Anda di halaman 1dari 5

BAB 2.

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Alkohol

2.1.1 Definisi Alkohol


Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, alkohol adalah cairan tidak berwarna yang
mudah menguap, mudah terbakar, dipakai dalam industri dan pengobatan, merupakan unsur
ramuan yang memabukkan dalam kebanyakan minuman keras (KBBI, 2019).

Gambar 2.1 Struktur Alkohol (Adriani, 2011)

Alkohol sebagai senyawa karbon yang memiliki gugus hidroksi (-OH) bersifat polar.
Alkohol dengan gugus alkil lebih pendek akan bersifat lebih polar sehingga lebih mudah larut
dalam air dan dalam pelarut polar lainnya (Adriani, 2011). Gugus hidroksi (–OH) dapat
melepaskan proton pada larutan dan dengan demikian alkohol bersifat asam. Reaksi dalam
alkohol dapat diklasifikasikan menjadi reaksi yang melibatkan hidrogen asam dan yang
melibatkan gugus hidroksi (Winarto, 2015).

2.1.2 Minuman Beralkohol


Minuman beralkohol adalah minuman yang mengandung zat etanol, zat psikoaktif yang
bila dikonsumsi akan mengakibatkan kehilangan kesadaran. Minuman beralkohol juga
merupakan minuman keras yang termasuk kategori jenis zat narkotika yang mengandung
alkohol. Minuman keras beralkohol mengandung etil alkohol yang diperoleh dari fermentasi
madu, gula, sari buah, atau umbi-umbian. Lamanya proses fermentasi bergantung pada bahan
dan jenis produk minuman keras yang dihasilkan (Andriani, 2011).
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 86/Menkes/Per/IV/77 tentang
minuman keras, minuman beralkohol dikategorikan sebagai minuman keras dan dibagi
menjadi 3 golongan berdasarkan persentase kandungan etanol volume per volume pada suhu
20oC, yaitu:
a. Golongan A: minuman dengan kadar etanol 1%-5%,
b. Golongan B: minuman dengan kadar etanol lebih dari 5%-20 %
c. Golongan C: minuman dengan kadar etanol lebih dari 20%-55%.
Minuman beralkohol dengan kadar etanol (C2H5OH) lebih dari 2,5% sampai dengan
55% adalah kelompok minuman beralkohol yang produksi, peredaran dan penjualannya
ditetapkan sebagai barang dalam pengawasan.
Jenis-jenis minuman beralkohol yang beredar diantaranya:
1. Beer
Adalah minuman beralhohol hasil fermentasi biji malt, sereal, dan diberi aroma hops.
Macam-macam beer:
a. Light beer: memiliki kadar alkohol 2-4% yang dibuat dengan bahan dasar sereal dan
tepung barley.
b. Ale: memiliki kadar alkohol yang lebih tinggi dari jenis light dengan bahan dasar
serela dan aromatic malt.
c. Lager: jenis beer yang diumurkan lebih lama
d. Stout: kadar alkohol yang lebih tinggi yaitu berkisar antara 8-14%, bahan dasar
berupa aromatic malt dengan banyak hops dan diberi warna dengan karamel.
2. Wine
Adalah minuman beralkohol yang terbuat dari fermentasi juice buah anggur yang dibuat
sesuai dengan tradisi dimana wine itu dibuat. Wine sekarang telah mix dengan buah lain
seperti lechee, peach, strawberry dan sebagainya. Kandungan alkohol pada wine yang
dibuat dari juice anggur rata-rata 10-14%.
3. Spirit
Adalah minuman beralkohol yang diperoleh dengan proses penyulingan (destilasi) yang
sebelumnya dilakukan proses fermentasi. Secara garis besar spirit dibagi menjadi dua
yaitu:
a. Dry spiri (liquor): adalah minuman beralkohol lebih tinggi daripada kadar gulanya,
contonya adalah whiskey, rhum, vodka. Kandungan alkohol whiskey antara 40-
45%.
b. Sweet spirit (liqeur): adalah minuman beralkohol yang mempunyai kadar gula lebih
tinggi dari pada kadar alkoholnya, bahan dasarnya terbuat dari kombinasi spirit
dengan bahan penambah rasa, dan 2,5% sirup gula. Contohnya adalah
grandmamnier, kahlua, tia maria (Ashton, 2007).
Minuman keras oplos adalah minuman keras yang dibuat dari bermacam-macam bahan
yang mengandung alkohol dan dicampur menjadi satu, serta mempunyai kadar alkohol yang
bervariasi. Bahan-bahan yang digunakan untuk minuman keras oplos diantaranya:
a. Minuman keras dengan minuman berenergi
b. Minuman keras dengan susu
c. Minuman keras dengan minuman bersoda
d. Minuman keras dengan spiritus
e. Minuman keras dengan obat-obatan
Pada beberapa daerah dikenal minuman keras oplos dengan nama khas, seperti di
daerah Jawa Timur yang dikenal dengan nama “cukrik”. Cukrik merupakan minuman spesial
dengaan campuran tambahan obat nyamuk sejenis autan, ada yang diramu memakai pasta kue
dengan perasa sintetik seperti rasa pisang atau nangka, atau tablet tramadol HCL. Cukrik
mempunyai kandungan alkohol antara 65% dan masuk dalam kaegori minuman keras
golongan C. Kadar alkohol cukrik bisa jauh lebih tinggi dibandingkan arak pada umumnya
karena pembuatannya yang dicampur dengan minyak spiritus (Astu, 2018).

2.1.3 Absorbsi Alkohol


Alkohol dapat diabsorbsi di sistem pencernaan bagian manapun, duodenum dan
jejunum mempunyai kapasitas maksimal untuk absorbs, diikuti oleh mukosa gaster. Makanan
berlemak dan mengandung susu akan memperlambat proses absorbs alkohol. Lambung yang
penuh akan memperlambat absorbs alkohol karena menurunnya akses alkohol terhadap
mukosa lambung sehingga menurunkan penyerapan dalam darah. Faktor lain yang
mempengaruhi kecepatan absorbs adalah konsentrasi alcohol. Bila konsentrasi alkohol
optimal dam masuk kedalam lambung yang kosong, konsentrasi alkohol darah akan tercapai
dalam 30-90 menit.
Alkohol yang diabsorbsi akan dibawa dari saluran pencernaan ke hepar melalui vena
porta. Hal inilah yang menyebabkan konsentrasi alkohol pada darah bena porta melebihi
konsentrasi darah di organ lain selama fase aktif absorbs. Kemudian kadar alkohol di vena
porta akan menurun setelah dimetabolisme di hepar dan bercampur dengan darah dari arteri
hepatica. Selanjutnya darah akan dibawa oleh vena cava inferior menuju jantung dan masuk
ke sirkulasi. Lebih dari 90% alkohol yang diabsorbsi, dieliminasi dari tubuh melalui proses
oksidasi yang dipengaruhi oleh hepar. Sebanyak 10% alkohol dapat dieliminasi melalui
ginjal, paru-paru, kelenjar keringat dan usus besar.

Gambar 2.2 Absorpsi Alkohol dalam Tubuh (Fenton, 2002)

2.1.4 Metabolisme dan Ekskresi Alkohol


Mengatasi efek penyalahgunaan alkohol membutuhkan pemahaman metabolisme
alkohol. Hati adalah organ utama untuk metabolisme dan menghilangkan alkohol. Sembilan
puluh persen alkohol yang dikonsumsi akan dimetabolisme oleh tubuh terutama dalam hati
oleh enzim alkohol dehidrogenase atau ADH dan koenzim nikotin amida denindinukleotida
(NAD) menjadi asetaldehida dan kemudian oleh enzim aldehida dehidrogenase diubah
menjadi asam aetat. Asam asetat dengan koenzim A akan membentuk koenzim asetil, sebagai
major substrat dalam siklus krebs (Fenton, 2002).
Dari sudut pandang farmakologi, proses metabolisme alkohol adalah fungsi linear
waktu, dan dapat dipengaruhi oleh meningkatnya konsentrasi alkohol dalam darah. Sebagai
aturan praktis, tingkat rata-rata eliminasi alkohol adalah sekitar 10mg/kg/jam atau sekitar
15mg/100ml/jam untuk orang dengan berat badan 70 kilogram yang sesuai dengan 8-10 cc
per jam. Ini berarti membutuhkan waktu sekitar 1 -1/2 jam untuk memetabolisme alkohol
dalam 1 ons whisky atau 12 ons bir. Hal ini diterima dengan baik bahwa waktu dari minuman
terakhir untuk konsentrasi maksimal dalam darah biasanya berkisar 30-90 menit.
Namun ini dapat bervariasi antara individu, tergantung pada berbagai kondisi fisiologis.
Sekitar 2-10% alkohol dalam tubuh akan diekskresikan tanpa mengalami perubahan, baik
melalui paru-paru maupun ginjal. Sebagian kecil akan dikeluarkan melalui keringat, air mata,
empedu, cairan lambung dan air ludah. Penurunan fungsi enzim yang memetabolisme alkohol
akan menyebabkan mudahnya seseorang terjadi intoksikasi alkohol dan gejala toksik
(Darmono, 2016).

Gambar 2.3 Proses Metabolisme Alkohol dalam Hati (Darmono, 2016)

Anda mungkin juga menyukai