Anda di halaman 1dari 66

Pedoman Pengelolaan

Program Hibah Australia-Indonesia


untuk Pembangunan Sanitasi Tahap II
4 Pedoman Pengelolaan
Program Hibah Australia-Indonesia
untuk Pembangunan Sanitasi Tahap II
Daftar Isi

5 DAFTAR ISI
10 SURAT EDARAN
16 LAMPIRAN
16 A. Tujuan dan Lingkup kegiatan
1 Tujuan Kegiatan
2 Lingkup Kegiatan
18 B. Kriteria Daerah Penerima Hibah
1 Kriteria Pemerintah Daerah Penerima Hibah (Provinsi/Kabupaten/Kota)
2 Kriteria Masyarakat Penerima Manfaat
3 Kriteria Teknis IPALD
4 Kriteria Teknis Sambungan Rumah
5 Jenis Kegiatan
20 C. Besaran dan Peruntukan Dana Hibah
1 Penentuan Besaran Dana Hibah Berdasarkan Kegiatan yang Diusulkan
2 Pembayaran Hibah Berdasarkan Pelaksanaan Kegiatan
3 Peruntukan Dana Hibah
4 Perhitungan Dana Hibah yang Dapat Dicairkan
23 D. Bantuan Teknis
1 Jenis Bantuan Teknis
2 Teknis Pelaksanaan
24 E. Persyaratan Bagi Pemerintah Daerah yang Mengikuti Program Hibah
25 F. Organisasi Pengelola
1 Central Project Management Unit (CPMU)
2 Provincial Project Management Unit (PPMU)
3 Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP)
4 Project Implementation Unit (PIU)
5 Organisasi Perangkat Daerah (OPD)
6 Tim Konsultan

Pedoman Pengelolaan
Program Hibah Australia-Indonesia 5
untuk Pembangunan Sanitasi Tahap II
29 G. Survei Kesiapan, Baseline dan Verifikasi
1 Kegiatan Analisa Usulan Program
2 Baseline Survey
3 Kegiatan Oversight
4 Verifikasi Pelaksanaan Kegiatan
5 Reviu Verifikasi
34 H. Tata Cara Pelaksanaan Program Australia Indonesia untuk Pembangunan
Sanitasi Tahap II
1 Mekanisme Hibah
2 Mekanisme Pengusulan Calon Penerima Hibah
3 Mekanisme Pelaksanaan
4 Mekanisme Permintaan Pencairan Dana Hibah
5 Pencairan Dana Program Hibah
6 Kelengkapan Dokumen yang Harus Dilampirkan
39 I. Pelaporan, Pemantauan, dan Evaluasi
40 J. Skema/Bagan Alur
43 K. Peningkatan peran Pemerintah Daerah dalam mendukung pelaksanaan
program
49 L. Format Surat Kelengkapan Dokumen
63 M. Gambar dan Spesifikasi Teknis

6 Pedoman Pengelolaan
Program Hibah Australia-Indonesia
untuk Pembangunan Sanitasi Tahap II
Singkatan

AMDAL : Analisa Mengenai Dampak Lingkungan PAD : Pendapatan Asli Daerah

: Anggaran Pendapatan dan Belanja


APBD PD : Perusahaan Daerah
Daerah
: Anggaran Pendapatan dan Belanja PIU : Project Implementation Unit
APBD-P
Daerah Perubahan
: Anggaran Pendapatan dan Belanja : Pengembangan Penyehatan
APBN PPLP
Negara Lingkungan Permukiman

BLUD : Badan Layanan Umum Daerah PPKD : Pejabat Pengelola Keuangan Daerah

: Badan Pengawasan Keuangan dan PPMU : Provincial Project Management Unit


BPKP
Pembangunan
: Percepatan Pembangunan Sanitasi
CPMU : Central Project Management Unit PPSP
Permukiman

DAK : Dana Alokasi Khusus RKA : Rencana Kerja Anggaran

DAU : Dana Alokasi Umum RKUD : Rekening Kas Umum Daerah

DBH : Dana Bagi Hasil


RKUN : Rekening Kas Umum Negara
DED : Detail Engineering Design
: Rencana Program Investasi Jangka
RPIJM
Menengah
DFAT : Department of Foreign Affair and Trade
: Australia Indonesia Infrastructure Grant
: Direktorat Jenderal Cipta Karya for Sanitation (Hibah Australia-
DJCK sAIIG
(Kementerian PUPR) Indonesia untuk Pembangunan
Sanitasi)
: Direktorat Jenderal Perimbangan
DJPK
Keuangan (Kementerian Keuangan) SK : Surat Keputusan

DPA : Dokumen Pelaksanaan Anggaran SP2D : Surat Perintah Pencairan Dana

IC : Inspection Chamber (Bak Inspeksi) : Sistem Pengelolaan Air Limbah


SPALD-T
Domestik Terpusat
: Instalasi Pengolahan Air Limbah
IPALD
Domestik
SPM : Surat Perintah Membayar
IPLT : Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja
SPPh : Surat Persetujuan Penerusan Hibah
: Kerjasama Indonesia Australia untuk
KIAT
Infrastruktur SR : Sambungan Rumah
MBR : Masyarakat Berpenghasilan Rendah
SSK : Strategi Sanitasi Kabupaten/Kota
MCK : Mandi Cuci Kakus
TAPD : Tim Anggaran Pemerintah Daerah
MPS : Memorandum Program Sanitasi
UKL : Upaya Pengelolaan Lingkungan
OPD : Organisasi Perangkat Daerah UPL : Upaya Pemantauan Lingkungan

PPH : Perjanjian Penerusan Hibah UPTD : Unit Pelaksana Teknis Daerah

Pedoman Pengelolaan
Program Hibah Australia-Indonesia 7
untuk Pembangunan Sanitasi Tahap II
Peristilahan

Pemerintah Daerah Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten, atau Pemerintah


Kota

Perjanjian Penerusan Perjanjian penerusan hibah antara Pemerintah Pusat cq.


Hibah Menteri Keuangan atau kuasanya dengan Kepala Daerah untuk
pelaksanaan kegiatan yang didanai dari hibah luar negeri

Donor/Lender Lembaga Multilateral atau Bilateral

Program Hibah Program Hibah Australia-Indonesia untuk Pembangunan


Sanitasi Tahap II

8 Pedoman Pengelolaan
Program Hibah Australia-Indonesia
untuk Pembangunan Sanitasi Tahap II
Surat Edaran

Pedoman Pengelolaan
Program Hibah Australia-Indonesia 9
untuk Pembangunan Sanitasi Tahap II
Kepada Yth.:
Para Bupati/Walikota
di-
Tempat
SURAT EDARAN
NOMOR: 11/SE/DC/2018

TENTANG

PEDOMAN PENGELOLAAN
PROGRAM HIBAH AUSTRALIA-INDONESIA UNTUK PEMBANGUNAN SANITASI (sAIIG)
TAHAP II

A. Umum
Pemerintah pusat mempunyai komitmen untuk mendorong pemerintah daerah dalam
pembangunan bidang sanitasi khususnya dalam bidang air limbah dalam kurun waktu lima
tahun terakhir seiring dengan pemenuhan RPJMN 2015–2019 dan agenda pembangunan
global universal access melalui penyediaan akses sanitasi layak. Untuk mendukung pencapaian
agenda nasional dan global tersebut, maka Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat melalui Direktorat Jenderal Cipta Karya telah menggagas suatu gerakan pencapaian
100-0-100, yang diantaranya adalah pencapaian akses sanitasi layak 100% di akhir tahun 2019.

Dukungan dari pemerintah kabupaten/kota terhadap pembangunan sanitasi berkelanjutan


telah dimulai melalui Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) yang
pelaksanaannya dilakukan secara masif, sinergis dan komprehensif serta menghasilkan
profil kondisi sanitasi, Strategi Sanitasi Kabupaten/Kota (SSK) hingga Memorandum
Program Sanitasi (MPS) yang berisi indikasi program jangka menengah yang dibutuhkan
oleh kabupaten/kota dalam pembangunan sektor sanitasi.

Disamping itu, dalam mendukung percepatan dan perluasan akses sanitasi yang layak
tersebut, Pemerintah Indonesia juga telah bekerjasama dengan dunia internasional,
diantaranya dengan Pemerintah Australia melalui Hibah Australia Indonesia untuk
Pembangunan Sanitasi (sAIIG) Tahap I sebesar AUD 40 juta. Selanjutnya dalam rangka

10 Pedoman Pengelolaan
Program Hibah Australia-Indonesia
untuk Pembangunan Sanitasi Tahap II
meningkatkan efektivitas pelaksanaan program hibah sAIIG dilakukan modifikasi terhadap
perubahan dalam besaran komponen hibah, mekanisme pelaksanaan program hingga
bentuk bantuan teknis dari komite yang dibentuk oleh Pemerintah Australia yaitu Kerjasama
Indonesia Australia untuk Infrastruktur (KIAT) dalam meningkatkan kapasitas kelembagaan
dan perluasan akses sanitasi yang berkelanjutan yang dikenal sebagai hibah sAIIG tahap II.

Berdasarkan hal tersebut di atas, untuk melaksanakan Program Hibah Australia-Indonesia


untuk Pembangunan Sanitasi (sAIIG) Tahap II perlu disusun Surat Edaran Direktur Jenderal
Cipta Karya tentang Pedoman Pengelolaan Program Hibah Australia-Indonesia untuk
Pembangunan Sanitasi Tahap II.

B. Dasar Pembentukan
1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2003 Nomor 4286);
2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 4355);
3. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 4438);
4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 5587), sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang
Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-undang Nomor 23 Tahun
2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015
Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2012 tentang Hibah Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2012 Nomor 5272);
6. Peraturan Presiden Nomor 185 Tahun 2014 tentang Percepatan Penyediaan Air Minum
dan Sanitasi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 389);
7. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional Tahun 2015-2019 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 3);
8. Keputusan Presiden Nomor 97/TPA Tahun 2016 tentang Pemberhentian dan
Pengangkatan Dari dan Dalam Jabatan Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat;

Pedoman Pengelolaan
Program Hibah Australia-Indonesia 11
untuk Pembangunan Sanitasi Tahap II
9. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 224/PMK.07/2017 tentang Hibah dari Pemerintah
Pusat kepada Pemerintah Daerah;
10. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 15/PRT/M/2015
Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pekerjaan Umum Dan Perumahan
Rakyat (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 881);
11. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 04/PRT/M/2017
Tentang Penyelenggaraan Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik.

C. Maksud dan Tujuan


Surat Edaran ini dimaksudkan untuk menjadi acuan dalam pelaksanaan Program Hibah
Australia-Indonesia untuk Pembangunan Sanitasi (sAIIG) Tahap II melalui sumber pendanaan
yang berasal dari Hibah Luar Negeri dengan pendekatan kinerja yang terukur (output based).

Tujuan Surat Edaran ini yaitu untuk meningkatkan akses aman sanitasi layak melalui
penerusan hibah dari Pemerintah Australia melalui Pemerintah Pusat kepada Pemerintah
Daerah sebagai insentif dalam pelaksanaan peran dan tanggung jawabnya untuk
menyelenggarakan penyediaan pelayanan sanitasi.

D. Ruang Lingkup
Ruang lingkup Surat Edaran ini meliputi pengelolaan Program Hibah Australia-Indonesia
untuk Pembangunan Sanitasi (sAIIG) Tahap II.

E. Program Hibah Australia-Indonesia untuk Pembangunan Sanitasi (sAIIG) Tahap II


Program Hibah Australia-Indonesia untuk Pembangunan Sanitasi (sAIIG) Tahap II merupakan
penerusan hibah dari Pemerintah Australia melalui Pemerintah Pusat kepada Pemerintah
Daerah dengan pendekatan kinerja terukur (output based), dimana Pemerintah Daerah
diwajibkan melakukan investasi terlebih dahulu untuk meningkatkan layanan sanitasi yang
layak, yang akan dilanjutkan dengan pencairan dana hibah dari Pemerintah Pusat kepada
Pemerintah Daerah setelah dilakukan verifikasi oleh Kementerian Teknis. Program Hibah
Australia-Indonesia untuk Pembangunan Sanitasi (sAIIG) Tahap II mempunyai keluaran yaitu
terbangun dan berfungsinya instalasi pengolahan air limbah domestik dan sambungan
rumah air limbah.

Ketentuan lebih rinci mengenai pelaksanaan Program Hibah Australia-Indonesia untuk


Pembangunan Sanitasi (sAIIG) Tahap II tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian
tidak terpisahkan dari Surat Edaran ini, yang meliputi:
1. Tujuan dan lingkup kegiatan;
2. Kriteria daerah penerima hibah;

12 Pedoman Pengelolaan
Program Hibah Australia-Indonesia
untuk Pembangunan Sanitasi Tahap II
3. Besaran dan peruntukan dana hibah;
4. Bantuan teknis;
5. Persyaratan bagi Pemerintah Daerah yang mengikuti program hibah;
6. Organisasi pengelola;
7. Survei kesiapan, baseline, dan verifikasi;
8. Tata cara pelaksanaan program hibah;
9. Pelaporan, pemantauan, dan evaluasi;
10. Skema/bagan alur;
11. Peningkatan peran Pemerintah Daerah dalam mendukung pelaksanaan program;
12. Format surat kelengkapan dokumen; dan
13. Gambar dan spesifikasi teknis.
F. Penutup
Surat Edaran Direktur Jenderal Cipta Karya ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Demikian atas perhatian Saudara disampaikan terima kasih.

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 30 Mei 2018

DIREKTUR JENDERAL CIPTA KARYA,

IR. SRI HARTOYO, DIPL, SE, ME


NIP. 195805311986031002

Tembusan disampaikan kepada Yth. :


1. Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat;
2. Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan;
3. Sekretaris Jenderal Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat;
4. Inspektur Jenderal Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat;
5. Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan, Kementerian Keuangan;
6. Deputi Bidang Pengembangan Regional, Bappenas; dan
7. Counselor for Infrastructure and Economic Governance, DFAT.

Pedoman Pengelolaan
Program Hibah Australia-Indonesia 13
untuk Pembangunan Sanitasi Tahap II
14 Pedoman Pengelolaan
Program Hibah Australia-Indonesia
untuk Pembangunan Sanitasi Tahap II
Lampiran

Pedoman Pengelolaan
Program Hibah Australia-Indonesia 15
untuk Pembangunan Sanitasi Tahap II
LAMPIRAN II
SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL CIPTA KARYA
NOMOR: 11/SE/DC/2018
TENTANG
PEDOMAN PENGELOLAAN
PROGRAM HIBAH AUSTRALIA-INDONESIA UNTUK
PEMBANGUNAN SANITASI TAHAP II

PROGRAM HIBAH AUSTRALIA-INDONESIA UNTUK PEMBANGUNAN SANITASI TAHAP II

A. Tujuan dan Lingkup Kegiatan


1. Tujuan Kegiatan
Program Hibah sAIIG Tahap II ini ditujukan untuk mempercepat pencapaian
pembangunan akses di bidang air limbah yang layak bagi masyarakat. Sasaran program
dari hibah sAIIG tahap II adalah kabupaten/kota yang telah mempunyai dokumen
perencanaan pengelolaan bidang sanitasi khususnya di sektor air limbah, berupa
dokumen SSK dan RPIJM Bidang ke-Cipta Karya-an, memiliki komitmen yang kuat,
serta kemampuan untuk memperluas dan meningkatkan akses pelayanan air limbah
bagi masyarakat di daerahnya.
2. Lingkup Kegiatan
Kegiatan Program Hibah sAIIG Tahap II yaitu penerusan hibah dari Pemerintah Australia
melalui Pemerintah Pusat kepada Pemerintah Daerah untuk membiayai pembangunan
sektor air limbah sesuai dengan syarat dan ketentuan teknis dari Direktorat Jenderal
Cipta Karya serta persyaratan lainnya terkait penyaluran dana hibah sesuai ketentuan
dari Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan, Kementerian Keuangan. Adapun
menu pada hibah sAIIG tahap II antara lain:
a. Pembangunan Instalasi Pengolahan Air Limbah Domestik (IPALD) termasuk
jaringan sampai dengan IC dan 10 Sambungan Rumah pilot
b. Perluasan cakupan pelayanan IPALD eksisting melalui pembangunan Sambungan
Rumah

16 Pedoman Pengelolaan
Program Hibah Australia-Indonesia
untuk Pembangunan Sanitasi Tahap II
Lingkup kegiatan program hibah ini mencakup beberapa tahap yang meliputi:

a. Tahap Persiapan
1. Pemerintah Pusat
a) Pendataan Pemerintah Daerah calon penerima hibah;
b) Penyusunan dan pengusulan kebutuhan anggaran tahunan;
c) Sosialisasi rencana program hibah kepada Pemerintah Daerah;
d) Penyiapan kriteria penilaian;
e) Penilaian dokumen usulan kegiatan yang akan dibiayai oleh program hibah;
f ) Penyiapan rencana alokasi hibah terhadap Pemerintah Daerah;
g) Penyampaian usulan Pemerintah Daerah calon penerima hibah dari
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat kepada Kementerian
Keuangan;
h) Pembahasan bersama atas usulan besaran hibah dan daftar nama Pemerintah
Daerah penerima hibah; dan
i) Penerbitan dokumen SPPh dan PPH.
2. Pemerintah Daerah
a) Pelaksanaan sosialisasi program kepada masyarakat;
b) Pelaksanaan koordinasi dengan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang
terkait dengan kegiatan hibah sAIIG tahap II;
c) Pendataan calon penerima manfaat;
d) Penyampaian dokumen usulan kegiatan dan kelengkapan persyaratan
penerima hibah;
e) Pengalokasian anggaran dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
(APBD) tahun pelaksanaan hibah;
f ) Penyusunan rencana anggaran tahunan sesuai dengan rencana penerimaan
hibah; dan
g) Penyusunan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA).

b. Tahap Pelaksanaan
1. Pemerintah Pusat
a) Pemeriksaan kelengkapan dokumen usulan dari aspek teknis bidang sanitasi;
b) Koordinasi pelaksanaan baseline terhadap kegiatan pembangunan IPALD dan
sambungan rumah di kabupaten/kota;
c) Koordinasi pelaksanaan verifikasi hasil pelaksanaan atas kegiatan
pembangunan IPALD dan jaringan sampai dengan IC dan penambahan SR di
kabupaten/kota;

Pedoman Pengelolaan
Program Hibah Australia-Indonesia 17
untuk Pembangunan Sanitasi Tahap II
d) Pemberian rekomendasi teknis oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat kepada Kementerian Keuangan atas hasil verifikasi
lapangan untuk kelayakan pencairan dana hibah; dan
e) Pelaksanaan monitoring dan evaluasi secara periodik.
2. Pemerintah Daerah
a) Penetapan pejabat Project Implementation Unit (PIU) yang bertanggung jawab
terhadap pelaksanaan Program Hibah sAIIG Tahap II;
b) Pencairan atas alokasi APBD;
c) Penyampaian data calon penerima manfaat Program Hibah sAIIG Tahap II ke
Direktorat Jenderal Cipta Karya;
d) Pendampingan proses pelaksanaan baseline survey, oversight, dan verifikasi;
e) Pelaksanaan pembangunan IPALD dan jaringan sampai dengan IC dan
sambungan rumah;
f ) Penyampaian permohonan verifikasi ke DJCK dan disertai data penerima
manfaat yang akan diajukan verifikasi;
g) Penyampaian surat permintaan penyaluran dana hibah dilampiri dokumen
terkait kepada Kementerian Keuangan; dan
h) Pelaksanaan pembinaan kelembagaan terhadap pengelola layanan sanitasi
dan sistem monitoring yang sudah terbangun.

c. Tahap Pencairan Dana Hibah


Proses pencairan dana diajukan oleh Kepala Daerah kepada Ditjen Perimbangan
Keuangan Kementerian Keuangan mengacu pada ketentuan PMK 224/PMK.07/2017.

B. Kriteria Daerah Penerima Hibah


1. Kriteria Pemerintah Daerah Penerima Hibah (Provinsi/Kabupaten/Kota) mencakup:
a. Memiliki dokumen Strategi Sanitasi Kabupaten/Kota (SSK) dan RPIJM bidang Cipta
Karya yang disetujui oleh Kepala Daerah masing-masing dan masih berlaku pada
tahun pelaksanaan program hibah ini;
b. Memiliki lahan untuk pembangunan IPALD dan jaringan sampai dengan IC;
c. Memiliki Institusi Pengelola Air Limbah, misalnya Dinas/OPD, UPTD, BLUD, atau
BUMD;
d. Memiliki atau siap membuat peraturan terkait pengelolaan air limbah domestik,
yang dapat berupa Peraturan Daerah atau Peraturan Bupati/Walikota;
e. Mempunyai Daftar Calon Penerima Manfaat; dan
f. Menyiapkan atau sudah memiliki DED IPALD.

18 Pedoman Pengelolaan
Program Hibah Australia-Indonesia
untuk Pembangunan Sanitasi Tahap II
2. Kriteria Masyarakat Penerima Manfaat antara lain:
a. Lingkungan hunian yang masyarakatnya belum memiliki Sambungan Rumah (SR)
dan IPALD atau sudah memiliki IPALD namun masih dapat dilakukan perluasan
jaringan; dan
b. Lingkungan hunian berlokasi pada wilayah administrasi kabupaten/kota peserta
program hibah dan bukan termasuk wilayah administrasi kabupaten/kota lain.

3. Kriteria Teknis IPALD


Kriteria teknis Instalasi Pengolahan Air Limbah Domestik (IPALD) terdiri dari:
a. Pembangunan IPALD sampai dengan bak inspeksi (Inspection Chamber) dan 10 SR
pilot untuk memastikan keberfungsian IPALD terbangun;
b. IPALD yang dibangun harus dapat mengolah air limbah domestik yang dialirkan
melalui sistem perpipaan, dimana air hasil pengolahan di IPALD yang dibuang ke
badan air permukaan diharapkan dapat memenuhi standar baku mutu air limbah
domestik sesuai dengan ketentuan yang berlaku; dan
c. IPALD yang dibangun sesuai dengan standar teknis yang diatur dalam Peraturan
Menteri PUPR Nomor 04/PRT/M/2017 tentang Penyelenggaraan Sistem
Pengelolaan Air Limbah Domestik.

4. Kriteria Teknis Sambungan Rumah


a. Sambungan Rumah dibangun merupakan bagian dari Sub Sistem Pelayanan
dalam komponen Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Terpusat (SPALD-T)
yang terdiri atas prasarana dan sarana untuk menyalurkan air limbah domestik dari
sumber melalui perpipaan ke Sub Sistem Pengumpulan; dan
b. Sambungan Rumah yang dibangun harus dapat menampung buangan air mandi
dan cuci (grey water) serta buangan air kakus (black water) dengan mengacu pada
standar teknis yang diatur dalam Peraturan Menteri PUPR Nomor 04/PRT/M/2017
tentang Penyelenggaraan Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik.

5. Jenis Kegiatan
Kegiatan yang dapat dibiayai pada Program Hibah sAIIG Tahap II adalah kegiatan bidang
air limbah yang didanai melalui APBD maupun APBD–P (PAD, DAU, dan DBH).
Jenis kegiatan yang dapat dibiayai oleh dana hibah sAIIG tahap II :
a. Pembangunan sistem pengelolaan air limbah domestik terpusat (SPALD-T) skala
permukiman minimal untuk 150 KK per sistem;
b. Pekerjaan ini harus menghasilkan sistem yang lengkap, terdiri dari: sub-sistem
pelayanan, sub-sistem pengumpulan, dan sub-sistem pengolahan terpusat; dan

Pedoman Pengelolaan
Program Hibah Australia-Indonesia 19
untuk Pembangunan Sanitasi Tahap II
c. Pembangunan sambungan rumah (SR) yang akan dihubungkan dengan sistem air
limbah domestik terpusat skala permukiman atau skala kota yang sudah ada.

C. Besaran dan Peruntukan Dana Hibah


Besaran dan mekanisme dana hibah sAIIG tahap II telah ditetapkan oleh Pemerintah Pusat
beserta pihak donor:

1. Penentuan Besaran Dana Hibah Berdasarkan Kegiatan yang Diusulkan


Dana hibah akan diberikan berdasarkan IPALD dan SR yang dibangun dan berfungsi.
Besaran dana hibah ini akan akan dihitung dengan ketentuan sebagai berikut:

a. Pembangunan IPALD dan Jaringan sampai dengan IC (Inspection Chamber) dan 10 SR


Pilot

Desain IPALD (Jumlah SR) x Harga Satuan IPALD x 50%

Acuan batas atas harga satuan IPALD yang ditentukan dalam Program Hibah sAIIG
Tahap II ini adalah sebesar Rp. 13.000.0001,- /sambungan rumah. Apabila harga
satuan IPALD yang diusulkan oleh Pemerintah Daerah < Rp. 13.000.000,- maka
penentuan besaran hibah menggunakan harga satuan usulan
b. Penambahan SR
Untuk setiap SR yang terbangun dan berfungsi dengan baik, besaran nilai hibah
adalah Rp. 6.000.000,-/SR

2. Pembayaran Hibah Berdasarkan Pelaksanaan Kegiatan

Jumlah hibah akan dibayarkan berdasarkan hasil verifikasi atas pelaksanaan


pembangunan yang telah disetujui selama waktu pelaksanaan program dengan
ketentuan sebagai berikut:

a. Jumlah hibah yang akan dibayarkan maksimum sebesar jumlah hibah yang telah
ditetapkan dalam PPH selama periode pelaksanaan Program Hibah sAIIG Tahap II;
b. Jumlah hibah yang akan dibayarkan dihitung berdasarkan:
• 50% dari biaya yang direalisasikan (sesuai dengan nilai kontrak kepada pihak
ketiga) untuk melaksanakan konstruksi IPALD dan jaringan sampai dengan IC
1)
Acuan batas atas harga satuan IPALD dan jaringan sampai dengan IC dan 10 SR pilot berdasarkan besaran rata-
rata nilai konstruksi pada 34 provinsi yang dilaksanakan oleh Direktorat Pengembangan Penyehatan Lingkungan
Permukiman (Dit PPLP), Direktorat Jenderal Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

20 Pedoman Pengelolaan
Program Hibah Australia-Indonesia
untuk Pembangunan Sanitasi Tahap II
termasuk 10 SR pilot ditambah dengan jumlah Sambungan Rumah (SR) baru
yang telah dibangun dan berfungsi dikurangi 10 SR pilot, dan/atau;
• Setiap jumlah Sambungan Rumah (SR) baru yang telah dibangun dan
berfungsi.
c. Untuk setiap akhir tahun anggaran akan dilaksanakan evaluasi terhadap kinerja
pembangunan/pemasangan serta kinerja pencairan dari infrastruktur yang telah
dibangun di tahun berjalan; dan
d. Hasil evaluasi terhadap kinerja tersebut menjadi pertimbangan untuk mengalihkan
dana hibah yang tidak diserap kepada Pemerintah Daerah lainnya yang memenuhi
kriteria yang telah ditetapkan.

3. Peruntukan Dana Hibah


a. Dana hibah yang diberikan merupakan insentif atas biaya investasi yang telah
dikeluarkan oleh Pemerintah Daerah untuk pembangunan sistem pengelolaan air
limbah sampai penerima manfaat memperoleh pelayanan air limbah; dan
b. Dana hibah yang diterima Pemerintah Daerah selanjutnya diharapkan dialokasikan
kembali untuk pembangunan prasarana dan sarana air limbah yang dinyatakan
dalam APBD kabupaten/kota melalui Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang
terkait.

4. Perhitungan Dana Hibah yang Dapat Dicairkan

Contoh Perhitungan I
Kabupaten A mengajukan pembangunan IPALD dengan kapasitas 180 KK
dan 180 SR, dengan pagu sebesar Rp. 2,7 Miliar (Rp 15 juta/SR) sehingga
besaran dana hibah yang akan dituangkan dalam SPPh sebesar:
(i) Nilai konstruksi IPALD (termasuk IC dan 10 SR pilot)
180 x Rp.13.000.000 x 50% = Rp. 1.170.000.000,-
(ii) Nilai SR (180 SR yg akan dibangun -10 SR pilot)
170 x Rp. 6.000.000 = Rp. 1.020.000.000,-
Maka maksimal total nilai hibah yang akan tertuang dalam SPPh untuk
Kabupaten A :
(i)+ (ii) = Rp. 1.170.000.000 + Rp. 1.020.000.000
= Rp. 2.190.000.000,-

Pedoman Pengelolaan
Program Hibah Australia-Indonesia 21
untuk Pembangunan Sanitasi Tahap II
Setelah dilaksanakan proses pengadaan barang dan jasa maka biaya
konstruksi IPALD (sesuai nilai kontrak dengan pihak ketiga) adalah Rp.
2,61 Miliar (Rp 14,5 juta/SR) maka maksimal nilai hibah yang akan diterima
sebesar:

i) Nilai konstruksi IPALD (termasuk IC dan 10 SR pilot)


180 x Rp.13.000.000 x 50% = Rp. 1.170.000.000,-
(ii) Nilai SR (180 SR yg akan dibangun -10 SR pilot)
170 x Rp. 6.000.000 = Rp. 1.020.000.000,-
Maka maksimal total nilai hibah yang akan diterima oleh Kabupaten A :
(i)+ (ii) = Rp. 1.170.000.000 + Rp. 1.020.000.000
= Rp. 2.190.000.000,-

Contoh Perhitungan II

Kabupaten mengajukan pembangunan IPALD dengan kapasitas 180 KK


dan 180 SR, dengan pagu sebesar Rp. 2,34 Miliar (Rp 13 juta/SR) sehingga
besaran dana hibah yang akan dituangkan dalam SPPh sebesar:
(i) Nilai konstruksi IPALD (termasuk IC dan 10 SR pilot)
180 x Rp.13.000.000 x 50% = Rp. 1.170.000.000,-
(ii) Nilai SR (180 SR yg akan dibangun -10 SR pilot)
170 x Rp. 6.000.000 = Rp. 1.020.000.000,-
Maka maksimal total nilai hibah yang akan tertuang dalam SPPh untuk
Kabupaten B :
(i)+ (ii) = Rp. 1.170.000.000 + Rp. 1.020.000.000
= Rp. 2.190.000.000,-

Setelah dilaksanakan proses pengadaan barang dan jasa maka biaya


konstruksi IPALD (sesuai nilai kontrak dengan pihak ketiga) adalah Rp.
2,16 Miliar (Rp 12 juta/SR) maka maksimal nilai hibah yang akan diterima
sebesar:

22 Pedoman Pengelolaan
Program Hibah Australia-Indonesia
untuk Pembangunan Sanitasi Tahap II
(i) Nilai konstruksi IPALD (termasuk IC dan 10 SR pilot)
180 x Rp.12.000.000 x 50% = Rp. 1.080.000.000,-
(ii) SR (180 SR yg akan dibangun - 10 SR pilot)
170 x Rp. 6.000.000 = Rp. 1.020.000.000,-

Maka maksimal total nilai hibah yang akan diterima oleh Kabupaten B :
(i)+ (ii) = Rp. 1.080.000.000 + Rp. 1.020.000.000
= Rp. 2.100.000.000,-

Contoh Perhitungan III

Kabupaten C akan melakukan pembangunan 300 SR maka maksimal nilai


hibah yang akan diterima sebesar:
Nilai SR (300 SR)
300 x Rp. 6.000.000,- = Rp. 1.800.000.000,-

Perhitungan nilai hibah yang akan diberikan dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Pembangunan IPALD dan jaringan sampai dengan IC (Inspection Chamber) dan SR
• Apabila harga satuan untuk pembangunan IPALD dan jaringan sampai dengan
IC dan 10 SR pilot > Rp. 13.000.000,-/KK, maka nilai hibah adalah sebesar 50%
dari perhitungan desain IPALD (KK) dengan harga satuan Rp. 13.000.000,-/KK;
• Apabila harga satuan untuk pembangunan IPALD dan jaringan sampai dengan
IC dan 10 SR pilot < Rp. 13.000.000,-/KK, maka nilai hibah adalah sebesar 50%
dari biaya konstruksi IPALD;
b. Penambahan SR
Jumlah hibah yang akan dibayarkan dihitung berdasarkan jumlah Sambungan
Rumah (SR) baru yang telah dibangun dan berfungsi sebesar Rp. 6.000.000,-/SR.

D. Bantuan Teknis
Bantuan teknis akan diberikan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
kepada Pemerintah Daerah peserta Program Hibah dengan dukungan donor. Penjelasan
mengenai jenis bantuan teknis dan teknis pelaksanaan adalah sebagai berikut:

Pedoman Pengelolaan
Program Hibah Australia-Indonesia 23
untuk Pembangunan Sanitasi Tahap II
1. Jenis Bantuan Teknis
a. Kegiatan Persiapan (Preparation), yang meliputi:
• Sosialisasi Program di tingkat kabupaten/kota;
• Reviu terhadap kondisi IPALD yang telah dibangun, jaringan eksisting dan
yang sedang dibangun termasuk idle capacity-nya;
• Reviu kondisi kelembagaan dari institusi/OPD yang membidangi sanitasi di
kabupaten/kota; dan
• Reviu terhadap kesiapan DPA/RKA yang telah ditandatangani oleh TAPD (Tim
Anggaran Pemerintah Daerah).
b. Kegiatan Penilaian (Appraisal), yang meliputi:
• Pendampingan kepada Pemerintah Daerah dalam penyusunan DED; dan
• Reviu atas DED yang sudah disusun oleh pemerintah daerah.
c. Kegiatan Pendampingan (Oversight), yang meliputi:
• Pendampingan dan pemberian advis teknis kepada pemerintah daerah
sepanjang masa pelaksanaan konstruksi;
• Pelaksanaan sosialisasi program di tingkat masyarakat, penjaringan minat
calon pelanggan baru, dan pendampingan kepada masyarakat penerima
hibah dalam rangka pemeliharaan infrastruktur terbangun; dan
• Pengkajian terhadap kemampuan masyarakat penerima hibah untuk
membayar tarif retribusi pelayanan air limbah.
d. Kegiatan baseline survey; dan
e. Kegiatan verifikasi pelaksanaan.

2. Teknis Pelaksanaan
Teknis pelaksanaan pemberian bantuan teknis kepada Pemerintah Daerah akan
dilaksanakan secara intensif untuk masing–masing organisasi perangkat daerah yang
membidangi sanitasi di kabupaten/kota penerima Program Hibah sAIIG Tahap II dalam
bentuk pendampingan tenaga ahli teknis dan sosial ekonomi.

E. Persyaratan Bagi Pemerintah Daerah yang Mengikuti Program Hibah


1. Menyampaikan surat pernyataan minat dari Pemerintah Daerah kepada Pemerintah
Pusat untuk mengikuti Program Hibah sAIIG Tahap II;
2. Menyampaikan salinan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) kegiatan pembangunan
IPALD dan jaringan sampai dengan IC dan/atau penambahan SR yang direncanakan;
3. Untuk kegiatan pembangunan IPALD, harus memiliki dokumen perencanaan teknis
(DED) untuk IPALD dan jaringan sampai dengan IC dan 10 SR pilot yang akan dibangun;
4. Untuk kegiatan penambahan SR, harus menyampaikan surat pernyataan idle capacity
dari Pemerintah Daerah kepada Pemerintah Pusat;

24 Pedoman Pengelolaan
Program Hibah Australia-Indonesia
untuk Pembangunan Sanitasi Tahap II
5. Menyampaikan daftar calon penerima manfaat;
6. Memiliki lembaga/instansi yang ditunjuk untuk mengelola fasilitas/prasarana air limbah
yang akan dibangun (misalnya dinas/OPD, UPTD, BLUD, BUMD atau PD);
7. Menyampaikan jadwal rencana pelaksanaan pembangunan IPALD dan jaringan sampai
dengan IC dan 10 SR pilot dan/atau penambahan SR;
8. Bersedia menyelesaikan keseluruhan pembangunan IPALD dan jaringan sampai dengan
IC dan 10 SR pilot dan/atau penambahan SR paling lambat akhir bulan Desember tahun
2019;
9. Bersedia mendampingi pelaksanaan baseline survey, oversight, dan verifikasi;
10. Pemerintah Daerah bersedia menerapkan prinsip-prinsip tata kelola pemerintahan yang
baik, termasuk koordinasi lintas sektor untuk mengkoordinasikan beberapa komponen
kegiatan seperti sosialisasi kepada masyarakat, pembinaan kelembagaan pengelola
layanan, dan monitoring sistem terbangun dengan perangkat daerah terkait; dan
11. Pemerintah daerah bersedia menerapkan pendekatan kesetaraan gender dalam
penyelenggaraan Program Hibah sAIIG Tahap II dan dinyatakan dalam surat pernyataan
minat.

F. Organisasi Pengelola
1. Central Project Management Unit (CPMU)
Central Project Management Unit (CPMU) Program Hibah Air Minum dan Sanitasi
ditetapkan berdasarkan SK Direktur Jenderal Cipta Karya. Tugas CPMU adalah sebagai
berikut:
a. Melaksanakan koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan program lintas instansi di
tingkat pusat, provinsi dan kabupaten/kota pada pelaksanaan Program Hibah Air
Minum dan Sanitasi Bantuan Pemerintah Australia;
b. Mengkoordinasikan dengan KIAT dan Pemerintah Daerah untuk pelaksanaan
kegiatan baseline survey kepada seluruh calon penerima manfaat di masing–masing
kabupaten/kota sesuai dengan Surat Persetujuan Penerusan Hibah (SPPh) yang
dikeluarkan oleh Kementerian Keuangan c.q. Direktorat Jenderal Perimbangan
Keuangan;
c. Memfasilitasi Pemerintah Daerah dalam penyelenggaraan Program Hibah sAIIG
Tahap II mulai dari tahap persiapan, pelaksanaan, hingga tahap pencairan hibah;
d. Mengkoordinasikan dengan KIAT pelaksanaan verifikasi hasil pembangunan IPALD
dan jaringan sampai dengan IC dan penambahan SR;
e. Melakukan koordinasi dengan BPKP terkait pelaksanaan reviu terhadap hasil
verifikasi yang dilaksanakan oleh konsultan;

Pedoman Pengelolaan
Program Hibah Australia-Indonesia 25
untuk Pembangunan Sanitasi Tahap II
f. Memberikan rekomendasi teknis untuk kelayakan pencairan dana hibah masing-
masing kabupaten/kota kepada Kementerian Keuangan berdasarkan berita acara
verifikasi yang dilaporkan oleh PPMU dan hasil reviu BPKP; dan
g. Melakukan koordinasi pelaksanaan, monitoring dan evaluasi program di provinsi
dan kabupaten/kota bersama dengan wakil ketua CPMU, PPMU dan PIU.

2. Provincial Project Management Unit (PPMU)


Provincial Project Management Unit (PPMU) ditetapkan berdasarkan SK Direktur Jenderal
Cipta Karya dan bertugas untuk:
a. Berkoordinasi dengan PIU di masing-masing kabupaten/kota dalam pengelolaan
Program Hibah sAIIG Tahap II;
b. Melakukan monitoring progress pelaksanaan fisik dan keuangan program hibah di
tingkat provinsi;
c. Membantu CPMU dalam pelaksanakan baseline survey, oversight, dan verifikasi;
dan
d. Menyampaikan laporan hasil verifikasi kepada CPMU.

3. Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP)


BPKP dalam hal ini Direktorat Pengawasan Pinjaman dan Bantuan Luar Negeri (PBLN) di
bawah Deputi Pengawasan Instansi Pemerintah Bidang Perekonomian dan Kemaritiman
merupakan institusi yang akan melaksanakan pengawasan pelaksanaan Program Hibah
sAIIG Tahap II, dengan tugas sebagai berikut:
a. Tim BPKP (Direktorat Pengawasan Pinjaman dan Bantuan Luar Negeri (PBLN) selaku
Perencana dan Pengendali dan Perwakilan BPKP Provinsi) melaksanakan reviu atas
laporan pelaksanaan verifikasi;
b. Tim BPKP melaksanakan uji petik terhadap IPALD terbangun dan SR terpasang
yang lolos verifikasi pada Berita Acara Verifikasi yang diterbitkan oleh konsultan
verifikasi untuk dinilai kelayakannya sesuai persyaratan dan kriteria teknis yang
dipersyaratkan selama masa pelaksanaan program; dan
c. Tim perwakilan BPKP provinsi melaporkan hasil reviu pelaksanaan verifikasi
kepada:
• Tim Rendal untuk dilakukan Konsolidasi Laporan; dan
• Tembusan Laporan disampaikan kepada PPMU.
Laporan Konsolidasi hasil reviu dari seluruh perwakilan BPKP provinsi disampaikan oleh
tim Rendal kepada CPMU.

26 Pedoman Pengelolaan
Program Hibah Australia-Indonesia
untuk Pembangunan Sanitasi Tahap II
4. Project Implementation Unit (PIU)
Project Implementation Unit (PIU) adalah Pejabat yang ditetapkan berdasarkan SK
Kepala Daerah dan bertugas untuk membantu Kepala Daerah melaksanakan tugas dan
kewajibannya dalam pelaksanaan Program Hibah sAIIG Tahap II, antara lain:
a. Mengkoordinasikan penyampaian surat minat dan dokumen kelengkapan lainnya;
b. Menyampaikan rencana komprehensif dan rencana tahunan program hibah;
c. Menyiapkan surat penyampaian data calon penerima manfaat berikut daftar
masyarakat penerima manfaat Program Hibah sAIIG Tahap II ke CPMU;
d. Menyampaikan surat pernyataan penyelesaian konstruksi fisik Program Hibah
sAIIG Tahap II dan permohonan verifikasi ke CPMU, ditembuskan ke PPMU, disertai
data masyarakat penerima manfaat yang akan diajukan untuk diverifikasi;
e. Menyiapkan surat permohonan pelaksanaan reviu verifikasi Program Hibah sAIIG
Tahap II kepada BPKP Perwakilan Provinsi;
f. Menyusun dan mengirimkan laporan progress triwulan kepada PPMU, CPMU dan
Kementerian Keuangan cq. DJPK yang terdiri dari laporan kemajuan pelaksanaan
kegiatan dan laporan realisasi dana;
g. Menyusun laporan akhir pelaksanaan program; dan
h. Melaksanakan rapat koordinasi pelaksanaan Program Hibah sAIIG Tahap II setiap
2 bulan dengan Kelompok Kerja (Pokja) Air Minum dan Penyehatan Lingkungan
(AMPL)/Sanitasi atau kelompok kerja terkait lainnya dan stakeholders terkait lainnya
di kabupaten/kota mengenai pelaksanaan, pemantauan, termasuk penyampaian
progres pelaksanaan Program Hibah sAIIG Tahap II, dan evaluasi kegiatan ini.

5. Organisasi Perangkat Daerah (OPD)


Organisasi Perangkat Daerah (OPD) merupakan institusi yang akan melaksanakan
kegiatan Program Hibah sAIIG Tahap II di kabupaten/kota, dengan tugas sebagai
berikut :
a. Menyusun rencana komprehensif sampai dengan berakhirnya masa konstruksi
dalam Program Hibah sAIIG Tahap II dan rencana tahunan pelaksanaan kegiatan
Program Hibah sAIIG Tahap II untuk disampaikan kepada PIU;
b. Melaksanakan kegiatan pembangunan IPALD dan jaringan sampai dengan IC dan/
atau penambahan SR sesuai dengan kriteria sebagaimana tercantum pada poin
kriteria teknis di atas;
c. Memfasilitasi pelaksanaan baseline survey, oversight, dan verifikasi;

Pedoman Pengelolaan
Program Hibah Australia-Indonesia 27
untuk Pembangunan Sanitasi Tahap II
d. Menyusun laporan progres fisik dan keuangan bulanan atas pelaksanaan Program
Hibah sAIIG Tahap II baik melalui format pelaporan maupun melalui SIM (Sistem
Informasi Manajemen) Program Hibah Air Minum dan Sanitasi yang dilaksanakan
oleh Pejabat Sistem Informasi Manajemen (Pj-SIM) yang telah ditunjuk di masing–
masing OPD;
e. Setelah tahapan pekerjaan selesai dilaksanakan, menyampaikan laporan pekerjaan
selesai tersebut kepada PIU untuk dilakukan verifikasi; dan
f. Membuat laporan akhir penyelesaian Program Hibah sAIIG Tahap II.

6. Tim Konsultan
Tim konsultan dalam rangka mendukung program ini terdiri dari:
a. Tim konsultan Preparation, Appraisal, and Oversight yang dibiayai oleh Donor
1. Konsultan Preparation, bertugas untuk mendampingi Pemerintah Daerah dalam
melaksanakan sosialisasi program di tingkat kabupaten/kota, melaksanakan
reviu terhadap kondisi IPALD yang telah dibangun, jaringan eksisting dan
yang sedang dibangun termasuk idle capacity-nya, serta daftar calon penerima
manfaat; melaksanakan reviu terhadap kondisi kelembagaan dari institusi/
OPD yang membidangi sanitasi di kabupaten/kota serta melaksanakan reviu
terhadap kesiapan DPA/RKA yang telah ditandatangani oleh TAPD;
2. Konsultan Appraisal, bertugas membantu CPMU untuk menganalisa usulan
program, pendampingan penyusunan, dan reviu DED; dan
3. Konsultan yang bertugas secara penuh di masing–masing kabupaten/kota
penerima hibah sAIIG tahap II, minimal sebanyak 2 (dua) orang dengan
penugasan antara lain:
• Tenaga Teknis, bertugas untuk melaksanakan pendampingan dan
pemberian advis teknis kepada institusi atau organisasi perangkat daerah
yang membidangi sanitasi pada saat pelaksanaan konstruksi; dan
• Tenaga Sosial Ekonomi, yang bertugas untuk melakukan sosialisasi
program di tingkat masyarakat khususnya penerima hibah, menjaring
calon pelanggan baru, meningkatkan partisipasi warga dalam
pemeliharaan infrastruktur terbangun termasuk merumuskan besaran
tarif retribusi pengolahan air limbah yang terjangkau bagi masyarakat
penerima manfaat.
Ketiga konsultan ini ditunjuk dan dibiayai oleh KIAT.
b. Tim konsultan Manajemen dan Technical Advisory
Konsultan ini bertugas untuk mendampingi CPMU dalam melaksanakan tugas-
tugasnya sepanjang periode pelaksanaan Program Hibah sAIIG Tahap II.

28 Pedoman Pengelolaan
Program Hibah Australia-Indonesia
untuk Pembangunan Sanitasi Tahap II
c. Tim Konsultan Baseline Survey, Oversight, dan Verifikasi.
Konsultan ini bertugas:
1) Melaksanakan baseline survey terhadap target output serta daftar calon
penerima manfaat setiap tahunnya berdasarkan target output serta besaran
alokasi hibah yang tertera dalam PPH;
2) Melaksanakan verifikasi pelaksanaan hasil pembangunan dan menyampaikan
hasilnya kepada CPMU; dan
3) Berkoordinasi dengan PPMU dan CPMU terkait hasil pelaksanaan baseline
survey dan verifikasi.
Konsultan baseline dan verifikasi ini ditunjuk dan dibiayai oleh KIAT.

G. Survei Kesiapan, Baseline dan Verifikasi


Penilaian kelayakan Pemerintah Daerah dalam mengikuti Program Hibah sAIIG Tahap II akan
dilakukan berdasarkan hasil kegiatan kesiapan program. Kemudian kegiatan baseline survey
akan digunakan untuk mengetahui situasi sebelum program dimulai. Sedangkan kelayakan
bagi peserta program hibah dalam mendapatkan pencairan dana hibah akan dilakukan
setelah proses verifikasi dilaksanakan. Penjelasan mengenai hal tersebut adalah sebagai
berikut:

1. Kegiatan Analisa Usulan Program


Program Hibah sAIIG Tahap II menggunakan Output Based, sehingga diperlukan analisa
kesiapan daerah sebelum dilaksanakannya program tersebut. Kegiatan ini dimaksudkan
untuk memastikan bahwa dokumen perencanaan dan dokumen anggaran yang telah
tersedia sejalan dengan SSK atau RPIJM Bidang ke-Cipta Karya-an di daerah, dan siap
untuk dilaksanakan sesuai tujuan Program Hibah sAIIG Tahap II.

Kegiatan analisa kesiapan ini akan dilakukan oleh Tim Preparation dan Tim Appraisal
Consultant dari KIAT, berkoordinasi dengan CPMU serta bekerja sama dengan Konsultan
Manajemen Teknis.

Lingkup tugas Tim Preparation meliputi :


a. Mendampingi Pemerintah Daerah dalam melaksanakan sosialisasi program di
tingkat Kabupaten/kota;
b. Melakukan identifikasi terhadap kondisi IPALD yang telah dibangun, jaringan
eksisting dan yang sedang dibangun termasuk idle capacity-nya, serta calon
penerima manfaat;

Pedoman Pengelolaan
Program Hibah Australia-Indonesia 29
untuk Pembangunan Sanitasi Tahap II
c. Melakukan reviu terhadap kondisi kelembagaan dari institusi/OPD yang
membidangi sanitasi di kabupaten/kota; dan
d. Melakukan reviu terhadap kesiapan dokumen anggaran daerah (DPA/RKA) yang
telah ditandatangani oleh TAPD.

Adapun lingkup tugas Tim Appraisal Consultant antara lain:


a. Membantu pemerintah daerah menyiapkan dan merencanakan teknis pelaksanaan
program/kegiatan;
b. Memeriksa dan memberikan advis teknis jika diperlukan terhadap DED dari IPALD
yang akan dibangun selambat-lambatnya sebelum diajukannya proses peminatan
dari Pemerintah Daerah;
c. Memeriksa kesiapan dokumen perencanaan dan data pendukung pelaksanaan
kegiatan penambahan sambungan rumah (SR); dan
d. Membantu upaya peningkatan kapasitas kelembagaan pengelola infrastruktur air
limbah dari aspek pemahaman terhadap sistem pengelolaan serta standar teknis
pembangunan infrastruktur air limbah kepada OPD pengelola kegiatan air limbah
di masing–masing kabupaten/kota penerima Program Hibah sAIIG Tahap II.

2. Baseline Survey
Kegiatan baseline bertujuan untuk mengetahui kondisi awal dari masyarakat calon
penerima manfaat sebelum intervensi program dilakukan. Informasi awal yang akan
dikumpulkan meliputi kegiatan property identification untuk mengetahui lokasi setiap
calon penerima manfaat, pengelolaan air limbah saat ini serta kondisi sosial ekonomi
masyarakat penerima manfaat.

Selain itu, kegiatan baseline juga bertujuan untuk mengetahui tingkat kinerja Pemerintah
Daerah dalam pembangunan sektor sanitasi yang mencakup aspek perencanaan,
penganggaran dan tata pemerintahan yang baik (good governance). Kedua kondisi
dasar (baseline) ini, baik di tingkat penerima manfaat maupun Pemerintah Daerah, akan
digunakan sebagai dasar bagi monitoring dan evaluasi pelaksanaan program hibah.

Kegiatan baseline akan dilakukan berdasarkan SPPh, target output, dan alokasi hibah
per tahun yang tertuang dalam PPH. Kegiatan ini akan dilaksanakan oleh tim konsultan
yang didanai oleh KIAT, berkoordinasi dengan CPMU dan PPMU. Tim Konsultan Baseline
akan bekerja sama dengan Tim Konsultan Appraisal khususnya dalam pengumpulan
data baseline yang terkait dengan kinerja Pemerintah Daerah.

30 Pedoman Pengelolaan
Program Hibah Australia-Indonesia
untuk Pembangunan Sanitasi Tahap II
Mengingat bahwa kegiatan Program Hibah sAIIG Tahap II ini menggunakan mekanisme
Output Based, maka diperlukan baseline survey sebelum dilaksanakan pembangunan
IPALD dan SR. Baseline Survey ini dilakukan untuk mengetahui jumlah dan posisi
penerima manfaat sebagai indikator input/masukan sebelum dilakukan pembangunan
IPALD dan SR di daerah penerima hibah. Selain mengetahui jumlah dan posisi (distribusi)
penerima manfaat, Baseline Survey juga dimaksudkan untuk mengetahui kondisi sosial
ekonomi masyarakat penerima manfaat dan kondisi pelayanan daerah penerima hibah.

Adapun lingkup tugas Tim Konsultan Baseline adalah:


a. Mengumpulkan data dan informasi dari penerima manfaat di setiap lokasi kegiatan
yang telah disetujui dengan metode survei yang relevan. Data mengenai property
identification akan dikumpulkan berdasarkan ukuran fisik di lapangan dan geo
tagging, termasuk observasi lapangan untuk melihat kesesuaian rencana target
(jumlah SR) dengan kondisi di lapangan;
b. Survey sosial ekonomi untuk mengumpulkan data berupa komposisi dan ukuran
rumah tangga, kondisi sosial ekonomi/tingkat kemiskinan, praktek sanitasi dan
hygiene, tingkat partisipasi perempuan dalam pembangunan sanitasi;
c. Mengumpulkan data dan informasi mengenai kualitas lingkungan terutama badan
air di lokasi program;
d. Mengumpulkan data dan informasi tentang tingkat kinerja Pemerintah Daerah
peserta program dalam pembangunan sektor sanitasi, termasuk di dalamnya
adalah data yang dapat digunakan untuk pengukuran indikator good governance
seperti transparansi, akuntabilitas, dan pelibatan partisipasi publik; dan
e. Membuat database yang terintegrasi untuk memudahkan kegiatan verifikasi dan
evaluasi program.

3. Kegiatan Pendampingan (Oversight)


Ruang lingkup tugas Konsultan Oversight adalah:
a. Selama fase konstruksi, personil dari Konsultan Oversight di masing–masing
kabupaten/kota akan membantu PIU dalam memberikan arahan teknis, memantau
pelaksanaan program, melakukan pendampingan kepada masyarakat, dengan
tujuan meningkatkan quality assurance;
b. Mengevaluasi Detail Engineering Design (DED) dari IPALD yang akan dibangun;
c. Memastikan bahwa pembangunan IPALD dan SR sudah dilakukan pada:
1) lokasi sesuai dengan data baseline survey;
2) lahan dengan luas yang mencukupi; dan
3) kesesuaian pelaksanaan pekerjaan dengan gambar DED.

Pedoman Pengelolaan
Program Hibah Australia-Indonesia 31
untuk Pembangunan Sanitasi Tahap II
d. Pendampingan pemantauan serta pemberian advis teknis terkait proses
konstruksi yang dilakukan agar dapat memenuhi standar dan kriteria teknis
yang dipersyaratkan termasuk pemakaian bahan/material, teknis konstruksi, dan
metode kerja yang baik;
e. Memantau proses pelaksanaan serta melaporkan pada CPMU bilamana ada
permasalahan yang mempengaruhi kemajuan kerja;
f. Mendampingi Pemerintah Daerah dalam mensosialisasikan program di tingkat
masyarakat, menjaring calon pelanggan baru, serta meningkatkan partisipasi
warga dalam pemeliharaan infrastruktur;
g. Mendampingi Pemerintah Daerah dalam merumuskan besaran tarif retribusi
pengolahan air limbah yang terjangkau bagi masyarakat penerima manfaat dan
mendukung operasional pengelolaan air limbah yang dilaksanakan oleh operator/
OPD yang ditunjuk; dan
h. Menyusun laporan kegiatan oversight yang berisi hasil pelaksanaan oversight dan
dokumentasi foto kepada CPMU.

4. Verifikasi Pelaksanaan Kegiatan


Kegiatan verifikasi akan dilaksanakan oleh tim konsultan verifikasi, untuk mendapatkan
rekomendasi kelayakan pembayaran Program Hibah sAIIG Tahap II. Verifikasi dilakukan
berdasarkan daftar penerima manfaat hasil baseline survey yang telah disetujui dan
dilaksanakan kegiatan konstruksinya. Adapun lingkup pelaksanaan verifikasi adalah
sebagai berikut:

a. Verifikasi dilakukan terhadap IPALD yang terbangun dan berfungsi berikut jaringan
hingga Bak Inspeksi (Inspection Chamber) serta jumlah SR yang terpasang (minimal
10 SR) dan dapat beroperasi;
b. Verifikasi terhadap pemenuhan standar teknis DJCK dan sesuai dengan DPA tahun
berjalan;
c. Penyusunan laporan kondisi prasarana yang telah dibangun dan memberikan
rekomendasi kepada PPMU mengenai kelayakan pembayaran dana hibah yang
dapat dicairkan;
d. Kegiatan verifikasi dilakukan bersama PIU dan PPMU atas persetujuan dari CPMU;
e. Memastikan bahwa sambungan rumah yang dibangun sesuai dengan alamat hasil
baseline survey;
f. Menilai kelayakan teknis sambungan rumah yang telah dibangun mengacu pada
hasil laporan dari Konsultan Oversight, antara lain:

32 Pedoman Pengelolaan
Program Hibah Australia-Indonesia
untuk Pembangunan Sanitasi Tahap II
1) Dimensi saluran perpipaan;
2) Konstruksi saluran perpipaan sambungan rumah (terintegrasi antara pipa
saluran buangan Non Tinja (grey water) dan Tinja (black water) kedalam Bak
Kontrol Akhir);
3) Kelengkapan sambungan rumah (kloset, tempat cuci/wash table, Bak
Penangkap Lemak, Bak Kontrol Akhir, dan Pipa Persil); dan
4) Operasional sambungan rumah (kebocoran, jaringan perpipaan yang
menghubungkan pipa persil sambungan rumah dengan bak inspeksi maupun
jaringan pipa lateral menuju IPALD).
g. Menilai kepuasan penerima manfaat;
h. Menerbitkan Berita Acara Verifikasi beserta lampiran hasil pelaksanaan verifikasi
yang meliputi jumlah RT yang memenuhi syarat dalam huruf b. di atas dan
ditandatangani bersama serta dijadikan sebagai laporan ke CPMU;
i. Menyusun laporan verifikasi kepada CPMU; dan
j. Kondisi sambungan rumah yang dinyatakan memenuhi kriteria teknis adalah yang
berfungsi menampung buangan Non Tinja (grey water) dan Tinja (black water)
secara terintegrasi dalam satu sistem perpipaan yang terhubung dengan Bak
Inspeksi (Inspection Chamber) serta jaringan pipa lateral menuju IPALD terbangun.

5. Reviu Verifikasi
Kegiatan reviu dalam Program Hibah sAIIG Tahap II dilaksanakan oleh BPKP perwakilan
provinsi setelah penerbitan berita acara verifikasi oleh konsultan verifikasi yang
disampaikan kepada PPMU dan CPMU. Pelaksanaan uji petik dilaksanakan di masing-
masing kabupaten/kota penerima hibah dengan metode sampling terhadap IPALD dan
jaringan sampai dengan IC dan 10 SR pilot serta SR terbangun yang telah diverifikasi
sebelumnya oleh Tim Konsultan Verifikasi. Mekanisme pelaksanaan uji petik adalah
sebagai berikut :
a. PIU akan menyampaikan surat permohonan reviu pelaksanaan verifikasi
kabupaten/kota ke BPKP perwakilan provinsi dengan melampirkan dokumen
Berita Acara Verifikasi dan Lampiran BA verifikasi;
b. BPKP perwakilan provinsi melaksanakan reviu dan uji petik secara sampling
berdasarkan Berita Acara Verifikasi dari tim verifikasi/konsultan;
c. BPKP perwakilan provinsi menyampaikan laporan hasil reviu dan uji petik ke PPMU
dengan tembusan ke BPKP pusat dan CPMU;
d. PPMU berdasarkan laporan hasil reviu BPKP dan laporan hasil verifikasi konsultan, akan
menyampaikan surat laporan hasil pelaksanaan verifikasi kepada CPMU, yang akan
digunakan sebagai dasar penerbitan rekomendasi teknis ke Kementerian Keuangan; dan

Pedoman Pengelolaan
Program Hibah Australia-Indonesia 33
untuk Pembangunan Sanitasi Tahap II
e. CPMU mengeluarkan surat rekomendasi jumlah dana yang dapat dicairkan kepada
kabupaten/kota berdasarkan hasil verifikasi. Surat rekomendasi tersebut menjadi
dokumen pendukung teknis dalam pencairan dana hibah.

H. Tata Cara Pelaksanaan Program Hibah


Tata cara pelaksanaan Program Hibah sAIIG Tahap II terdiri atas mekanisme hibah, pengusulan
calon penerima hibah, pelaksanaan program, permintaan pencairan dana hibah, pencairan
dana hibah hingga mekanisme kelengkapan dokumen yang harus dilampirkan untuk
pencairan dana hibah, yang akan dijelaskan sebagai berikut:

1. Mekanisme Hibah
a. Identifikasi awal, sosialisasi program dan peminatan pemerintah daerah;
b. Penilaian terhadap usulan kegiatan, calon penerima manfaat, kelembagaan dan
kondisi fiskal daerah;
c. Pengajuan dan pembahasan usulan calon penerima hibah berikut target output
dan alokasi besaran hibah dari Ditjen Cipta Karya kepada Ditjen Perimbangan
Keuangan, Kemenkeu;
d. Penerbitan Surat Persetujuan Penerusan Hibah (SPPh) oleh DJPK, Kemenkeu;
e. Penandatanganan PPH (Perjanjian Penerusan Hibah) yang didalamnya memuat
target output dan alokasi nilai hibah yang akan dicairkan selama periode Program
Hibah sAIIG tahap II;
f. Pelaksanaan Baseline Survey;
g. Pelaksanaan konstruksi yang didanai APBD (konstruksi bisa dilaksanakan setelah,
penerbitan SPPh, dan pelaksanaan baseline survey);
h. Pelaksanaan verifikasi dari kegiatan konstruksi yang telah terbangun;
i. Reviu verifikasi oleh BPKP;
j. Penerbitan Rekomendasi Teknis dari CPMU;
k. Pengajuan pencairan dana hibah oleh Pemerintah Daerah; dan
l. Pembayaran dana hibah dari Kementerian Keuangan cq. Dirjen Perimbangan
Keuangan kepada Pemerintah Daerah melalui Rekening Kas Umum Daerah (RKUD).

2. Mekanisme Pengusulan Calon Penerima Hibah


a. Direktorat Jenderal Cipta Karya (DJCK) melakukan penjaringan terhadap calon
peserta Program Hibah sAIIG Tahap II, dengan memperhatikan beberapa kriteria
sebagai berikut:

34 Pedoman Pengelolaan
Program Hibah Australia-Indonesia
untuk Pembangunan Sanitasi Tahap II
• Pemerintah kabupaten/kota yang masih memiliki idle capacity yang cukup
dari IPAL yang telah dibangun dan berminat untuk meningkatkan jumlah
sambungan rumahnya melalui penambahan SR dari jaringan yang telah
terbangun;
• Pemerintah kabupaten/kota yang berminat untuk membangun Instalasi
Pengolahan Air Limbah Domestik (IPALD) serta membangun jaringan
sambungan rumah (SR) baru; dan
• Evaluasi terhadap kinerja pemasangan dan kinerja pencairan dari pemerintah
kabupaten/kota yang telah mengikuti Program Hibah sAIIG sejak tahun 2013–
2017.
b. DJCK melakukan Sosialisasi Program Hibah sAIIG Tahap II dengan mengundang
pemerintah kabupaten/kota yang masuk dalam kegiatan penjaringan calon
penerima manfaat;
c. Untuk pemerintah kabupaten/kota yang berminat untuk membangun IPALD baru
melalui Program Hibah sAIIG Tahap II ini, harus menyampaikan Detail Engineering
Design (DED) dari IPALD yang akan dibangun kepada DJCK melalui CPMU Program
Hibah Air Minum dan Sanitasi untuk dinilai dan jika diperlukan dilakukan reviu
terhadap hasil DED tersebut bersama dengan KIAT;
d. Konsultan yang ditunjuk oleh KIAT melakukan pengecekan dan penilaian terhadap
dokumen usulan dan persiapan dari masing-masing kabupaten/kota yang meliputi:
• Hasil reviu terhadap Detail Engineering Design (DED) dari Instalasi Pengolahan
Air Limbah Domestik (IPALD) yang akan dibangun;
• Kondisi IPALD hingga Bak Inspeksi (Inspection Chamber) yang telah dibangun;
• Jaringan eksisting dan jaringan distribusi yang sedang dibangun termasuk
idle capacity-nya;
• Data calon penerima manfaat SR air limbah;
• Kelembagaan dari institusi pengelola dan Organisasi Perangkat Daerah (OPD)
yang membidangi air limbah/sanitasi di tingkat kabupaten/kota; dan
• Kesiapan terhadap Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) atau Rencana
Kerja Anggaran (RKA) yang sudah ditandatangani Tim Anggaran Pemerintah
Daerah (TAPD).
e. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat cq. Direktur Jenderal
Cipta Karya–Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat mengajukan
usulan pemerintah kabupaten/kota calon penerima hibah sAIIG tahap II serta
usulan alokasi hibahnya kepada Kementerian Keuangan cq. Direktorat Jenderal
Perimbangan Keuangan untuk dibahas dan dikeluarkan Surat Persetujuan
Penerusan Hibah (SPPh) dan Perjanjian Penerusan Hibah-nya (PPH).

Pedoman Pengelolaan
Program Hibah Australia-Indonesia 35
untuk Pembangunan Sanitasi Tahap II
3. Mekanisme Pelaksanaan
a. Kementerian Keuangan cq. DJPK menerbitkan Surat Persetujuan Penerusan
Hibah (SPPh), dan dokumen Perjanjian Penerusan Hibah (PPH) dan kemudian
Menteri Keuangan/Kuasanya dan Kepala Daerah penerima hibah melakukan
penandatanganan PPH;
b. CPMU akan mengkoordinasikan pelaksanaan baseline survey melalui Konsultan
Baseline Survey yang ditunjuk oleh KIAT;
c. Pemerintah kabupaten/kota mengkoordinasikan berbagai Organisasi Perangkat
Daerah (OPD) yang terkait dengan kegiatan ini, seperti dinas yang membidangi
urusan kesehatan, lingkungan hidup, pemberdayaan masyarakat, kemudian
melalui OPD yang ditunjuk melaksanakan pembangunan IPALD dan jaringan
sampai dengan IC dan 10 SR pilot serta penambahan sambungan rumah (SR) di
lokasi penerima manfaat, sesuai dengan hasil baseline survey yang telah dilakukan;
d. Konsultan yang ditunjuk oleh KIAT melakukan pendampingan, supervisi dan
pemberian advis teknis kepada masing–masing OPD di kabupaten/kota penerima
hibah sAIIG tahap II selama proses konstruksi berlangsung dan memastikan agar
proses pelaksanaan konstruksi diselesaikan sesuai target waktu yang ditentukan;
e. Konsultan yang ditunjuk oleh KIAT membantu pemerintah kabupaten/kota dalam
melaksanakan sosialisasi program di tingkat masyarakat, penjaringan minat calon
pelanggan baru, dan pendampingan kepada masyarakat penerima hibah dalam
rangka pemeliharaan infrastruktur terbangun;
f. Konsultan yang ditunjuk oleh KIAT membantu pemerintah kabupaten/kota dalam
melaksanakan kajian terhadap kemampuan masyarakat penerima hibah untuk
membayar tarif retribusi pelayanan air limbah dan tingkat kepuasan pelayanan
terhadap program sAIIG;
g. Organisasi Perangkat Daerah (OPD) pelaksana menyampaikan laporan kemajuan
pelaksanaan kegiatan setiap bulannya kepada CPMU, PPMU, dan PIU;
h. Apabila proses pelaksanaan konstruksi IPALD dan jaringan sampai dengan IC dan
10 SR pilot dan/atau penambahan sambungan rumah (SR) tidak dapat diselesaikan
sesuai batas waktu yang ditentukan (akhir Desember 2019), maka hasil kegiatan
pembangunan yang dapat diajukan untuk diverifikasi adalah kegiatan konstruksi
yang dapat diselesaikan sebelum batas waktu yang ditentukan tersebut;
i. CPMU beserta PPMU dan PIU melaksanakan monitoring dan evaluasi pelaksanaan
kegiatan konstruksi secara periodik;

36 Pedoman Pengelolaan
Program Hibah Australia-Indonesia
untuk Pembangunan Sanitasi Tahap II
j. Pemerintah kabupaten/kota melaksanakan kegiatan pembangunan IPALD dan
jaringan sampai dengan IC dan 10 SR pilot dan/atau penambahan SR sesuai dengan
target yang telah ditentukan dalam PPH, dengan ketentuan sebagai berikut:
• Kegiatan pembangunan IPALD dan jaringan sampai dengan IC dan 10 SR pilot
dan/atau penambahan SR termasuk perbaikan SR terbangun berdasarkan
hasil verifikasi yang telah dilaksanakan harus dapat diselesaikan paling lambat
pada akhir Desember tahun 2019. Kegiatan konstruksi baik pembangunan
IPALD maupun sambungan rumah (SR) yang tidak dapat diselesaikan pada
akhir Desember 2019 tidak dapat diajukan untuk dilakukan verifikasi;
k. Setiap penyelesaian tahapan pembangunan IPALD dan jaringan sampai dengan
IC dan 10 SR pilot dan/atau penambahan SR yang memenuhi kriteria teknis,
kabupaten/kota penerima hibah dapat mengajukan permintaan verifikasi kepada
CPMU dan tembusan kepada PPMU;
l. Batas akhir pengajuan permohonan verifikasi untuk pembangunan IPALD dan/atau
penambahan SR termasuk perbaikan SR terbangun dari Pemerintah Kabupaten/
Kota kepada CPMU dan tembusan kepada PPMU adalah 31 Januari tahun 2020.
Keterlambatan pengajuan verifikasi sesuai batas waktu tersebut menyebabkan
proses pencairan dana hibah tidak dapat dilanjutkan;
m. KIAT melalui konsultan verifikasi akan memeriksa kelayakan:
1) Pembangunan IPALD dan jaringan sampai dengan IC dan 10 SR pilot serta SR
yang telah selesai dibangun dan telah berfungsi dengan baik;
2) Pemenuhan terhadap standar teknis IPALD berikut jaringan sampai dengan
Bak Inspeksi (Inspection Chamber/IC) termasuk Sambungan Rumah (SR) sesuai
Peraturan Menteri PUPR Nomor 04/PRT/M/2017;
3) Kepuasan pelanggan penerima manfaat Program Hibah sAIIG Tahap II, dengan
pertimbangan:
- Apabila kondisi angka 1) dan angka 2) di atas telah sesuai dengan
ketentuan;
- Apabila kondisi angka 1) dan angka 2) belum sesuai dengan ketentuan,
maka CPMU akan memberi rekomendasi kepada PIU untuk melaksanakan
perbaikan dalam rangka memenuhi standar teknis yang telah ditentukan
dan harus dapat diselesaikan paling lambat akhir Desember 2019.
Pengajuan verifikasi ulang terhadap perbaikan IPALD maupun SR
dilakukan dapat dilakukan paling lambat di 31 Januari 2020.

Pedoman Pengelolaan
Program Hibah Australia-Indonesia 37
untuk Pembangunan Sanitasi Tahap II
n. Seluruh kegiatan verifikasi terhadap IPALD maupun SR terbangun dapat
dilaksanakan selama waktu pelaksanaan program dengan batas akhir pengajuan
verifikasi pada 31 Januari 2020 yang dilaksanakan oleh KIAT melalui Konsultan
Verifikasi. Hasil dari pelaksanaan kegiatan verifikasi dituangkan dalam Berita Acara
Hasil Verifikasi;
o. Selanjutnya BPKP Perwakilan provinsi akan melaksanakan reviu dan uji petik terhadap
hasil pelaksanaan verifikasi yang dilaksanakan oleh tim konsultan terhadap penerima
manfaat di kabupaten/kota dari kegiatan yang dibangun yang menjadi sampling.
Hasil dari pelaksanaan uji petik/reviu yang dilaksanakan oleh BPKP dituangkan dalam
Laporan Reviu atas Laporan Verifikasi Pelaksanaan Hibah sAIIG Tahap II Bantuan
Pemerintah Australia pada kabupaten/kota penerima program yang disampaikan
kepada PPMU dan ditembuskan kepada PIU, CPMU, dan BPKP Pusat; dan
p. PPMU kemudian akan akan menerbitkan Surat Laporan dan Rekomendasi Hasil
Verifikasi berdasarkan laporan hasil verifikasi yang dilaksanakan oleh konsultan
dan BPKP yang disampaikan kepada CPMU.

4. Mekanisme Permintaan Pencairan Dana Hibah


Pencairan dana hibah sAIIG tahap II dilakukan dengan mekanisme sebagai berikut:
a. CPMU akan menerbitkan surat kepada DJPK terkait pemberian rekomendasi
teknis untuk pencairan dana hibah kepada kabupaten/kota berdasarkan surat
rekomendasi atas hasil verifikasi dari PPMU dan hasil reviu BPKP;
b. Batas waktu untuk pengajuan rekomendasi teknis pencairan dana hibah ke CPMU
untuk kegiatan konstruksi secara keseluruhan paling lambat disampaikan pada 30
April 2020. Keterlambatan pengajuan rekomendasi teknis kepada CPMU berakibat
tidak dapat dicairkannya dana hibah dari kegiatan konstruksi yang telah terbangun;
c. Kepala Daerah mengajukan surat pemohonan pencairan dana hibah kepada
Kementerian Keuangan cq. DJPK dengan melampirkan dokumen pencairan dana
hibah sebagaimana poin H.6; dan
d. DJPK cq. Kementerian Keuangan melakukan penilaian dokumen administrasi
persyaratan pencairan hibah untuk selanjutnya melakukan pencairan dana hibah
ke Rekening Kas Umum Daerah (RKUD).

5. Pencairan Dana Program Hibah


Tata cara penyaluran dana hibah sAIIG tahap II dilakukan melalui mekanisme
pemindahbukuan dari RKUN ke RKUD, dan akan diatur dalam PPH, sesuai dengan PMK 224/
PMK.07/2017 tentang Pengelolaan Hibah dari Pemerintah Pusat kepada Pemerintah Daerah.

38 Pedoman Pengelolaan
Program Hibah Australia-Indonesia
untuk Pembangunan Sanitasi Tahap II
6. Kelengkapan Dokumen yang Harus Dilampirkan
Setiap permintaan pencairan dana hibah sAIIG Tahap II dari penerima hibah, harus
dilampiri dokumen sebagai berikut:
a. Surat permintaan pencairan hibah yang ditandatangani oleh Kepala Daerah.
Dalam hal ditandatangani selain oleh Kepala Daerah, maka disertakan surat kuasa;
b. Rangkuman mengenai pelaksanaan kegiatan tahun berjalan, yang meliputi:
1) Salinan Surat Perintah Membayar (SPM)
2) Salinan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D)
c. Surat Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak Kepala Daerah mengenai penggantian
dana hibah (sesuai format terlampir);
d. Salinan Dokumen Pelaksanaan Anggaran Organisasi Perangkat Daerah (DPA OPD)
TA berjalan yang sudah ditandatangani;
e. Surat Rekomendasi dari DJCK mengenai hasil verifikasi pelaksanaan kegiatan pada
setiap tahun selama periode pelaksanaan Program Hibah sAIIG Tahap II;
f. Salinan Rekening Koran dari Rekening Kas Umum Daerah (RKUD);
g. Surat rekomendasi teknis pencairan dana hibah dari CPMU;
h. Laporan Triwulan pelaksanaan Program Hibah sAIIG Tahap II;
i. Berita Acara Pembayaran (sesuai format terlampir); dan
j. Dokumen pendukung lainnya sesuai peraturan perundang-undangan.

I. Pelaporan, Pemantauan, dan Evaluasi


Pelaporan Program Hibah sAIIG Tahap II dilaksanakan oleh setiap unit di tingkat pusat,
provinsi, dan kabupaten/kota sebagaimana diuraikan sebelumnya. Pemantauan dan evaluasi
dilakukan oleh PPMU dibantu oleh tim konsultan yang ditunjuk. Kegiatan pemantauan dan
evaluasi yang dilakukan PPMU (per provinsi) dan CPMU (nasional) yang mencakup:
1. Kemajuan pekerjaan dan kualitas hasil pekerjaan sesuai skema Program Hibah sAIIG
Tahap II;
2. Evaluasi kegiatan pada akhir tahun, untuk melihat kesesuaian pelaksanaan kegiatan; dan
3. Evaluasi kegiatan pada akhir tahun, untuk menilai keberlanjutan program peningkatan
akses dan pelayanan infrastruktur air limbah yang telah dibangun melalui Program
Hibah sAIIG Tahap II.

Pedoman Pengelolaan
Program Hibah Australia-Indonesia 39
untuk Pembangunan Sanitasi Tahap II
J. Skema/Bagan Alur
1. Struktur Organisasi Pengelolaan Program Australia-Indonesia untuk Pembangunan
Sanitasi

2. Mekanisme Pelaksanaan Program Hibah sAIIG

40 Pedoman Pengelolaan
Program Hibah Australia-Indonesia
untuk Pembangunan Sanitasi Tahap II
3. Mekanisme Pencairan Dana Program Hibah sAIIG

Lampiran

Pedoman Pengelolaan
Program Hibah Australia-Indonesia 41
untuk Pembangunan Sanitasi Tahap II
4. Skema Sosialisasi Pemerintah Daerah

SKEMA SOSIALISASI PEMDA (REKOMENDASI)


PRAKONSTRUKSI PASCA
KONSTRUKSI
PENYIAPAN PEMDA PENYIAPAN MASYARAKAT KONSTRUKSI
Rencana Aksi Sosialisai Penganggar Penyiapan Tim Pelatihan bagi Pelatihan bagi Pelatihan Pelatihan untuk Pendampingan Pemeliharaan-
Program sAIIG an (DPA) Sosialisasi Pemuka Fasilitator) Pemicuan Kontraktor dan Masa Operator
Pemda Masyarakat Masyarakat Konsultan Konstruksi
(Fasilitiator
Supervisi
(Pemuka sebagai Agen
masyarakat Perubahan
Sebagai Agen sAIIG)
Perubahan
sAIIG)
Penyiapan bagi
stakeholder yang Pendampingan Komunikasi Informasi
Tahapan Sosialisasi / Advokasi PELIBATAN MASYARAKAT
terlibat dalam Tatap Muka Edukasi Pemeliharaan
konstruksi
Kegiatan Sosialisasi kepada Memastikan 1. Pembentukan TOT untuk TOT untuk tenaga Kegiatan Pemicuan 1. Pertemuan/ 1. Pendampingan Mengkomunikasikan
Pendampingan stakeholder terkait Dana untuk Fasilitator pemuka kesehatan dan pada Masyarakat Musyawarah kepada informasi dan
dalam PEMDA: Kegiatan Lapangan masyarakat di relawan sanitasi Target prakonstruksi masyarakat yang pembelajaran kepada
Sosialisasi dan tingkat Kelurahan (Kader Posyandu, (Aspek Teknik dilakukan oleh masyarakat target dan
1. Pokja Sanitasi 2. Pembentukan
Penyiapan (PKK, RT, RW, Jumantik, KB dan dan Sosial) fasilitator masyarakat luas
Tim Sosialisasi
2. DPRD Masyarakat Tomas, Guru dan Lingkungan) lapangan/Dinas/ berkaitan dengan
2. Pelatihan
Teralokasikan 3. Pembentukan Toga) kontraktor pemeliharaan
3. Bappeda. standar kualitas
dalam Rencana Aksi
pekerjaan 2. Termasuk
Anggaran Kegiatan
4. OPD Teknis infrastruktur mengatasi
Sosialisasi dan
sanitasi untuk keluhan saat
5. Camat, Lurah, Advokasi para konstruksi. Lebih
RW, PKK & RT
pekerja/tukang baik kalau ada
(Aspek Teknik nomor kontak
dan Sosial) person yang
sewaktu-waktu
dapat dihubungi

3. Tim pendamping
lapangan harus
bisa merespon
dengan cepat
dan efektif
Pelaksana 1. Pokja Sanitasi 1. Bappeda & 1. Pokja Sanitasi 1. Bappeda, Dinas 1. Bappeda, Dinas 1. Bappeda, Dinas 1. kontraktor 1. Fasilitator 1. Fasilitator
PU/CK Kesehatan & Kesehatan & Kesehatan&
2. PAO advisor 2. PAO advisor PU/CK PU/CK PU/CK 2. Konsultan 2. Tim Sosialisasi 2. Tim Sosialisasi
2. DPRD supervisi Pemda, Pemda,
2. Fasilitator 2. Fasilitator 2. Fasilitator
3. PAO advisor 3. Perwakilan 3. Konsultan atau 3. Konsultan atau tim
lapangan dan lapangan dan lapangan dan tim
Pemda tim sosialisasi sosialisasi kontraktor
tim sosialisasi tim sosialisasi sosialisasi
kontraktor
4. PAO advisor
3. PAO advisor 3. PAO advisor 3. PAO Advisor
Pencapaian Koordinasi antara Koordinasi Koordinasi dalam Adanya Agen Adanya Agen Masyarakat Terpicu 1. AspekTeknik 1. Adanya 1. Adanya Pemantauan
Bupati/Walikota, antara DPRD, Pokja Sanitasi Perubahan Perubahan dan Sosial Pemantauan
DPRD dan Pokja Bappeda dan dipahami 2. Adanya Evaluasi
2. Adanya Evaluasi
Sanitasi PU 3. Permasalahan
2. Pekerja/Tukang
3. Permasalahan pemeliharaan teratasi
terampil dan
konstruksi dengan cepat dan
terlatih
teratasi dengan tepat
cepat dan tepat

Keluaran dan Pemda memahami Pemda 1. Fasilitator 1. Informasi 1.Informasi Sistem Meningkatnya Kontraktor dan 1. Tidak ada 1. Masyarakat paham
Hasil proses mengalokasika Lapangan Sistem Pengelolaan Air kesediaan untuk Tukang yang penolakan tentang pemeliharaan
implementasi dan n dana untuk Pengelolaan Air Limbah Terpusat menyambung terlibat dalam masyarakat sistem
2. Tim Sosialisasi
manfaat program kegiatan Limbah skala kawasan jaringan SR konstruksi
2. Kerjasama yang 2. Masyarakat bisa
sAIIG sosialisasi dan 3. Implementasi Terpusat skala Dipahami dan infrastruktur
baik antara melakukan
advokasi Rencana Aksi kawasan tersebar luas pengelolaan air
kontraktor dan pemeliharaan sendiri
Sosialisasi Dipahami dan limbah terpusat
2.Adanya masyarakat
tersebar luas skala kawasan 3. Adanya Kampanye
Rencana Aksi
tersertifikasi 3. Adanya Hotline Publik Sistem
2. Adanya Pemicuan di
service dan Pengelolaan Air
Rencana Aksi lokasi lain
Pemicuan di complaint Limbah Terpusat
handling Skala Kawasan
lokasi lain
(berkaitan
dengan
konstruksi)

42 Pedoman Pengelolaan
Program Hibah Australia-Indonesia
untuk Pembangunan Sanitasi Tahap II
K. Peningkatan Peran Pemerintah Daerah dalam Mendukung Pelaksanaan Program
1. Peningkatan kinerja Pemerintah Daerah dengan menerapkan tata pemerintahan yang baik
untuk meningkatkan kinerja pelayanan publik dasar sektor air limbah melalui penerapan
tata pemerintahan yang baik Pemerintah Daerah harus melaksanakan Program Hibah
sAIIG Tahap II dengan:
a. Melaksanakan pengadaan sesuai dengan persyaratan dalam Perpres 16 tahun
2018;
b. Pembentukan dan peningkatan institusi pengelola air limbah domestik seperti;
OPD, BLUD, BUMD atau PD yang fleksibel, dan otonom;
c. Menerapkan proses pengadaan barang dan jasa secara elektronik (e-procurement)
dan pelaporan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan;
d. Menerbitkan regulasi air limbah domestik sebagai payung hukum untuk
memperjelas peran masing-masing Organisasi Pemerintah Daerah(OPD);
e. Menerapkan tarif atau retribusi sebagai jasa atas layanan pemelihara aset SPALD-T
yang diberikan oleh institusi pengelola;
f. Melaksanakan komitmen menyediakan anggaran operasional dan pemeliharaan
yang memadai; dan
g. Menyampaikan laporan berkala triwulan atas pelaksanaan program hibah tepat
waktu.
Tata Pemerintahan yang baik sangat penting dalam Program Hibah sAIIG Tahap II
karena tanpa institusi pengelola yang mampu, fleksibel dan otonom, Program Hibah
sAIIG Tahap II kurang dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat dan investasi besar
Pemerintah Daerah menjadi tidak optimal.
Untuk meningkatkan kinerja institusi pengelola harus:
a. Mengikuti dan mematuhi seluruh peraturan perundangan yang berlaku terkait
dengan otonomi daerah yang dikeluarkan oleh Kementerian Dalam Negeri sebagai
pembina Pemerintah Daerah;
b. Memberikan pelayanan sesuai dengan standar yang telah ditentukan sesuai
Standar Pelayanan Minimal (SPM);
c. Mengikuti proses perencanaan dan penganggaran serta pelaksanaan
pembangunan sesuai dengan tata ruang daerah;
d. Menerapkan pengelolaan aset sesuai dengan peraturan yang berlaku serta dapat
digunakan sebagai dasar menerapkan tarif atau retribusi;
e. Menetapkan Perda Air Limbah Domestik yang menerapkan prinsip-prinsip tata
pemerintahan yang baik; dan
f. Menerapkan struktur organisasi dan tata kerja yang menjelaskan peran dan
tanggung jawab setiap OPD di sektor air limbah domestik.

Pedoman Pengelolaan
Program Hibah Australia-Indonesia 43
untuk Pembangunan Sanitasi Tahap II
2. Kesetaraan Gender dan Partisipasi Masyarakat

Program Hibah sAIIG Tahap II merupakan program pengelolaan air limbah berbasis
kelembagaan, tetapi tetap melibatkan masyarakat yang akan menjadi target sasaran program
ini. Selain itu kesediaan masyarakat untuk ikut menyambung dengan sistem ini (WTC/
Willingness to Connect) dan kesediaan untuk membayar iuran (WTP/ Willingness to Pay) dan
memeliharanya merupakan kunci dari keberhasilan dan keberlanjutan program ini.

Program ini juga sangat berkaitan dengan masyarakat secara pribadi karena pada
saat konstruksi, penyambungan pipa dilakukan secara langsung dari toilet dan dapur
mereka. Hal ini tentu saja akan mengganggu aktivitas sehari-hari, terutama pada waktu
pelaksanaan konstruksi penyambungan pipa tersebut.

Hal lain yang tidak kalah penting adalah keterlibatan masyarakat setelah pelaksanaan
konstruksi, dimana masyarakat harus terlibat secara langsung dalam pemeliharaan dan
perawatan sistem agar lancar, tidak terjadi penyumbatan, dan tidak menimbulkan bau.
Untuk itu, masyarakat perlu dibekali dengan pengetahuan tentang cara-cara mengelola
dan merawat sistem ini. Selain itu masyarakat juga perlu dibekali informasi yang
memadai tentang penetapan tarif pengelolaan sistem.

Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, diperlukan sosialisasi dan promosi sanitasi yang berkaitan
dengan pengelolaan air limbah yang bertujuan untuk memberikan informasi yang jelas
tentang pentingnya sistem tersebut sehingga masyarakat dapat memahami dan sadar bahwa
lingkungan mereka membutuhkan sistem pengelolaan air limbah domestik.

Setidaknya tim sosialisasi tersebut terdiri dari :


• Staf OPD/UPTD terkait (Kesehatan, Lingkungan Hidup)
• Pembina PKK kelurahan/kecamatan
• Fasilitator yang ditunjuk
• Konsultan
• Kontraktor
• Tokoh masyarakat (termasuk ketua Lurah/RW/RT)

Beberapa kota/kabupaten memiliki POKJA AMPL/ POKJA SANITASI. Tim pelaksana


dalam POKJA ini dapat berperan sebagai tim sosialisasi program pengelolaan air limbah.
Sosialisasi dapat dilakukan paling tidak sebanyak 3 kali, yaitu pada saat prakonstruksi,
selama konstruksi, dan pasca konstruksi.

44 Pedoman Pengelolaan
Program Hibah Australia-Indonesia
untuk Pembangunan Sanitasi Tahap II
Pada saat prakonstruksi, sebaiknya sosialisasi dilakukan di awal atau sebelum pembuatan
DED. Survey sederhana ke masyarakat perlu dilakukan untuk mengetahui penerimaan
dan tanggapan masyarakat (Acceptability).

Pra Konstruksi Konstruksi Pasca Konstruksi


Bappeda dan Leading sector Lakukan pendekatan Berikan pelatihan
sAIIG membekali Tim Sosialisasi interpersonal ke warga saat door tentang cara
dengan informasi dan persepsi to door sketsa gambar SR. memelihara
yang baik tentang program sambungan air limbah
sehingga dapat menjadi juru secara sederhana
bicara program misal pengecekan,
penggelontoran dan
pembersihan bak
kontrol secara berkala.
Leading sector sAIIG dan Dampingi warga saat dilakukan Tetap melakukan
Bappeda memotivasi penyambungan saluran dari promosi sanitasi
Tim Sosialisasi untuk rumah mereka (kamar mandi tentang pengelolaan
membangkitkan rasa memiliki dan dapur mereka) air limbah dengan cara
program yg kuat. menyelipkan pada
acara-acara warga
Tim Sosialisasi ikut dalam rapat Mengawasi keadaan agar Membuat materi
Penetapan Lahan IPALD tetap aman untuk anak-anak sosialisasi tentang
pada saat lantai rumah mereka cara-cara untuk ikut
dibongkar untuk melakukan menyambung dengan
penyambungan pipa saluran. sistem ini.
Tim Sosialisasi ikut dalam rapat Tim Sosialisasi memberikan
penetapkan lokasi layanan IPALD kesempatan kepada perempuan
dan laki-laki untuk memantau
proses instalasi pipa
Tim sosialisasi menentukan
langkah kegiatan sosialisasi dan
promosi sanitasi selanjutnya
Tim sosialisasi membuat materi
sosialisasi sederhana berupa
gambar-gambar yang dapat
memperjelas gambaran dan
pelaksanaan pembangunan IPALD
Pra Konstruksi Konstruksi Pasca Konstruksi
Tim Sosialisasi melakukan
Kegiatan Sosialisasi dan promosi
sanitasi melalui forum diskusi
dan door to door.

Pedoman Pengelolaan
Program Hibah Australia-Indonesia 45
untuk Pembangunan Sanitasi Tahap II
Selipkan kegiatan sosialisasi
dan promosi sanitasi tentang
pengelolaan air limbah rumah
tangga dalam berbagai kegiatan
di masyarakat seperti arisan RT/
RW, pengajian, acara PKK, kerja
bakti rutin dll.
Tim sosialisasi bernegosiasi
dengan masyarakat tentang
jadwal pelaksanaan konstruksi
termasuk perbaikan jalan dll.

Informasi yang Harus Disampaikan :

Pra Konstruksi Konstruksi Pasca Konstruksi


Bahaya air limbah domestik yang Bahaya air limbah domestik Bahaya air limbah
tidak diolah : yang tidak diolah : domestik yang tidak
• mencemari sumber air • mencemari sumber air diolah :
• lingkungan kotor dan tidak • lingkungan kotor dan • mencemari
sehat tidak sehat sumber air
• Menimbulkan penyakit • Menimbulkan penyakit • lingkungan kotor
diare diare dan tidak sehat
• Menimbulkan
penyakit diare
manfaat sistem pengelolaan air manfaat sistem pengelolaan air manfaat sistem
limbah domestik : limbah domestik : pengelolaan air limbah
• menghemat uang karena • menghemat uang karena domestik :
terhindar dari penyakit terhindar dari penyakit • menghemat uang
(diare) (diare) karena terhindar
• lingkungan yang bersih dan • lingkungan yang bersih dari penyakit
sehat dan sehat (diare)
• mencegah pencemaran • mencegah pencemaran • lingkungan yang
sumber air sumber air bersih dan sehat
• mencegah
pencemaran
sumber air
Fitur produk (IPAL dan Kalimat/ percakapan yang Kelembagaan yang
Sambungan Rumah) menenangkan dan menghibur akan mengelola sistem
penghuni rumah pada saat ini
pembangunan sambungan
rumah dilakukan
Proses konstruksi jaringan air Berhati-hati dengan kondisi Himbauan pelanggan
limbah lantai yang dibongkar untuk tidak membuang
sampah padat ke
toilet dan bak kontrol
(Inspection Chamber
atau Manhole).

46 Pedoman Pengelolaan
Program Hibah Australia-Indonesia
untuk Pembangunan Sanitasi Tahap II
Informasi dan negosiasi cara memelihara
mengenai jadwal dan rencana sambungan air limbah
penyambungan saluran, secara sederhana
perbaikan jalan dll misal pengecekan,
penggelontoran dan
pembersihan bak
kontrol secara berkala.
Jadwal, lokasi dan perencanaan daftar aksi yang boleh
lainnya dan tidak boleh dalam
pemeliharaan.
Biaya dan tarif
Kelembagaan yang akan
mengelola sistem ini sehingga
sistem ini akan berkelanjutan

3. Dampak Lingkungan dan Rencana Mitigasi

a. Ketentuan Perlindungan Lingkungan


Sebagai salah satu program yang didanai oleh Pemerintah Australia, Program
Hibah sAIIG Tahap II diminta untuk mengikuti peraturan Pemerintah Australia
dan Pemerintah Indonesia mengenai perlindungan lingkungan dan perjanjian
multilateral terkait. Di bawah Commonwealth of Australia Environment Protection
and Biodiversity Conservation Act 1999 (EPBC Act) IndII secara hukum wajib untuk
memastikan bahwa kriteria yang sesuai dalam hal kepatuhan dan perlindungan
lingkungan telah dimasukkan dalam semua kegiatan Program Hibah sAIIG Tahap
II. Peraturan di Indonesia yang sesuai dengan manajemen dan perlindungan
lingkungan mencakup UU No. 32/2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan, PP No. 27/2012 tentang Izin Lingkungan, Peraturan Menteri Lingkungan
Hidup No. 5/2012 tentang Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan Wajib AMDAL
dan Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 13/2010 tentang UKL-UPL
dan SPPLH.

b. Pemenuhan terhadap daya dukung lingkungan dan Proses Manajemen Lingkungan


(ECOMAP)
Pemenuhan terhadap daya dukung lingkungan dan Proses Manajemen Lingkungan
(ECOMAP) menggabungkan antara peraturan Pemerintah Australia dan Pemerintah
Indonesia dalam mengukur manajemen dan perlindungan lingkungan untuk
semua kegiatan KIAT, termasuk Program Hibah sAIIG Tahap II harus diikuti di setiap
tahap perencanaan sub-proyek.

Pedoman Pengelolaan
Program Hibah Australia-Indonesia 47
untuk Pembangunan Sanitasi Tahap II
Beberapa langkah dalam usaha perlindungan lingkungan tersebut antara lain:

1) Pengkajian kegiatan oleh Pemerintah Australia untuk menentukan sejauh


mana analisa lingkungan diperlukan, baik sebagai strategi Analisa Dampak
Lingkungan (AMDAL) atau Analisa Dampak Lingkungan yang lebih rinci.
2) Penerapan kriteria-kriteria sebagaimana dalam peraturan Pemerintah
Indonesia yang berkaitan dengan aspek lingkungan seperti Peraturan Menteri
Lingkungan Hidup No. 5/2012 tentang Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiata
Wajib AMDAL dan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 10/2008 (untuk UKL/
UPL) untuk menentukan level pelaporan lingkungan yang diperlukan.

c. Analisis Dampak Strategi


Usulan kegiatan Pemerintah Daerah untuk Program Hibah sAIIG Tahap II yang
memerlukan Analisa Dampak Strategis berdasarkan UU No. 32/2009 tentang
Manajemen dan Perlindungan Lingkungan harus dikonsultasikan dengan
Kementerian Lingkungan Hidup untuk mengkonfirmasi format dan tingkat
kedalaman analisis tersebut.

d. Manajemen Lingkungan/Rencana Monitoring


Apabila kegiatan Program Hibah sAIIG Tahap II berpotensi menimbulkan dampak
negatif hanya terhadap lingkungan dan sosial tertentu, maka diperlukan UKL/UPL
sesuai Peraturan Menteri PU No.10 Tahun 2008.

e. Analisa Dampak Lingkungan


Jenis kegiatan yang memerlukan analisa dampak lingkungan mengacu pada
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 5/2012 tentang Jenis Rencana Usaha dan/
atau Kegiatan Wajib AMDAL.

48 Pedoman Pengelolaan
Program Hibah Australia-Indonesia
untuk Pembangunan Sanitasi Tahap II
L. Format Surat Kelengkapan Dokumen
1. Format Surat Pernyataan Komitmen terhadap Kesetaraan Gender

Perihal : Pernyataan Komitmen tentang Kesetaraan Gender dalam Program Hibah sAIIG
Tahap II

Kepada Yth.

Dirjen Cipta Karya


Kementerian Pekerjaan Umum
Republik Indonesia
di
Jakarta

Dengan hormat,
Berkaitan dengan ketentuan pengelolaan Program Hibah sAIIG Tahap II, maka dengan
ini kami Pemerintah Kabupaten/Kota ………………………………………………,
berkomitmen dan bersedia untuk melaksanakan pendekatan kesetaraan gender dalam
perencanaan dan pelaksanaan Program Hibah sAIIG Tahap II di Kabupaten/Kota kami.

Komitmen ini akan kami buktikan melalui rencana aksi gender yang akan kami kirimkan
setelah mendapat persetujuan sebagai penerima Program Hibah sAIIG Tahap II.
Selanjutnya, kami akan mengacu pada pedoman pengelolaan proyek.

Demikian kami sampaikan untuk mendapatkan persetujuannya.

Bupati/ Walikota
Kabupaten/Kota …………………………………………………………………………….

(Nama dan Tanda Tangan)

Pedoman Pengelolaan
Program Hibah Australia-Indonesia 49
untuk Pembangunan Sanitasi Tahap II
2. Format Surat Rencana Aksi Gender

Pemerintah Kabupaten/Kota …………………………………………………….

Rencana aksi ini minimal menguraikan informasi seperti matriks berikut:

Rencana Kegiatan
Penanggung
No Jenis Kegiatan (Kegiatan yang Waktu/ lokasi Sasaran
jawab
akan dilakukan)
1 Konsultasi Publik •



2 Sosialisasi/ •
penyadaran •
publik •

3 Keterwakilan •
Perempuan •
dalam organisasi •
pengelola •
program

Bupati/ Walikota
Kabupaten/Kota ………………………………………………………………

(Nama dan Tanda Tangan)

50 Pedoman Pengelolaan
Program Hibah Australia-Indonesia
untuk Pembangunan Sanitasi Tahap II
3. Format Pemantauan Kegiatan Publikasi

No Konsultasi Publik Tempat Waktu Kelompok Sasaran


• Judul kegiatan Daftar hadir:
• Tujuan rapat • Jumlah perempuan ……
• Topik • Jumlah laki-laki ………
pembahasan • Nama kelompok/
organisasi………………..
1 Contoh Contoh Contoh Contoh
Rapat Perencanaan Kec……………. 17 September • Total Kehadiran: 30 org
Program Hibah Kelurahan……. 2018 pk 16.00 • Perempuan = 15 orang
sAIIG Tahap II RW/RT………… WIB • Laki-laki = 15 orang
Tujuan… Topik…. • PKK RT…..
2 Rapat Koordinasi Kec……………… 26 September • Total Kehadiran: 25 org
pelaksanaan Kelurahan………. 2018 pk 09.00 • Perempuan = 13 orang
program Tujuan… RW/RT WIB • Laki-laki = 12 orang
Topik… • PKK RT…..

4. Format Rencana Kegiatan Sosialisasi dan Penyadaran Publik

No Konsultasi Publik Tempat Waktu Kelompok Sasaran


• Judul kegiatan Daftar hadir:
• Tujuan rapat • Jumlah perempuan ……
• Topik • Jumlah laki-laki ………
pembahasan • Nama kelompok/
organisasi………………..
1 Contoh Contoh Contoh Contoh
Pertemuan sosial- Kec………… 17 Oktober • Total Kehadiran: 30 org
isasi Program Hibah Kelurahan… 2018 pk 16.00 • Perempuan = 15 orang
sAIIG Tahap II RW/RT………… WIB • Laki-laki = 15 orang
• PKK RT…..
2 Penyuluhan tentang Kec……………. 26 Oktober • Total Kehadiran: 25 org
sanitasi sehat Kelurahan…… 2018 pk 09.00 • Perempuan = 13 orang
. RW/RT WIB • Laki-laki = 12 orang
• PKK RT…..

Pedoman Pengelolaan
Program Hibah Australia-Indonesia 51
untuk Pembangunan Sanitasi Tahap II
5. Format Surat Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak

(KOP SURAT)

SURAT PERNYATAAN TANGGUNG JAWAB MUTLAK

Yang bertanda tangan di bawah ini :


Nama : ...................................................................................................... (1)
Jabatan : ...................................................................................................... (2)

sebagai Pengguna Dana Hibah pada Provinsi/Kabupaten/Kota.............(3) untuk kegiatan……….(4) dan sesuai
dengan Perjanjian Hibah Daerah/Penerusan Hibah No: ..........(5) tanggal ............(6) dengan ini menyatakan dengan
sesungguhnya bahwa saya bertanggung jawab penuh terhadap kebenaran perhitungan dan penetapan
besaran serta penggunaan dana hibah untuk permintaan tahap………..(7) sebesar...........(8) (..............(9) rupiah)
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan menyatakan bahwa kegiatan hibah dimaksud
telah dialokasikan dalam Dokumen Pelaksanaan Anggaran.

Demikian surat pernyataan ini dibuat untuk dapat digunakan sebagaimana mestinya.

.........., tanggal....................... (10)


...................................................(11)

Materai

Rp. 6000,- (12) STEMPEL

.............................................. (13)
NIP. ....................................... (14)

Tembusan Kepada Yth. :


....................................................................................................................(15)

52 Pedoman Pengelolaan
Program Hibah Australia-Indonesia
untuk Pembangunan Sanitasi Tahap II
6. Format Surat Permintaan Penyaluran Hibah

KOP SURAT

Nomor : ..................................(1)
Lampiran : ..................................(2)
Perihal : Permintaan Penyaluran Hibah

Kepada Yth.
Direktur Pembiayaan dan Transfer Non Dana Perimbangan, DJPK
Kementerian Keuangan RI
selaku Kuasa Pengguna Anggaran Hibah
Jl. Wahidin No. 1
Jakarta

Berdasarkan Perjanjian Penerusan Hibah No........(3), tanggal ..........(4), bersama ini kami mengajukan
Permintaan Penyaluran Hibah untuk kegiatan ........................(5) Tahun Anggaran......(6) sebesar Rp. ........................(7)
(...............................(8) rupiah).

Dana hibah dimaksud agar disalurkan ke Rekening Kas Umum Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota
............(9), pada Bank ......................(10) dengan Nama Rekening................(11) No. Rekening: ....................................(12).

Untuk mendukung Permintaan Penyaluran Hibah tersebut, dengan ini dilampirkan dokumen-dokumen
pendukung sebagai berikut:
a) Surat Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak;
b) Berita Acara Pembayaran;
c) Surat Pertimbangan Penyaluran Hibah dari Kementerian Negara/Lembaga Non Kementerian;
d) .............................................................................................................. (13)

Demikian disampaikan, dan atas perhatian Bapak diucapkan terima kasih.

.............., tanggal....................... (14)


....................................................... (15)

STEMPEL
.............................................. (16)

................................................ .......(17)
NIP................................................. (18)

Tembusan Yth:
1. .....................................................(19)

Program Hibah Australia-Indonesia


Pedoman Pengelolaan
53
untuk Pembangunan Sanitasi Tahap II
7. Format Berita Acara Pembayaran

BERITA ACARA PEMBAYARAN (BAP)


No. BAP :

I. Pada hari ini ................ tanggal ................ bulan ...................., tahun ....................., kami yang bertanda tangan
dibawah ini :

Nama : ...............................................
Jabatan : ...............................................
Alamat : ...............................................

Selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA

Nama : ...............................................
Jabatan : ...............................................
Alamat : ...............................................

Selanjutnya disebut PIHAK KEDUA

II. Berdasarkan :

1 a. PPH Nomor dan Tanggal : ........................................................
b. Besaran Hibah dalam PPH : ........................................................
2 a. Nomor dan Tanggal DIPA : ........................................................
b. Nilai Hibah (bagian DIPA) : ........................................................
c. Uraian Kegiatan : ........................................................
3 a. Permintaan Pencairan Tahap ini : ........................................................
4 Pembayaran Hibah Tahap ini : ........................................................
Terbilang : ........................................................

III. PIHAK KEDUA berhak menerima pembayaran dari Pihak Pertama dengan uraian sebagai berikut :

1 Perhitungan Pembayaran :
a. Nilai Hibah Total : ........................................................
b. Nilai Hibah s/d BAP yang lalu : ........................................................
c. Nilai Hibah BAP ini : ........................................................
d. Pembayaran Hibah Fisik BAP ini : ........................................................
2 Rincian Sumber Pembayaran :
a. Fisik Porsi Hibah APBN : ........................................................
b. Fisik Porsi Pendamping : ........................................................

54 Pedoman Pengelolaan
Program Hibah Australia-Indonesia
untuk Pembangunan Sanitasi Tahap II
IV. Rekapitulasi Pembayaran Hibah Kepada Pemerintah Kabupaten/Kota .....................................

Nilai Phisik PPN


Jumlah
No Uraian Porsi PHLN (Bruto)
Porsi
APBN (Rp) Pendamping Total (Rp) tidak (Rp)
Pendamping
dipungut
1 Nilai Hibah
Pembayaran Hibah
2 s.d
BAP yang lalu
Pembayaran Hibah
3
BAP ini
Total Pembayaran
4
Hibah s.d BAP ini
5 Sisa Hibah

V. Pihak Kedua sepakat atas jumlah pembayaran hibah tersebut diatas dan ditransfer ke Rekening :

Nomor Rekening : ........................................................
Nama Rekening : ........................................................
Nama Bank : ........................................................

Demikian Berita Acara Pembayaran (BAP) ini dibuat dengan sebenarnya untuk dapat dipergunakan
sebagaimana mestinya.

PIHAK KEDUA PIHAK KESATU


Bendaharawan Umum Daerah Pejabat Pembuat Keputusan

Materai
Rp. 6000,- STEMPEL STEMPEL

NIP : ................................................. NIP : .................................................

Program Hibah Australia-Indonesia


Pedoman Pengelolaan
55
untuk Pembangunan Sanitasi Tahap II
8. Format Bukti Penerimaan Hibah

(KOP SURAT)

Telah terima dari : Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan c.q Direktur Pembiayaan dan Kapasitas
Daerah selaku Kuasa Pengguna Anggaran Hibah Kepada Pemerintah Daerah
Untuk Keperluan : Penyaluran Belanja Hibah untuk kegiatan.......................(1)

Dengan rincian :

TAHAP TANGGAL TERIMA JUMLAH (Rp) TERBILANG (dengan huruf )

(2) (3) (4) (5)

Dana tersebut telah diterima pada :


Nomor Rekening : ….................................................................................... (6)
Nama Rekening : ....................................................................................... (7)
Nama Bank : ....................................................................................... (8)

Disampaikan ke DJPK maksimal 10 hari kerja setelah dana hibah masuk RKUD.

..............,tanggal............. (9)
........................................ (10)


Materai ......(11)
STEMPEL
Rp. 6000,-

...................................... (12)
NIP. ............................... (13)

56 Pedoman Pengelolaan
Program Hibah Australia-Indonesia
untuk Pembangunan Sanitasi Tahap II
9. Format Surat Minat untuk Mengikuti Program

KOP SURAT
PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA .......

No : .......... Kota/ Kabupaten, ….… 20….


Lampiran : ...........
Hal : Program Hibah Australia - Indonesia untuk Pembangunan Sanitasi (sAIIG) Tahap II

Kepada Yth.:
Bapak Direktur Jenderal Cipta Karya
Kementerian Pekerjaan Umum
Jl. Pattimura No. 20,
Kebayoran Baru,
Jakarta Selatan 12110

(Bagi Pemerintah Daerah yang pernah menghadiri Sosialisasi Program Hibah Australia - Indonesia untuk Pembangunan Sanitasi
(sAIIG) Tahap II)
Menindaklanjuti acara Sosialisasi Program Australia - Indonesia untuk Pembangunan Sanitasi (sAIIG) Tahap II, yang
diselenggarakan di ................., pada hari/tanggal ...................... , berikut kami sampaikan minat untuk mendapatkan hibah sebesar
Rp...........................,-. Sebagai syarat mendapatkan hibah ini maka kami bersedia :
1. a. Mengalokasikan dana di APBD Tahun Anggaran 2018 sebesar Rp .............................. (....................rupiah) yang akan digunakan
untuk pembiayaan pembangunan :
• Pembangunan IPALD berikut jaringan sampai dengan IC (Inspection Chamber) .......... unit berikut 10 Sambungan
Rumah (SR) Pilot*
• Penambahan Sambungan Rumah sejumlah ......... unit SR*
• Penyusunan DED IPALD
*(bisa diisi keduanya atau hanya sambungan rumah saja)
b. Mengalokasikan dana di APBD Tahun Anggaran 2019 sebesar Rp .............................. (....................rupiah) yang akan digunakan
untuk pembiayaan pembangunan :
• Pembangunan IPALD berikut jaringan sampai dengan IC (Inspection Chamber) .......... unit berikut 10 Sambungan
Rumah (SR) Pilot*
• Penambahan Sambungan Rumah sejumlah ......... unit SR*
*(bisa diisi keduanya atau hanya sambungan rumah saja)
2. Menunjuk Dinas/OPD, UPTD, BLUD, BUMD atau PD sebagai pengelola fasilitas/prasarana air limbah yang akan dibangun
3. Menyelesaikan pembangunan IPALD dan jaringan sampai dengan IC dan 10 SR pilot dan/atau penambahan SR paling
lambat akhir bulan Desember tahun 2019

Terlampir kami sampaikan :


1. Salinan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) kegiatan tersebut yang direncanakan
2. Dokumen perencanaan teknis (DED)* untuk IPALD dan jaringan sampai dengan IC dan 10 SR pilot yang akan dibangun
* (hanya untuk Kab/kota yang akan melaksanakan pembangunan IPALD)
3. Daftar calon penerima manfaat sesuai dengan kriteria penerima manfaat
4. Jadwal rencana pelaksanaan pembangunan IPALD dan jaringan sampai dengan IC dan 10 SR pilot dan/atau penambahan SR

Demikian disampaikan, atas perhatian dan bantuannya kami ucapkan terima kasih.

Bupati/Walikota ………………

……………………………….

Tembusan
1. Direktur Pengembangan Penyehatan Lingkungan Pemukiman, Ditjen Cipta Karya;
2. Ketua CPMU Program Hibah Air Minum dan Sanitasi, DJCK ;
3. Ketua DPRD Kab/Kota ……
4. Kepala Bappeda Kab/Kota ………..
5. Kepala Dinas/Badan ...... Kab/Kota .......

Pedoman Pengelolaan
Program Hibah Australia-Indonesia 57
untuk Pembangunan Sanitasi Tahap II
10. Format Surat Hasil Verifikasi

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM


DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA

No : (Ibukota), (tanggal/ bulan/tahun)


Lampiran :

Kepada Yth.
Ketua CPMU Hibah Air Minum dan Sanitasi
di
Jakarta

Perihal : Hasil Verifikasi IPALD dan/atau Sambungan Rumah Program Hibah sAIIG Tahap II

Berdasarkan verifikasi yang dilakukan oleh .......................... didampingi PPMU dan Dinas ...................... Kabupaten/
Kota ........................... dengan ini kami sampaikan beberapa hal sebagai berikut :

1. Pelaksanaan survey verifikasi dilaksanakan mulai …….. sd. ………. (bulan / tahun)
2. Kapasitas IPALD dan jaringan yang terbangun adalah untuk……. SR dengan nilai SP2D sesuai kontrak
pelaksanaan pekerjaan dengan pihak ketiga, termasuk dengan penyambungan 10 SR sebesar
Rp…………………… (copy DED & SP2D terlampir)
3. Jumlah SR yang diverifikasi …………….unit
4. Jumlah SR memenuhi kriteria dan lulus verifikasi …………..unit
5. Jumlah SR perlu perbaikan …………….Unit

Dengan ini kami merekomendasikan jumlah Hibah yang dapat diajukan sebanyak sbb:
Jenis Hibah Nilai Hibah
Hibah Pembangunan IPALD + Jaringan + 10 SR Pilot ( Tipe A ) Rp ........................................
Hibah Penambahan SR ( Tipe B ) Rp ........................................
TOTAL HIBAH YANG DIREKOMENDASIKAN Rp ........................................

Perincian nilai Hibah yang dapat diajukan terdapat pada Lembar Pengesahan Hasil Verifikasi.

Demikian disampaikan, atas perhatian dan kerjasamanya diucapkan terima kasih.


Ketua PPMU Provinsi...................................

(............................................)
NIP : ....................................

Tembusan Kepada Yth. :
1. Direktur PPLP Direktur Jenderal Cipta Karya
2. Kepala Bappeda Kabupaten/Kota .......................
3. Kepala Dinas PUPR Kabupaten/Kota .............................

58 Pedoman Pengelolaan
Program Hibah Australia-Indonesia
untuk Pembangunan Sanitasi Tahap II
9. Format Surat Pengesahan Verifikasi

VERIFICATION VALIDITY LETTER


LEMBAR PENGESAHAN VERIFIKASI

Regency/City: Province:
……………(Tahap…) .................................
Kabupaten/Kota: Provinsi:
Operator Institution ………………………………………………………..
Pengelola Dinas……………………………………………….
Relevant Local Law ………………………………………………………………………………….
Perda pengelolaan ………………………………………………………………………………….
Date of verification
…… sd. …… (Bulan / Tahun )
Tanggal verifikasi

WWTP SP2D WWTP + Network+ 10 Funcioning Value of


System Name Type of Grant
Capacity HCs HCs (unit) Grants (IDR)
No
Kapasitas SR Berfungsi
Nama Sistem SP2D IPALD Jaringan 10 SR Tipe Hibah Nilai Hibah (Rp)
IPALD (unit)

Total

Verified by Approved by:


Diverifikasi oleh Disetujui oleh
…………………………………… ……………………………………

(……………………………….) (………………………………………..)
Team Leader NIP: ……………………………


Type of Grant / JenisHibah
A IPALD / WWTP Capacity X (Construction cost of IPALD/WWTP according SP2D)* X 50% (Construction of a
centralized wastewater treatment system neighbourhood scale including network and functional 10 HCs).
*) Max value Rp 13,000,000
B Rp 6,000,000 (Construction of new House Connection that will be connected to existing centralized
wastewater system)

Pedoman Pengelolaan
Program Hibah Australia-Indonesia 59
untuk Pembangunan Sanitasi Tahap II
10. Format Berita Acara Verifikasi

Minute of Verification
Berita Acara Verifikasi

This Minute of Verification was signed on ………………….……, (dd/mm/yy) to confirm that the
verification survey has been implemented in accordance with the standards, procedures and criteria of
the sAIIG Program, and the results are detailed as the following:

Berita acara pelaksanaan survey verifikasi ini ditandatangani pada hari……………………, (tanggal/bulan/tahun)
untuk mengkonfirmasi bahwa Survey Verifikasi telah dilaksanakan dengan menggunakan standar, prosedur dan
kriteria survei dari Program sAIIG dan hasilnya dengan rincian sebagai berikut:

Kabupaten/Kota ……………… (Verifikasi tahap ke….)


Dates From .…… sd. …….. 20…..

Data LG Result/Hasil

Total HCs Total Not in


WWTP SP2D WWTP + Total Full fill
No Location request from to be accordance Repair**
Capacity Network + 10 HCs Surveyed Criteria
LG Surveyed with Baseline

Nama Kapasitas SP2D IPALD + Jumlah Request Jumlah di Tidak sesuai Jumlah di Sesuai Perbaikan
Sistem IPALD Jaringan + 10 SR SR Survey baseline Survey Kriteria

Total

** Dapat ditindaklanjuti lagi pada tahapan verifikasi berikutnya jika pelaksanaan perbaikan dapat diselesaikan
sebelum akhir Desember 2019

Data of surveyed respondents is attached with this minute.


Data hasil survey terlampir bersama berita acara ini.

Verified by Acknowledged by:


Diverifikasi oleh Diketahui oleh
…………………………………… Head of the PIU Kabupaten / Kota ………

(……………………………….) (………………………………………..)
Team Leader NIP: ……………………………

60 Pedoman Pengelolaan
Program Hibah Australia-Indonesia
untuk Pembangunan Sanitasi Tahap II
11. Format Surat Rekomendasi Pencairan

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM


DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA

Nomor : Kota, ............................20....


Lampiran :
Hal : Rekomendasi Pencairan Dana Hibah Program Hibah Australia - Indonesia untuk
Pembangunan Sanitasi (sAIIG) Tahap II

Kepada Yth.
Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan
Kementerian Keuangan
Jl. Wahidin No. 1
Jakarta

Berdasarkan Surat Ketua PPMU Program Hibah sAIIG Tahap II Provinsi ...................... Nomor ...................... Tanggal
...................... perihal Rekomendasi Pencairan Dana Hibah Program Hibah Australia-Indonesia untuk Pembangunan
Sanitasi (sAIIG) Tahap II Tahun 20..... Kabupaten/Kota ..................... dan Hasil Verifikasi atas Program Hibah sAIIG
Tahap II Tahun 20..... dengan Nomor ................... tanggal ......................., serta mengacu pada syarat dan ketentuan
pelaksanaan Program Hibah sAIIG Tahap II Tahun 20...., bersama ini kami sampaikan rekomendasi hasil verifikasi
sebagai berikut:

Jumlah SR Hasil Verifikasi Maksimal


Kabupaten/Kota No. PPH
(unit) Pembayaran Hibah (Rp.)

Demikian kami sampaikan, atas perhatian dan kerjasamanya diucapkan terima kasih.


Ketua CPMU Program Hibah Air Minum dan Sanitasi

.......................................................

Tembusan Kepada Yth.:


1. Direktur Jenderal Cipta Karya Kementerian PUPR (sebagai laporan);
2. Bupati/Walikota;
3. Direktur Keterpaduan Infrastruktur Permukiman, DJCK ;
4. Direktur Pengembangan PLP, DJCK;
5. Direktur Pembiayaan dan Transfer Non Dana Perimbangan, DJPK;
6. PPMU Program Hibah sAIIG Provinsi..................

Program Hibah Australia-Indonesia


Pedoman Pengelolaan
61
untuk Pembangunan Sanitasi Tahap II
12. Format Laporan Triwulan Pelaksanaan Kegiatan

(KOP SURAT)

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN


TRIWULAN ... TA 20....

Nama Kegiatan : ...................................... (1)


Periode Laporan : ...................................... (2)
Tahun Anggaran : .......................................(3)

TANGGAL PELAKSANAAN
NO NAMA KEGIATAN TOTAL BIAYA KETERANGAN
MULAI SELESAI

1 2 3 4 5 6

(4) (5) (6) (7) (8) (9)

Jumlah

..............,tanggal............. (10)
........................................ (11)

(12)
STEMPEL

...................................... (13)
NIP. ............................... (14)

62 Pedoman Pengelolaan
Program Hibah Australia-Indonesia
untuk Pembangunan Sanitasi Tahap II
M. Gambar dan spesifikasi Teknis
1. Pedoman Standar Teknis Prasarana Air Limbah
Gambar dan spesifikasi teknis prasarana air limbah mengacu pada:
a. Permen PUPR Nomor 04/PRT/M/2017 tentang Penyelenggaraan Sistem
Pengelolaan Air Limbah Domestik; dan
b. Standar Nasional Indonesia yang digunakan dalam perencanaan dan
pelaksanaan Sistem Air Limbah Perpipaan Lingkungan, antara lain:

Nomor SNI Deskripsi


SNI 06-0162-1987 Pipa PVC untuk saluran air buangan di dalam dan di luar bangunan
SNI 03-6481-2000 Sistem Plambing
SNI 03-6379-2000 Spesifikasi dan tata cara pemasangan perangkap bau
SNI 19-6409-2000 Tata cara pengambilan contoh limbah tanpa pemadatan dari truk
SNI 19-6447-2000 Metode pengujian kinerja lumpur aktif
SNI 19-6466-2000 Tata cara evaluasi lapangan untuk sistem peresapan pembuangan air limbah rumah tangga
SNI 2835:2002 Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan tanah
SNI 03-2398-2002 Tata cara perencanaan tangki septik dengan sistem resapan
SNI 03-2399-2002 Tata cara perencanaan bangunan MCK umum
Spesifikasi pipa beton tidak bertulang untuk saluran air limbah, saluran air hujan, dan
SNI 03-6368-2002
gorong-gorong
SNI 1976-2008 Cara koreksi kepadatan tanah yang mengandung butiran kasar
SNI 1972:2008 Cara uji slump beton
SNI 1973:2008 Cara uji berat isi, volume produksi campuran dan kadar udara beton
SNI 2442:2008 Spesifikasi kereb beton untuk jalan
SNI 2458:2008 Tata cara pengambilan contoh uji beton segar
SNI 4817:2008 Spesifikasi lembaran bahan penutup untuk perawatan beton
SNI 3472:2009 Pengelasan saluran pipa dan fasilitas yang terkait
Perencanaan pengelolaan air limbah rumah tangga dengan sistem reaktor anaerobik
SNI 84552017
bersekat (SRAB)

DIREKTUR JENDERAL CIPTA KARYA,

IR. SRI HARTOYO, DIPL, SE, ME


NIP. 195805311986031002

Pedoman Pengelolaan
Program Hibah Australia-Indonesia 63
untuk Pembangunan Sanitasi Tahap II
64 Pedoman Pengelolaan
Program Hibah Australia-Indonesia
untuk Pembangunan Sanitasi Tahap II
Pedoman Pengelolaan
Program Hibah Australia-Indonesia 65
untuk Pembangunan Sanitasi Tahap II
66 Pedoman Pengelolaan
Program Hibah Australia-Indonesia
untuk Pembangunan Sanitasi Tahap II

Anda mungkin juga menyukai