Anda di halaman 1dari 5

http://www.d-infokom-jatim.go.id/news.php?

id=3991

DEWAN KETAHANAN PANGAN JATIM TINDAKLANJUTI KESEPAKATAN


AGENDA GUBERNUR SE INDONESIA
Kamis, 12 Mei 2005 16:59:14

Dewan Ketahanan Pangan Propinsi Jatim, yang tergabung dalam dua kelompok kerja yakni
kelompok kerja ahli dan kelompok kerja teknis, akan menindaklanjuti tujuh agenda
kesepakatan Gubenur seluruh Indonesia pada bulan Desember 2004 di Jakarta. Diantaranya
mengurangi jumlah penduduk yang kelaparan sekurang-kurangnya satu persen pertahun
dimulai tahun 2005 dan menjaga ketersediaan pangan serta mengembangkan desa mandiri.
Wakil Kepala Badan Ketahanan Pangan Propinsi Jatim sebagai Ketua Kelompok Kerja
Teknis, Ir Soekarso Reksodiharjo, saat membuka acara Rapat Pokja Teknis dan Pokja Ahli
Dewan Ketahanan Pangan Propinsi Jatim di Hotel Utami Juanda Sidoarjo, Rabu malam
(11/5) mengatakan, untuk membantu kelancaran pelaksanaan tugas Pembina Dewan
Ketahanan Pangan Gubenur Jawa Timur, diperlukan kelompok kerja yang bertugas untuk
membantu menyiapkan rumusan bahan kebijakan pemantapan ketahanan pangan yang terdiri
dari dua tim yakni kelompok kerja ahli dan teknis.
Ditempat yang sama sebagai nara sumber dari Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya
Malang Dr Ir Nuhfil Hanani, sebagai ketua kelompok kerja tim ahli mengatakan, ada tiga
kelompok sasaran utama yang digarap oleh Dewan Ketahanan Pangan secara nasional yakni
meningkatnya ketahanan pangan nasional, meningkatnya nilai daya saing komoditas
pertanian dan meningkatnya kesejahteraan petani.
Nuhfil menjelaskan, standar ketahanan pangan secara internasional yakni ketersediaan
pangan masyarakat, keterjangkauan pangan oleh seluruh masyarakat, kelayakan untuk
diterima konsumen, keamanan untuk dikonsumsi dan kesejahteraan masyarakat, keluarga dan
perorangan.
Sedangkan sasaran peningkatan ketahanan pangan di Jatim, kata Nuhfil, ada sepuluh sasaran.
Diantaranya meningkatnya kesejahteraan masyarakat dan mengurangi kemiskinan serta
kelaparan, meningkatnya produksi dan ketersediaan beras secara berkelanjutan serta
meningkatanya produksi, ketersediaan dan konsumsi pangan sumber korbohidrat non beras
dan pangan sumber protein, meningkatnya keanekaragaman dan kualitas konsumsi pangan
masyarakat dan menurunnya konsumsi beras perkapita.
Sebagai ukuran keberhasilan ketersediaan pangan, ditandai dengan meningkatnya produksi
beras dan produksi karbohidrat non beras sebagai sumber protein serta meningkatnya kualitas
dan terjaminnya keamanan pangan juga meningkatnya partisipasi masyarakat dan investasi
swasta dalam pengembangan bisnis pangan, terjaminnya cadangan pangan, meningkatnya
kesejahteraan masyarakat.
Sementara untuk mengurangi jumlah penduduk yang kelaparan sekurang-kurangnya satu
persen pertahun, Dewan ketahanan pangan mengambil langkah yang ditempuh yakni
menetapkan ukuran kelaparan 70 persen dari angka kebutuhan energi 2000 kkal, dengan
sementara menggunakan data dari Dinas Kesehatan dan BPS untuk membuat peta kelaparan
di Jatim serta mengadakan survei faktor penyebab kemiskinan dengan survei singkat serta
membuat program untuk mengurangi jumlah penduduk miskin yang lapar. ”Karena sampai
saat ini mengenai data kemiskinan dan kelaparan tersebut belum ada yang falid kita
menggunakan data dari dinas kesehatan dulu” katanya
Desa mandiri pangan, kata Nuhfil, adalah desa yang masyarakatnya mempunyai kemampuan
untuk mewujudkan ketahanan pangan dan gizi, sehingga dapat menjalani hidup sehat dan
produktif dari hari ke hari, secara berkelanjutan, melalui optimalisasi pemanfaatan bahan
pangan dan mengkatkan daya beli, dengan wujud dan cara yang dipilihnya sendiri sesuai
dengan nilai-nilai sosial dan budaya serta agama. *(mdj)

http://www.indonesia.go.id/id/index.php?option=com_content&task=view&id=7938&Itemid=851

Bupati dan Walikota se Sumatera Sepakat Kembangkan Cadangan


Pangan
04-08-2008
Dalam upaya memantapkan penerapan Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi (SKPG), para Bupati/Walikota se
Sumatera selaku Ketua Dewan Ketahanan Pangan (DKP) Kabupaten/Kota sepakat untuk mengembangkan dan
memperkuat cadangan pangan pemerintah daerah dan masyarakat melalui pengembangan kelembagaan lumbung
pangan desa/kelurahan. Hal itu dikemukakan Bupati Serdang Bedagai HT Erry Nuradi melalui Kabag Humas
Pemkab Sergai Drs Rachmad Karo-Karo didampingi Kepala Kantor Ketahanan Pangan Sergai Ir Rosmeli
Nasution di kantor Bupati di Sei Rampah, baru-baru ini.

Menurutnya, kesepakatan bersama itu diputuskan sekitar 48 bupati/walikota, Sekda dan para Kepala Badan,
Kakan Ketahanan Pangan se-wilayah Sumatera dalam sidang regional Dewan Ketahanan Pangan
Kabupaten/Kota se-Sumatera tahun 2008 yang berlangsung tanggal 23 -25 Juli 2008 lalu di Hotel Grand
Mahkota Pontianak Provinsi Kalimantan Barat.

Butir-butir kesepakatan sidang DKP se-Sumatera yang dipimpin Bupati Sergai HT Erry Nuradi didampingi
Wakil Ketua sidang Bupati Agam Sumbar Aristo Munandar itu, juga menyepakati peningkatan kualitas SDM
pengelola cadangan pangan pemerintah dan masyarakat untuk meningkatkan kemampuan dalam menangani
kerawanan pangan dan gejolak harga pangan, ungkap Rachmad Karo-Karo.

Untuk pembangunan ketahanan pangan, para peserta sidang termasuk tim ahli DKP Pusat itu juga meminta
perhatian pemerintah untuk menjamin ketersediaan pupuk di tingkat petani melalui pembentukan lembaga
distribusi barang bersubsidi yang bekerjasama dengan BUMN/BUMD/Perusda di masing-masing
Kabupaten/Kota.

Meninjau

Selain itu diminta perhatian pemerintah untuk meninjau/mencermati kembali sistem distribusi pupuk yang
berlaku saat ini dan mempertimbangkan sistem yang lebih memerankan pemerintah daerah/BUMD dengan
subsidi langsung kepada petani, serta mendorong pemerintah pusat untuk melakukan kajian terhadap Inpres
mengenai HPP sesuai dengan kondisi wilayah.

Sementara untuk memperkuat cadangan pangan pemerintah daerah dan masyarakat perlu penyediaan dana
melalui APBD Provinsi dan Kabupaten/Kota untuk pengadaan cadangan pangan dalam menanggulangi masalah
kerawanan pangan masyarakat, serta peningkatan kemitraan dan peranserta Ormas/LSM dan pihak swasta dalam
membangun cadangan pangan terutama dalam menggerakkan kelembagaan lokal memperkuat kemampuan
masyarakat menolong dirinya sendiri mengatasi masalah kerawanan pangan dan gejolak harga pangan, jelasnya.

Dalam sidang DKP se-Sumatera yang diisi dengan ceramah-ceramah dari tim ahli DKP Pusat Prof. Bustanul
Arifin, Prof Dr Nuhfil Hanani, Prof Dr Ir Drajat Martianto, Kepala Badan Ketahanan Pangan Pusat Dr Achmad
Suryana, Bupati Madina Amru Daulay SH, Bupati Tebo Provinsi Jambi itu, menurut Rosmeli Nasution yang juga
hadir pada sidang DKP itu, peserta sidang memberikan apresiasi atas keberhasilan Kabupaten Sergai Provinsi
Sumatera Utara yang berhasil dalam mengembangkan Lumbung Pangan Desa (LPD) sesuai hasil kunjungan
peserta sidang DKP se wilayah Jawa ke Sergai pada tanggal 10 Juli 2008 lalu. (Ana)
sumber:http://www.bainfokomsumut.go.id/open.php?id=3567&db=berita
http://bkp.deptan.go.id/index.php?option=com_content&task=view&id=150&Itemid=9

KONFERENSI DEWAN KETAHANAN PANGAN


TAHUN 2008
Oleh Administrator
Tuesday, 18 November 2008

”Para Gubernur/Ketua Dewan Ketahanan Pangan Provinsi sepakat Untuk Memperkuat


Cadangan Pangan Daerah”

Masalah cadangan pangan mendapat perhatian serius dari para Gubernur selaku Ketua Dewan
Ketahanan Pangan Provinsi. Hal ini menjadi pembahasan utama dalam Konferensi Dewan Ketahanan
Pangan Tahun 2008 yang bertemakan “Memperkuat Cadangan Pangan Menuju Indonesia Tahan
Pangan dan Gizi 2015”. Konferensi Dewan Ketahanan Pangan Tahun 2008 yang telah diselenggarakan
selama 3 hari dari tanggal 12 – 14 Nopember 2008 di Jakarta, dihadiri oleh para Gubernur selaku
Ketua Dewan Ketahanan Pangan Provinsi, Ketua Harian dan Sekretaris Dewan Ketahanan Pangan
Provinsi, Ketua/Anggota DPRD Provinsi yang membidangi pertanian, Pokja Ahli dan Pokja Teknis
Dewan Ketahanan Pangan serta undangan dari stakeholders terkait lainnya.

Pelaksanaan Konferensi Dewan Ketahanan Pangan adalah dalam rangka mengimplementasikan


mekanisme koordinasi menurut Peraturan Presiden No.83 Tahun 2006 tentang Dewan Ketahanan Pangan, bahwa
Dewan Ketahanan Pangan mengadakan rapat koordinasi dengan Ketua Dewan Ketahanan Pangan Provinsi
sekurang-kurangnya sekali dalam 2 (dua) tahun. Konferensi Dewan Ketahanan Pangan (DKP) merupakan forum
tertinggi dalam mekanisme DKP untuk mengevaluasi, mendiskusikan, membahas permasalahan/menetapkan
langkah-langkah operasional bersama dalam membangun ketahanan pangan di seluruh wilayah Indonesia. Selain
itu Konferensi DKP juga menjadi wahana pengembangan jaringan antar daerah dan forum diskusi yang
memfasilitasi stakeholders yang terkait dengan ketahanan pangan untuk memberikan masukannya bagi
penyusunan program pemantapan ketahanan pangan.
Konferensi Dewan Ketahanan Pangan 2008 dilaksanakan dalam dua tahapan. Tahapan pertama adalah
Sidang Persiapan Konferensi DKP (Senior Official Meeting) pada tanggal 12-13 Nopember 2008 yang dihadiri
oleh Ketua Harian dan Sekretaris Dewan Ketahanan Pangan Provinsi, Ketua Komisi Bidang Pertanian DPRD
Provinsi, Pokja Teknis dan Pokja Ahli Dewan Ketahanan Pangan. Sidang Persiapan Konferensi DKP ini dipimpin
oleh Ir. Petrus Langoday (Kepala Badan Ketahanan Pangan Provinsi NTT) selaku ketua sidang, Abu Sucamah
(Kepala Badan Ketahanan Pangan Provinsi Jambi) sebagai wakil ketua dan Ir. Retno Setyowati (Dinas Pertanian
Provinsi Yogyakarta) sebagai sekretaris sidang. Hasil dari Persiapan Konferensi ini adalah draft Kesepakatan
Bersama Gubernur selaku Ketua Harian Dewan Ketahanan Pangan Provinsi yang akan menjadi bahan pada
Pelaksanaan Konferensi.
Sebelum perumusan draft kesepakatan bersama Gubernur/Ketua DKP Provinsi, didahului dengan
penyampaian materi oleh beberapa pembicara yakni Prof. Bustanul Arifin (Pokja Ahli DKP) yang menyampaikan
hasil evaluasi dari implementasi kesepakatan gubernur tahun 2006; Dr. Nuhfil Hanani (Pokja Ahli DKP)
menyampaikan tentang Indonesia Tahan Pangan dan Gizi 2015, yang merupakan salah satu dari rekomendasi
pada kesepakatan gubernur tahun 2006 untuk Dewan Ketahanan Pangan Nasional dan Ketua Komisi IV DPR –RI
(Arifin Junaidi) yang menyampaikan tentang dukungan legislative terhadap ketahanan pangan.
Tahapan kedua adalah Konferensi DKP pada tanggal 14 Nopember 2008, dihadiri oleh Gubernur
selaku Ketua Dewan Ketahanan Pangan Provinsi untuk mempertajam konsep Kesepakatan Bersama, yang diakhiri
dengan penandatanganan Kesepakatan Bersama oleh seluruh Gubernur yang merupakan komitmen para
Gubernur/Ketua DKP Provinsi untuk memantapkan ketahanan pangan wilayah. Kesepakatan Bersama ini nantinya
akan disampaikan kepada Presiden pada Rapat Pleno yang dipimpin oleh Presiden selaku Ketua Dewan
Ketahanan Pangan.
Pada tahapan Konferensi DKP berdasarkan kesepakatan forum, terpilih Agustin Teras Narang, SH
(Gubernur Kalimantan Tengah) sebagai ketua sidang, Drs. Frans Lebu Raya (Gubernur Nusa Tenggara Timur)
sebagai wakil ketua sidang serta Ir. Gayatri (Kepala Badan Ketahanan Pangan Jawa Tengah) sebagai sekretaris
sidang. Selama Konferensi Dewan Ketahanan Pangan para peserta dibekali dengan pemberian materi oleh
beberapa pembicara yakni : Menteri Pertanian/Ketua Harian Dewan Ketahanan Pangan dan Menteri Dalam
Negeri/Anggota Dewan Ketahanan Pangan. Keduanya memberikan penekanan akan pentingnya cadangan pangan
untuk menjamin kecukupan pangan bangsa Indonesia. Bahkan Menteri Dalam Negeri secara tegas mengatakan
bahwa Gubernur selaku pimpinan daerah mempunyai kewajiban untuk menjamin ketersediaan pangan di
wilayahnya. Oleh karena itu para Gubernur diminta untuk selalu hadir dalam setiap pembahasan masalah pangan
bahkan untuk dapat memimpin langsung pertemuan pembahasan ketahanan pangan di wilayahnya. Menteri
Kesehatan yang diwakilkan oleh Dirjen Bina Kesehatan Masyarakat Departemen Kesehatan memberikan
penekanan terhadap pentinya investasi gizi bagi keberlanjutan sumberdaya manusia yang berkualitas terutama
pada balita dan anak-anak.
Sebagai hasil akhir dari Konferensi Dewan Ketahanan Pangan ini adalah berupa komitmen para Gubernur
selaku Ketua Dewan Ketahanan Provinsi yang dirumuskan dalam butir-butir kesepakatan. Dan seperti biasanya
kesepakatan ini akan dievaluasi pada dua tahun mendatang untuk melihat perkembangan implementasi dari
kesepakatan tersebut sebagai gambaran dari kinerja Dewan Ketahanan Pangan Provinsi. Kesepakatan tersebut
adalah sebagai berikut:

1. Melanjutkan komitmen untuk mengurangi jumlah penduduk yang kelaparan sebagai salah satu indikator
kemiskinan sekurang-kurangnya 1 persen per tahun sampai tahun 2015 sesuai dengan target Millenium
Development Goals (MDGs) dengan mengalokasikan anggaran yang memadai sesuai dengan kemampuan
daerah masing-masing.

2. Meningkatkan pelayanan gizi dan kesehatan kepada masyarakat miskin yang terintegrasi dengan program
penanggulangan kemiskinan dan keluarga berencana dalam rangka mengurangi penderita gizi kurang
menuju Indonesia Tahan Pangan dan Gizi 2015, serta mengkoordinasikan upaya-upaya pemerintah provinsi
dan masyarakat serta upaya pemerintah pusat yang ada di provinsi agar dapat mencapai penurunan
kelaparan dan kemiskinan secara efektif dan efisien dengan mengutamakan kemandirian masyarakat.

3. Melaksanakan percepatan penganekaragaman pangan dan meningkatkan citra pangan lokal dengan
menghargai, melindungi dan mengembangkan pangan lokal sebagai penghargaan atas keberagaman dan
kekayaan budaya bangsa, sebagai basis pengembangan pola pangan nasional yang beragam, bergizi
seimbang, aman dan halal untuk dikonsumsi.

4. Membangun dan mengembangkan cadangan pangan pemerintah daerah provinsi serta mendorong dan
mengkoordinasikan pengembangan cadangan pangan pemerintah daerah kabupaten/ kota dan desa,
sebagai salah satu upaya untuk menstabilkan pasokan dan harga pangan, membangun kesiapan
menghadapi kerawanan pangan transien, dan mengembangkan agribisnis pangan masyarakat.

5. Mendorong dan mengakomodasikan partisipasi masyarakat, swasta dan BUMN/BUMD serta melakukan
kerja sama dengan organisasi sosial masyarakat (kelompok adat dan keagamaan), untuk bersama-sama
membangun cadangan pangan masyarakat melalui pembinaan, fasilitasi, dan pendampingan serta
pemanfaatan dana Corporate Social Responsibility (CSR) bagi kelompok-kelompok masyarakat disekitarnya.

6. Mengembangkan ketersediaan dan mempercepat penganekaragaman konsumsi pangan berbasis pangan


lokal melalui, antara lain: a) menjamin ketersediaan sarana dan prasarana produksi terutama sistem
distribusi pupuk yang efisien; b) mengendalikan alih fungsi lahan; c) melakukan pengkajian dan
penerapan berbagai teknologi tepat guna pengolahan pangan berbasis tepung-tepungan dan aneka pangan
lokal lainnya; d) menetapkan hari-hari tertentu sebagai hari mengkonsumsi pangan lokal; e) mendorong
berkembangnya kantin/warung desa/sekolah/perguruan tinggi untuk memanfaatkan bahan-bahan pangan
lokal.

7. Memberdayakan secara berkesinambungan kelembagaan struktural Badan Ketahanan Pangan di provinsi


sebagai lembaga utama dalam pengembangan cadangan pangan pemerintah daerah provinsi dan bersama-
sama dengan kelembagaan pemerintah daerah lainnya, untuk memasyarakatkan gerakan mengkonsumsi
pangan lokal, serta pengawasan dan pembinaan keamanan pangan segar.
8. Dewan Ketahanan Pangan Provinsi melakukan monitoring dan evaluasi kesepakatan bersama ini secara
berkala untuk dilaporkan kepada Ketua Dewan Ketahanan Pangan Nasional.

9. Dewan Ketahanan Pangan agar menyusun Kebijakan Pengembangan Komoditas Pangan Lokal dan
Perdagangan Pangan antar Daerah sebagai bagian dari upaya mewujudkan Kesepakatan Bersama dalam
kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Jakarta, Nopember 2008

Sekretariat Dewan Ketahanan Pangan

Anda mungkin juga menyukai