“Pengenalan Penyakit Menular Seksual Sejak Usia Dini di SMP Negeri 18”
Disusun oleh :
dr.Adillia Yurivka U.S.
Remaja adalah masa transisi antara masa anak dan dewasa, dimana terjadi pacu
tumbuh (growth spurt), timbul ciri-ciri seks sekunder, tercapai fertilitas dan terjadi
perubahan-perubahan psikologik serta kognitif (Soetjiningsih,2004).
Remaja sebetulnya tidak mempunyai tempat yang jelas. Mereka sudah tidak termasuk
golongan anak-anak, tetapi belum juga dapat diterima secara penuh untuk masuk ke
golongan orang dewasa. Remaja ada diantara anak dan orang dewasa. Masa remaja
adalah masa transisi yang ditandai oleh adanya perubahan fisik, emosi dan psikis. Masa
remaja, yakni antara usia 10-19 tahun, adalah suatu periode masa pematangan organ
reproduksi manusia, dan sering disebut masa pubertas (Widyastuti Yani, 2009).
Kesehatan reproduksi remaja dipengaruhi oleh beberapa hal yaitu: kebersihan alat-alat
genital, akses terhadap pendidikan kesehatan, hubungan seksual pranikah, penyakit
menular seksual (PMS), pengaruh media massa, akses terhadap pelayanan kesehatan
reproduksi yang terjangkau, dan hubungan yang harmonis antara remaja dengan
keluarganya.
Kehamilan dan persalinan membawa risiko morbiditas dan mortalitas yang lebih besar
pada remaja dibandingkan pada wanita yang berusia lebih dari 20 tahun. Remaja putri
yang berusia kurang dari 18 tahun mempunyai 2 sampai 5 kali risiko kematian
dibandingkan dengan wanita yang berusia 18-25 tahun akibat persalinan yang lama dan
macet, perdarahan, dan faktor lain. Kegawatdaruratan yang berhubungan dengan
kehamilan juga sering terjadi pada remaja yang sedang hamil misalnya, hipertensi dan
anemia yang berdampak buruk pada kesehatan tubuhnya secara umum.
Menurut Biro Pusat Statistik (BPS) tahun 2009 kelompok umur 10-19 tahun
adalah sekitar 22%, yang terdiri dari 50% remaja laki-laki dan 49,1% remaja perempuan
(Soetjiningsih, 2009).
Permasalahan remaja yang saat ini sangat kompleks dan mengkhawatirkan, hal
ini ditunjukkan dengan masih rendahnya pengetahuan remaja tentang pendidikan seks,
remaja perempuan dan laki-laki usia 14-19 tahun yang mengaku mempunyai pasangan
atau pacar pernah melakukan hubungan seksual pranikah masing-masing mencapai
34,7% dan 30,9% (BKKBN, 2008).
Mengingat keingintahuan remaja sangat besar, dalam kondisi dimana teknologi
informasi dan komunikasi begitu bebas dewasa ini, maka kesempatan remaja untuk
memperoleh informasi terhadap berbagai hal termasuk masalah seks sangat terbuka.
Masalahnya adalah tidak semua informasi yang benar dan tepat bagi kehidupan remaja,
jika kemudian remaja mendapatkan informasi yang tidak benar, maka hal tersebut akan
berpengaruh pada nilai kehidupan mereka.
Oleh karena itu, dari permasalahan tersebut, sebagai tenaga kesehatan wajib
memberikan pengetahuan tentang kesehatan reproduksi dengan benar dan dirasa perlu
ditingkatkan sejak dini salah satunya adalah dengan edukasi melalui penyuluhan.
B. Tujuan Penyuluhan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan diharapkan siswa-siswi dapat:
Mengetahui definisi kesehatan reproduksi
Mengetahui anatomi organ reproduksi
Mengetahui tanda-tanda pubertas
Mengetahui perubahan dan perkembangan organ reproduksi
Mengetahui cara menjaga kebersihan organ reproduksi
Mengetahui penyakit menular seksual dan cara menghindarinya
C. Sasaran Penyuluhan
D. Pelaksanaan Kegiatan
Waktu pelaksanaan
Perwakilan dari tiap kelas yang akan dilakukan screening diundang untuk
menghadiri penyuluhan yang diselenggarakan di Aula SMP N 18 surakarta. Salah satu
topic penyuluhan konselor sebaya adalah mengenai penyakit menular seksual.
Penyuluhan dibagi menjadi 2 kelompok berdasarkan jenis kelamin. Penyuluh pun juga
menyesuaikan dengan kelompok perempuan atau laki-laki. Hal ini bertujuan agar proses
penyuluhan berlangsung dengan lebih nyaman dan peserta bisa lebih terbuka saat
bertanya.