Anda di halaman 1dari 10

Analisis Koreksi Fiskal Terhadap Perhitungan

Penyusutan Aset Tetap Pada


CV. Mitra Agro Permai

Silvy Amelia (Silvy_amelia@rocketmail.com)


Lili Syafitri (Lili.syafitri@rocketmail.com), Cherrya Dhia Wenny
(Cherryadhia@yahoo.com)
Jurusan Akuntansi
STIE MDP

Abstrak : Tujuan Penelitian ini ialah untuk mengetahui nilai masing-masing penyusutan menurut metode
komersial dan metode fiskal. Juga mengetahui nilai koreksi fiskal penyusutan serta PPh yang harus
dibayar CV. Mitra Agro Permai.
Metode Penelitian yang saya gunakan yaitu metode kualitatif yang berupa analisis suatu laporan
keuangan dengan melakukan pengumpulan data, mengolah data, menganalisis data, kemudian mengambil
kesimpulan. Dalam penelitian ini peneliti mengumpulkan, mengolah dan menganalisis data penyusutan
aset tetap yang kemudian akan menyimpulkan fakta yang didapatkan dari analisis tersebut.
Hasil yang dicapai dari penelitian ini yaitu terdapat jumlah nilai penyusutan komersial perusahaan
dari tahun 2007-2011 berjumlah Rp 475.114.786,00 sedangkan menurut fiskal berjumlah Rp
315.875.235,00 yang menghasilkan nilai koreksi fiskal penyusutan sebesar Rp 159.239.551,00. Dengan
demikian didapatkan nilai PPh sesuai ketentuan perusahaan dari tahun 2007-2011 berjumlah Rp
128.563.395,70 sedangkan menurut ketentuan fiskal berjumlah Rp 164.019.288,30 sehingga terdapat
selisih sebesar Rp 35.455.892,60.
Kesimpulan dalam penelitian ini bahwa perusahaan sudah menerapkan metode yang tepat yaitu
metode garis lurus namun terdapat kesalahan terhadap tarif penyusutan masing-masing aset tetap yang
setelah dikoreksi menimbulkan penurunan nilai penyusutan sehingga berdampak pada kenaikan laba
sebelum pajak CV. Mitra Agro Permai.

Kata kunci : Koreksi fiskal, Aset tetap, Penyusutan

Abstract : The purpose of this analysis was to determine the value of each contraction according to the
commercial and fiscal methods. Also to know the value of depreciation fiscal correction including the
income taxthat paid from CV. Mitra Agro Permai.
The analysis method is a qualitative technique of research used for financial statements with data
collecting, data processing, data analysis, and to finding the conclusion. In the analysis process consisted
data mining, processing and for the fixed asset data analysist that be used for the last distinctness.
From the achievement results by this analysis there was a corporate depreciation value from 2007-
2011 as much as Rp 475.114.786,00 and while from the fiscal value was Rp 315.875.235,00, for the fiscal
correction depreciation final result as Rp 159.239.551,00. On this moment we can discovering the income
tax with the company determining was from 2007-2011 is Rp 128.563.395,70, and then Rp
164.019.288,30 from the fiscal value to know the difference between each other result for Rp
35.455.892,60.
The conclusion of this analysis is to discovering the methods that was be used by the object or
company with the right utilization also known as straight-line method. And there was an error
environment surrounding the depreciation of fixed assets that was affecting the value rate of CV. Mitra
Agro Permai profit earned before the taxes measuring.

Key Words : Fiscal correction, fixed assets, depreciation

Hal - 1
1 PENDAHULUAN Terhadap Perhitungan Penyusutan Aset
Tetap Pada CV. Mitra Agro Permai”.
Setiap perusahaan yang ada dimanapun
harus membuat laporan keuangan 2 LANDASAN TEORI
(Financial Statement) dan harus membuat
kebijakan dalam metode penyusutan untuk 2.1 Pajak
memecahkan masalah utama aset tetap,
yaitu memiliki masa manfaat terbatas dan Menurut Siti Resmi (2009, h.1), pajak
berkurangnya kemampuan produksi dengan adalah peralihan kekayaan dari pihak rakyat
berbagai macam metode yang bisa dipilih. kepada kas negara untuk membiayai
pengeluaran rutin dan “surplus”-nya
CV. Mitra Agro Permai merupakan digunakan untuk public saving yang
sebuah perusahaan yang bergerak di bidang merupakan sumber utama untuk membiayai
perkebunan kelapa sawit memiliki aset public investment.
tetap yang disusutkan berupa meuble dan
perabot, peralatan kantor, dan kendaraan. 2.2 Koreksi Fiskal
Berikut ini data mengenai aset tetap pada
CV. Mitra Agro Permai. Koreksi fiskal dilakukan oleh Wajib
Pajak karena terdapat perbedaan
Tabel 1.1 : Daftar Aset Tetap penghitungan, khususnya laba menurut
akuntansi (komersial) dengan laba menurut
Nama Aset % Tahun Harga perpajakan (fiskal). Menurut Bambang
Tetap peny Perlhn Perolehan
Kendaraan
Kesit (dalam Resmi, 2009, h.392), untuk
Truck PS 100 20% 2007 160.000.000 mengatasi masalah tersebut digunakan
Sepeda Motor 20% 2005 14.500.000 beberapa pendekatan dalam penyusunan
174.500.000
Inventaris laporan keuangan fiskal, yaitu :
Kantor
Computer 20% 2005 5.500.000 1. Laporan keuangan fiskal disusun secara
Meja Kerja 20% 2006 1.800.000
Kursi Kerja 20% 2006 800.000 beriringan dengan laporan keuangan
Lemari Kantor 20% 2006 1.700.000 komersial.
Kursi tamu 20% 2006 2.200.000 2. Laporan keuangan fiskal ekstrakomtabel
Piling Cabinet 20% 2007 1.300.000 dengan laporan keuangan bisnis. Artinya
Mesin Tik 20% 2007 600.000
laporan keuangan fiskal merupakan
Calculator 15 20% 2007 450.000 produk tambahan, diluar laporan
Digit keuangan bisnis.
14.350.000
Jumlah I + II 188.850.000
3. Laporan keuangan fiskal disusun dengan
menyisipkan ketentuan-ketentuan pajak
Dari segi masa manfaat, harga dalam laporan keuangan bisnis.
perolehan, maupun metode penyusutannya
baik metode komersial maupun fiskal bisa Penyebab perbedaan laporan keuangan
saja menghasilkan nilai yang berbeda. Hal komersial dan laporan keuangan fiskal
ini disebabkan karena semakin besar biaya adalah karena terdapat perbedaan prinsip
penyusutan maka semakin kecil pendapatan akuntansi, perbedaan metode dan prosedur
yang dihasilkan dan berarti semakin kecil akuntansi, perbedaan pengakuan
pula pajak terutang yang harus dibayarkan, penghasilan dan biaya, serta perbedaan
begitu juga sebaliknya. Diperlukan koreksi perlakuan penghasilan dan biaya.
fiskal atas penyusutan untuk mengetahui
PPh yang harus dibayar secara tepat. 1. Perbedaan Prinsip Akuntansi
a. Prinsip konservatisme
Berdasarkan hal tersebut maka penulis b. Prinsip harga perolehan
tertarik untuk memilih judul penelitian c. Prinsip pemadanan (matching)
mengenai “Analisis Koreksi Fiskal

Hal - 2
2. Perbedaan Metode dan Prosedur b. Metode pembebanan menurun
Akuntansi 1. Metode jumlah angka tahun
a. Metode nilai persediaan
b. Metode penyusutan dan amortisasi Biaya Penyusutan
c. Metode penghapusan piutang = Tarif Penyusutan × Dasar
Penghitungan Penyusutan
3. Perbedaan Perlakuan dan Pengakuan
Penghasilan Dasar Penghitungan
= Harga Perolehan – Nilai Residu
a) Penghasilan tertentu diakui dalam
akuntansi komersial tetapi bukan
merupakan Objek Pajak Penghasilan
b) Penghasilan tertentu diakui dalam 2. Metode saldo menurun
akuntansi komersial tetapi pengenaan
pajaknya bersifat final Biaya Penyusutan
= Tarif Penyusutan × Dasar Penghitungan
c) Penyebab perbedaan lain yang berasal
Penyusutan
dari penghasilan Dasar Penghitungan
d) Pengeluaran tertentu diakui dalam = Harga Sisa Buku Awal Penyusutan
akunatnsi komersial sebagai biaya atau
pengurang hasil bruto, tetapi dalam 2)Dasar penggunaan
fiskal pengeluaran tersebut tidak boleh a. Metode jam jasa
dikurangkan dari penghasilan bruto

2.3 Aset Tetap


Tarif penyusutan per jam =
Menurut Warren Reeve Fess (2005, Harga perolehan – nilai residu
h.140), sumber daya fisik yang dimiliki Estimated Sevice Life
serta digunakan oleh bisnis dan bersifat
permanen atau tahan lama disebut aset tetap
(fixed assets atau plant assets). b. Metode unit produksi

2.4 Definisi Penyusutan


ProduksiSebenarnya
Masalah penyusutan merupakan Tarif Penyusutan =
masalah yang penting selama masa manfaat Kapasitas Produksi
aset tetap. Masa manfaat diukur dengan Biaya Penyusutan
periode suatu aset yang diharapkan = Tarif Penyusutan × Dasar Penyusutan
digunakan perusahaan atau jumlah produksi Dasar Penyusutan
= Harga Perolehan – Nilai Residu
atau unit serupa yang diharapkan diperoleh
dari aset oleh perusahaan.

2.5 Metode Perhitungan Penyusutan Metode penyusutan menurut ketentuan


perundang-undangan perpajakan
Metode penyusutan sesuai ketentuan sebagaimana telah diatur dalam Pasal 11
komersial, dalam praktiknya dapat Undang-Undang Pajak Penghasilan.
digunakan sesuai pengelompokan menurut
Waluyo (2010, h.104). 1) Metode garis lurus (straight line
method), atau metode saldo menurun
1) Dasar waktu (declining balance method) untuk aset
a. Metode garis lurus tetap berwujud bukan bangunan.
Metode garis lurus menghasilkan
Biaya Penyusutan = Tarif Penyusutan x jumlah beban penyusutan yang sama
Dasar Perhitungan setiap tahun sepanjang umur manfaat
suatu Aset tetap. Sedangkan metode

Hal - 3
saldo menurun menghasilkan beban air dalam accessories.
7 Jasa Base station controller
periodik yang terus menerus sepanjang telekomunikasi
estimasi umur manfaat Aset. Untuk selular
menerapkan metode ini, tarif
penyusutan garis lurus tahunan terlebih Tabel 2.2 Kelompok 2
dahulu harus digandakan Tarif Penyusutan : 12,5%
2) Metode garis lurus untuk aset tetap Masa Manfaat : 8 tahun
berwujud bangunan
No Jenis usaha Jenis harta
Pengelompokan aset tetap diatur 1 Semua jenis usaha a. Mebel dan peralatan dari
logam termasuk meja,
berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan bangku, kursi, lemari dan
No. 96/PMK.03/2009 , berikut tabel sejenisnya yang bukan
pengelompokan penyusutan aset tetap merupakan bagian dari
bangunan. Alat pengatur
fiskal. udara seperti AC, kipas
Tabel 2.1 Kelompok 1 angin dan sejenisnya.
Tarif Penyusutan : 25% b. Mobil, bus, truk, speed
boat dan sejenisnya.
Masa Manfaat : 4 tahun c. Container dan
sejenisnya.
No Jenis Usaha Jenis Harta 2 Pertanian, a. Mesin
1 Semua jenis usaha
a. Mebel dan peralatan dari perkebunan, pertanian/perkebunan
kayu atau rotan termasuk kehutanan, perikanan seperti traktor dan mesin
meja, bangku, kursi, bajak, penggaruk,
lemari dan sejenisnya penanaman, penebar
yang bukan bagian dari benih dan sejenisnya.
bangunan. b. Mesin yang mengolah
b. Mesin kantor seperti atau menghasilkan atau
mesin tik, mesin hitung, memproduksi bahan atau
duplikator, mesin barang pertanian,
fotokopi, mesin perkebunan, peternakan
akunting/pembukuan, dan perikanan.
komputer, printer, 3 Industri makanan dan
a. Mesin yang mengolah
scanner dan sejenisnya. minuman produk asal binatang,
c. Perlengkapan lainnya unggas dan perikanan,
seperti amplifier, misalnya pabrik susu,
tape/cassete, video pengalengan ikan.
recorder, televisi dan b. Mesin yang mengolah
sejenisnya. produk nabati, misalnya
d. Sepeda motor, sepeda mesin minyak kelapa,
dan becak. margarin, penggilingan
e. Alat perlengkapan kopi, kembang gula,
khusus (tools) bagi mesin pengolah biji-
industri/jasa yang bijian seperti
bersangkutan. penggilingan beras,
f. Dies, jigs, dan mould. gandum, tapioka.
g. Alat-alat komunikasi c. Mesin yang
seperti pesawat telepon, menghasilkan atau mem-
faksimile, telepon seluler produksi minuman dan
dan sejenisnya. bahan-bahan minuman
2 Pertanian, Alat yang digerakkan segala jenis.
perkebunan, bukan dengan mesin d. Mesin yang
kehutanan seperti cangkul, menghasilkan atau mem-
peternakan, perikanan, produksi bahan-bahan
garu dan lain-lain. makanan dan makanan
3 Industri makanan Huller, pemecah kulit, segala jenis.
dan minuman penyosoh, pengering, 4 Industri mesin Mesin yang
pallet dan sejenisnya. menghasilkan atau
4 Transportasi dan Mobil taksi, bus dan truk memproduksi mesin
pergudangan yang digunakan sebagai ringan (misalnya mesin
angkutan umum. jahit, pompa air).
5 Industri semi Falsh memory tester, 5 Perkayuan, kehutanan
a. Mesin dan peralatan
konduktor writer machine, biporar penebangan kayu
test system, b. Mesin yang mengolah
elimination(PE8-1), pose atau menghasilkan atau
checker. memproduksi bahan atau
6 Jasa persewaan Steel buoys, steel wire barang kehutanan.
peralatan tambat ropes, mooring 6 konstruksi Peralatan yang

Hal - 4
dipergunakan seperti truk trimming/forming
berat, dump truck, crane machine, wire bonder,
buldozer dan sejenisnya. wire pull tester.
7 Transportasi dan
a. Truk kerja untuk
pergudangan pengangkutan dan
bongkar muat, truk
peron, truck ngangkang 10 Jasa persewaan Spoolling machines,
dan sejenisnya. peralatan tambat air metocean data collector
b. Kapal penumpang, kapal
11 Jasa telekomunikasi Mobile switching center,
barang, kapal khusus
seluler home location register,
dibuat untuk
visitor location register,
pengangkutan barang
authentication centre,
tertentu (misalnya
equipment identity
gandum, batu-batuan,
register, intelligent
biji tambang dan
network service control
sebagainya) termasuk
point, intelligent network
kapal pendingin, kapal
service management
tangki, kapal penangkap
point, radio base station,
ikan dan sejenisnya,
transceiver unit, terminal
yang mempunyai berat
SDH/mini link, antena.
sampai dengan 100
DWT.
c. Kapal yang dibuat Tabel 2.3 Kelompok 3
khusus untuk menghela
atau mendorong kapal- Tarif Penyusutan : 6,25%
kapal suar, kapal Masa Manfaat : 16 tahun
pemadam kebakaran,
kapal keruk, keran No Jenis usaha Jenis harta
terapung dan sejenisnya
1 Pertambangan selain Mesin-mesin yang
yang mempunyai berat
minyak dan gas dipakai dalam bidang
sampai dengan 100
pertambangan,
DWT.
termasuk mesin-mesin
d. Perahu layar pakai atau
yang mengolah produk
tanpa motor yang
pelikan.
mempunyai berat sampai
2 pemintalan, a. Mesin yang mengolah
dengan 250 DWT.
pertenunan dan atau menghasilkan
e. Kapal balon.
pencelupan produk-produk tekstil
8 Telekomunikasi a. Perangkat pesawat
(misalnya kain katun,
telepon.
sutra, serat-serat
b. Pesawat telegraf
buatan, wol dan blu
termasuk pesawat
hewan lainnya, lena
pengiriman dan
rami, permadani, kain-
penerimaan radio teegraf
kain bulu.
dan radio telepon
b. Mesin untuk
9 Industri semi Auto frame loader,
preparation,
konduktor automatic logic handler, bleaching, dyeing,
baking oven, ball shear printing, finishing,
tester, bipolar test
texturing, packaging
handler (automatic), dan sejenisnya.
cleaning machine,
3 Perkayuan a. Mesin yang mengolah
coating machine, curing
atau menghasilkan
oven, cuttting press,
produk-produk kayu,
dambar cut machine,
barang-barang dari
dicer, die bonder, die
jerami, rumput dan
shear test, dynamic burn-
bahan anyaman
in system oven, dynamic
lainnya.
test handler, eliminator
b. Mesin dan peralatan
(PGE-01), full automatic
penggergajian kayu
mark, hand maker,
4 Industri kimia a. Mesin atau peralatan
individual mark, inserter
yang menghasilkan
remover machine, laser
produk industri kimia
marker (FUM A-01),
dan industri yang ada
logic test system, marker
hubungannya dengan
(mark), memory test
industri kimia
system, molding,
(misalnya bahan kimia
mounter, MPS
anorganis,
automatic, MPS manual,
persenyawaan organis
O/S tester manual, pass
dan anorganis serta
oven, pose checker, re-
logam mulia, elemen
form machine, SMD
radio aktif, isotop,
stocker, taping machine,
bahan kimia organis,
tiebar cut press,
produk farmasi,

Hal - 5
pupuk, obat celup, Tabel 2.4 Kelompok 4
obat pewarna, cat,
pernis, minyak eteris Tarif Penyusutan : 5%
dan resinonida- Masa Manfaat : 20 tahun
resinonida wangi-
wangian, obat
No Jenis usaha Jenis harta
kecantikan dan obat
1 konstruksi Mesin berat untuk
rias, sabun, detergent
konstruksi
dan bahan organis
pembersih lainnya, zat 2 Transportasi dan a. Lokomotif uap dan
albumina, perekat, pergudangan tender atas rel.
bahan peledak, produk b. Lokomotif listrik atas
pirotehnik, korek api, rel, dijalankan dengan
alloy piroforis, barang baterai atau tenaga
fotografi dan listrik dari sumber
sinematografi. luar.
b. Mesin yang mengolah c. Lokomotif atas rel
atau menghasilkan lainnya.
produk industri d. Kereta, gerbong
lainnya (misalnya penumpang dan
damar tiruan, bahan barang, termasuk
plastik, ester dan eter kontainer khusus,
dari selulosa, karet dibuat dan
sintetis, karet tiruan, diperlengkapi untuk
kulit samak, jangat dan ditarik dengan satu
kulit mentah). alat atau beberapa alat
pengangkutan.
5 Industri mesin Mesin menengah dan
e. Kapal penumpang,
berat (misalnya mesin
kapal barang, kapal
mobil, mesin kapal.
khusus dibuat untuk
6 Transportasi dan a. Kapal penumpang,
pengangkutan barang-
pergudangan kapal barang, kapal
barang tertentu
khusus dibuat untuk
(misalnya gandum,
pengangkutan barang-
batu-batuan, biji
barang tertentu
tambang dan
(misalnya gandum,
sejenisnya) termasuk
batu-batuan, biji
kapal pendingin dan
tambang dan
kapal tangki, kapal
sejenisnya termasuk
penangkap ikan dan
kapal pendingin dan
sejenisnya, yang
kapal tangki, kapal
mempunyai berat di
penangkapan ikan dan
atas 1.000 DWT.
sejenisnya, yang
f. Kapal dibuat khusus
mempunyai berat di
untuk menghela atau
atas 100 DWT sampai
mendorong kapal,
dengan 1.000 DWT.
kapal suar, kapal
b. Kapal dibuat khusus
pemadam kebakaran,
untuk mengela atau
kapal keruk, keran-
mendorong kapal,
keran terapung dan
kapal suar, kapal
sebagainya, yang
pemadam kebakaran,
mempunyai berat di
kapal keruk, keran
atas 1.000 DWT.
terapung dan
g. Dok-dok terapung.
sejenisnya, yang
mempunyai berat di
atas 100 DWT sampai
dengan 1.000 DWT.
c. Dok terapung. 3 METODOLOGI PENELITIAN
d. Perahu layar pakai
atau tanpa motor yang
mempunyai berat di 3.1 Pendekatan Penelitian
atas 250 DWT.
e. Pesawat terbang dan Pendekatan penelitian ini merupakan
helikopter-helikopter
segala jenis. pendekatan penelitian kualitatif yaitu
7 Telekomunikasi Perangkat radio penelitian berdasarkan fakta-fakta yang
navigasi, radar dan ditemukan di lapangan yang berupa
kendali jarak jauh.
masalah perilaku wajib pajak dan perlakuan
pajak menyangkut penghitungan
penyusutan aset tetap.

Hal - 6
3.2 Objek/Subjek Penelitian b. Observasi
Yaitu suatu teknik pengumpulan data
CV. Mitra Agro Permai adalah subjek dengan mengadakan pengamatan-
dari penelitian ini yang merupakan pengamatan secara langsung pada
perusahaan yang bergerak di bidang pelaksanaan operasi perusahaan. Dalam hal
perkebunan sawit. Objek dari penelitian ini penulis mengadakan kunjungan ke CV.
ini yaitu penyusutan aset tetap Mitra Agro Permai untuk mengamati data
perusahaan tersebut. laporan keuangan perusahaan tersebut.
c. Dokumentasi
3.3 Pemilihan Informan Kunci Yaitu dengan pencatatan dan
pengcopyan atas data-data sekunder untuk
Sumber data dan informasi diperoleh mendapatkan data-data yang mendukung
penulis melalui pembicara di CV. Mitra penelitian.
Agro Permai bernama Resty Indah S, SE
karyawan swasta yang menjabat sebagai 3.6 Teknik Analisis Data
Kepala Akunting.
Teknik analisis adalah suatu teknik
3.4 Jenis Data yang digunakan sebagai alat bantu bagi
peneliti untuk mengambil kesimpulan atas
Berdasarkan sumber yang didapatkan, sejumlah data penelitian data yang telah
data penelitian yang digunakan terdiri dari terkumpul. Teknik analisis yang digunakan
dua jenis yaitu : dalam penelitian ini adalah analisis
a. Data primer adalah data yang diperoleh deskriptif kualitatif yaitu penulis melakukan
oleh peneliti secara langsung dari pengumpulan data, mengolah data,
objeknya. Penulis menggunakan teknik menganalisis data, kemudian mengambil
tersebut khususnya untuk mengetahui kesimpulan. Dalam penelitian ini peneliti
profil perusahaan tersebut dan sekilas mengumpulkan, mengolah dan
situasi laporan keuangan terkait menganalisis data penyusutan aset tetap
penelitian yang dibahas. yang kemudian akan menyimpulkan fakta
b. Data Sekunder adalah data yang yang didapatkan dari analisis tersebut.
diperoleh atau dikumpulkan peneliti
dari sumber yang telah ada (peneliti
sebagai tangan kedua). Data di CV. 4 HASIL PENELITIAN DAN
Mitra Agro permai yang didapatkan PEMBAHASAN
peneliti berupa struktur organisasi,
laporan laba rugi, penyusutan aset 4.1 Perhitungan Penyusutan Aset Tetap
tetap, serta laporan pendukung lainnya. CV. Mitra Agro Permai dan Perhitungan
Sesuai Perpajakan
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian
Teknik penelitian yang dilakukan ini merupakan data sekunder mengenai
adalah studi lapangan. Field Research ini penyusutan aset tetap dan laba rugi selama
dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu : 5 tahun yakni 2007-2011. Dalam penelitian
ini, analisis penyusutan aset tetap dalam
a. Wawancara penghitungan PPh hanya dibatasi pada
Yaitu suatu teknik pengumpulan data penghitungan, pengelompokan tarif dan
dengan melakukan tanya jawab langsung masa manfaat suatu aset tetap dari tahun
kepada karyawan yang mempunyai 2007 hingga tahun 2011. Dalam hal ini CV.
wewenang untuk memberikan data dan Mitra menggunakan metode garis lurus
informasi yang diperlukan dalam penulisan. serta menerapkan masa manfaat 5 tahun
untuk segala aset tetap di perusahaannya

Hal - 7
baik untuk kepentingan perusahaannya Tabel 4.2 : Tarif Pajak
maupun untuk menghitung pajak.
Dari data penyusutan aktiva tetap tahun 1. Untuk tahun pajak 2008 menggunakan
2007-2011, ditemukan bahwa penerapan tarif progresif-progresif :
tarif perhitungan penyusutan CV. Mitra
Agro permai belum sesuai dengan aturan Lapisan penghasilan kena pajak Tarif
perpajakan. Hal tersebut mempengaruhi pajak
laba kena pajak pada laporan laba rugi. Sampai dengan 50.000.000 10%
Harus dilakukan koreksi fiskal untuk
mengetahui laba kena pajak yang sesuai Diatas 50.000.000 s/d 15%
dengan aturan perpajakan. 100.000.000
Diatas 100.000.000 30%
Tabel 4.1
Tabel 4.3 : Tarif Pajak

2. Untuk tahun pajak 2009 dan 2010

Tahun Tarif
2009 28%
2010 dan seterusnya 25%

Tahun 2009 :
Apabila peredaran bruto dibawah 4,8 milyar
Tabel ini menggambarkan nilai : 50% × 28% x PKP
penyusutan fiskal dan selisihnya dengan Apabila peredaran bruto diatas 50 milyar
penyusutan komersial dengan maka : 28% × PKP
menggunakan metode garis lurus. Dalam Apabila peredaran bruto antara 4,8 milyar
tabel penyusutan CV. Mitra Agro Permai s/d 50 milyar :
diterapkan bahwa CV. Mitra Agro Permai a. Jumlah Penghasilan Kena Pajak dari
menggunakan tarif 20% atas semua aset bagian peredaran bruto yang memperoleh
tetapnya, berbeda dengan penyusutan yang fasilitas = 4,8 milyar : Peredaran Bruto ×
sesuai dengan aturan perpajakan, memiliki PKP
aturan pengelompokan yang berbeda, dan b. Jumlah Penghasilan Kena Pajak dari
tarif yang berbeda atas masing-masing bagian peredaran bruto yang tidak
pengelompokan aset tersebut sehingga memperoleh fasilitas = PKP – Bagian
menghasilkan perbedaan jumlah nilai peredaran bruto yang memperoleh fasilitas)
penyusutan yang cukup signifikan setiap c. PPh terutang = (50% × 28% ×
tahunnya. Nilai penyusutan dengan tarif Penghasilan Kena Pajak dari bagian
sesuai aturan perpajakan cenderung lebih peredaran bruto yang memperoleh fasilitas)
kecil. Dari tabel ini terdapat koreksi positif + (28% × Penghasilan Kena Pajak dari
karena selisih komersial diatas nilai fiskal. bagian peredaran bruto yang tidak
memperoleh fasilitas)
4.2 Perhitungan PPh Badan CV. Mitra
Agro Permai Tahun 2010 dan seterusnya (sampai ada
perubahan PPh) :
Menurut UU No.36 Tahun 2008, dalam Apabila peredaran bruto dibawah 4,8 milyar
pengenaan pajak PPh badan laba bersih : 50% × 25% × PKP
dikalikan dengan tarif yang sudah Apabila peredaran bruto diatas 50 milyar :
ditetapkan sesuai aturan perpajakan. Tarif 25% × PKP
PPh untuk badan sebagai berikut : Apabila peredaran bruto antara 4,8 milyar
s/d 50 milyar :

Hal - 8
a. Jumlah Penghasilan Kena Pajak dari berbeda. Pengelompokan tersebut
bagian peredaran bruto yang memperoleh berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan
fasilitas = 4,8 milyar : Peredaran Bruto × No.96/PMK.03/2009. Nilai PPh sesuai
PKP ketentuan perusahaan dari tahun 2007-2011
b. Jumlah Penghasilan Kena Pajak dari berjumlah Rp 128.563.395,70 sedangkan
bagian peredaran bruto yang tidak menurut ketentuan fiskal Rp
memperoleh fasilitas = PKP – Bagian 164.019.288,30 sehingga didapatkan selisih
peredaran bruto yang memperoleh fasilitas) kurang bayar sebesar Rp 35.455.892,60.
c. PPh terutang = (50% × 25% × Namun dalam hal penghitungan PPh CV
Penghasilan Kena Pajak dari bagian Mitra Agro Permai sudah benar yaitu pada
peredaran bruto yang memperoleh fasilitas) tahun 2008 menggunakan tarif progresif -
+ (25% × Penghasilan Kena Pajak dari progresif, tahun 2009 menggunakan tarif
bagian peredaran bruto yang tidak 28% dengan ketentuan peredaran bruto
memperoleh fasilitas) antara 4,8 milyar – 50 milyar. Kemudian
pada tahun 2010 dan 2011 menggunakan
Tabel 4.4 tarif 25% dengan ketentuan peredaran bruto
Tabel Perbedaan Nilai PPh antara 4,8 milyar-50 milyar. Dari hal
Metode Komersial dan Fiskal tersebut didapatkan kesimpulan bahwa
No Thn PPh Selisih dengan adanya koreksi fiskal terdapat
Komersial Fiskal Nilai
PPh penurunan dalam nilai penyusutan aset
1 2007 19.837.396, 22.842.042, 3.004.64 tetap dan peningkatan dalam nilai PPh yang
40 80 6,40 harus dibayar CV. Mitra Agro permai.
2 2008 39.905.532, 44.882.817, 4.977.28
74 74 5,00
3 2009 26.557.021, 29.988.480, 3.431.45 5.2 Saran
90 93 9,03
4 2010 24.026.800, 30.631.121, 6.604.32
36 35 0,99 Sebaiknya Perusahaan harus lebih teliti
5 2011 18.236.644, 35.674.825, 17.438.1 dalam menerapkan ketentuan perhitungan
28 46 81,18
Total 128.563.395 164.019.288 35.455.8
bagi laporan keuangannya terutama dalam
,70 ,30 92,60 hal penyusutan aset tetap karena hal
tersebut mempengaruhi nilai PPh yang akan
Dari tabel ini, nilai PPh fiskal menjadi dibayar dan harus memiliki staff pajak
lebih besar dan selisih nilainya cukup khusus mengenai penghitungan laporan
signifikan per tahunnya. Hal tersebut keuangan fiskal. Perusahaan juga sebaiknya
disebabkan mengecilnya nilai penyusutan menyesuaikan saja laporan komersialnya
setelah adanya pengoreksian tarif pada tabel dengan ketentuan fiskal agar tidak perlu
penyusutan aset tetap yang sudah dijelaskan melakukan koreksi fiskal lagi.
pada tabel sebelumnya. Dengan
mengecilnya nilai aset tetap, berkurang pula
jumlah beban usaha pada laba rugi yang DAFTAR PUSTAKA
berakibat bertambahnya laba sebelum pajak
yang didapatkan dari selisih laba kotor [1] Kuswadi 2005, Meningkatnya Laba
dengan jumlah beban usaha. Melalui Pendekatan Akuntansi
Keuangan dan Akuntansi Biaya, PT.
5 KESIMPULAN DAN SARAN Elex Media Kompetindo, Jakarta.

5.1 Kesimpulan [2] Martani, dkk 2012, Akuntansi


Keuangan Menengah Berbasis PSAK ,
Tarif yang dikenakan untuk masing- Salemba Empat , Jakarta.
masing aset 20% menurut ketentuan
penyusutan dalam perusahaan tersebut [3] Nadeak, Eliston 2011, Pengaruh
sedangkan menurut fiskal ada Revaluasi Aktiva Tetap Terhadap
pengelompokan tarif sehingga masing- Penghematan Pajak Pada PT.
masing aset harus menggunakan tarif yang

Hal - 9
Kabelindo Murni, diakses 16 (http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/
September 2012 dari 8108919.pdf).
(http://repository.gunadarma.ac.id/bitst [7]Situmorang, L 2007, Analisa
ream/123456789/934/1/21207268.pdf) Rekonsiliasi Laporan Keuangan
Komersial dengan Laporan
[4] Reeve, Fess 2005, Pengantar Akuntansi, Keuangan Fiskal Dalam
Buku 1 edisi 21, Salemba Empat, Perhitungan Pajak Penghasilan
Jakarta.
Terutang (PPh) Pada PT. Alamjaya
[5] Resmi, Siti 2009, Perpajakan : Teori Wirasentosa, diakses 16 September
dan Kasus, Buku 1 Edisi 5, Salemba 2012 dari
Empat, Jakarta. (http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jur
nal/8108919.pdf).
[6[ Satria, Join 2008, Aktiva Tetap
Terhadap Laba Perusahaan, diakses [8] Umar, Husein 2008, Desain Penelitian,
16 September 2012 dari PT. Rajagrafindo Persada, Jakarta.
(http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/
11084858.pdf).Situmorang, L 2007, [9] Waluyo 2010, Akuntansi Pajak, Edisi
Analisa Rekonsiliasi Laporan 3, Salemba Empat, Jakarta.
Keuangan Komersial dengan Laporan
Keuangan Fiskal Dalam Perhitungan [10]Waluyo, Didik 2011, Pajak
Pajak Penghasilan Terutang (PPh) Penghasilan, Buku 8, DBW Tax
Pada PT. Alamjaya Wirasentosa, Center, Jakarta.
diakses 16 September 2012 dari

Hal - 10

Anda mungkin juga menyukai