Anda di halaman 1dari 20

Soal

I. Tuliskan sebanyak 10 kata- kata dalam bahasa inggris yang berawal dari huruf c ! II. Tuliskan sebanyak 10 kata- kata dalam bahasa inggris yang bentuk akhirnya ty & tas ! III. Tuliskan sebanyak 10 kata- kata dalam bahasa inggris yang bentuk akhirnya ism menjadi isme ! IV. Tuliskan sebanyak 10 kata- kata dalam bahasa inggris yang berakhir dengan if ! V. Tuliskan sebanyak 10 kata- kata/istilah dalam bahasa asing yang manajemen ! berkaitan dengan bahasa

Jawaban
I.
Consolidate Classification Class Construcsion Contest konsodolisasi (menguatkan/menggabungkan) klasifikasi (pengelompokkan) kelas(ruang belajar) konstruksi(perintah) kontes(ajang/pertandingan)

Communication komunikasi(hubungan/kontak) Complementerkomplementer(bersifat melengkapi) Consultasy Combination Collection Konsultasi(bertukar fikiran/pendapat) Kombinasi(Gabungan beberapa hal) Koleksi(mengumpulkan yang sering dikaitkan dengan hob

II.
Capacity Community Produktivity Identity Fasility Prioriy Quality Quantity Creadibility University kapasitas (muatan) komunitas (kelompok orang) produktivitas (mampu menciptakan hasil karya) identitas ( jati diri) fasilitas( sarana) prioritas( yang diutamakan) kualitas( mutu) kuantitas (berdasarkan jumlah) kreadibilitas( perihal dapat dipercaya) universitas(perguruan tinggi terdiri dari beberapa fakultas)

III.
Comensalisme Komensalisme(bersifa) Mestabolism Impresionism Individualias Optimism Sadism Nasionalism Paralelism metabolisme proses perputaran impresionisme paham aliran seni lukis individualisme paham yang mengkhendaki kebebasan optimis(harapan baik) sadisme(kekejaman) nasionalisme(rasa kebangsaan) paralelisme( keselarasan)

Parasitism Comunism

parasitisme (penghisapan organisme terhadap sel organisme lain) Komunisme (paham yang menganut aliran komunis)

IV.
intensive optimal) Insentive Inovative Active Passive introgative Intiative Competitive Narative insentif(tambahan gaji berupa uang) inovasi(pembaharuan) aktif(mampu bereaksi dan beraksi) pasif(tidak aktif) interogative(mengandung pertanyaan) insiatif(prakarsa) kompetitif(bersaing) naratif(bersifat narasi) intenstif (secara sungguh dalam mengedakan sesuatu dengan

perspectivetive perspektif(cara melukiskan suatu benda terlihat dengan 3 dimensi: pandangan, sudut pandang)

V.
Distribution Document Consumsi Consumen Division Coordinator Product Finance Credit menjadi Distribusi (penyaluran) menjadi dokumen menjadi koperasi menjadi ( sesuatu sebagai bukti keterangan) (Pemakaian hasil produksi) (Pemakai produk/jasa) (bagian dari perusahaan besar) (orang yang melakukann koordinasi) (barang hasil produksi) (keuangan) (Angsuran)

Konsumen

menjadi Divisi menjadi Koordinator menjadi produk menjadi finansial menjadi kredit

Oblligation

menjadi obligasi

(Surat

pinjaman

bunga

tertentu

dari

pemerintah yang dapat diperdagangkan)

Disusun Oleh: Heny Hikmaya Sari 12010029

Fakultas Ekonomi Manajemen Universitas Al-Azhar Medan

BAB I LATAR BELAKANG

a. Pengertian Bahasa Asing


Bahasa asing merupakan bahasa yang tidak digunakan oleh orang yang tinggal di sebuah tempat yang tertentu: misalnya, bahasa Indonesia dianggap sebagai sebuah bahasa yang asing di Australia.Bahasa asing juga merupakan sebuah bahasa yang tidak digunakan di tanah air / negara asal seseorang, misalnya; seorang penutur bahasa Indonesia yang tinggal di Australia boleh mengatakan bahwa bahasa Inggris adalah bahasa yang asing untuk dirinya sendiri. Walau bagaimanapun juga, kedua definisi tersebut masihlah kurang meliputi arti 'bahasa asing' secara keseluruhan. Lagipula, istilah 'bahasa asing' kadang-kadang diterapkan dengan cara yang dapat menyesatkan orang lain atau yang kurang tepat.

b. Istilah Ekonomi Akutansi


Distribution Document Consumsi Consumen Division Coordinator Product Finance Credit Oblligation Distribusi Dokumen Konsumsi Konsumen Divisi Produk Finansial Kredit Obligasi ( penyaluran ) ( sesuatu sebagai bukti keterangan ) ( Pemakaian hasil produksi ) ( Pemakai produk/jasa ) ( Bagian dari perusahaan besar )

Koordinator ( Orang yang melakukann koordinasi ) ( Barang hasil produksi ) ( Keuangan ) ( Angsuran ) ( Surat pinjaman bunga yang diperdagangkan )

c. Pengertian bahasa indonesia


Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi Republik Indonesia dan bahasa persatuan bangsa Indonesia. Bahasa Indonesia diresmikan penggunaannya setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, tepatnya sehari sesudahnya, bersamaan dengan mulai berlakunya konstitusi. Di Timor Leste, Bahasa Indonesia berposisi sebagai bahasa kerja.Dari sudut pandang linguistik, Bahasa Indonesia adalah suatu varian bahasa Melayu. Dasar yang dipakai adalah bahasa Melayu Riau dari abad ke-19. Dalam perkembangannya ia mengalami perubahan akibat penggunaanya sebagai bahasa kerja di lingkungan administrasi kolonial dan berbagai proses pembakuan sejak awal abad ke-20. Penamaan "Bahasa Indonesia" diawali sejak dicanangkannya Sumpah Pemuda, 28 Oktober 1928, untuk menghindari kesan "imperialisme bahasa" apabila nama bahasa Melayu tetap digunakan.Proses ini menyebabkan berbedanya Bahasa Indonesia saat ini dari varian bahasa Melayu yang digunakan di Riau maupun Semenanjung Malaya. Hingga saat ini, Bahasa Indonesia merupakan bahasa yang hidup, yang terus menghasilkan kata-kata baru, baik melalui penciptaan maupun penyerapan dari bahasa daerah dan bahasa asing. Meskipun dipahami dan dituturkan oleh lebih dari 90% warga Indonesia, Bahasa Indonesia bukanlah bahasa ibu bagi kebanyakan penuturnya. Sebagian besar warga Indonesia menggunakan salah satu dari 748 bahasa yang ada di Indonesia sebagai bahasa ibu. Penutur Bahasa Indonesia kerap kali menggunakan versi sehari-hari (kolokial) dan/atau mencampuradukkan dengan dialek Melayu lainnya atau bahasa ibunya. Meskipun demikian, Bahasa Indonesia digunakan sangat luas di perguruan-perguruan, di media massa, sastra, perangkat lunak, surat-menyurat resmi, dan berbagai forum publik lainnya,sehingga dapatlah dikatakan bahwa Bahasa Indonesia digunakan oleh semua warga Indonesia.Fonologi dan tata bahasa Bahasa Indonesia dianggap relatif mudah.Dasar-dasar yang penting untuk komunikasi dasar dapat dipelajari hanya dalam kurun waktu beberapa minggu.Pemerintah kolonial Hindia-Belanda menyadari bahwa bahasa Melayu dapat dipakai untuk membantu administrasi bagi kalangan pegawai pribumi karena penguasaan bahasa Belanda para pegawai pribumi dinilai lemah. Dengan menyandarkan diri pada bahasa Melayu Tinggi (karena telah memiliki kitab-kitab rujukan) sejumlah sarjana Belanda mulai terlibat dalam standardisasi bahasa. Promosi bahasa Melayu pun dilakukan di sekolah-sekolah dan

didukung dengan penerbitan karya sastra dalam bahasa Melayu. Akibat pilihan ini terbentuklah "embrio" bahasa Indonesia yang secara perlahan mulai terpisah dari bentuk semula bahasa Melayu Riau-Johor.Pada awal abad ke-20 perpecahan dalam bentuk baku tulisan bahasa Melayu mulai terlihat. Di tahun 1901, Indonesia (sebagai Hindia-Belanda) mengadopsi ejaan Van Ophuijsen dan pada tahun 1904 Persekutuan Tanah Melayu (kelak menjadi bagian dari Malaysia) di bawah Inggris mengadopsi ejaan Wilkinson. Ejaan Van Ophuysen diawali dari penyusunan Kitab Logat Melayu (dimulai tahun 1896) van Ophuijsen, dibantu oleh Nawawi Soetan Mamoer dan Moehammad Taib Soetan Ibrahim.Intervensi pemerintah semakin kuat dengan dibentuknya Commissie voor de Volkslectuur ("Komisi Bacaan Rakyat" - KBR) pada tahun 1908. Kelak lembaga ini menjadi Balai Poestaka. Pada tahun 1910 komisi ini, di bawah pimpinan D.A. Rinkes, melancarkan program Taman Poestaka dengan membentuk perpustakaan kecil di berbagai sekolah pribumi dan beberapa instansi milik pemerintah. Perkembangan program ini sangat pesat, dalam dua tahun telah terbentuk sekitar 700 perpustakaan.[12] Bahasa Indonesia secara resmi diakui sebagai "bahasa persatuan bangsa" pada saat Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928. Penggunaan bahasa Melayu sebagai bahasa nasional atas usulan Muhammad Yamin, seorang politikus, sastrawan, dan ahli sejarah. Dalam pidatonya pada Kongres Nasional kedua di Jakarta, Yamin mengatakan,"Jika mengacu pada masa depan bahasa-bahasa yang ada di Indonesia dan kesusastraannya, hanya ada dua bahasa yang bisa diharapkan menjadi bahasa persatuan yaitu bahasa Jawa dan Melayu. Tapi dari dua bahasa itu, bahasa Melayulah yang lambat laun akan menjadi bahasa pergaulan atau bahasa persatuan.Selanjutnya perkembangan bahasa dan kesusastraan Indonesia banyak dipengaruhi oleh sastrawan Minangkabau, seperti Marah Rusli, Abdul Muis, Nur Sutan Iskandar, Sutan Takdir Alisyahbana, Hamka, Roestam Effendi, Idrus, dan Chairil Anwar. Sastrawan tersebut banyak mengisi dan menambah perbendaharaan kata, sintaksis, maupun morfologi bahasa Indonesia.

Sejarah Awal Perkembangan Bahasa Indonesia


Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi dan bahasa persatuan Republik Indonesia. Penggunaan Bahasa Indonesia diresmikan setelah proklamasi kemerdekaan bersamaan dengan mulai berlakunya konstitusi.

Dari segi linguistik, bahasa Indonesia adalah varian dari bahasa Melayu. Bahasa Melayu merupakan sebuah bahasa Austronesia dari cabang Sunda-Sulawesi yang digunakan sebagai lingua franca atau bahasa perhubungan di Nusantara sejak abad awal penanggalan modern. Bahasa melayu menyebar ke pelosok Nusantara bersamaan dengan menyebarnya agama Islam di wilayah Nusantara, serta makin berkembang dan bertambah kokoh keberadaannya karena bahasaMelayu mudah di terima oleh masyarakat Nusantara sebagai bahasa perhubungan antar pulau, antar suku, antar pedagang, antar bangsa dan antar kerajaan. Perkembangan bahasa Melayu di wilayah Nusantara mempengaruhi dan mendorong tumbuhnya rasa persaudaraan dan rasa persatuan bangsa Indonesia, oleh karena itu para pemuda indonesia yang tergabung dalam perkumpulan pergerakan secara sadar mengangkat bahasa Melayu menjadi bahasa indonesia menjadi bahasa persatuan untuk seluruh bangsa indonesia. Dalam perkembangannya Bahasa Indonesia mengalami perubahan akibat penggunaanya sebagai bahasa kerja di lingkungan administrasi kolonial dan berbagai proses pembakuan sejak awal abad ke-20. Penamaan "Bahasa Indonesia" diawali sejak dicanangkannya Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928 yang bertujuan untuk menghindari kesan "imperialisme bahasa" apabila nama "bahasa Melayu" tetap digunakan. Proses ini menyebabkan berbedanya Bahasa Indonesia saat ini dari varian bahasa Melayu yang digunakan di Riau maupun Semenanjung Malaya atau bagian Sumatera. Hingga saat ini, Bahasa Indonesia merupakan bahasa yang hidup, yang terus menghasilkan kata-kata baru, baik melalui penciptaan maupun penyerapan dari bahasa daerah, bahasa asing maupun kata-kata yang tercipta dari lingkungan sekitar. Awalnya, pemerintah kolonial Hindia-Belanda menyadari bahwa bahasa Melayu dapat dipakai untuk membantu administrasi bagi kalangan pegawai pribumi karena penguasaan bahasa Belanda para pegawai pribumi dinilai lemah. Dengan menyandarkan diri pada bahasa Melayu Tinggi, sejumlah sarjana Belanda mulai

terlibat dalam standardisasi bahasa. Promosi bahasa Melayu pun dilakukan di sekolah-sekolah dan didukung dengan penerbitan karya sastra dalam bahasa Melayu. Akibat pilihan ini terbentuklah "embrio" bahasa Indonesia yang secara perlahan mulai terpisah dari bentuk semula bahasa Melayu Riau-Johor. Ada empat faktor yang menyebabkan Bahasa melayu diangkat menjadi bahasa Indonesia, yaitu:
Bahasa melayu merupakan Lingua Franca di Indonesia, yaitu bahasa perhubungan dan bahasa perdagangan.

Sistem bahasa melayu sederhana, mudah di pelajari karena dalam bahasa melayu tidak dikenal tingkatan bahasa (bahasa kasar dan bahasa halus). 1. Suku Jawa, Suku Sunda, dan Suku-suku lainnya dengan sukarela menerima bahasa melayu menjadi awal bahasa indonesia sebagai bahasa nasional. 2. Bahasa melayu mempunyai kesanggupan untuk di pakai sebagai bahasa kebudayaan dalam arti yang luas. Pada awal abad ke-20 perpecahan dalam bentuk baku tulisan bahasa Melayu mulai terlihat. Pada tahun 1901, Indonesia yang saat itu disebut Hindia-Belanda, mengadopsi ejaan Van Ophuijsen dan pada tahun 1904 Persekutuan Tanah Melayuyang saat ini menjadi wilayah Malaysia-di bawah pimpian Inggris mengadopsi ejaan Wilkinson. Ejaan Van Ophuijsen diawali dari penyusunan Kitab Logat Melayu Van Ophuijsen pada tahun 1896 yang dibantu oleh Nawawi Soetan Mamoer dan Moehammad Taib Soetan Ibrahim. Intervensi pemerintah semakin kuat dengan dibentuknya Commissie voor de Volkslectuur ("Komisi Bacaan Rakyat" - KBR) pada tahun 1908 yang saat ini bernama Balai Pustaka. Pada tahun 1910 komisi ini, di bawah pimpinan D.A Rinkes, melancarkan program Taman Poestaka dengan membentuk perpustakaan kecil di berbagai sekolah pribumi dan beberapa instansi milik pemerintah. Perkembangan program ini sangat pesat, dalam dua tahun telah terbentuk sekitar 700 perpustakaan. Bahasa Indonesia secara resmi diakui sebagai "bahasa persatuan bangsa" pada saat Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober. Penggunaan bahasa Melayu sebagai bahasa nasional merupakan usulan Muhammad Yamin, seorang politikus, sastrawan, dan ahli sejarah.

Dalam pidatonya di Kongres Nasional kedua di Jakarta, Yamin mengatakan, "Jika mengacu pada masa depan bahasa-bahasa yang ada di Indonesia dan kesusastraannya, hanya ada dua bahasa yang bisa diharapkan menjadi bahasa persatuan yaitu bahasa Jawa dan Melayu. Tapi dari dua bahasa itu, bahasa Melayulah yang lambat laun akan menjadi bahasa pergaulan atau bahasa persatuan." Selanjutnya perkembangan bahasa dan kesusastraan Indonesia banyak dipengaruhi oleh sastrawan Indonesia yang banyak mengisi dan menambah perbendaharaan kata,sintaksis, maupun morfologi bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia dituturkan di seluruh Indonesia, walaupun lebih banyak digunakan di area perkotaan dengan dialek dan logat daerahnya masing-masing. Untuk berkomunikasi dengan sesama orang sedaerah kadang bahasa ibulah yang digunakan sebagai pengganti bahasa Indonesia. Dialek dan ragam bahasa Pada keadaannya bahasa Indonesia menumbuhkan banyak varian yaitu varian menurut pemakai yang disebut sebagai dialek dan varian menurut pemakaian yang disebut sebagai ragam bahasa. Dialek dibedakan menjadi beberapa jenis, yaitu : Dialek regional, yaitu macam-macam bahasa yang digunakan di daerah tertentu sehingga membedakan bahasa yang digunakan di suatu daerah dengan bahasa yang digunakan di daerah yang lain meski mereka berasal dari satu bahasa yang sama. Oleh karena itu, dikenallah bahasa Melayu dialek Ambon, dialek Betawi, dialek Medan, dan lain-lain. Dialek sosial, yaitu dialek yang digunakan oleh kelompok masyarakat tertentu atau yang menandai tingkat masyarakat tertentu. Contohnya dialek wanita dan dialek remaja. Dialek temporal, yaitu dialek yang digunakan pada kurun waktu tertentu. Contohnya dialek Melayu zaman Sriwijaya dan dialek Melayu zaman Abdullah. Idiolek, yaitu keseluruhan ciri bahasa seseorang. Sekalipun kita semua berbahasa Indonesia, kita masing-masing memiliki ciri-ciri khas pribadi dalam pelafalan, tata bahasa, atau pilihan dan kekayaan kata. Ragam bahasa dalam bahasa Indonesia berjumlah sangat banyak dan tidak terhitung. Maka itu, ia dibagi atas dasar pokok pembicaraan, perantara pembicaraan, dan hubungan antarpembicara.

Ragam bahasa menurut pokok pembicaraan meliputi: ragam undang-undang ragam jurnalitik ragam ilmiah ragam sastra

Ragam bahasa menurut hubungan antarpembicara dibagi atas: ragam lisan, terdiri dari: ragam percakapan ragam pidato ragam kuliah ragam panggung ragam tulis, terdiri dari: ragam teknis ragam undang-undang ragam catatan ragam surat-menyurat

Dalam kenyataannya, bahasa baku tidak dapat digunakan untuk segala keperluan, tetapi hanya untuk: komunikasi resmi wacana teknis pembicaraan di depan khalayak ramai pembicaraan dengan orang yang dihormati Selain keempat penggunaan tersebut, dipakailah ragam bukan baku.

Perkembangan Bahasa Indonesia di Era Global Indonesia adalah negara kepulauan dengan ratusan suku yang memiliki ribuan bahasa ibu dan budayanya. Bahasa Indonesia adalah bahasa persatuan yang digunakan untuk menyatukan dan mempermudah komunikasi antarsuku yang ada di Indonesia. Saat ini banyak terjadi pergeseran makna yang membombardir kekukuhan bahasa Indonesia. Keberadaan Bahasa Indonesia mengalami banyak perkembangan

dari sejak awal terbentuknya hingga saat ini karena keterbukaannya. Ada dua fenomena yang terjadi dewasa ini yang berkaitan dengan Bahasa Indonesia, yaitu : A. Fenomena Positif Bahasa Indonesia telah berkembang dengan baik di kalangan masyarakat. Terbukti dengan digunakannya bahasa Indonesia oleh para ibu (khususnya ibu-ibu muda) dalam mendidik anak-anaknya. Dengan demikian, anak-anak menjadi terlatih menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan di masa depan mereka memiliki keterampilan berkomunikasi menggunakan bahasa Indonesia. Kita juga perlu berbangga hati dengan digunakannya bahasa Indonesia dalam produk-produk perusahaan luar negeri, baik dalam kemasannya, prosedur penggunaannya, maupun keterangan produk yang dihasilkan. Mereka melakukan hal ini untuk mempermudah promosi, sehingga produk mereka laku dipasarkan di Indonesia. Dari contoh di atas, dapat disimpulkan bahwa keberadaan bahasa Indonesia diakui oleh masyarakat Internasional khususnya para pengusaha asing. B. Fenomena Negatif Seiring dengan berkembangnya zaman, banyak ditemukan perkembangan bahasa yang menyimpang dari kaidah bahasa Indonesia, seperti munculnya bahasa gaul, bahasa komunikasi kelompok bermain atau bahasa prokem, bahasa SMS dan bahasa yang sedang banyak dibicarakan belakangan ini yaitu Bahasa Alay. Dewasa ini, kesadaran untuk berbahasa Indonesia yang baik dan benar di kalangan remaja mulai menurun, mereka lebih senang menggunakan bahasa gaul daripada bahasa Indonesia. Fenomena seperti ini seharusnya tidak boleh terjadi, karena hal ini dapat merusak kebakuan dan merancukan bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia harus tetap berkembang, walaupun diterpa oleh kemunculan bahasa-bahasa asing dan bahasa pergaulan. Kita seharusnya malu jika tidak dapat menggunakan bahasa Indonesia dengan baik, karena kita pemiliknya. Sekarang ini, kita cenderung menyepelekan dan mencampuradukkannya dengan bahasa daerah, seperti mencampurnya dengan bahasa Jawa. Fenomena ini sering kali kita jumpai dalam pergaulan sehari-hari, contohnya di sekolah, saat jam pelajaran kita menggunakan bahasa Indonesia, tetapi saat kembali bercengkerama dengan teman-teman, kita lupa akan bahasa Indonesia.

Apalagi dengan kemunculan bahasa gaul dan bahasa prokem yang ternyata sudah dibukukan oleh salah seorang artis ternama kita, Debbie Sahertian. Jadi, sebaiknya antara bahasa daerah dan bahasa Indonesia harus berkembang seimbang, agar peran bahasa Indonesia di era global ini diakui dan tetap berdiri tegak di bumi Indonesia. Bahasa gaul, bahasa prokem, bahasa Indonesia yang mengalami penginggrisan harus dapat ditekan dan hanya sebatas untuk komunikasi pergaulan. Bahasa pada hakikatnya merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kebudayaan. Oleh karena itu, bahasa Indonesia dalam konteks kebudayaan nasional merupakan komponen yang paling representatif dan dominan, termasuk upaya melanggengkan kesatuan bangsa (Hasan Alwi, 1998). Orang Indonesia sebaiknya belajar mencintai bahasa nasionalnya dan belajar memakainya dengan kebanggaan dan kesetiaan, sehingga membuat orang Indonesia berdiri tegak di dunia ini walaupun dilanda arus globalisasi dan tetap dapat mengatakan dengan bangga bahwa orang Indonesia menjadi bangsa yang berdulat yang mampu menggunakan bahasa nasionalnya untuk semua keperluan modern. Kita tidak boleh kalah dengan bangsa lain, seperti Arab, Italia, Jerman, Prancis, Jepang, Korea dan Cina yang bahasanya bukan Inggris, tetapi tidak mengalami proses penginggrisan yang memprihatinkan. Masyarakat Indonesia harus dapat menunjukkan ketahanan budayanya, warganya hanya perlu diberi semangat dan didorong agar jangan cepat menyerah. Untuk meningkatkan peran bahasa Indonesia di era global dan tetap mempertahankan budaya daerah seharusnya pemerintah memberlakukan peraturan atau Undang-undang tentang tata susunan, isi, dan penggunaan bahasa Indonesia yang benar dalam surat kabar, tabloid, maupun majalah-majalah remaja. Sebaiknya dalam majalah remaja perlu diisikan kolom khusus bacaan berbahasa Indonesia yang benar, untuk media elektronik, seperti TV khususnya televisi swasta dan radio diadakan acara debat, cerdas tangkas, diskusi, dan acara yang menggunakan bahasa Indonesia yang benar. Tetap diadakan ujian nasional bahasa Indonesia dan pemberian penghargaan kepada orang yang mampu berbahasa Indonesia dengan baik dan benar. Dari uraian di atas, setidaknya hal yang perlu diingat adalah hanya bahasa Indonesialah yang mampu mendekatkan sekaligus menyatukan berbagai etnis di Indonesia, sehingga mereka dapat berkomunikasi dengan lancar dalam kehidupan

sehari-hari. Bahasa Indonesia bukanlah satu-satunya lambang identitas kebangsaan di NKRI. Hal-hal lain, seperti komitmen pada bendera Merah Putih juga merupakan lambang identitas bangsa. Tetapi, satu hal yang patut direnungkan dalam konteks ini keduanya dapat melahirkan sikap mental yang menumbuhkan rasa kebersamaan.

BAB II Rumusan Masalah


a) Dimanakah istilah itu banyak digunakan? b) Siapa yang sering menggunakan istilah itu? c) Bagaimanakah bentuk istilahnya? d) Apakah pengaruh istilah tersebut terhadap bahasa indonesia?

BAB III Pembahasan


a) Di Lingkungan Universitas, diberbagai lingkungan pekerjaan b) Biasanya digunakan oleh orang akuntansi c) Bentuk istilah adalah sebagai berikut:

I.

Istilah dalam bahasa asing yang diawali huruf c


konsodolisasi (menguatkan/menggabungkan) klasifikasi (pengelompokkan) kelas(ruang belajar) konstruksi(perintah) kontes(ajang/pertandingan)

Consolidate Classification Class Construcsion Contest

Communication komunikasi(hubungan/kontak) Complementerkomplementer(bersifat melengkapi) Consultasy Combination Collection Konsultasi(bertukar fikiran/pendapat) Kombinasi(Gabungan beberapa hal) Koleksi(mengumpulkan yang sering dikaitkan dengan hob

II.

Istilah dalam bahasa asing yang diakhiri huruf ty


kapasitas (muatan) komunitas (kelompok orang) produktivitas (mampu menciptakan hasil karya) identitas ( jati diri) fasilitas( sarana) prioritas( yang diutamakan) kualitas( mutu) kuantitas (berdasarkan jumlah) kreadibilitas( perihal dapat dipercaya) universitas(perguruan tinggi terdiri dari beberapa fakultas)

Capacity Community Produktivity Identity Fasility Prioriy Quality Quantity Creadibility University

III.

Istilah dalam bahasa asing yang diakhiri ism berubah isme


Komensalisme(bersifat) metabolisme proses perputaran impresionisme paham aliran seni lukis individualisme paham yang mengkhendaki kebebasan optimis(harapan baik) sadisme(kekejaman) nasionalisme(rasa kebangsaan) paralelisme( keselarasan) parasitisme (penghisapan organisme terhadap sel organisme lain) Komunisme (paham yang menganut aliran komunis)

Comensalism Mestabolism Impresionism Individualias Optimism Sadism Nasionalism Paralelism Parasitism Comunism

IV.

Istilah dalam bahasa asing yang diakhiri dengan if


intenstif (secara sungguh dalam mengedakan sesuatu dengan insentif(tambahan gaji berupa uang) inovasi(pembaharuan) aktif(mampu bereaksi dan beraksi) pasif(tidak aktif) interogative(mengandung pertanyaan) insiatif(prakarsa)

intensive optimal) Insentive Inovative Active Passive introgative Intiative

Competitive Narative

kompetitif(bersaing) naratif(bersifat narasi)

perspectivetive perspektif(cara melukiskan suatu benda terlihat dengan 3 dimensi: pandangan, sudut pandang)

V.

Istilah dalam bahasa asing yang berkaitan dengan bahasa manajemen

Distribution Document Consumsi Consumen Division Coordinator koordinasi) Product Finance Credit Oblligation

menjadi menjadi menjadi menjadi menjadi menjadi

Distribusi dokumen koperasi Konsumen Divisi Koordinator

(penyaluran) (sesuatu sebagai bukti keterangan) (Pemakaian hasil produksi) (Pemakai produk/jasa) (bagian dari perusahaan besar) (orang yang melakukann

menjadi produk menjadi finansial menjadi kredit menjadi obligasi

(barang hasil produksi) (keuangan) (Angsuran) (Surat pinjaman bunga tertentu dari

pemerintah yang dapat diperdagangkan)

d) Sebagai alat penerjemah istilah-istilah tersebut, dan sebagai alat untuk memahami serta mengerti istilah-istilah tersebut.

BAB IV Kesimpulan perkembangan bahasa dan kesusastraan Indonesia banyak dipengaruhi oleh sastrawan Minangkabau, seperti Marah Rusli, Abdul Muis, Nur Sutan Iskandar, Sutan Takdir Alisyahbana, Hamka, Roestam Effendi, Idrus, dan Chairil Anwar. Sastrawan tersebut banyak mengisi dan menambah perbendaharaan kata, sintaksis, maupun morfologi bahasa Indonesia.bahasa Indonesialah yang mampu mendekatkan sekaligus menyatukan berbagai etnis di Indonesia, sehingga mereka dapat berkomunikasi dengan lancar dalam kehidupan sehari-hari. Bahasa Indonesia bukanlah satu-satunya lambang identitas kebangsaan di NKRI. Hal-hal lain, seperti komitmen pada bendera Merah Putih juga merupakan lambang identitas bangsa. Tetapi, satu hal yang patut direnungkan dalam konteks ini keduanya dapat melahirkan sikap mental yang menumbuhkan rasa kebersamaan.

BAB V Penutup Jika mengacu pada masa depan bahasa-bahasa yang ada di Indonesia dan kesusastraannya, hanya ada dua bahasa yang bisa diharapkan menjadi bahasa persatuan yaitu bahasa Jawa dan Melayu. Tapi dari dua bahasa itu, bahasa Melayulah yang lambat laun akan menjadi bahasa pergaulan atau bahasa persatuan.

BAB VI Daftar Pustaka http://en.wikipedia.org http://jaririndu.blogspot.com/2012/01/sejarah-perkembangan-bahasaindonesia.html http://bahasa.kompasiana.com/2012/09/24/perkembangan-bahasaindonesia-di-era-global/

DAFTAR ISI Bab I Pengertian bahasa asing Istilah ekonomi dalam Manajemen Pengertian Bahasa Indonesia Perkembangan Bahasa Indonesia

Bab II Rumusan Masalah

Bab III Pembahasan

Bab IV Kesimpulan

Bab V Penutup

Bab VI Daftar Pustaka

Anda mungkin juga menyukai