Anda di halaman 1dari 4

OKASAN NO HATSU KOI – PART 76

(my mom's first love)

------------------------------

Pagi itu terasa berbeda untuk Kyoko. Entah kenapa, hawanya begitu membuatnya
nyaman.

Padahal, sekarang sedang musim dingin, dan udara sedang kacau-kacaunya. Dia baru
saja cuci muka, dan berpakaian yang nyaman, untuk segera beres-beres sebelum café
buka. Semenjak sang ibu meninggal, Kyoko dan kakaknya menjadi begitu sibuk untuk
mengurus café milik keluarga mereka.

Umur Kyoko sekarang sudah 30 tahun. Dia hidup dengan nyamannya sebagai pengelola,
waitress, kasir, barista dan chef di Kaede coffee and sweets, buah usaha almarhum
ayahnya, dan diteruskan oleh almarhum ibunya yang meninggal beberapa waktu lalu
karena penyakit Jantung.

Kyoko kini yatim piatu, dan delapan tahun yang lalu, dia juga ditinggal pergi oleh
pacarnya, Hiroshi Tanabe saat dia masih berumur 23 tahun. Kyoko sempat hancur,
tetapi setelah melewati proses yang panjang dan sulit, kini dia sudah pulih total.

Kehidupan percintaan Kyoko pun pulih, dan dia pernah berkenalan dan menjalin
hubungan singkat dengan beberapa pria. Tapi, karena tidak ada yang menarik hatinya
dan membuat suasana hatinya bahagia, dia memutuskan untuk tidak melanjutkan
hubungan-hubungan tersebut.

Kyoko sedang menyikat giginya di kamar mandi. Dia menatap ke arah dirinya sendiri.
Mungkin dia harus mengikuti nasihat teman-temannya. Kana dan Marie, yang sama-sama
sudah menikah dengan pria pilihan masing-masing.Kana menikah dengan Kazuo Abe-
Sensei, dan Marie menikah dengan Yusuke Kamiya.

Dan karena dari mereka bertiga, hanya Kyoko yang belum jelas nasibnya, maka Kana
Abe dan Marie Kamiya menyarankannya untuk ikut perjodohan saja. Kyoko berpikir,
kenapa tidak? Ingatannya kembali ke tiga tahun lalu, pada saat dia berumur 27
tahun. Tahun itu adalah kunjungan terakhirnya ke makam Hiroshi. Ayahnya Hiroshi,
Ryuunosuke Tanabe mengatakan bahwa sekarang sudah saatnya bagi Kyoko untuk menikah.

“Ingatlah pada kebutuhan dirimu, Kyoko, jangan memikirkan café saja. Ingatlah bahwa
kamu butuh berbagi dengan pasangan hidup yang benar-benar cocok.”

Pada waktu itu Kyoko bertanya, apa tandanya? Apa tanda bahwa laki-laki yang nanti
dia temui itu benar-benar cocok?

Jawaban Ryuunosuke Tanabe simple. Ada dua hal. Yang pertama, setiap bertemu,
jantung berdegup kencang terus tanpa alasan. Yang kedua, ada tanda-tanda dari alam.
Entah apa maksudnya tanda-tanda dari alam itu.

Setelah beres bersih-bersih, Kyoko lantas berlalu kembali ke kamarnya. Seperti


biasa, sebelum memulai hari, dia akan berdandan sedikit. Memakai make up natural
yang tipis sudah menjadi rutinitas sehari-hari bagi Kyoko.

Dia menatap ke arah kaca dan meja rias. Oke, perjodohan, dia pikir. Tidak ada
salahnya. Mari kita ber-make up. Dan ternyata lipgloss yang ia biasa pakai habis.
Kyoko menggelengkan kepalanya dan dia kembali berdiri. Dia membuka lemari bajunya
dan mengambil persediaan lipgloss cadangan. Dan mendadak, dia terpaku pada tumpukan
barang lamanya di sudut lemari.
CD Ride On Time, Tatsuro Yamashita. Sudah lama dia tidak melihat CD itu. Kyoko
meraihnya dan dia tersenyum sendiri. CD musik itu adalah barang Hiroshi yang ia
pinjam sudah belasan tahun lalu dan tidak pernah dia kembalikan, sampai sekarang.

Tidak ada salahnya mendengarkan musik sambil memoles make-up bukan? Kyoko tertawa
kecil, menyalakan CD Player, dan memutar musik dari CD yang merupakan peninggalan
terakhir Hiroshi Tanabe untuk Kyoko. Some song wont hurt, right?

Lagu pertama bermain, dan Kyoko berdandan sambil diiringi oleh lagu itu.

Tatsuro Yamashita – Someday

Tokidoki hito no kokoro no naka ga


Sewaktu waktu, dalam pikiran manusia
Shinjirarenai dekigoto ga aru
Ada kejadian yang luar biasa
Minna jibun dake nigete shimaouto
Semuanya, mari kita bebaskan diri kita sendiri
Ai wo kizutsukete toori nukeru
Melewati cinta yang menyakitkan

SOMEDAY hitori jya nakunari


Aku tidak akan sendiri lagi
SOMEDAY nani ka ga mitsukaru
Aku akan menemukan sesuatu

Sabishige ni yoru no machi hitorikiriSabishige ni yoru no machi hitorikiri arukeba


Jika kamu berjalan di tengah kota yang sepi pada malam hari
Hontou no kanashimi wo shitteiru hito ni au
Kamu akan bertemu dengan orang yang benar-benar kesepian

Nidoto aenai sunao na ai ni


Cinta sejati yang tidak dapat ditemui lagi
Sayonara wo suru hito nado inai
Tak ada orang untuk berpisah
Dakara itsumademo kao wo kumorase
Jadi janganlah terus memasang muka murung
Tsurai hi wo okuru koto wa nai
Begitu pula dengan hari yang pahit

SOMEDAY hitori jya nakunari


Aku tidak akan sendiri lagi
SOMEDAY nani ka ga mitsukaru
Aku akan menemukan sesuatu

Memaisuru hodo hayai mainichi no toki no nami


Setiap hari, cepatnya ombak membuatmu pusing
Oshiyosete nagasareru rsumeta sou na hito no umi
Lautan dingin dari arus dan bergegasnya manusia

Dakedo itsumademo kao kumorase


Tapi janganlah terus memasang muka murung
Tsurai hi wo okuru koto wa nai
Begitu pula dengan hari yang pahit
SOMEDAY hitori jya nakunari
Aku tidak akan sendiri lagi
SOMEDAY nani ka ga mitsukaru
Aku akan menemukan sesuatu

Benarkah begitu? Hitori Jya Nakunari? Aku tidak akan sendiri lagi? Tanya Kyoko
kepada dirinya sendiri. Entah bagaimana, irama dan lirik lagu itu terus bergetar di
dalam kepala Kyoko. Waktu yang ia butuhkan untuk memakai make up tipisnya sama
dengan selesainya lagu tersebut. Kyoko hanya tertawa dalam hatinya. Apa-apaan sih
ini, pikirnya.

Akhirnya dia mematikan CD Player dan turun ke lantai bawah. Di meja makan sudah ada
sang kakak, Kyou-Kun yang terlihat agak amburadul dengan segelas kopi di tangannya.

“Nii-San mabuk lagi semalam?” tanya Kyoko dengan nada kesal.


“Iya”
“Kenapa sih kalau tiap ada acara musik selalu saja mabuk?”
“Biasanya musisi penampil diberi jatah minum gratis”

“Nanti seperti dulu lagi, sampai tidak pulang, Okasan sampai khawatir, tahunya
pingsan di tempat manggung” kesal Kyoko, mengenang pengalaman sang almarhum ibu
mengkhawatirkan kakaknya menjelang kepergiannya.

“Hahaha…. Ya… Mau bagaimana lagi?” dia lantas menyalakan rokoknya, sambil
menerawang ke hembusan asap yang menghalangi pandangannya.

“Aku mau beres-beres dulu, setelah itu baru sarapan” Kyoko membuka lemari di dapur
dan mengambil sapu untuk membersihkan lantai café.

“Iya” sang kakak masih berusaha menikmati rasa pahit kopi, karena dia sedang
berusaha mengingat kejadian semalam. Semua terjadi begitu cepat. Dari mulai jam
session di Yokohama, lalu beberapa musisi asing berbakat ikut maju ke panggung dan
menampilkan hal-hal keren, lalu berlanjut minum-minum tak jelas, lalu ada beberapa
detik memori soal dia mabuk dan dipapah oleh seorang bule dan seorang Indonesia ke
rumahnya.

Ah, Kyou-Kun mulai mengingat malam kemarin. Dia tersenyum karena berkat sang orang
Indonesia itulah dia bisa pulang ke rumah dengan selamat. Untung ada dia, siapa ya
namanya, pikir Kyou-Kun yang sedang berusaha mengingat-ngingat apapun yang bisa
diingat.

Eh tunggu.

Kayaknya ada yang salah deh.

Kyou-Kun bisa pulang karena dia ada yang mengantar. Dan kalau tak salah, orang
Indonesia yang namanya seperti nama perempuan Jepang itu tinggal di tempat temannya
di Yokohama. Dan jarak Mitaka – Yokohama lumayan jauh. Berarti, orang itu tidur di
sini dong?

“Ah!” Kyou-Kun bangkit dari duduknya. Dia baru ingat kalau dia menyuruh gitaris
keren asal Indonesia itu tidur dengan menggunakan sleeping bag di lantai café.
Sial, orang yang dia lupa namanya itu pasti sudah bertemu dengan Kyoko tanpa
sengaja.

"Dare??" suara teriakan Kyoko terdengar kencang di telinganya.


Kyou-Kun dengan setengah berlari bergegas ke arah café, dan benar saja, dia
menemukan Kyoko sedang berpose seperti ingin memukul orang itu dengan sapu, dan
Kodama tampaknya berjalan cuek diantara dua orang yang saling berhadapan dengan
anehnya itu.

"Ah.. Aya... You wake up" Akhirnya Kyou-Kun ingat siapa nama lelaki itu. "This is
my sister... Kyoko...".

Achmad Ariadi Gunawan, alias Arya memandang dengan awkward ke arah Kyoko
Kaede.Lelaki asal Indonesia yang baru saja ditemui Kyou-Kun semalam di Yokohama itu
saling berpandang-pandangan dengan Kyoko.

Mendadak, jantung Kyoko mulai berdegup kencang. Dia menatap lekat ke arah mata
lelaki itu. Someday, Hitori Jya Nakunari. Lirik lagu itu bergema di dalam kepala
Kyoko.

Tunggu, kenapa perasaan Kyoko jadi aneh? Kenapa suasana hatinya mendadak berubah
pagi ini?

Anda mungkin juga menyukai