Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Penyakit grastitis / maag memang sudah mulai dialami oleh orang Indonesia

dari remaja sampai lanjut usia, salah satu faktor penyebabnya adalah kurangnya

pengetahuan tentang faktor-faktor penyebab gastritis dan perilaku untuk mencegah

terjadinya gastritis. Perilaku kesehatan merupakan respon seseorang terhadap objek

yang berkaitan dengan suatu penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan dan

minuman, serta lingkungan. (Novitasary A, Sabilu A & Ismail CS, 2016)

Gastritis yang dikenal dengan penyakit maag ini merupakan suatu

peradangan atau perdarahan pada mukosa lambung yang disebabkan oleh faktor

iritasi, infeksi, dan ketidakteraturan dalam pola makan, misalnya telat makan,

makan terlalu banyak, makan cepat, makan makanan yang terlalu banyak bumbu

dan pedas. (Novitasary A, Dkk, 2016)

World Health Organization (WHO) mengadakan tinjuan terhadap beberapa

negara dunia dan mendapatkan hasil persentase dari angka kejadian asam lambung

(Gastritis) du dunia, diantara Inggris (22%), China (31%), Jepang (14%), Kanada

(35%), dan Prancis (29,5%), di dunia insiden penyakit asam lambung sekitar sekitar

1,8-2,1 juta dari jumlah dari jumlah penduduk setiap tahun. Insiden terjadinya

1
gastritis di Asia Tenggara sekitar 583.635 dari jumlah penduduk setiap tahunnya.

Prevalensi penyakit asam lambung yang di konfirmasi melalui Endoskopi pada

populasi di Shanghai berkitar 17,2% yang secara substantial lebih tinggi dari pada

populasi di Barat yang berkisar 4,1% dan biasanya di anggap sebagai suatu hal yang

remeh, namun penyakit asam lambung merupakan awal dari sebuah penyakit yang

dapat menyusahkan kita (WHO, 2014).

Berdasarkan penelitian dan pengamatan yang dilakukan oleh Departemen

Kesehatan RI, angka kejadian gastritis pada tahun 2012-2013 di beberapa Kota di

Indonesia ada yang tinggi mencapai 91,6% yaitu kota Medan, Surabaya (31,4),

Denpasar (46%), Jakarta (50%), Bandung (30,5), Palembang (35,5), Pontianak

31,5, hal tersebut disebabkan oleh pola makan yang kurang sehat. (Departemen

Kesehatan RI, 2014)

Di Aceh sendiri angka penyakit asam lambung (Gastritis) mencapai

34,7%, ini disebabkan oleh pola makan yang tidak baik dan kurang sehat (Profil

Dinkes Aceh, 2014). Dan khususnya kabupaten Aceh Barat kasus penyakit asam

lambung sebanyak 27540 orang pada tahun 2015, dengan perbulan rata-rata yang

menderita mencapai 2540 orang (11,8%) (Profil Dinas Kesehatan Aceh Barat,

2015).

2
Gejala klinis pada pasien gastritis akan mengalami keluhan nyeri pada

lambung, mual, muntah, lemas, perut kembung, dan terasa sesak, nyeri pada uluh

hati, tidak ada nafsu makan, wajah pucat, suhu badan naik, keringat dingin, pusing,

atau bersendawa serta dapat juga terjadi pendarahan saluran cerna. ( Novitasary A,

Dkk, 2016)

Tindakan keperawatan mandiri perawat yang tepat untuk menurunkan

integritas nyeri pada pasien dengan Gastritis ialah dengan cara melakukan tindakan

distraksi, Sesuai dengan penelitian dan yang pernah dilakukan di RSUD BLUD

CUT NYAK DHIEN MEULABOH.

Salah satu teknik distraksi yang bisa dilakukan adalah dengan distraksi audio yaitu

dengan cara mendengarkan musik. Secara fisiologis pun teknik distraksi audio

(yang disukai oleh pasien seperti musik pop, dangdut, keroncong, dll) dengan

memakai musik dapat merangsang pelepasan hormon endorfin yang merupakan

substansi sejenis morfin yang disuplai oleh tubuh, sehingga pada saat reseptor

nyeridi saraf perifer mengirimkan sinyal ke sinaps, kemudian terjadi transmisi

sinapsis antara neuron saraf perifer dan neuron yang menuju otak tempat yang

seharusnya substansi P akan menghasilkan impuls. Pada saat tersebut endorphin

akan memblokir lepasnya substansi P dari neuron sensorik sehingga sensasi nyeri

menjadi berkurang (Potter & Perry, 2006).

3
Berdasarkan data diatas penulis tetarik untuk membahas tentang

Tindakan Distraksi mendengarkan musik, karena seperti yang kita ketahui

bahwa Tindakan Distraksi mendengarkan musik bisa menurunkan intersitas

nyeri.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang terdapat dalam penulisan ini yaitu “

Bagaimana gambaran Asuhan keperawatan dalam pelaksanaan Tindakan

Distraksi mendengarkan musik untuk menurunkan intersitas nyeri pada pasien

dengan Gastritis di ruang Rawat Inap Internis “ BLUD Rumah Sakit Umum

Daerah Cut Nyak Dhien Meulaboh “.

C. Tujuan Studi Kasus

Menggambarkan Asuhan keperawatan dalam pelaksanaan Tindakan

Distraksi mendengarkan musik untuk menurunkan intersitas nyeri pada pasien

Gastritis di ruang Rawat Inap Internis BLUD Rumah Sakit Umum Daerah Cut

Nyak Dhien Meulaboh.

D. Manfaat Penulisan

1. Masyarakat

Meningkatkan pengetahuan masyarakat dalam menurunkan

intersitas nyeri pada pasien dengan Gastritis melalui Tindakan Distraksi

mendengarkan musik.

4
2. Bagi pengembang ilmu pengetahuan dan teknologi keperawatan

Menambah keluasan ilmu dan teknologi terapan bidang keperawatan

dalam menurunkan intersitas nyeri pada pasien Gastritis melalui Tindakan

Distraksi mendengarkan musik.

3. Bagi Penulis

Memperoleh pengalaman dalam mengimplementasikan pelaksanaan

Tindakan Distraksi mendengarkan musik.untuk menurunkan intersitas nyeri

pada pasien dengan Gastritis diruang rawat inap internis BLUD RSUD Cut

Nyak Dhien Meulaboh.

5
DAFTAR PUSTAKA

1. Novitasary A. Sabilu A & Ismail CS. (2016). faktor determinan gastritis


klinis pada mahasiswa di fakultas kesehatan masyarakat universitas halu
oleo tahun 2016. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kesehatan Masyarakat Vol. 2.
No. 6. Mei 2017.
2. WHO. (2014)
3. Departemen Kesehatan RI. (2014)
4. Profil Dinas Kesehatan Aceh Barat. (2015)

Anda mungkin juga menyukai