Anda di halaman 1dari 5

Laporan Kegiatan Usaha Kesehatan Masyarakat ( UKM )

F3. Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular

“Pengenalan Penyakit Menular Seksual Sejak Usia Dini di SMP Negeri 18”

Disusun oleh :
dr.Adillia Yurivka U.S.

UPT PUSKESMAS GAMBIRSARI


KOTA SURAKARTA
PROVINSI JAWA TENGAH
2018
A. Latar Belakang

Remaja adalah masa transisi antara masa anak dan dewasa, dimana terjadi pacu
tumbuh (growth spurt), timbul ciri-ciri seks sekunder, tercapai fertilitas dan terjadi
perubahan-perubahan psikologik serta kognitif (Soetjiningsih,2004).

Remaja sebetulnya tidak mempunyai tempat yang jelas. Mereka sudah tidak termasuk
golongan anak-anak, tetapi belum juga dapat diterima secara penuh untuk masuk ke
golongan orang dewasa. Remaja ada diantara anak dan orang dewasa. Masa remaja
adalah masa transisi yang ditandai oleh adanya perubahan fisik, emosi dan psikis. Masa
remaja, yakni antara usia 10-19 tahun, adalah suatu periode masa pematangan organ
reproduksi manusia, dan sering disebut masa pubertas (Widyastuti Yani, 2009).

Kesehatan reproduksi remaja dipengaruhi oleh beberapa hal yaitu: kebersihan alat-alat
genital, akses terhadap pendidikan kesehatan, hubungan seksual pranikah, penyakit
menular seksual (PMS), pengaruh media massa, akses terhadap pelayanan kesehatan
reproduksi yang terjangkau, dan hubungan yang harmonis antara remaja dengan
keluarganya.

Kehamilan dan persalinan membawa risiko morbiditas dan mortalitas yang lebih besar
pada remaja dibandingkan pada wanita yang berusia lebih dari 20 tahun. Remaja putri
yang berusia kurang dari 18 tahun mempunyai 2 sampai 5 kali risiko kematian
dibandingkan dengan wanita yang berusia 18-25 tahun akibat persalinan yang lama dan
macet, perdarahan, dan faktor lain. Kegawatdaruratan yang berhubungan dengan
kehamilan juga sering terjadi pada remaja yang sedang hamil misalnya, hipertensi dan
anemia yang berdampak buruk pada kesehatan tubuhnya secara umum.

Menurut Biro Pusat Statistik (BPS) tahun 2009 kelompok umur 10-19 tahun
adalah sekitar 22%, yang terdiri dari 50% remaja laki-laki dan 49,1% remaja perempuan
(Soetjiningsih, 2009).
Permasalahan remaja yang saat ini sangat kompleks dan mengkhawatirkan, hal
ini ditunjukkan dengan masih rendahnya pengetahuan remaja tentang pendidikan seks,
remaja perempuan dan laki-laki usia 14-19 tahun yang mengaku mempunyai pasangan
atau pacar pernah melakukan hubungan seksual pranikah masing-masing mencapai
34,7% dan 30,9% (BKKBN, 2008).
Mengingat keingintahuan remaja sangat besar, dalam kondisi dimana teknologi
informasi dan komunikasi begitu bebas dewasa ini, maka kesempatan remaja untuk
memperoleh informasi terhadap berbagai hal termasuk masalah seks sangat terbuka.
Masalahnya adalah tidak semua informasi yang benar dan tepat bagi kehidupan remaja,
jika kemudian remaja mendapatkan informasi yang tidak benar, maka hal tersebut akan
berpengaruh pada nilai kehidupan mereka.

Oleh karena itu, dari permasalahan tersebut, sebagai tenaga kesehatan wajib
memberikan pengetahuan tentang kesehatan reproduksi dengan benar dan dirasa perlu
ditingkatkan sejak dini salah satunya adalah dengan edukasi melalui penyuluhan.

B. Tujuan Penyuluhan
1. Tujuan Umum

Diharapkan siswa-siswi SMP dapat mengetahui secara luas tentang kesehatan


reproduksi.

2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan diharapkan siswa-siswi dapat:
 Mengetahui definisi kesehatan reproduksi
 Mengetahui anatomi organ reproduksi
 Mengetahui tanda-tanda pubertas
 Mengetahui perubahan dan perkembangan organ reproduksi
 Mengetahui cara menjaga kebersihan organ reproduksi
 Mengetahui penyakit menular seksual dan cara menghindarinya

C. Sasaran Penyuluhan

Perwakilan siswa-siswi (konselor sebaya) di SMP N 18 surakarta yaitu dari kelas


7A,7B, 7C dan beberapa guru sebagai pemandu penyuluhan dan screening tumbuh
kembang.

D. Pelaksanaan Kegiatan

Waktu pelaksanaan

Hari, tanggal : Senin, 06 Agustus 2018

Waktu : pukul 08.00-selesai


E. Tempat pelaksanaan

Ruang Aula SMP N 18 Surakarta

F. Monitoring dan Evaluasi

Perwakilan dari tiap kelas yang akan dilakukan screening diundang untuk
menghadiri penyuluhan yang diselenggarakan di Aula SMP N 18 surakarta. Salah satu
topic penyuluhan konselor sebaya adalah mengenai penyakit menular seksual.
Penyuluhan dibagi menjadi 2 kelompok berdasarkan jenis kelamin. Penyuluh pun juga
menyesuaikan dengan kelompok perempuan atau laki-laki. Hal ini bertujuan agar proses
penyuluhan berlangsung dengan lebih nyaman dan peserta bisa lebih terbuka saat
bertanya.

Pemberian informasi melalui penyuluhan berjalan dengan lancar. Para siswa


terlihat antusias dan aktif dalam sesi penyuluhan, ikut serta menjawab pertanyaan dari
presenter dan memberikan pertanyaan mengenai hal yang tidak mereka mengerti. Peserta
tertarik untuk mempelajari lebih dalam mengenai fungsi tubuh manusia, terutama sistem
reproduksi, berkaitan dengan tahap perkembangan pubertas remaja yang saat ini mereka
jalani. Terutama para siswi yang sudah mengalami menstruasi. Secara umum para peserta
masih belum memiliki pengetahuan dasar mengenai topik yang dibahas, mengingat
mereka baru SMP, pelajaran yang di dapat sebatas IPA secara umum, namun mereka
terlihat antusias. Sesi tanya jawab yang dilakukan sangat singkat dikarenakan setelah sesi
penyuluhan akan dilakukan screening tumbuh kembang. Untuk ke depannya, sebaiknya
metode penyuluhan dapat dilakukan lebih personal dengan metode focus group
discussion, karena meskipun sudah dibagi kelompok berdasar jenis kelamin, masih ada
yang malu untuk bertanya dan menjawab pertanyaan.

Pemberian informasi mengenai pemahaman kesehatan sistem reproduksi,


sangatlah penting untuk disampaikan kepada para remaja, karena pencegahan penyakit
terbaik datang dari pengetahuan yang benar sejak dini. Remaja perlu memahami
kesehatan reproduksi karena pemahaman mengenai kesehatan reproduksi sangat penting
agar bisa mempersiapkan dirinya lebih baik dalam memasuki kehidupan berkeluarga
nantinya. Oleh sebab itu diharapkan remaja bisa mengatur fungsi dan proses
reproduksinya serta bisa lebih bijak dalam membangun perilaku seksual yang
bertanggung jawab nantinya dan dapat menjaga kesehatan reproduksinya sejak dini.
Surakarta, September 2018

Dokter Internship Pembimbing

dr. Adillia Yurivka U.S. dr. HeriWijanarko, M. Si

Anda mungkin juga menyukai