PENDAHULUAN
Tonsil adalah organ dari jaringan limfoid yang berlokasi di dinding lateral
orofaring. Bersama dengan adenoid, tonsil membentuk cincin Waldeyer, yaitu cincin
jaringan limfoid yang ditemukan di faring. Seperti halnya jaringan atau organ lain pada
tubuh, pada daerah orofaring umumnya, dan pada tonsil khususnya, dapat timbul tumor
dan keganasan. Bahkan, tonsil merupakan bagian dari orofaring dengan kejadian
keganasan paling banyak di banding struktur orofaring yang lain yaitu dasar lidah,
palatum molle, dan dinding faring posterior. Tonsil berfungsi sebagai bagian sistem
inflamasi kronis, atau neoplasma. Hipertrofi tonsil yang disebabkan oleh peradangan
yaitu tonsilitis. Tonsilitis merupakan peradangan pada tonsil palatina yang merupakan
bagian dari cincin Waldeyer. Neoplasma yang biasanya menghasilkan hipertrofi tonsil
secara unilateral termasuk limfoma dan karsinoma sel skuamosa. Ketika memeriksa
dipertimbangkan.
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Anatomi Tonsil
Tonsil adalah massa yang terdiri dari jaringan limpoid dan ditunjang oleh
tonsil palatina. (buku anatomi klinik untuk mahasiswa kedok). Fossa ini berisi
jaringan ikat jarang dan biasanya merupakan tempat nanah memecah keluar bila
terjadi abses. (buku hijau UI). Tonsilla mebentuk cincin jaringan limfatik yang
tidak utuh di sekitar pintu masuk dari mulut dan hidung ke pharynx. Tonsil
terdapat 3 daerah :
oropharyngeum.
Tonsil lingualis merujuk secara kolektif pada sejumlah nodi lymphatici pada
Nodi lymphatici yang kecil juga terdapat didalam tuba auditiva didekat
2
Gambar 1. Cincin Waldeyer.(buku ear nose throath)
a. Tonsilla palatina
pada dinding lateral oropharyx di dalam fossa tonsilaris. Setiap tonsil diliputi
tonsilla lingualis
3
- Lateral : kapsul dipisahkan oleh m. constrictor pharyngis superior. A.
b. Tonsilla Pharingea
yang terletak pada aspek posterior. Adenoid berbatasan dengan kavum nasi dan
sinus paranasalis pada bagian anterior, kompleks tuba eustachius telinga tengah
kavum mastoid pada bagian lateral. Terbentuk sejak bulan ketiga hingga ketujuh
embriogenesis. Adenoid akan terus bertumbuh hingga usia kurang lebih 6 tahun,
setelah itu akan mengalami regresi. Adenoid telah menjadi tempat kolonisasi
kuman sejak lahir. Ukuran adenoid beragam antara anak yang satu dengan yang
lain. Umumnya ukuran maximum adenoid tercapai pada usia antara 3-7 tahun.
Pembesaran yang terjadi selama usia kanak-kanak muncul sebagai respon multi
4
Gambar 3. Tonsilla Pharyngea.
c. Tonsilla Lingua
anterior dan posterior oleh sulcus bentuk V, yaitu sulcus terminalis. Apex dari
sulcus menonjol ke belakang dan ditandai oleh lubang kecil, foramen caecum.
Sulcus membagi lidah menjadi dua pertiga bagian anterior atau pars oralis dan
sepertiga bagian posterior atau pars paringealis. Foramen caccum adalah sisa
Pada permukaan atas dua pertiga bagian anterior lidah terdapat 3 papilla:
5
Gambar 4. Tonsilla Lingua.
pharynges superior dan masuk melalui facies lateralis tonsilla. Tonsilla juga
Aliran darah Venous mengalir dalam satu atau beberapa buah vena
6
vena ini terletak pada permukaan lateral dan menembusi m.constrictor
Innervasi tonsil bagian atas mendapat persarafan dari serabut saraf V melalui
B. Fisiologi Tonsil
dan proliferasi limfosit yang sudah disensitisasi. Tonsil mempunyai 2 fungsi utama
yaitu:
2. Tempat produksi antibodi yang dihasilkan oleh sel plasma yang bersal dari
diferensiasi limfosit B.
dengan adenoid limfosit B berkisar 50-65% dari seluruh limfosit pada kedua organ
tersebut. Limfosit T berkisar 40% dari seluruh limfosit tonsil dan adenoid.
limfosit terstimulus menyju mukosa dan kelenjar sekretori diseluruh tubuh. Antigen
dari luar, kontak dengan permukaan tonsil akan diikat dan dibawa sel mukosa ( sel
M ), antigen presenting cells (APCs), sel makrofag dan seldendrit yang terdapat
imunoglobulin (Ig)M pentamer diikuti oleh pembentukan IgG dan IgA. Sebagian
sel B menjadi sel memori. Imunoglobulin (Ig)G dan IgA secara fasif akan berdifusi
ke lumen. Bila rangsangan antigen rendah akan dihancurkan oleh makrofag. Bila
konsentrasi antigen tinggi akan menimbulkan respon proliferasi sel B pada sentrum
7
germinativum sehingga tersensititasi terhadap antigen, mengakibatkan terjadinya
tonsil paling maksimal antara umur 4 sampai 10 tahun. Tonsil mulai mengalami
involusi pada saat puberitas, sehingga produksi sel B menurun dan rasio sel T
terhadap sel B relatif meningkat. Pada Tonsilitis yang berulang dan inflamasi epitel
rusaknya aktifitas sel imun dan menurunkan fungsi transport antigen. Perubahan ini
C. Histologi tonsil
limfatik efferent. Permukaan bebas tonsil ditutupi oleh epitel stratified squamous.7
induk pembentukan sel sel limfoid. Jaringan interfolikel terdiri dari jaringan
8
Pada tonsillitis kronis terjadi infiltrasi limfosit ke epitel permukaan tonsil.
interfolikel. Hyperplasia dan pembentukan fibrosis dan jaringan ikat parenkim dan
Tonsilla Palatina dibungkus oleh epitel berlapis gepeng tanpa lapisan tanduk yang
limfatikus mengelilingi kriptus dan sering tampak pusat germinal. Kapsula jaringan
ikat kolagen padat tidak beraturan memisahkan tonsil dari dinding muskulatur
farings di bawahnya. Septa, berasal dari kapsula, meluas kedalam tonsil. Kelenjar
tidak ada.8
D. Hipertrofi Tonsil
9
cincin Waldeyer. Peningkatan jumlah sel plasma didalam subepitel maupun
Ukuran Tonsil dinilai dari skala 0 (tidak ada tonsil) sampai 4 (kissing
tonsil):
T0 : Post Tonsilektomi
(pillar post)
10
1. Proses Peradangan
dari cincin waldeyer, cincin waldeyer terdiri atas susunan kelenjar limfa
yang terdapat didalam rongga mulut. Penyebaran infeksi melalui udara (air
borne droplets), tangan dan ciuman. Dapat terjadi pada semua umur,
terutama anak.
a. Tonsilitis Akut
piogenes. Tonsilitis ini sering terjadi mendadak pada anak – anak dengan
Gejala dan tanda : Masa inkubasi 2-4 hari. Gejala dan tanda yang
sering ditemukan adalah nyeri pada tenggorok dan nyeri pada saat
menelan, demam dengan suhu tubuh yang tinggi, rasa lesu, rasa nyeri
disendi-sendi, tidak nafsu makan dan rasa nyeri di telinga (otalgia). Rasa
tekan.
11
Terapi, diberikan antibiotik spectrum luas seperti penisilin,
b. Tonsilitis Kronik
yang menahun dari rokok, beberapa jenis makanan, hygiene mulut yang
negatif.
juga jaringan limfoid diganti oleh jaringan parut yang akan mengalami
submandibular.
permukaan yang tidak rata, kriptus melebar dan beberapa kripti terisi
12
oleh detrituts. Rasa ada yang mengganjal ditenggorok, dirasakan kering
obat isap.
13
3. Sumbatan jalan nafas yang berupa hipertrofi tonsil dengan sumbatan
jalan napas, sleep apnea, gangguan menlan, gangguan bicara, dan cor
pulmonale.
streptococcus B hemoliticus.
tumor dasar lidah, dinding faring dan palatum molle. Tumor ini sangat
jarang terjadi. Di Amerika insiden tumor ini hanya 0,8 per 100.000
penduduk. Dibagian THT RSCM angka kejadian tumor tonsil ini banyak
ditemukan pada usia dekade 4-6, 54% pada laki-laki dan 46% pada
perempuan.
terjadinya tumor ini antara lain pada perokok berat, peminum alcohol,
hygiene mulut yang kurang baik dan orang yang suka menyusur tembakau.
atas yang umumnya berasal dari epitel dan jaringan limfoid. Secara
14
2. Limfoma malignum
3. Tumor kelenjar liur yang berasal dari kelenjar liur mino dipalatum mole,
terbanyak 70%, sedangkan limfoma malignum 25% dan kelenjar liur 5%.
15