Anda di halaman 1dari 10

Kenapa udara yang kita tiup lebih dingin

dari suhu tubuh?


Posted on April 24, 2014 by Wisnu OPS| 9 Comments

Lo pernah nggak sih lagi pengen minup sup, terus karena supnya terlalu panas, lo tiup dulu.
Emangnya biar apa sih ditiup? Anak TK juga tau lah ya kalau ini ditiup supaya jadi nggak terlalu

panas dan bisa lo minum supnya . Dan lo juga tau lah ya kenapa sup itu akhirnya bisa jadi
lebih dingin setelah lo tiup. Yang pasti sih gini: Sup itu panas, sementara udara yang lo tiupkan
itu agak dingin, sehingga ketika udara itu bersentuhan dengan sup, bisa membuat sup itu lebih
dingin. Sampai di sini masih simple.

Tapi sekarang gue punya pertanyaan nih: Kenapa sih kok udara yang lo tiupkan itu dingin?
Nah, di artikel ini, gue mau coba bahas dari segi Fisika kenapa udara yang lo tiupkan itu bisa
dingin. Kalau lo penasaran, baca terus yah....

Sebelumnya, gue mau tanya dulu deh. Udara yang kita tiupkan itu kan datang dari paru-paru ya.
Nah, sebenernya udara dari paru-paru itu emang sejak awalnya udah dingin atau aslinya
dia hangat tapi pas keluar baru berubah menjadi dingin?

”KLIK-DI-SINI-UNTUK-MELIHAT-JAWABANNYA”

Ya hangat lah. Suhu badan kita itu normalnya sekitar . Harusnya sih udara yang
keluar suhunya nggak jauh-jauh dari segitu.

Lo bisa pastiin jawaban di atas dengan melakukan percobaan sederhana kayak gambar di bawah
ini:

Gambar kiri : Lo tiup tangan lo dengan mulut terbuka lebar. Hangat kan?
Gambar kanan : Lo tiup tangan lo dengan mulut terbuka sedikit. Sekarang jadi lebih dingin.

Jadi kalau kita meniup dengan mulut terbuka lebar, suhu udaranya hangat. Kira-kira ini nggak
jauh lah dengan suhu tubuh. Tapi pas niup dengan mulut terbuka sedikit, suhunya jadi dingin.
kok bisa jadi dingin yah? Nah, untuk bisa mengerti ini, kita akan bahas sedikit tentang
Termodinamika nih.

Hukum Termodinamika Yang Pertama


Hukum Termodinamika yang pertama itu bisa dirangkum dalam satu rumus, yaitu
. Tapi untuk lebih jelasnya, lihat gambar di bawah ini aja deh:

Dari gambar di atas, coba jawab pertanyaan ini: Sebuah gas menerima kalor sebesar 1000 joule,
kemudian melakukan usaha sebesar 300 joule. Berarti berapa perubahan Energi Dalamnya?

”KLIK-DI-SINI-UNTUK-MELIHAT-JAWABANNYA”

Energi kalor yang masuk ke sistem itu ( ). Usaha yang dilakukan gas itu (
). Berarti perubahan energi dalam sistem adalah (
).

Usaha yang dilakukan oleh Gas (W)

Berikutnya, setelah lo tau hukum termodinamika, lo harus lihat apakah gas melakukan usaha
atau enggak. Mungkin lo udah tau kalau usaha itu bisa dicari dengan persamaan
(gaya x perpindahan). Sebenernya itu nggak tepat-tepat amat sih. Karena persamaan itu hanya
berlaku untuk yang konstan. Kalau -nya berubah-ubah, persamaan yang lebih generalnya
adalah .
Terus kalau lo inget bahwa , lo bisa utak-atik sedikit rumus barusan menjadi begini:

(versi tekanan konstan)

(versi yang lebih general)

Nah, sekarang coba lo pikirin dikit. Ketika lo meniup dengan mulut terbuka sedikit, kira-
kira udara yang keluar dari mulut lo itu melakukan usaha atau enggak?

”KLIK-DI-SINI-UNTUK-MELIHAT-JAWABANNYA”

Yeap. Udara melakukan usaha. Karena ketika lo meniup dengan mulut yang terbuka
sedikit. Udara yang lo tiup itu agak termampatkan. Sehingga ketika udaranya keluar dari
mulut lo, dia langsung mengembang atau volume gasnya membesar. Ini sebabnya gue
nunjukin rumus di atas. Dari rumus itu, lo bisa lihat kalau volume membesar (ada ),
maka gas melakukan usaha.

Atau gue bikin animasinya deh…

Yang kiri, volume udara ga mengembang. Sementara yang kanan, volume udara mengembang
setelah keluar dari mulut. Kalau volume mengembang, berarti udara/gas melakukan usaha.
Proses ini kalau kita gambarin grafiknya itu begini:
Ini adalah grafik P-V (tekanan terhadap volume gas). Usaha (W) itu adalah luas di bawah
kurva. Dari gambar di atas kelihatan kalau usahanya nggak nol karena gas mengembang dari
ke .

Gas tersebut menerima Kalor dari luar nggak ya?

Persamaan Termodinamika tadi kan begini ya: . Kita udah bahas bagian usaha.
Sekarang gimana dengan bagian kalornya: Udara yang keluar dari mulut itu menerima kalor dari
luar sistem nggak yah?

Nah, sebenernya mungkin dia menerima sih. Tapi kayaknya itu kecil banget. Kenapa?

(1) Udara itu isolator kalor yang baik. Jadi susah banget transfer kalor melalui udara.

(2) Prosesnya ini berlangsung sangat cepat. Nggak sempet ada perpindahan kalor.

Jadi bisa dibilang bahwa pada sistem ini, kalor yang diterima sistem itu nggak ada deh. So....

Gimana dengan Perubahan Energi dalamnya?

Okay, usaha jelas ada, tapi kalor nol. Kalau gitu persamaan bisa kita sederhanain
dong? Tinggal kita masukin aja , didapatlah persamaan ini:
Wow... berarti perubahan energi dalamnya negatif nih (karena nilai udah pasti positif).
Artinya, udara yang keluar dari mulut itu mengalami penurunan energi dalam.

Kalau Energi Dalam turun, terus kenapa?

Inget kalau energi dalam suatu gas itu hubungannya dengan suhu dari gas tersebut.
Persamaannya gini:

(untuk gas monoatomik)

(untuk gas diatomik)

Berhubung nilai (jumlah partikel) nggak berubah, dan nilai (konstanta Bolztmann) juga pasti
nggak berubah, berarti yang pasti berubah cuma nilai aja.

Jadi kalau energi dalamnya turun, suhu gas tersebut pasti turun.

Nah, itu lah sebabnya kalau lo meniup dengan mulut terbuka sedikit, udara yang keluar dari
mulut lo itu agak dingin. Proses Termodinamika yang kayak gini ada namanya by the way,
namanya proses Adiabatik. Ada juga yang nyebutnya Adiabatis. Tapi kalau menurut KBBI sih
yang bener itu Adiabatik.

So, kalau kita rangkum, kira-kira penjelasannya gini:

 Kenapa udara yang kita tiupkan itu dingin (lebih dingin dibanding suhu badan kita)?
Karena udara yang kita tiupkan mengalami penurunan energi dalam ( ).
 Kenapa energi dalamnya turun? Karena udara tersebut melakukan usaha (W) dan udara
menerima tidak menerima kalor dari lingkungan ( ).
 Kenapa udara tersebut melakukan usaha? Karena udara tersebut mengembang ketika
keluar dari mulut.
 Tau dari mana bahwa udara tersebut tidak menerima kalor dari lingkungan? Soalnya
udara itu isolator (sulit menghantar kalor). Terus karena prosesnya cepet, nggak sempet
ada pertukaran kalor.
***

Okay, kira-kira gitu deh ceritanya kenapa tiupan lo itu ampuh banget untuk mendinginkan sup
yang terlalu panas tadi. Nah, kalau lo pengen ngetes apakah lo udah beneran paham sama apa
yang ditulis di artikel ini, coba deh lo ceritain ke salah satu temen lo gimana proses adiabatik
yang terjadi ketika lo meniup sup. Semoga aja temen lo itu agak sabar dengerinnya :p

Kalau lo mau tau lebih banyak tentang konsep Termodinamika, lo bisa tonton teori dan soalnya
di sini:

>> Termodinamika <<

Btw, konsep termodinamika itu basic-nya ada di konsep persamaan gas ideal dan teori kinetik
gas. Kalau lo ngerasa belum paham sama kedua konsep itu, boleh juga lo tonton ini:

>> Teori Kinetik Gas <<

Yaudah, gitu aja dari gue. Kalau pada suka tulisan gue yang model begini, gue akan bikin lebih
banyak lagi deh tulisan-tulisan yang seperti ini

Mana yang duluan, Ayam atau Telur?


Posted on April 23, 2014 by Fanny Rofalina| 36 Comments

Mungkin salah satu pertanyaan yang paling klasik di dunia ini adalah :

"Mana yang duluan, ayam atau telur?"

Ada yang tahu jawabannya? Kalo ayam, kenapa? Kalo telur, kenapa? Atau mungkin lo mikir
kalo pertanyaan ini terlalu gak penting buat dijawab?

Sekilas pertanyaan ini emang terkesan sepele dan gak penting, tapi sebetulnya PROSES untuk
menjawabnya pertanyaan ini, kita perlu menggali pengetahuan sains yang cukup mendalam lho..

Mungkin lo heran, kenapa sejak dari zamannya filsuf Yunani seperti Aristoteles dan Plato,
sampe abad 21 sekarang, pertanyaan yang terkesan sepele ini masih banyak dibicarakan dan
diperdebatkan. Emang apa sih pentingnya mana yang duluan ayam atau telur? Sebetulnya ada
pesan tersirat yang amat penting dari pertanyaan ini. Bagi filsuf kuno, pertanyaan ini adalah
pertanyaan filosofis yang sangat dalam tentang teka-teki darimana datangnya jagat raya ini. Jika
segala yang mereka lihat ini terjadi dari proses materi yang terjadi sebelumnya, lalu bagaimana
dengan proses yang terjadi sebelumnya, dan sebelumnya, dst...

Teka-teki filosofis itu kemudian dianalogikan menjadi teka-teki ayam atau telur.

“Kalo misalnya ayam menetas dari telur, telurnya datang dari mana? Berarti harus ada ayam
sebelumnya dong yang menetaskan telur itu? Tapi ayam itu pasti menetas dari telur juga
kan? Jadi mana yang duluan dong?”

Pada jaman sekarang ini, masih banyak orang yang berpikir bahwa pertanyaan ini masih menjadi
teka-teki besar kehidupan yang belum terpecahkan. Malah ada yang tenggelam ke debat kusir
filosofisnya. Tapi sebenarnya, melalui metode saintifiknya, sains sudah mampu menjawab
pertanyaan ini lho. Cuman mungkin banyak aja orang yang males baca jurnal sains dan masih
mengandalkan pertanyaan ini dalam berargumen filosofis..

Jadi Jawabannya Dari Pandangan Sains


Gimana?
Sebuah penelitian pada tahun 2010 menunjukkan bahwa protein yang esensial untuk
pembentukan cangkang telur ayam (ovocleidin-17) hanya eksklusif ditemukan di ovarium ayam.
Protein ini dibutuhkan untuk pembentukan cangkang telur ayam. Tanpa protein ini, cangkang
telur ga bisa dibentuk. Jadi secara teknis, tanpa ada ayam, kita ga bisa punya telur ayam. Sampai
di sini, sekilas jawaban dari teka-teki ini: ayam.

Case closed? Not yet. FAR FROM THAT..

Kalo ditanya: Mana yang duluan, ayam atau telur ayam? Penemuan tentang protein ovocleidin-
17 itu emang seolah-olah bisa menjawab pertanyaan khusus ini, yaitu Ayam.
Tapi dengan begitu tetap aja jadi ada pertanyaan lagi. Protein ovocleidin-17 harus datang dari
sesuatu dong. Tapi dari mana? Si ayam pertama yang menghasilkan protein ovocleidin-17 datang
dari mana? Inilah yang akan terjadi kalo kita coba mau mulai menelusuri sesuatu, dari satu
pertanyaan sederhana, bisa muncul pertanyaan-pertanyaan penting lainnya.

Jadi dari mana datangnya ayam pertama


yang menghasilkan protein ovocleidin-17 ?
Nah, di untuk pertanyaan yang satu ini, Evolusi hadir memberikan perspektif yang betul-betul
mencerahkan.

Secara sederhana, teori evolusi itu bisa dirumuskan seperti

EVOLUSI = SELEKSI ALAM + MUTASI

Dalam proses reproduksi, ketika 2 organisme melakukan perkawinan, mereka akan menurunkan
informasi genetiknya (pejantan melalui sel sperma dan betina melalui sel telur) dalam bentuk
DNA. Sel sperma bertemu dengan sel telur, fertilisasi terjadi, terbentuklah zigot. Zigot ini
mengandung kombinasi genetik kedua induknya. Zigot kemudian terus membelah (secara
mitosis). Selama pembelahan terjadi, DNA melakukan replikasi.

Jadi intinya keturunan berikutnya merupakan kombinasi replika kode DNA dari kedua
induknya.. So, gimana ciri-ciri bentuk fisik yang terlihat (fenotipte) maupun genotipe (yang gak
terlihat) dalam diri lo sekarang HAMPIR SELALU merupakan hasil replika gabungan dari gen
ayah dan ibu lo, baik yang bersifat resesif maupun dominan.

Lho, kok 'hampir selalu'? Soalnya gini, replikasi DNA ini ga selalu 100% pasti akurat, (istilahnya
mesin fotokopi juga kan bisa aja ngaco) begitu juga dengan reproduksi, ada saatnya terjadi
penyimpangan dalam proses replika DNA. Fenomena ini disebut dengan Mutasi. Mutasi akan
menimbulkan perubahan minor di organisme keturunan baru tadi.. dimana perubahan ini
terkadang menguntungkan organisme itu untuk bisa lebih bertahan dalam kondisi lingkungan
ketimbang organisme sebelumnya, disitulah terjadi seleksi alam.. Dan ketika spesies yang telah
bermutasi itu jadi lebih mendominasi populasi yang baru dalam jangka waktu yang panjang dan
proses yang bertahap, itulah yang disebut dengan Evolusi.

Nah balik lagi ke ayam. Ayam, sebagai suatu spesies, menjadi ayam modern yang kita kenal
sekarang melalui proses evolusi yang panjang, lambat, dan bertahap.

Buat lebih jelasnya tentang Evolusi dan Mutasi, sebaiknya lo coba nonton video zenius yang
menjelaskan 2 hal ini dengan udah sangat lengkap dan detail

>>Video Teori tentang Konsep Evolusi<<


>>Video Teori tentang Konsep Mutasi<<

Oke lanjut lagi, sebetulnya mutasi yang terjadi pada satu garis generasi mungkin ga akan kentara
keliatan perubahannya. Namun, bayangkan hal ini terjadi selama ribuan generasi. Mutasi DNA
minor selama ribuan generasi akhirnya “cukup” untuk menciptakan spesies baru
(speciation). Berarti ayam pertama yang menghasilkan protein ovocleidin-17 adalah hasil mutasi
dari spesies ayam sebelumnya! Dari situlah kita bisa lihat bahwa pemahaman akan hukum
mendasar Evolusi ini bisa menjelaskan teka-teki ayam atau telur ini dengan menyeluruh !

Gimana Lebih Detailnya Evolusi Bisa


Menjelaskan Teka-Teki Ayam Atau Telur?
Jadi ceritanya, berjuta tahun lalu, ada spesies yang nantinya akan berevolusi jadi ayam (moyang
ayam), supaya gampang kita sebut saja Proto-Ayam. Dalam jangka waktu yang lama, Proto-
Ayam berkembang biak dan menghasilkan populasi spesies proto-ayam sebagaimana spesies lain
yang kita lihat jaman sekarang. Proses itu berjalan berkesinambungan sampai suatu ketika
Mutasi terjadi, dan mutasi itu kembali tereplika terus dalam proses yang lama dan bertahap. Nah,
karena adanya akumulasi dari mutasi genetik selama ribuan generasi, akhirnya perkawinan
sesama Ayam-Proto menghasilkan telur yang mengandung spesies yang kita sebut "ayam" untuk
pertama kalinya. Spesies ayam pertama inilah yang bisa kita katakan secara saintifik sebagai
spesies yang menetaskan telur ayam untuk pertama kalinya.
Dengan adanya pemahaman evolusi seperti ini, akhirnya kita menemukan jawabannya. Secara
definitif, spesies pertama yang menghasilkan protein ovocleidin-17 belum bisa kita sebut
"Ayam", tapi masih "Proto-Ayam". Sedangkan spesies pertama yang lahir dari telur yang
mengandung protein ovocleidin-17 baru kita bisa sebut sebagai AYAM.

Jadi mana yang duluan, ayam atau telur? Jawabannya adalah TELUR !

***

Nah, sebelumnya mungkin lo gak nyangka kalo pertanyaan yang sekilas terkesan konyol dan gak
penting ini menuntut pengetahuan yang mendalam tentang evolusi dan sains. Tapi memang
begitulah manusia, selalu tergelitik dengan pertanyaan sederhana, dan sebetulnya kita juga bisa
memaknai proses menjawab pertanyaan tersebut sebagai suatu langkah kritis untuk
memproyeksikan apa yang sesungguhnya terjadi di alam ini.

Nah, sekarang dengan lo mengetahui proses bagaimana kita bisa menggali jawaban dari
pertanyaan apapun dari sudut pandang sains.. Sebetulnya kita juga bisa melakukan hal yang
sama untuk banyak pertanyaan lain, asalkan kita bisa fokus menggalinya dengan metode saintifik
yang tepat. Salam Kritis !

Anda mungkin juga menyukai