Anda di halaman 1dari 4

FADIL AFDHAL

XI OIND

MESIN HOT EMBOSSING SANDAL

Keterangan :
A : Silinder Pneumatik Double Acting
B : Limit Switch
C : One Way Flow Control Valve
D : Katub DCV 5/2 Single Solenoid
E : Katub DCV 3/2 Single Solenoid
F : Air Service Unit
G : Kompresor

Keterangan Sirkuit Listrik Elektropneumatik Pada sirkuit elektropneumatik diatas terdapat


sumber arus yang mengalir dari suplay AC yang nantinya dirubah menjadi DC oleh power suplay.
Sumber AC digunakan pada timer dan thermocontrol. Prinsip kerja mesin hot embossing
berdasarkan diagram kelistrikan pada saat main switch dinyalakan aliran udara dan aliran listrik
aka masuk, aliran udara akan masuk menuju piston sehingga piston terdorong naik, pada saat
piston naik akan menyentuh limit switch 2, lalu temperature disetting sesuai kebutuhan untuk
proses embossing, tombol start baru bisa dijalankan bila temperature sudah mencapai, setting pula
timer untuk waktu penahanan, jika setting sudah dilakukan dan temperature sudah tercapai maka
akan mengaktifkan K4 dan push button start (PS) ditekan akan menyalakan K1 yang mengirim
sinyal pada solenoid Y2 sehingga silinder turun sampai menyentuh Limit Switch 1 dan
mengaktifkan K2, K2 akan mengaktifkan timer dan waktu penahanan terjadi sampai waktu yang
ditentukan, jika wakti sudah tercapai imer akan memutus aliran menuju K3 yang akhirnya
membuat silinder pneumatic naik ke posisi awal.

Proses kerja Mesin Hot Embossing Sandal dengan Sistem Elektro Pneumatik Cara kerja
mesin Hot embossing ini sangat sederhana, pengguna hanya menekan tombol on/off yang tersedia
pada panel dimesin. Berikut adalah runtutan sistem pemakaian mesin hot embossing ini :

1) Masukkan bahan baku sandal yang sudah dipotong pada alas dengan posisi siap emboss.

2) Tekan tombol on / off.

3) Setelah udara dari kompresor masuk kesistem, maka seting tekanan yang dibutuhkan
pada FRL (filter, regulator dan Lubricator) unit.

4) Seting temperatur embossing.

5) Atur waktu penahanan / holding time.

6) Setelah setting selesai, tekan tombol hijau untuk eksekusi.

7) Setelah waktu penahanan yang ditentukan sudah tercapai piston akan naik kembali dan
proses embossing selesai.
FADIL AFDHAL
XI OIND

ALAT ANGKAT KENDARAAN NIAGA KAPASITAS 2 TON

Rangkaian Pneumatik

Berdasarkan step diagram gerak, dapat dirancang sirkuit pneumatik yang akan digunakan
pada alat angkat kendaraan niaga yang diproduksi mahasiswa Teknik Mesin Universitas Sam
Ratulangi menggantikan dongkrak botol, sehingga alat tersebut dapat beroperasi secara otomatis
ketika proses pengangkatan dan penurunan kendaraan mobil. Sirkuit pneumatik diperlihatkan pada
gambar 3.2.

Komponen pneumatik

Komponen alat kontrol pneumatik yang digunakan:


1. Silinder pneumatik = 1 buah
Jenis = Silender
kerja ganda Tekakanan terukur = 6 bar = 0,60 N/mm2
Diameter piston (D) = 230 mm
Diameter batang piston (d) = 42 mm
Katup 4/2 = 1 buah
2. Katup 3/2 = 1 buah
3. Katup pengatur aliran = 2 buah
4. 4. Unit kompresor = 1 buah.
Langkah kerja rangkaian pneumatik

1. Mobil pada posisi atau kondisi yang aman dengan perkiraan alat angkat dapat masuk
dibawah kendaraan. Pada posisi awal, rangka atas alat angkat kendaraan niaga berada di
bawah dan digeserkan di bawah kendaraan mobil.
2. Udara bertekanan yang terukur dari kompresor (0.1) sudah mengalir pada katup- katup
pneumatik yang siap dioperasikan. Setelah alat angkat tersebut di bawah kendaraan dengan
penempatan yang baik, maka katup 1.5 (tombol naik) ditekan akan mengalirkan udara
bertekanan dan menimbulkan pengaruh gerakkan pada katup 1.3 untuk mengalirkan udara
bertekanan ke silinder 1.0 melalui katup pengaturan aliran 1.1 dan mengeluarkan udara
bertekanan melaui katup pengaturan aliran 1.2.
3. Udara bertekanan yang mengalir ke silinder 1.1 melaui katup 1.1 dan megeluarkan melaui
katup 1.2 akan menggerakkan piston pneumatik kedepan sehingga lengan angkat akan
melakukan proses pengangkatan kendaraan mobil sampai mencapai ketinggian
pengangkatan yang dikehendaki. Ketika rangka atas berada mencapai ketinggian yang
dikehendaki, operator dapat melakukan perawatan atau perbaikan di bawah kendaraan.
4. Setelah selesai melakukan perawatan atau perbaikan tersebut, katup 1.4 (tombol turun)
ditekan mengalirkan udara bertekanan dan menimbulkan pengaruh gerakkan pada katup
1.3 untuk mengalirkan udara bertekanan ke silinder 1.0 melalui katup pengaturan aliran 1.2
dan mengeluarkan udara bertekanan melaui katup pengaturan aliran 1.1.
5. Udara bertekanan yang mengalir ke silinder 1.1 melaui katup 1.2 dan megeluarkan melaui
katup 1.1 akan menggerakkan piston pneumatik tertarik ke belakang sehingga lengan
angkat akan melakukan proses
penurunan kendaraan mobil. Ketika
rangka atas kembali berda pada posisi
semula, alat angkat digeser keluar dari
bawah kendaraan. Langkah kerja ini
akan berlangsung kembali apabila
dilakukan perawatan atau perbaikan di
bawah mobil berikutnya.

Anda mungkin juga menyukai