telah
dikenal teknik pembidaian, hygiene umum, anatomi manusia.

5. Diakones dan Philantrop

Berkembang sejak ± 400 SM, para diakones memberikan pelayanan


perawatan yang diberikan dari rumah ke rumah, tugas mereka adalah membantu
pendeta memberikan pelayanan kepada masyarakat dan pada masa ini merupakan
cikal bakal berkembangnya ilmu keperawatan kesehatan masyarakat. Philantop
adalah kelompok yang mengasingkan diri dari keramaian dunia, dimana mereka
merupakan tenaga inti yang memberikan pelayanan di pusat pelayanan kesehatan
(RS) pada masa itu.

6. Perkembangan ilmu kedokteran Islam

Pada tahun 632 Masehi, Agama Islam melalui Nabi Muhamad SAW dan para
pengikutnya menyebarkan agama Islam keseluruh pelosok dunia. Selain
menyebarkan ajaran agama beliau juga menyebarkan ilmu pengetahuan tentang
perilaku hidup bersih dan pengobatan terhadap penyakit (kedokteran).

12
7. Perawat terdidik ( 600 – 1583 )

Pada masa ini pendidikan keperawatan mulai muncul, dimana program itu
menghasilkan perawat-perawat terdidik. Pendidikan keperawatan diawali di Hotel
Dien dan Lion Prancis yang kemudian berkembang menjadi rumah sakit terbesar
disana. Pada awalnya perawat terdidik diseleksi dari para pengikut agama dimana
tenaga mereka diperbantukan dalam kegiatan perawatan paska terjadinya perang
salib. Tokoh perawat yang terkenal pada saat (1182 – 1226) itu adalah St Fransiscas
dari Asisi Italia

8. Perawat Profesional (abad 18 – 19)

Perkembangan ilmu pengetahuan semakin pesat sejak abad ini termasuk ilmu
kedokteran dan keperawatan. Florence Nightingale (1820-1910) adalah tokoh yang
berjasa dalam pengembangan ilmu keperawatan, beliau mendirikan sekolah
keperawatan moderen pada tahun 1960 di RS St. Thomas di London.

Melihat perkembangan keperawatan di dunia dengan kemajuannya dari tahap


yang paling klasik sampai dengan terciptanya tenaga keperawatan yang professional
dan diakui oleh dunia internasional tentu dapat dijadikan cerminan bagi
perkembangan keperawatan di Indonesia. Mengikuti perkembangan keperawatan di
dunia, keperawatan di Indonesia juga terus berkembang, adapun perkembangannya
adalah sebagai berikut :

1. Seperti halnya perkembangan keperawatan di dunia, di Indonesia pada awalnya


pelayanan perawatan masih didasarkan pada naluri, kemudian berkembang menjadi
aliran animisme, dan orang bijak beragama.

2. Penjaga orang sakit (POS/zieken oppasser)

13
Sejak masuknya Vereenigge oost Indische Compagine di Indonesia mulai
didirikan rumah sakit, Binnen Hospital adalah RS pertama yang didirikan tahun 1799,
tenaga kesehatan yang melayani adalah para dokter bedah, tenaga perawat diambil
dari putra pertiwi. Pekerjaan perawat pada saat itu bukan pekerjaan dermawan atau
intelektual, melainkan pekerjaan yang hanya pantas dilakukan oleh prajurit yang
bertugas pada kompeni. Tugas perawat pada saat itu adalah memasak dan
membersihkan bagsal (domestik work), mengontol pasien, menjaga pasien agar tidak
lari/pasien gangguan kejiwaan.

3. Model keperawatan Vokasional (abad 19)

Berkembangnya pendidikan keperawatan non formal, pendidikan diberikan


melalui pelatihan-pelatihan model vokasional dan dipadukan dengan latihan kerja.

4. Model keperawatan kuratif (1920)

Pelayanan pengobatan menyeluruh bagi masyarakat dilakukan oleh perawat


seperti imunisasi/vaksinasi, dan pengobatan penyakit seksual.

5. Keperawatan semi professional

Tuntutan kebutuhan akan pelayanan kesehatan (keperawatan) yang bermutu


oleh masyarakat, menjadikan tenaga keperawatan dipacu untuk meningkatkan
pengetahuan dan ketrampilan dibidang keperawatan. Pendidikan-pendidikan dasar
keperawatan dengan sistem magang selama 4 tahun bagi lulusan sekolah dasar mulai
bermunculan.

6. Keperawatan preventif

Pemerintahan belana menganggap perlunya hygiene dan sanitasi serta


penyuluhan dalam upaya pencegahan dan pengendalian wabah, pemerintah juga

14
menyadari bahwa tindakan kuratif hanya berdampak minimal bagi masyarakat dan
hanya ditujukan bagi mereka yang sakit. Pada tahun 1937 didirikan sekolah mantri
higene di Purwokerto, pendidikan ini terfokus pada pelayanan kesehatan lingkungan
dan bukan merupakan pengobatan.

7. Menuju keperawatan professional

sejak Indonesia merdeka (1945) perkembangan keperawatan mulai nyata dengan


berdirinya sekolah pengatur rawat (SPR) dan sekolah bidan di RS besar yang
bertujuan untuk menunjang pelayanan kesehatan di rumah sakit. Pendidikan itu
diberuntukan bagi mereka lulusan SLTP ditambah pendidikan selama 3 tahun,
disamping itu juga didirikan sekolah bagi guru perawat dan bidan untuk menjadi guru
di SPR. Perkembangan keperawatan semakin nyata dengan didirikannya organisasi
Persatuan Perawat Nasional Indonesia tahun 1974.
8. Keperawatan professional

Melalui lokakarya nasional keprawatan dengan kerjasama antara Depdikbud


RI, Depkes RI dan DPP PPNI, ditetapkan definisi, tugas, fungsi dan kompetensi
tenaga perawat professional di Indonesia. Diilhami dari hasil lokakarya itu maka
didirikanlah akademi keperawatan, kemudian disusul pendirian PSIK FK-UI (1985)
dan kemudian didirikan pula program paska sarjana (1999).

3. Konsep Sehat Sakit


1. Sehat menurut WHO 1974
Kesehatan adalah keadaan sempurna baik fisik, mental, social bukan hanya
bebas dari penyakit, cacat dan kelemahan.

2. UU N0. 23/1992 tentang kesehatan

15
kesehatan adalah suatu keadaan sejahtera dari badan (jasmani), jiwa (rohani)
dan social yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara social dan
ekonomis.

3. Pepkin’s

Sehat adalah suatu keadaan keseimbangan yang dinamis antara bentuk tubuh
dan fungsi yang dapat mengadakan penyesuaian, sehingga dapat mengatasi
gangguan dari luar.
4. Kesehatan mental menurut UU No.3/1961

Adalah suatu kondisi yang memungkinkan perkembangan fisik, intelektual,


emosional yang optimal dari seseorang dan perkembangan itu berjalan selaras
dengan keadaan orang lain.

5. Kesehatan social

Kesehatan social adalah suatu kemampuan untuk hidup bersama dengan


masyarakat dilingkungannya.

6. Kesehatan fisik

Kesehatan fisik adalah suatu keadaan dimana bentuk fisik dan fungsinya tidak
ada ganguan sehingga memungkinkan perkembangan psikologis, dan social serta
dapat melaksanakan kegiatan sehari-hari dengan optimal.

16
Konsep Sakit :

A. Pengertian

1. Perkins mendefinisikan sakit sebagai suatu keadaan yang tidak menyenangkan


yang menimpa seseorang sehingga seseorang menimbulkan gangguan aktivtas sehari-
hari baik aktivitas jasmani, rohani dan social

2. R. Susan mendefinisikan sakit adalah tidak adanya keserasian antara lingkungan


dan individu.
3. Oxford English Dictionary mengartikan sakit sebagai suatu keadaan dari badan
atau sebagian dari organ badan dimana fungsinya terganggu atau menyimpang.

Keadaan sehat – Sakit :

A. Kontinum Sehat – sakit

Status kesehatan seseorang terletak antara dua kutub yaitu “ sehat optimal dan
“ kematian “, yang sifatnya dinamis. Bila kesehatan seseorang bergerak kekutub
kematian maka seseorang berada pada area sakit (illness area) dan bila status
kesehatan bergerak kearah sehat (optimal well being) maka seseorang dalam area
sehat (wellness area).

B. Mempertahankan status kesehatan

1. Sesuai dengan sifat sehat-sakit yang dinamis, maka keadaan seseorang dapat
dibagi menjadi sehat optimal, sedikit sehat, sedikit sakit, sakit berat dan
meninggal.
2. Bila seseorang dalam area sehat maka perlu diupayakan pencegahan primer
(primary prevention) yang meliputi health promotion dan spesific protection
guna mencegah terjadinya sakit.

17
3. Bila seseorang dalam area sakit perlu diupayakan pencegahan sekunder dan
tersier yaitu early diagnosisand promt treatment, disability limitation dan
rehabilitation.

Blum mengemukakan terdapat 6 faktor yang mempengaruhi status sehat-sakit,


yaitu :

1. Faktor politik meliputi keamanan, tekanan, tindasan dll.


2. Faktor perilaku manusia meliputi kebutuhan manusia, kebiasaan manusia,
adat istiadat.
3. Faktor keturunan meliputi genetic, kecacatan, etnis, fator resiko, ras dll
4. Factor pelayanan kesehatan meliputi upaya promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitatif.
5. Faktor lingkungan meliputi udara, air, sungai dll.
6. Factor social ekonomi meliputi pendidikan, pekerjaan dll.

C. Tingkat Pencegahan

Dalam perkembangan selanjutnya untuk mengatasi masalah kesehatan


termasuk penyakit di kenal tiga tahap pencegahan:

1. Pencegahan primer
dilakukan pada masa individu belum menderita sakit, upaya yang dilakukan
ialah:
a) Promosi kesehatan/health promotion yang ditujukan untuk meningkatkan
daya tahan tubuh terhadap masalah kesehatan.
b) Perlindungan khusus (specific protection): upaya spesifik untuk mencegah
terjadinya penularan penyakit tertentu, misalnya melakukan imunisasi,
peningkatan ketrampilan remaja untuk mencegah ajakan menggunakan
narkotik dan untuk menanggulangi stress dan lain-lain.

18
2. Pencegahan sekunder, dilakukan pada masa individu mulai sakit.
a) Diagnosa dini dan pengobatan segera (early diagnosis and prompt
treatment), tujuan utama dari tindakan ini ialah 1) mencegah penyebaran
penyakit bila penyakit ini merupakan penyakit menular, dan 2) untuk
mengobati dan menghentikan proses penyakit, menyembuhkan orang sakit
dan mencegah terjadinya komplikasi dan cacat.
b) Pembatasan cacat (disability limitation) pada tahap ini cacat yang terjadi
diatasi, terutama untuk mencegah penyakit menjadi berkelanjutan hingga
mengakibatkan terjadinya cacat yang lebih buruk lagi.

3. Pencegahan tersier

a) Rehabilitasi, pada proses ini diusahakan agar cacat yang di derita tidak
menjadi hambatan sehingga individu yang menderita dapat berfungsi
optimal secara fisik, mental dan sosial.

Rentang sehat

Rentang ini diawali dari status kesehatan sehat normal,sehat sekali dan
sejahtera.dikatakan sehat bukan hanya bebas dari penyakit akan tetapi juga meliputi
aspek fisik,emosi,sosial dan spiritual.maka dapat diketahui karakteristik sehat
sebenarnya adalah: pertama, memiliki kemampuan merefleksikan perhatian pada
individu sebagai manusia;kedua, memiliki pandangan terhadap sehat dalam konteks
lingkungan; dan ketiga, memiliki hidup yang kreatif dan produktif keyakinan
terhadap kesehatan adalah pendapat, keyakinan, dan sikap seseorang terhadap sehat
dan sakit. Keyakinan terhadap kesehatan didasarkan informasi yang faktual/kesalahan
informasi, pikiran sehat/mitos, dan kenyataan atau harapan yang salah. Karena
keyakinan terhadap kesehatan biasanya mempengaruhi perilaku sehat, maka
keyakinan tersebut dapat berpengaruh secara positif/negatif terhadap tingkat
kesehatan klien.

19
Keyakinan klien terhadap kesehatan bergantung pada beberapa faktor antara
lain persepsi tentang tingkat sehat, faktor-faktor yang dapat di modifikasi seperti
demografi(misal jenis dan tempat perumahan), kepribadian, dan persepsi terhadap
keuntungan yang dapat diperoleh dari perilaku sehat yang positif. Faktor pengaruh
stasus kesehatan, antara lain:

1.Perkembagan

Status kesehatan dapat dipengaruhi oleh faktor perkembangan yang


mempuyai arti bahwa perubahan status kesehatan dapat ditentukan oleh faktor usia.

2.Sosial dan Kultural

Hal ini dapat juga mempengaruhi proses perubahan bahan status kesehatan
seseorang karena akan mempengaruhi pemikiran atau keyakinan sehingga dapat
menimbulkan perubahan dalam perilaku kesehatan.

3.Pengalama Masa Lalu

Hal ini dapat mempegaruhi perubahan status kesehatan,dapat diketahiu jika


ada pengalaman kesehatan yang tidak diinginkan atau pengalamam kesehatan yang
buruk sehingga berdampak besar dalam status kesehatan selanjutya.

4.Harapan seseorang tentang dirinya

Harapan merupakan salah satu bagian yang penting dalam meningkatkan


perubahan status kesehatan kearah yang optimal.

5.Keturunan

Keturunan juga memberikan pengaruh terhadap status kesehatan seseorang


mengingat potensi perubahan status kesehatan telah dimiliki melalui faktor genetik.

20
6.Lingkungan

Lingkungan yang dimaksud adalah lingkungan fisik.

7.Pelayanan

Pelayanandapat berupa tempat pelayanan atau sistem pelayanan yang dapat


mempengaruhi status kesehatan

Rentang sakit

Rentang ini dimulai dari keadaan setengah sakit,sakit,sakit kronis dan


kematian.

Tahapan proses sakit :

1.Tahap gejala

Merupakan tahap awal seseorang mengalami proses sakit dengan ditandai


adanya perasaan tidak nyaman terhadap dirinya karena timbulnya suatu gejala.

2.Tahap asumsi terhadap sakit

Pada tahap inin seseorang akan melakukan interpretasi terhadap sakit yang di
alaminya dan akan merasakan keraguan pada kelainan atau gangguan yang di rasakan
pada tubuhnya.

3.Tahap kontak dengan pelayanan kesehatan

Tahap ini seorang mengadakan hubungan dengan pelayanan kesehatan dengan


meminta nasehat dari profesi kesehatan.

21
4.Tahap penyembuhan

Tahap ini merupakan tahapan terakhir menuju proses kembalinya kemampuan untuk
beradaptasi,di mana seseorang akan melakukan proses belajar untuk melepaskan
perannya selama sakit dan kembali berperan seperti sebelum sakit.

4.Konsep Lingkungan

Paradigma keperwatan dalam konsep lingkungan ini adalah memandang


bahwa lingkunan fisik,psikologis ,sosial, budaya dan spiritual dapat mempengaruhi
kebutuhan dasar manusia selama pemberian asuhan keperawatan dengan
meminimalkan dampak atau pengaruh yang ditimbulkannya sehingga tujuan asuhan
keperawatan dapat tercapai.

22
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Perawatan merupakan bagian dari sistem pelayanan kesehatan dan
salah satu faktor yang memenuhi tercapainya pembangunan nasional, oleh
karena itu tenaga keperawatan berada ditatanan pelayanan kesehatan terdepan
dengan kontak pertama dan terlama dengan klien, yaitu selama 24 jam perhari
dan 7 hari perminggu, maka perawat perlu mengetahui dan memahami tentang
paradigma keperawatan, peran, fungsi dan tanggung jawab sebagai perawat
profesional agar dapat memberikan pelayanan keperawatan yang optimal
dalam memberikan asuhan keperawata pada klien. Perawat harus selalu
memperhatikan keadaan secara individual dari segi bio, psiko, sosial, spiritual
dan cultural.

23

Anda mungkin juga menyukai