PUTRA MINANSYAH
Putra Minansyah
NIM A24100044
ABSTRAK
ABSTRACT
This internship was aimed to acquire the knowledge, technical skills and
management of trainer students to work professionally, increase the soft skill of
students to prepare themselves to be professional worker, especially in
management aspects of oil palm nursery. This internship has been done in Teluk
Bakau Estate, PT Bhumireksa Nusa Sejati, since February to June 2014. The
technical aspects that were carried out during the internship consist of following
the existing activities in the oil palm nursery in Teluk Bakau Estate, fertilizing the
immature plants, weed control on immature plants, and harvesting. Mananejerial
aspects were performed as a companion foreman and division assistant.
Observation were carried out on germination growing percentage, seedling plant
height, and of abnormal seedlings percentage in the pre-nursery. From
observation, we found that seedling plan height increase about 2 cm/week,
germination growing was 95.9 percent, and abnormal seedlings was 5.9 percents.
Key words : abnormal seedling, germination growing, pre-nursery
PENGELOLAAN PEMBIBITAN KELAPA SAWIT
(Elaeis guineensis Jacq.)
DI KEBUN TELUK BAKAU, PT. BHUMIREKSA NUSA SEJATI,
KABUPATEN INDRAGIRI HILIR, PROVINSI RIAU
PUTRA MINANSYAH
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Pertanian
Pada
Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberi
kesehatan, hidayah dan kekuatan sehingga penulis dapat menyelesaikan dengan
baik kegiatan magang yang berjudul Pengelolaan Pembibitan Kelapa Sawit
(Elaeis guineensis Jacq.) di Kebun Teluk Bakau, PT Bhumireksa Nusa Sejati,
Kabupaten Indragiri Hilir, Provinsi Riau. Kegiatan magang merupakan kegiatan
untuk memenuhi tugas akhir dan kegiatan ini dituangkan dalam bentuk tulisan
karya ilmiah. Penulisan karya ilmiah merupakan salah satu syarat untuk
mendapatkan gelar Sarjana Pertanian pada Departemen Agronomi dan
Hortikultura Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor.
Penulis menyampaikan terimakasih kepada ayah dan ibu serta saudara
kandung penulis yang telah memberikan kasih sayangnya, doa, semangat dan
dukungan serta seluruh perhatiannya. Penulis juga menyampaikan terimakasih
kepada Bapak Dr Ir Ahmad Junaedi, MSi selaku pembimbing skripsi. Bapak Dr Ir
Supijatno, MSi selaku dosen penguji. Ibu Dr Ir Eny Widajati, Msi selaku dosen
penguji komdik. Ibu Prof Dr Ir Sandra A. Aziz MSi selaku pembimbing
akademik. Penghargaan juga disampaikan kepada PT Bhumireksa Nusa Sejati
Minamas Plantation Teluk Bakau Estate (TBE), kepada Bapak Moh. Faozi Toan
selaku Manajer Teluk Bakau Estate, Bapak Bistha selaku asisten kepala TBE,
Bapak Suryadi selaku Asisten Divisi II, kepada seluruh Staf TBE, kepada seluruh
supervisor TBE dan seluruh karyawan TBE. Penulis juga ingin mengucapkan
terimakasih kepada teman-teman sekontrakan yang telah banyak membantu dalam
menyelesaikan skripsi ini. Terimakasih juga kepada teman seperjuangan magang
Chairul Zanuar Rasyid dan Zulfikar atas kebersamaannya selama kegiatan
magang. Ungkapan rasa bangga dan cinta kepada Edellweis AGH 47 atas
kebersamaannya dan kekeluargaannya selama ini.
Semoga skripsi ini bermanfaat bagi seluruh pihak yang membutuhkan
dan semoga Allah SWT terus memberikan rasa kasih sayang, bimbingan dan
hidayah-Nya dalam menambah dunia ilmu pengetahuan.
Putra Minansyah
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL vi
DAFTAR GAMBAR vi
DAFTAR LAMPIRAN vi
PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 1
Tujuan 2
TINJAUAN PUSTAKA 2
Botani Kelapa Sawit 2
Pembibitan 2
METODE MAGANG 5
Tempat dan Waktu 5
Metode Pelaksanaan 5
Pengumpulan Data 5
Analisis Data dan Informasi 6
KEADAAN UMUM 6
Letak Geografis 6
Keadaan Iklim dan Tanah 6
Luas Areal dan Tata Guna Lahan 7
Keadaan Tanaman dan Produksi 7
Struktur Organisasi dan Ketenagakerjaan 7
PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG 8
Aspek Teknis 8
Aspek Manajerial 20
HASIL DAN PEMBAHASAN 22
Kondisi Umum Pembibitan 22
Persiapan Pembibitan 22
Pembibitan Awal (Pre-Nursery) 24
Pembibitan Utama (Main-Nursery) 26
Daya Tumbuh Kecambah Marihat SM-B 28
Persentase Bibit Abnormal di Pembibitan Awal 29
Pertumbuhan Tinggi Bibit Marihat SM-B di Pembibitan Awal 30
Aspek Manajerial di Pembibitan Teluk Bakau Estate 30
KESIMPULAN DAN SARAN 31
Kesimpulan 31
Saran 31
DAFTAR PUSTAKA 32
LAMPIRAN 33
RIWAYAT HIDUP 44
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
1 Jurnal harian kegiatan magang sebagai KHL di Kebun Teluk Bakau 34
2 Jurnal harian kegiatan magang sebagai pendamping mandor
di Kebun Teluk Bakau 35
3 Jurnal harian kegiatan magang sebagai pendamping asisten
di Kebun Teluk Bakau 37
4 Peta Kebun Teluk Bakau 41
5 Data curah hujan 5 tahun terakhir di Kebun Teluk Bakau 42
6 Data produksi 5 tahun terakhir Kebun Teluk Bakau 43
7 Strutktur organisasi Kebun Teluk Bakau 44
8 Tabulasi seleksi kecambah dan bibit di pembibitan Kebun Teluk Bakau 45
PENDAHULUAN
Latar Belakang
TINJAUAN PUSTAKA
Pembibitan
Tujuan Pembibitan
Pembibitan merupakan kegiatan awal di lapangan yang bertujuan untuk
mempersiapkan bibit siap tanam. Pembibitan harus sudah disiapkan sekitar satu
tahun sebelum penanaman di lapangan, agar bibit yang ditanam tersebut
memenuhi syarat, baik umurnya maupun ukurannya (Setyamidjaja 2006). Bibit
yang baik dan berkualitas memerlukan pengelolaan yang intensif selama tahap
pembibitan.
Persiapan Pembibitan
Menurut ARM (2004) kegiatan pembibitan memerlukan suatu persiapan
atau perencanaan agar proses pembibitan dapat berlangsung dengan efektif dan
efisien. Beberapa perencanaan kegiatan yang harus dilakukan sebelum
pelaksanaan pembibitan seperti:
1. Pemilihan lokasi
2. Penentuan jumlah bibit yang dibutuhkan dan luas areal pembibitan
3. Penyediaan bahan tanaman
4. Sistem pembibitan yang digunakan (pre-nursery dan main-nursery)
5. Penyediaan media dan wadah tanam (babybag dan largebag)
6. Penentuan teknik budidaya dan manajemen pembibitan.
Pemilihan lokasi kebun pembibitan perlu memperhatikan beberapa
persyaratan berikut:
1. Areal memiliki topografi yang rata dan berada di tengah kebun
2. Dekat dengan sumber air
3. Memiliki akses jalan yang baik sehingga memudahkan dalam pengawasan
4. Terhindar dari gangguan hama dan penyakit.
Bahan Tanaman
Bahan tanaman yang digunakan harus berasal dari pusat sumber benih yang
telah memiliki legalitas dari pemerintah dan mempunyai reputasi baik, seperti
Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan. Pada saat ini bahan tanaman yang
dianjurkan adalah Tenera yang merupakan hasil dari persilangan Dura x Pisifera
(D x P). Bahan tanaman yang dihasilkan oleh PPKS merupakan hasil seleksi yang
ketat dan telah teruji di berbagai lokasi, sehingga kualitasnya terjamin
(PPKS 2003).
Bahan tanaman kelapa sawit di pembibitan disediakan dalam bentuk
kecambah (germinated seed). Kerapatan bibit kelapa sawit di pembibitan Kebun
Teluk Bakau adalah 12 500 bibit /ha dengan jarak tanam 90 cm x 90 cm x 90 cm.
Kerapatan tanam 180 pohon/ha di lapangan diperlukan 243 kecambah/ha dengan
jarak tanam 7.9 m x 7.9 m x 7.9 m (ARM 2004).
Sistem Pembibitan
Pembibitan kelapa sawit dapat dilakukan dengan menggunakan satu atau
dua tahapan pekerjaan. Hal ini tergantung kepada persiapan yang dimiliki
sebelum kecambah dikirim ke lokasi pembibitan. Pembibitan yang menggunakan
satu tahap (single stage), berarti penanaman kecambah kelapa sawit langsung
dilakukan ke pembibitan utama (main-nursery).
Sistem yang banyak digunakan dalam pembibitan kelapa sawit saat ini
adalah sistem pembibitan dua tahap (double stage). Sistem pembibitan dua tahap
terdiri dari pembibitan awal (pre-nursery) selama ±3 bulan pada polybag
berukuran kecil (babybag) dan pembibitan utama (main-nursery) dengan polybag
berukuran lebih besar (largebag).
Sistem pembibitan dua tahap banyak dilakukan perusahaan perkebunan
karena memiliki beberapa keuntungan antara lain:
1. Kemudahan dalam pengawasan dan pemeliharaan, serta tersedianya waktu
dalam persiapan pembibitan utama pada tiga bulan pertama.
2. Bibit yang akan ditanam ke lapangan lebih terjamin karena telah melalui
beberapa tahapan seleksi, baik di pembibitan awal maupun di pembibitan
utama
3. Seleksi yang ketat (5-10%) di pembibitan awal dapat mengurangi keperluan
tanah dan polybag besar di pembibitan utama.
Pembibitan awal merupakan kegiatan pembibitan yang ditujukan agar bibit
mendapatkan kondisi lingkungan tumbuh yang optimal dan terkendali. Beberapa
kegiatan yang dilakukan pada pembibitan awal seperti:
1. Persiapan dan pengolahan tanah
2. Penanaman kecambah
3. Pemeliharaan pembibitan awal meliputi: penyiraman, pengendalian gulma,
pemupukan, pengendalian hama dan penyakit, dan seleksi bibit
4. Pemindahan dan pengangkutan bibit.
Pada pembibitan awal diperlukan naungan yang diharapkan dapat
mengurangi penerimaan intensitas cahaya matahari. Pengaturan naungan
di pembibitan awal disajikan pada Tabel 1.
Tabel 1 Pengaturan Naungan di Pembibitan Awal
Umur (Bulan) Naungan (%)
0 – 2.0 100
>2.1 – 3.0 Naungan hilang seluruhnya
Pembibitan utama (main-nursery) merupakan tahap kedua dari sistem
pembibitan dua tahap. Pada pembibitan utama bibit dipelihara dari umur 3 bulan
hingga 12 bulan. Keberhasilan rencana penanaman di lapangan dan produksi
dikemudian hari ditentukan oleh pelaksanaan pembibitan utama dan kualitas bibit
yang dihasilkannya.
Beberapa kegiatan di pembibitan utama seperti:
1. Persiapan dan pengolahan tanah
2. Penyediaan kebutuhan air dan instalasi penyiraman
3. Pemancangan atau pengajiran
4. Persiapan media tanam
5. Penanaman bibit
6. Pemeliharaan pembibitan utama (penyiraman, penyiangan gulma,
pemberian mulsa, pemupukan, pengendalian hama dan penyakit, dan seleksi
bibit)
7. Persiapan bibit untuk penanaman (pemutusan akar dan transportasi).
METODE MAGANG
Metode Pelaksanaan
Pengumpulan data yang dilakukan dalam kegiatan magang ini terdiri dari
pengambilan data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data yang
diamati langsung melalui pengamatan dan wawancara langsung di lapangan yang
meliputi:
1. Tinggi tanaman di pre-nursery
Data tersebut digunakan untuk mengetahui pertumbuhan vegetatif bibit
kelapa sawit pada umur bibit tanaman 2-11 MST. Tinggi tanaman diukur dengan
meteran dari pangkal bawah tanah hingga ujung daun yang tertinggi yang telah
diluruskan. Data diambil dari 95 tanaman contoh dari masing-masing blok
sebanyak 10 blok (Blok A1-A10) dan tiap blok dibagi menjadi 10 sub blok yang
dijadikan sebagai ulangan. Pengamatan dilakukan dalam rentang waktu seminggu
sekali selama 3 bulan dan diharapkan akan diperoleh data pertumbuhan vegetatif
bibit pada umur 2-11 MST yang kemudian dibandingkan dengan pustaka.
2. Pengamatan terhadap jumlah kecambah yang mati
Data ini digunakan untuk mengetahui daya tumbuh kecambah yang
didatangkan dari PPKS dengan jenis Marihat SM-B, sehingga dapat diketahui
kualitas dari kecambah itu sendiri serta upaya-upaya perbaikan dalam menekan
angka kematian kecambah tersebut. Pengamatan dilakukan pada umur 2 MST
pada seluruh bibit dalam bedengan (sebanyak 10 bedeng).
3. Bibit abnormal/afkir
Pengamatan ini dilakukan ketika berlangsungnya kegiatan seleksi (culling).
Bibit yang telah berumur 11 MST akan diseleksi untuk dipindah tanamkan ke
pembibitan utama yang bertujuan untuk mempermudah pertumbuhan vegetatif
bibit kelapa sawit dan mempermudah pelaksanaan perawatan. Dari pengamatan
ini maka akan diketahui berapa persen bibit abnormal di pre-nursery.
4. Aspek manajerial di pembibitan
Pengamatan ini dilakukan untuk mengetahui apakah manajerial di
pembibitan Kebun Teluk Bakau sudah sesuai dengan standar perusahaan.
Beberapa pengamatan yang penulis lakukan adalah struktur organisasi, dan
kinerja mandor pembibitan.
Data lain yang diambil adalah kegiatan teknis pada pembibitan berupa
kondisi umum pembibitan, persiapan pembibitan, pembibitan awal (pre-nursery),
pemeliharaan pembibitan awal, pembibitan utama, dan pemeliharaan pembibitan
utama. Data tersebut dibutuhkan untuk menganalisis beberapa kegiatan di
pembibitan dan dibandingkan dengan sumber pustaka. Selain mengumpulkan data
primer, penulis juga mengumpulkan data sekunder. Data sekunder merupakan
data dan infornasi yang dikumpulkan dari arsip perusahaan. Data sekunder ini
diantaranya mengenai kondisi umum kebun seperti letak administratif, keadaan
tanaman, organisasi dan ketenagakerjaan, peta kebun, data kelas tanah, topografi,
peta pembibitan, dan data iklim (curah hujan) dalam 10 tahun terakhir.
KEADAAN UMUM
Letak Geografi
Kondisi iklim di Kebun Teluk Bakau berdasarkan data curah hujan lima
tahun terakhir menurut Schmidt Ferguson termasuk tipe iklim A yaitu daerah
sangat basah dengan rata-rata curah hujan tahunan 2 001 mm tahun-1. Data curah
hujan disajikan pada Lampiran 5.
Jenis tanah di areal Kebun Teluk Bakau, PT. Bhumireksa Nusa Sejati
tergolong tanah organik atau tanah gambut dengan kandungan tanah
ultisol 0%, insepsol 0%, dan histosol 100%. Jenis tanah gambut memiliki struktur
fisik yang remah dan mudah terjadi erosi atau abrasi pada tepi kanal di jalur
transportasi yang terkena ombak. Derajat kemasaman (pH) tanah di Kebun Teluk
Bakau <4 yang menunjukkan bahwa tanah gambut di Kebun Teluk Bakau
merupakan tanah dengan kemasaman yang tinggi dengan kesesuaian lahan kelas
S3. Topografi di Kebun Teluk Bakau memiliki areal yang datar dengan
kemiringan (0–8%).
Tanaman kelapa sawit di Kebun Teluk Bakau secara umum adalah tanaman
menghasilkan (TM) dengan tahun tanam 1993–1996 dan tanaman belum
menghasilkan (TBM) dengan tahun tanam 2013 dan 2014 (peremajaan). Bibit
kelapa sawit yang ditanam di Kebun Teluk Bakau berasal dari Pusat Penelitian
Kelapa Sawit (PPKS) Medan dengan jenis Socfindo dan Marihat. Pola tanam
kelapa sawit yang digunakan dalam penanaman adalah segitiga samasisi dengan
jarak tanam 9 m x 9 m x 9 m (populasi efektif 142 pokok/ha) untuk TM dan jarak
tanam 7.93 m x 7.93 m x 7.93 m (populasi efektif 180 pokok/ha) untuk TBM.
Data produksi TBS lima tahun terakhir dapat dilihat pada Lampiran 6.
Struktur organisasi Kebun Teluk Bakau terdiri dari seorang Manager kebun
yang memimpin dan bertanggung jawab terhadap semua kegiatan di unit kebun.
Manager kebun membawahi seorang Senior Asisten, 3 Asisten Divisi, seorang
Asisten Traksi, satu Asisten Quality Asurance (QA), dan seorang Kepala Seksi
(Kasie). Senior asisten memimpin sebuah divisi dan memiliki wilayah kerja
seluruh Divisi. Asisten Divisi bertanggung jawab atas pekerjaan di setiap divisi.
Kepala Seksi bertugas memimpin kegiatan administratif di kantor besar. Struktur
organisasi Kebun Teluk Bakau dapat dilihat pada Lampiran 7.
Ketenagakerjaan di Kebun Teluk Bakau, PT Bhumireksa Nusa Sejati terdiri
atas karyawan staf dan non staf. Karyawan staf terdiri dari Manager kebun,
Asisten Kepala, Asisten Divisi, dan KTU. Karyawan non staf terdiri atas syarat
kerja umum (SKU) yang terbagi menjadi SKU bulanan dan SKU harian. Jumlah
karyawan di Kebun Teluk Bakau sampai dengan bulan Mei 2014 sebanyak 591
orang yang terdiri dari karyawan staf sebanyak 11 orang dan karyawan non staf
sebanyak 580 orang (Tabel 2). Berdasarkan Tabel 2, indeks tenaga kerja
(ITK) di Kebun Teluk Bakau sebesar 0.14.
Tabel 2 Norma ketenagakerjaan Kebun Teluk Bakau, PT BNS
Jenis tenaga kerja Jabatan karyawan Jumlah (orang)
Karyawan Staf Manager 1
Asisten Kepala 1
KTU 1
Asisten Divisi 3
Dokter 1
EMS dan IT 2
GM 1
PSD 1
Karyawan Non Staf SKU Bulanan 125
SKU Harian 455
Jumlah 591
ITK 0.14
Aspek Teknis
1. Sensus pokok
Sensus pokok dilakukan beberapa bulan sebelum penumbangan dan
pembongkaran dilakukan. Hal ini dilakukan untuk menghitung jumlah pokok
hidup (H) dan jumlah pokok mati (M) sehingga perusahaan dapat mengetahui
total biaya yang akan dikeluarkan. Alat-alat yang digunakan oleh karyawan
penyensus pokok adalah buku, alat tulis, kuas dan cat berwarna merah.
Pelaksanaan sensus dilakukan baris per baris dan pada setiap pokok pertama dan
terakhir ditulis hasil sensus dengan menggunakan cat berwarna merah (H dan M).
Penulisan dilakukan pada pelepah kering dan masih menempel di pokok dan
menghadap ke arah Kanal Cabang Baru (Gambar 1). Pokok normal pada blok
E002 berjumlah 594 pokok, pokok mati berjumlah 52, dan pokok tumbang
berjumlah 119 pokok.
Pre lining
Pre lining yaitu pemancangan awal yang dilakukan sebelum tanaman
ditumbang. Kegiatan ini dilakukan sebelum tanaman ditumbang agar tanaman
tetap bisa dipanen ketika dilakukan pemancangan. Pancang pada pre lining akan
menjadi patokan pembuatan parit CECT (Close Ended Conservation Trenches)
dan parit field drain. Ujung pancang CECT diberi warna merah sedangkan ujung
pancang field drain diberi warna biru. Pancang mata tiga adalah pancang
penunjuk arah bagi operator alat berat dalam pembuatan parit sehingga jalur yang
tercipta menjadi lurus (Gambar 3 dan Gambar 4).
Gambar 3. pancang mata tiga untuk pancang
penunjuk arah bagi operator alat berat
a b
Pembongkaran Pokok
Pembongkaran Pokok terdiri dari penumbangan, chiping, pembongkaran
akar dan pencacahan bongol perakaran (Gambar 5). Tanaman ditumbang terlebih
dahulu sejajar dengan arah barisan kemudian dilakukan chiping atau
pencincangan. Chiping adalah pencincangan batang pokok sawit ke bentuk irisan-
irisan dengan tebal maksimal 10 cm agar terurai lebih cepat oleh mikroorganisme,
kemudian dilakukan pembongkaran akar dan dilakukan pencincangan. Sisa pokok
yang telah dibongkar harus dirumpuk rapi sejajar dengan barisan berdasarkan
pancang pre lining untuk memudahkan operator excavator lainnya dalam
pelaksanaan kegiatan selanjutnya yaitu pembuatan parit. Menurut Pahan (2010)
akar harus dibongkar untuk mengurangi intensitas serangan ganoderma yang
menyebabkan busuk pangkal batang.
a b
c d
c d
Penanaman
Penanaman di lahan peremajaan kebun TBE dilakukan dengan urutan
pemancangan pancang tanam, pembuatan lubang tanam, pemupukan lubang
tanam, penanaman pokok, dan penyemprotan pestisida awal setelah tanam.
a b
Gambar 9 Alat berat pelubang tanam (a), sketsa alat pembuat lubang (b)
Gambar 10 Aplikasi RP (a) dan lubang tanam yang tergenang air (b)
a b
c d
Gambar 11 Penanaman yang baik (a), pokok miring (b), piringan rata (c), dan
tanaman menguning akibat pecahnya bola tanah saat menanam (d)
a b
Pemeliharaan
Pemeliharaan di lahan peremajaan terdiri dari penanaman tanaman
penutup tanah, pemupukan, dan pengendalian gulma.
Penanaman tanaman penutup tanah. Tanaman penutup tanah yang
digunakan adalah pakis/neprolephis, Mucuna bracteata (MB), dan campuran
Pueraria javanica (PJ) dengan Calopogonium mucunoides (CM). Pakis selain
tanaman penutup tanah juga sering dimanfaatkan oleh Sycanus sp (predator ulat
api) untuk meletakkan telurnya. Sedangkan manfaat lain kacang-kacangan (MB,
PJ, dan CM) adalah menghasilkan bahan organik dan dapat mengikat unsur
nitrogen dari udara untuk tanaman kelapa sawit.
Neprolephis ditanam di antara jarak dalam baris tanaman. Jarak tanam
Neprolephis dari pokok sawit adalah 3 m sedangkan jarak tanam Neprolephis
adalah 0.6 m x 0.6 m (Gambar 13a).
Setiap ditengah jarak dalam baris tanaman ditanami satu bibit MB. Jarak
tanam MB dari parit 60 cm (Gambar 13b). Sebelum ditanam lubang tanam
diberi pupuk NPK atau urea dengann dosis 10 g/lubang. Neprolephis dan MB
tidak boleh ditanam pada blok yang sama karena akan menimbulkan persaingan.
Prestasi kerja karyawan.
Penanaman benih kacang-kacangan yang terdiri dari campuran PJ dan CM
memerlukan pupuk dan bakteri Rhizobium agar tumbuh dengan baik. Benih
kacang-kacangan yang terdiri dari 3 kg PJ/ha dan 3 kg CM/ha dicampur dengan
pupuk sumicoat 6 kg dan RP 12 kg sebagai penyedia unsur hara sehingga
perbandingan kacang-kacangan dengan pupuk sumicoat dan RP adalah 1:1:2.
Kemudian campuran tersebut diberi bakteri Rhizobium untuk meningkatkan daya
fiksasi nitrogen pada kacang-kacangan. Untuk 10 kg campuran benih PJ dan CM
dipakai 50 g Rhizobium yang dilarutkan dalam 0.25 L air. Benih ditanam di
sepanjang path dengan jarak 2 m dari pokok sawit (Gambar 13c). Alur tanam
benih dibuat masing-masing dua baris di sepanjang kiri dan kanan path dengan
jarak tanam 50 cm dan kedalaman 2 – 3 cm.
a b c
Gambar 13 Hasil penanaman pakis (a), M. bracteata umur 2 bulan (b), campuran
kacangan PJ dan MC umur 2 minggu (c)
a b
a
Gambar 14 Pengendalian secara kimia (a) dan secara manual (b)
a b c
Gambar 15 Serangan hama kumbang tanduk (a), tunas tumbuh kembali pasca
penyerangan (b), pherotrap kumbang tanduk (c)
Pemanenan
Pemanenan merupakan kegiatan yang menentukan dalam pencapaian
produktivitas suatu unit kebun. Panen adalah memotong semua tandan masak
panen dengan rotasi panen kurang dari sembilan hari, mutu panen yang sesuai
standar, mengutip seluruh brondolan yang terjatuh, serta mengirimkan seluruh
TBS dan brondolan yang dipanen ke PKS selambat-lambatnya dalam waktu 24
jam.
Sistem panen yang digunakan di Divisi I Kebun Teluk Bakau adalah sistem
Block Harvesting System (BHS). Sistem BHS merupakan program implementasi
pengerjaan kegiatan panen yang terkonsentrasi pada satu seksi yang harus
diselesaikan dalam satu hari.
Kriteria matang panen merupakan indiksasi yang dapat membantu pemanen
agar memotong TBS pada saat yang tepat. Berikut merupakan kriteria matang
panen di Kebun Teluk Bakau.
Tabel 3 Kriteria Panen di Kebun Teluk Bakau Berdasarkan Jumlah Brondolan
yang Lepas dari Tandan
Jumlah brondolan lepas dari tandan Tingkat kematangan
0–5 Buah Mentah ( Un Ripe )
6–9 Buah Mengkal (Under Ripe )
> 10 Buah Masak ( Ripe )
> 70% Buah terlalu Masak ( Empty Bunch )
Sumber: Kantor Besar Kebun Teluk Bakau
Rotasi panen adalah jumlah hari yang diperlukan pemanen untuk kembali ke
seksi panen awal pada kegiatan panen. Sistem BHS membagi divisi menjadi 6
seksi panen. Sehingga membentuk rotasi panen 6/7 yang artinya terdapat enam
hari kerja dan kembali ke seksi panen awal pada hari ke-7. Seksi-seksi kemudian
dibagi menjadi beberapa hanca tetap untuk memudahkan pengawasan.
Pelaksanaan kegiatan panen dimulai dengan apel pagi pukul 06.00 WIB
oleh pemanen dengan mandor panen. Mandor memeriksa kehadiran pemanen dan
memberi pengarahan pekerjaan mengenai kegiatan yang akan dilakukan pada hari
itu dan menyampaikan hasil evaluasi hasil kegiatan panen hari sebelumnya.
Pelaksanaan panen di Kebun Teluk Bakau mengikuti kaidah Sapta Disiplin
Potong yang berisi: (1) Buah matang dipanen semua, (2) Tidak memanen buah
mentah, (3) Seluruh brondolan dikutip bersih, (4) Pelepah disusun rapi dan
dirumpukkan di gawangan berbentuk “U”, (5) buah diantrikan dan disusun rapi di
TPH dan diberi tanda, (6) Pelepah sengkleh tidak ada, dan (7) Administrasi
dikerjakan secara benar dan segera.
Pengangkutan TBS dari TPH ke PKS menggunakan transportasi air. Proses
pengangkutan terbagi menjadi dua pekerjaan, yaitu pengangkutan TBS dari TPH
ke Collection Point (CP) dengan menggunakan bargas (Gambar 16b) berkapasitas
±6.3 ton dan pengangkutan TBS dari CP ke PKS menggunakan ponton
(sejenis kapal) berkapasitas ±15 ton.
a b
Aspek Manajerial
Persiapan Pembibitan
Persiapan areal tanam dilakukan 1 tahun sebelum kedatangan kecambah.
Sedangkan persiapan media tanam dilakukan 3 bulan sebelum kedatangan
kecambah. Lokasi Pembibitan di Teluk Bakau Estate mempunyai topografi yang
datar, dekat dengan sumber air, drainase baik dan tidak mudah tergenang, akses
jalan baik, dan aman dari gangguan ternak dan binatang liar. Hal ini dikarenakan
lahan yang ada di Perkebunan Teluk Bakau Estate adalah gambut.
Menurut ARM (2004) lokasi yang baik adalah topografi relatif datar, dekat
sumber air, drainase baik dan tidak mudah tergenang, akses jalan baik, dan aman
dari gangguan ternak dan binatang liar. Dengan demikian, untuk lokasi Teluk
bakau Estate sudah sesuai untuk pembibitan.
Persiapan pembibitan meliputi perhitungan jumlah kebutuhan bibit, lokasi
pembibitan, tahapan pembibitan, dan media tanam. Perhitungan kebutuhan
kecambah untuk luas 467 ha disajikan pada Tabel 4.
Tabel 4 Kebutuhan kecambah.
Luas areal : 467 ha
Pokok/ha : 180 pokok Seleksi (Afkir)
Jumlah Pokok : 72 000 pokok
a. Sisipan (penyulaman) 4 203 bibit 5%
b. Penanaman di PN 8 406 bibit 10%
c. Penanaman di MN 16 612 bibit 20%
Sub total afkir 29 421 bibit 35%
Jumlah Pokok 84 060 pokok
Total Kebutuhan 113 481 kecambah
Kecambah
Kebutuhan bibit dihitung berdasarkan jumlah pokok/ha yang diterapkan
oleh Kebun Teluk Bakau, yaitu 180 pokok/ha. Sehingga total kebutuhan
kecambah yang akan ditanam untuk kebutuhan luas areal 467 ha adalah 113 481
kecambah (setelah penambahan 35% dari seleksi).
Pemilihan lokasi pembibitan di Kebun Teluk Bakau berada diatas tanah
gambut yang berbeda dengan perusahaan perkebunan lainnya yang ada di tanah
mineral. Hal ini menyebabkan beberapa perbedaan dan permasalahan baru
terhadap kegiatan teknis budidaya dan manajemen tenaga kerja yang telah penulis
temukan seperti air yang digunakan adalah air gambut yang terdapat pada kanal,
potensi pH air yang berada di kanal berkisar 3-4, dan perlu kegiatan langsir
polybag untuk menempatkan polybag yang telah diisi tanah yang berada di jalan
utama ke titik-titik areal di pembibitan utama. Menurut Pahan (2006) di lahan
tanah mineral, kegiatan pengisian dan penyusunan polybag langsung dilakukan di
lapangan atau areal pembibitan dengan mencampur pasir ke dalam media. Namun
di lahan gambut, pengisian media tidak menggunakan campuran pasir seperti
halnya tanah mineral, hal ini karena tanah gambut memiliki porositas yang tinggi
sehingga media ketika disiram tidak tergenang.
Beberapa hal yang menjadi penentuan lokasi pembibitan di Kebun Teluk
Bakau pada Divisi II adalah sebagai berikut :
a. Dekat dengan sumber air dan drainase baik
b. Areal memiliki topografi datar dan terletak di tengah kebun
c. Dekat dengan areal untuk penanaman dan mudah dijangkau
d. Areal jauh dari sumber hama dan penyakit, tersanitasi dengan baik dan
terbuka, tidak terhalangi pohon besar atau bangunan
e. Perencanaan luas bibitan disesuaikan dengan rencana penanaman
Tahapan pembibitan di Kebun Teluk Bakau menggunakan sistem dua tahap
(double stage), yang terdiri dari pembibitan awal (pre-nursery) selama kurang
lebih 3 bulan pada polybag berukuran kecil dan kemudian dipindahkan ke
pembibitan utama (main-nursery) dengan polybag berukuran lebih besar.
Keuntungan menggunakan sistem dua tahap adalah sebagai berikut:
a. Mudah dalam pengawasan dan pemeliharaan
b. Tersedianya waktu untuk mempersiapkan pembibitan utama
c. Kualitas bibit lebih terjamin, karena proses seleksi lebih mudah dan teliti di
setiap tahapnya
d. Seleksi yang ketat dapat mengurangi pemakaian tanah dan polybag
berukuran besar.
Media tanam yang digunakan di Kebun Teluk Bakau adalah tanah yang
berkualitas baik, yaitu tanah bagian atas (top soil) pada ketebalan 20-30 cm.
Tanah yang digunakan harus memiliki struktur yang baik, gembur, serta bebas
dari kontaminan (hama, penyakit, dan bahan kimia). Pengisian tanah ke babybag
dilakukan setengah babybag terlebih dahulu dan kemudian dipadatkan, kemudian
kembali diisi hingga penuh. Hal ini dilakukan karena gambut mempunyai sifat
kering tidak berbalik (irreversible drying). Setiap polybag diberi pupuk RP
(Rock Phospat) sebanyak 5 gram per babybag.
Penyiraman. Penyiraman dilakukan dua kali sehari, yaitu pada pagi dan
sore hari. Penyiraman dilakukan secara hati-hati agar kecambah tidak terbongkar
atau akar-akar bibit muda muncul ke permukaan. Setiap bibit memerlukan
0.1–0.2 liter air pada setiap kali penyiraman. Apabila curah hujan >8 mm per hari
maka tidak perlu dilakukan penyiraman. Penyiraman dilakukan dengan mesin
pompa air yang kemudian dialirkan ke selang sumisansui 1 inchi. Tenaga kerja
yang dibutuhkan sebanyak 1 orang dengan prestasi kerja 1 ha/HK selama 7 jam.
Pengendalian gulma. Pengendalian gulma yang tumbuh di kantong
babybag perlu disiang secara manual dengan rotasi 1 minggu sekali. Pelaksanaan
penyiangan biasanya diiringi dengan penambahan tanah pada babybag.
Penyiangan juga ditunjukan untuk mencegah pengerasan permukaan tanah.
Tenaga kerja yang dibutuhkan sebanyak 2 orang dengan prestasi kerja 10 000
babybag/HK.
Pemupukan. Pemupukan menggunakan urea dengan konsentrasi 0.2%
atau 2 gram/liter air. Pemupukan dilakukan secara folair application (melalui
daun) menggunakan sprayer. Setiap liter larutan cukup untuk 1000 bibit.
Frekuensi pemberian pupuk seminggu sekali. Tenaga kerja yang dibutuhkan
sebanyak 1 orang dengan prestasi kerja 10 000 babybag/HK.
Pengendalian hama dan penyakit. Hama yang umum menggangu bibit
pre-nursery adalah semut, jangkrik, belalang, tikus, dan Apogonia sp. Sedangkan
penyakit yang umum adalah Helminthosphorium sp, Antrchnosa, dan Blast.
Penggunaan bahan kimia dalam pengendalian harus ekstra hati-hati karena bibit
muda masih sangat peka. Cara pengaplikasian untuk hama menggunakan
chypermethrin dengan konsentrasi 0.2% atau 2 cc/liter air yang kemudian
disemprot ke atas babybag. Rotasi penyemprotan dilakukan 2 minggu sekali
ketika serangan hama sudah terlihat. Untuk penyakit, biasanya diberikan metil
tiofanat dengan rotasi penyemprotan seminggu sekali ketika serangan penyakit
sudah terlihat. Tenaga kerja yang dibutuhkan sebanyak 1 orang dengan prestasi
kerja 10 000 babybag/HK.
Seleksi bibit. Seleksi bertujuan untuk menghindari terangkutnya bibit
abnormal ke tahap pembibitan selanjutnya. Bibit abnormal dapat disebabkan oleh
faktor genetis, kesalahan kultur teknis atau serangan hama dan penyakit. Seleksi
dilaksanakan saat pindah tanam. Tanaman normal pada umur 2.5 bulan, biasanya
telah memiliki 3-4 helai daun dan telah sempurna bentuknya. Beberapa bentuk
bibit abnormal yang harus dibuang/disingkirkan pada saat pelaksanaan seleksi,
yaitu :
a. Anak daun sempit dan memanjang seperti daun lalang (narrow-leaves)
b. Bibit yang pertumbuhannya terputar (twisted)
c. Bibit yang tumbuh kerdil (dwarfish)
d. Bibit yang anak daunnya bergulung (rolled leaves)
e. Bibit yang anak daunnya kusut (crinkled)
f. Bibit yang ujung daunnya membulat seperti mangkuk (collante)
g. Bibit yang terserang penyakit tajuk (crown disesase)
Bibit abnormal yang telah terseleksi kemudian dimusnahkan dengan cara
dicincang dan kemudian ditimbun kedalam tanah. Tenaga kerja yang dibutuhkan
sebanyak 2 orang dengan prestasi kerja 10 000 babybag/HK selama 7 jam.
Kesimpulan
Pengelolaan pembibitan sudah berjalan dengan baik sesuai dengan standar
perusahaan. Stok bibit di pembibitan Kebun Teluk Bakau hingga Mei 2014
mencapai 296 809 dan jumlah persentase bibit afkir adalah 20.1. Dari hasil
pengamatan untuk jenis Marihat SM-B, diperoleh persentase daya tumbuh pada
minggu ke-3 mencapai 95.9%, sehingga kecambah yang ditanam sangat bagus
digunakan sebagai bahan tanam karena memiliki daya tumbuuh kecambah yang
tinggi. Persentase bibit abnormal sebanyak 5.9% merupakan persentase yang
sedikit jika dibandingkan dengan perhitungan kebutuhan bibit 10%. Pertumbuhan
tinggi bibit mencapai rata-rata 2 cm/hari dan memiliki pertumbuhan tinggi yang
lebih baik dari varietas socfindo.
Saran
Beberapa saran yang dapat penulis sampaikan seperti pengawasan, dan
inisiatif seorang mandor sebaiknya lebih ditingkatkan agar pekerjaan di lapangan
berjalan dengan baik. Mandor sebaiknya melakukan briefing sebelum
melaksanakan suatu pekerjaan di pembibitan awal maupun pembibitan utama.
DAFTAR PUSTAKA
Andika dan Widoro. 2013. Berkebun Kelapa Sawit “Si Emas Cair”. Jakarta (ID):
Agro Media Pustaka.
Pahan I. 2006. Panduan Lengkap Kelapa Sawit : Manajemen Agribisnis Dari Hulu
Hingga Hilir. Jakarta (ID) : Penebar swadaya.
[PPKS] Pusat Penelitian Kelapa Sawit. 2000. Pembibitan pada Tanaman Kelapa
Sawit. Medan (ID): Pusat Penelitian Kelapa Sawit.
Tiba di lokasi
07/02/2014 - - -
Kebun
orientasi
08/02/2014 - - -
Kebun
09/02/2014 Libur Mess TBE
Dongkel anak Blok
10/02/2014 0.08 ha 0.16 ha Selesai HK Div. I TBE
kayu D003
Dongkel anak Blok
11/02/2014 0.08 ha 0.16 ha Selesai HK Div. I TBE
kayu D003
Dongkel anak Blok
12/02/2014 0.08 ha 0.16 ha Selesai HK Div. I TBE
kayu D003
Blok
13/02/2014 Replanting - - - Kontraktor
D004
Blok
14/02/2014 Replanting - - - Kontraktor
D004
Blok
15/02/2014 Replanting - - - Kontraktor
D004
16/02/2014 Libur Mess TBE
Pengendalian Blok
17/02/2014 1 ha 5 ha Selesai HK Div. I TBE
hama oryctes E001
Pengendalian Blok
18/02/2014 1 ha 5 ha Selesai HK Div. I TBE
hama oryctes E001
Pengendalian Blok
19/02/2014 1 ha 5 ha Selesai HK Div. I TBE
hama oryctes E001
Pengendalian Blok
20/02/2014 0.16 ha 2.16 ha Selesai HK Div. I TBE
gulma D003
Pengendalian Blok
21/02/2014 0.16 ha 0.7 ha Selesai HK Div. I TBE
gulma D003
Pengendalian Blok
22/02/2014 0.16 ha 2.16 ha Selesai HK Div. I TBE
gulma D003
TPH ke
Sensus larva Blok
25/02/2014 0.16 2 ha 2 ha Collection
oryctes D002
point
Lampiran 1 (lanjutan)
TPH ke
Sensus larva Blok
26/02/2014 0.16 2 ha 2 ha Collection
oryctes D002
point
TPH ke
Pengangkutan Pengangkutan Blok
27/02/2014 7 jam 7 jam Collection
buah selesai E004
point
Div
1000 3000 3000
28/02/2014 Pembibitan II Pre Nursary
kecambah kecambah kecambah
TBE
Div
Pengisian 100 600
01/03/2014 600 babybag II Pre-Nursary
tanah babybag babybag babybag
TBE
02/03/2014 Libur
Pemupukan Blok
03/03/2014 0.5 ha 4 ha 4 ha Div. II TBE
Cu D005
Pemupukan Blok
04/03/2014 0.5 ha 4 ha 4 ha Div. II TBE
Cu D005
Pemupukan Blok
05/03/2014 0.5 ha 4 ha 4 ha Div. II TBE
Cu D005
Pengamatan Div
06/03/2014 Tinggi - - - II Pre-Nursery
Tanaman TBE
Div
07/03/2014 Pengangkutan 7 jam 7 jam 7 jam II -
TBE
Div
08/03/2014 pengangkutan 7 jam 7 jam 7 jam II -
TBE
Mess
09/03/2014 Libur - - - Div. I TBE
TBE
Pengecekan Blok
18/03/2014 16 4 7 Divisi II TBE
Hanca D007
Blok
19/03/2014 Mandor Pupuk 6 80 7 Divisi I TBE
D007
Blok
20/03/2014 Mandor pupuk 6 80 7 Divisi II TBE
D008
Pengamatan
21/03/2014 Tinggi - - - Div II Pre-Nursery
Tanaman
Blok
22/03/2014 Mandor Pupuk 6 80 7 Divisi II TBE
D009
23/03/2014 Libur - - - Mess TBE Divisi I TBE
Pengisian
24/03/2014 5 - 7 Div II Main-Nursery
Tanah MN
Pengisian
25/03/2014 5 - 7 Divi II Main-Nursery
Tanah MN
Kerani
26/03/2014 - - 7 Kantor Divisi II TBE
pembibitan
Kerani
27/03/2014 - - 7 Kantor Divisi II TBE
pembibitan
Pengamatan
28/03/2014 Tinggi - - - Div II Pre-Nursery
Tanaman
Kerani
29/03/2014 - - 7 Kantor Divisi II TBE
pembibitan
Penanaman Divisi I
08/04/2014 3 - 7 Blok D001
beneficial plant TBE
Divisi I
09/04/2014 Libur - - - Mess TBE
TBE
Pengamatan
29/04/2014 - - 7 Blok D004 Divisi I TBE
replanting
Sensus
30/04/2014 - - 4 Blok D003 Divisi I TBE
pokok
01/05/2014 Libur
Sensus
02/05/2014 - - 4 Blok D003 Divisi I TBE
pokok
03/05/2014 Replanting 1 98.52 7 Blok D004 Divisi I TBE
04/05/2014 Libur
Persiapan
05/05/2014 kunjungan - - - Divisi II -
HPO
persiapan
06/05/2014 kunjunganm - - - Divisi II -
HPO
Kunjunganm
07/05/2014 - - - Divisi II Areal pembibitan
HPO
Pengawasan
08/05/2014 karyawan - - - Divisi II Areal pembibitan
pembibitan
Pengawasan
09/05/2014 karyawan - - - Divisi II Areal pembibitan
pembibitan
Pengawasan
10/05/2014 karyawan - - - Divisi II Areal pembibitan
pembibitan
11/05/2014 Libur
Sensus
12/05/2014 - - 4 Blok D002 Divisi I TBE
pokok
Pengawasan
13/05/2014 2 92.76 7 Blok E006 Divisi II TBE
panen
Sensus
14/05/2014 - - 4 Blok D001 Divisi I TBE
pokok
15/05/2014 Libur
Sensus
16/05/2014 - - 4 Blok D001 Divisi I TBE
pokok
Lampiran 3 (lanjutan)
Pengawasan Blok
17/05/2014 2 13 7 Divisi I TBE
pemupukan E001
18/05/2014 Libur
Pengawasan Blok
19/05/2014 2 18 7 Divisi I TBE
pemupukan E001
Pengawasan Blok
20/05/2014 2 18 7 Divisi I TBE
pemupukan E001
Pengawasan Blok
21/05/2014 2 17 7 Divisi I TBE
pemupukan E001
Transplanting Divisi
22/05/2014 - - 7 Pre nersery ke main nersery
pembibitan II
Pengawasan Blok
23/05/2014 2 141.42 7 Divisi II TBE
panen E005
Pengamatan Blok
24/05/2014 - 141.42 7 Divisi II TBE
panen E005
25/05/2014 Libur
Pengamatan Blok
26/05/2014 - - 7 Divisi I TBE
replanting D004
27/05/2014 Libur
Pengawasan
Blok
28/05/2014 pemupukan 1 3 7 Divisi I TBE
D004
LCC
29/05/2014 Libur
Pengumpulan
30/05/2014 - - - Divisi I Kantor besar TBE
data sekunder
Pengumpulan
31/05/2014 - - Divisi I Kantor besar TBE
data sekunder
01/06/2014 Libur
Pengawasan Blok
02/06/2014 1 4 7 Divisi I TBE
pemupukan D003
Pengamatan Divisi
03/06/2014 - - - Collection point
panen II
Blok
04/06/2014 Sensus pokok - - 4 Divisi I TBE
E001
Lampiran 3 (lanjutan)
Blok
05/06/2014 Pengamatan replanting - - 7 Divisi I TBE
D004
Mess
06/06/2014 Persiapan presentasi - - - Divisi I TBE
TBE
Mess
07/06/2014 Persiapan presentasi - - - Divisi I TBE
TBE
08/06/2014 Libur
09/06/2014 Presentasi hasil magang - - - Divisi I Kantor manager
MANAGER KEBUN
Senior Asisten
K T U -TBE
dan Divisi I