Anda di halaman 1dari 5

285

ZIRAA’AH, Volume 41 Nomor 2, Juni 2016 Halaman 285-289 ISSN ELEKTRONIK 2355-3545

JAMUR Mycosphaerella musicola PATOGEN BERCAK DAUN


PADA PISANG RUTAI (Musa borneensis)

(The Fungal Mycosphaerella musicola Pathogens Of Leaf Spot On Rutai Banana Plants (Musa
borneensis)

Iin Arseni dan Tutik Nugrahini


Fakultas Pertanian Universitas Widya Gama Mahakam Samarinda
Email : ien.azzah@gmail.com

ABSTRACT
Although bananas grown in almost all developing countries in the world, there is rarely a
research on bananas. Though the prospect of bananas in Indonesia is enormous, both for domestic
consumption and for export. It is unfortunate that the current area of development of banana
cultivation has declined because of the disease, include leaf spot.Until now, information about leaf
spot fungus pathogens that cause disease on Rutai banana plants still lacking.This research aims to
determine the fungal pathogens of leaf spot on Rutai banana plants.Research conducted in the
laboratory of Pests and Diseases of the Faculty of Agriculture, University of Widyagama Mahakam
Samarinda.The results showed that: (1) leaf spot disease that were found in Rutai banana plants
caused by a group of fungi; and (2) identification of pathogenic fungi on the leaf spot was
Mycosphaerella musicola and it had potential as leaf spot pathogen on Rutai banana plants.

Keywords: Rutai Banana, Pathogen Fungal, Mycosphaerella musicola

PENDAHULUAN Pisang tumbuh hampir di semua negara


berkembang di dunia, namun jarang sekali
Pisang merupakan salah satu tanaman
terdapat penelitian mengenai pisang. Padahal
hortikultura yang penting di dunia karena
prospek pisang di Indonesia sangatlah besar,
potensi produksinya yang cukup besar. Pisang
sejak lama dikenal sebagai buah yang lezat dan baik untuk konsumsi domestik maupun
ekspor. Sangat disayangkan, bahwa saat ini
berkhasiat bagi kesehatan. Negara-negara
perkembangan luas wilayah penanaman
penghasil pisang yang terkenal di antaranya
pisang semakin menurun karena adanya
adalah Brasil, Filipina, Panama, Honduras,
serangan penyakit diantaranya bercak daun.
India, Equador, Thailand, Kolumbia, Kosta
Pisang rutai (Musa borneensis)
Rika, Meksiko, Karibia, Pantai Gading,
merupakan salah satu jenis buah khas dari
Uganda, dan Hawaii. Tanaman pisang
daerah Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur
mempunyai keunggulan karena dapat
yang kini mulai langka. Buah pisang rutai
beradaptasi luas dalam kondisi lahan dan
berukuran kecil, aromanya yang harum juga
musim kering, sehingga sangat strategis untuk
rasanya yang manis kaya dengan kandungan
peningkatan ketahanan pangan suatu daerah.
vitamin yang tinggi.
Budidaya pisang yang modern dan tertata
Sampai saat ini informasi tentang
dengan baik berpotensi menjadi benteng
cendawan patogen bercak daun yang
ketahanan pangan Indonesia. Namun
menyebabkan penyakit pada tanaman pisang
sayangnya budidaya pisang di Indonesia masih
Rutai belum ada.
belum dikembangkan potensinya dengan baik
Tujuan penelitian adalah untuk
(Cahyono, 1995).
mengetahui jamur patogen (penyebab
286
ZIRAA’AH, Volume 41 Nomor 2, Juni 2016 Halaman 285-289 ISSN ELEKTRONIK 2355-3545

penyakit) bercak daun pada tanaman pisang kemudian diamati dengan


rutai. menggunakan mikroskop.
Luaran yang diharapkan dari penelitian b. Pembuatan Media PDA untuk
ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan Mengisolasi Patogen
untuk mengetahui penyebab penyakit Kentang dikupas dan di cuci
(patogen) bercak daun pada tanaman pisang dengan air bersih yang mengalir.
Rutai dan untuk meningkatkan pengetahuan Ditimbang sebanyak 250 gr. Dipotong
tentang jenis cendawan yang berpotensi menjadi bentuk dadu kecil-kecil.
sebagai patogen pada tanaman pisang Rutai. Direbus dengan aquades secukupnya
sampai empuk. Airnya disaring dengan
METODE PENELITIAN menggunakan kain kasa atau saringan
dan dimasukkan ke gelas Beaker.
Waktu dan Tempat
Timbang agar-agar sebanyak 20 gr dan
Penelitian dilaksanakan di laboratorium
dextrose 20 gr. Masukkan ke dalam
Hama dan Penyakit Fakultas Pertanian
Universitas Widyagama Mahakam Samarinda. gelas Beaker yang berisi air rebusan
kentang dan ditambahkan aquadest
Penelitian ini dilaksanakan selama 3(tiga)
sampai larutan 1000 ml. Rebus
bulan sejak persiapan sampai penyusunan
kembali sambil diaduk agar larutan
laporan.
homogen. Setelah mendidih larutan
dimasukkan kedalam Erlenmeyer.
Bahan dan Alat
Mulut Erlenmeyer ditutup dengan
Bahan yang digunakan dalam
menggunakan kapas dibungkus dengan
penelitian ini adalah: Bercak daun pada
aluminium foil. Larutan yang masih
tanaman pisang rutai, plastik gula ukuran 10
tersisa ditunggu sampai dingin dan
cm x 20 cm untuk spesimen bercak daun,
dimasukkan ke dalam kulkas.
kentang, agar-agar dan gula (dextrosa) dan
c. Isolasi Patogen
Aquades.
Daun pisang yang bergejala
Alat yang digunakan adalah: Dissecting
dipotong berukuran 1 x 1 cm,
set (pisau, gunting, pinset, jarum ooze) untuk
sebanyak 2 potong diletakkan diatas
mengisolasi jamur, cawan petri, mikroskop
cawan petri yang telah berisi media
microscopslide, kain kasa/saringan, pisau,
PDA, diamati sampai tumbuh
talenan, sarung tangan, gelas beaker,
hifa/miselium, hifa/miselium diisolasi
erlenmeyer, kulkas, kapas, kamera dan alat
ke media PDA untuk mendapatkan
tulis menulis.
biakan murninya, biakan murni
hifa/miselium yang tumbuh diamati di
Prosedur Penelitian
bawah mikroskop dan diidentifikasi
1. Pengambilan sampel di lapangan
patogennya.
Specimen tanaman yang terserang
penyakit bercak daun diambil untuk
diidentifikasi di laboratorium. HASIL DAN PEMBAHASAN
2. Kegiatan di laboratorium Penyakit bercak daun (leaf spot) adalah
a. Pemeriksaan langsung (Direct kematian jaringan (nekrosis) yang ukurannya
Inspection) kecil dan terbatas yang merupakan hasil
Seluruh bagian tanaman infeksi lokal (Semangun, 2000). Bercak
diamati langsung dari gejala serangan daun pada tanaman pisang rutai mulai
cendawan. Identifikasi patogen menyerang sekitar umur 3 bulan setelah tanam
dilakukan dengan cara melekatkan yang makin lama makin meningkat intensitas
cellophane tape ke bagian yang serangan penyakitnya.
terserang, dilekatkan di gelas objek dan
287
ZIRAA’AH, Volume 41 Nomor 2, Juni 2016 Halaman 285-289 ISSN ELEKTRONIK 2355-3545

Gejalanya mula-mula timbul bercak- dibandingkan bercak pada tanaman pisang


bercak kecil pada daun pisang yang berwarna yang lebih tua.
kuning pucat atau berupa garis-garis yang Gejala yang diamati pada tanaman
berwarna kuning kehijauan dengan panjang pisang rutai di lapangan adalah pada daun yang
1,0-10 mm dan lebar 0,5-1,0 mm sejajar lebih tua pusat becaknya mengering, berwarna
dengan tulang-tulang daun. kelabu muda dengan tepinya berwarna coklat
Bercak atau garis-garis ini makin lama tua dan dikelilingi oleh halo berwarna kuning
makin membesar dan memanjang sehingga cerah. Hasil identifikasi ditemukan bahwa
terbentuk bercak-bercak yang berbentuk bulat penyakit ini disebabkan oleh cendawan
telur atau elip berwarna coklat, dan akhirnya Mycosphaerella musicola.
seluruh permukaan dapat terinfeksi. Klasifikasi Mycosphaerella musicola
Permukaan daun yang terinfeksi ini adalah Kingdom : Fungi, Phylum :
menjadi kering, berwarna coklat, dan akhirnya Ascomycota, Class : Dothideomycetes,
mati. Pusat bercak seringkali mengering dan Subclass : Dothideomycetidae, Ordo:
berwarna abu-abu terang. Bercak-bercak ini Capnodiales, Family : Mycosphaerellaceae,
pada tanaman pisang yang masih muda akan Genus : Mycosphaerella Species : M.
lebih lebar dan lebih membulat bentuknya musicola

a b

Gambar 1. a) miselium pada media PDA ;


b) Mycosphaerella musicola pengamatan di bawah mikroskop 400x

Cendawan Mycosphaerella musicola. tahun 1962 ditemukan di sebagian besar


adalah patogen penyakit pisang. Patogen ini pisang tumbuh wilayah di dunia. Meskipun
dapat dibedakan secara morfologi dari tersebar di jarak pendek oleh konidia dan
Mycosphaerella fijiensis, yang menyebabkan askospora, jarak jauh itu adalah gerakan
penyakit beruntun daun hitam (BLSD), dengan plasma nutfah yang terinfeksi seperti daun
karakteristik konidia dan conidiophore. berpenyakit dan pengisap yang mungkin
Anamorph M. musicola, Pseudocercospora bertanggung jawab. Di pulau-pulau Pasifik
musae, tidak memiliki dinding sel menebal dan di daerah dataran rendah dari Amerika
yang hadir di dasar dari konidia dari Selatan dan Afrika, gejala SD sekarang jarang
Cercospora fijien, yang anamorph M. fijiensis, terlihat dan BLSD sebagian besar telah
dan lebih pendek dan kurang bergelombang. digantikan itu. SD lebih disesuaikan dengan
konidiofor M. musae yang berbentuk botol dan daerah yang lebih dingin dan sering
jauh lebih kecil dari konidiofor memanjang mendominasi di ketinggian lebih dari 1200
dari M. fijiensis yang sering membungkuk dan meter sedangkan BLSD jarang terlihat pada
menanggung bekas luka konidia mencolok. ketinggian tersebut.
Dua spesies juga dapat dibedakan dengan Ketika spora M. musicola disimpan di
metode molekuler (Meredith, 1970). atas daun pisang yang rentan mereka
Mycosphaerella musicola pertama kali berkecambah dalam waktu tiga jam jika
dilaporkan dari Jawa pada tahun 1902 dan kelembaban sangat tinggi. Suhu optimal untuk
288
ZIRAA’AH, Volume 41 Nomor 2, Juni 2016 Halaman 285-289 ISSN ELEKTRONIK 2355-3545

perkecambahan konidia adalah antara 25-29ºC musicola. berpotensi sebagai patogen


dan untuk askospora, 25-26ºC selama sekitar bercak daun pada tanaman pisang Rutai.
lima hari sebelum menembus daun melalui
stoma. Setelah masuk daun hifa akan berinvasi Saran
membentuk vesikel dan hifa tumbuh melalui Sangat perlu dilakukan sanitasi
lapisan mesofil (Stover, 1971). lingkungan tempat tumbuh tanaman pisang
Kedua konidia dan askospora penting rutai sehingga penyebaran penyakit dapat
untuk penyebaran M. musicola dengan dikurangi.
ascospores terlibat dalam gerakan patogen
jarak yang lebih jauh daripada konidia tersebut DAFTAR PUSTAKA
(Stover, 1971), deposisi ascospores oleh arus Cahyono, B. 1995. Pisang : Budidaya dan
angin umumnya dekat ujung daun yang Analisis Usaha Tani. Kanisius,
mengakibatkan pola khas infeksi pada Yogyakarta.
ekstremitas daun. Ketika konidia adalah
sumber inokulum dan lepas oleh air hujan Feakin, SD. 1972. Pest Control in Bananas.
sebagai air menetes ke bawah helai daun Pans Manual No. 1. Longman. London.
(Joner, 2000).
Penyakit yang disebabkan oleh __________. 1977. Pest Control in Bananas.
Mycosphaerella musicola dikenal juga dengan Pans Manual 1. 3rd Edition. Centre for
penyakit sigatoka yang umumnya dijumpai
Oversease Pest Control Research.
dipertanaman yang kurang mendapat London.
pemeliharaan.
Penyebaran penyakit dibantu oleh Jones, D.R. 1999. Diseases of Banana, Abaca
keadaan lingkungan yang lembab dan pola and Enset. Consultan in International
tanam yang kurang baik. Penyebaran penyakit Agriculture Droitwich Spa
melalui spora yang terbawa angin dan aliran Worcestershire. UK
air hujan serta alat-alat pertanian. Faktor
iklim terutama curah hujan, embun, dan suhu
Jones, D.R. 2000. Sigatoka. In 'Diseases of
berpengaruh terhadap produksi dan gerakan
Banana, Abacá and Enset'. (Ed. DR
serta penyebaran inokulum (sumber) penyakit.
Jones) pp. 79-92. (CABI Publishing:
Pengendalian penyakit dengan sanitasi
Wallingford)
kebun dan membuang bagian-bagian yang
sakit, kemudian membenamkannya di dalam
Meredith, D.S. 1970. Banana leaf spot disease
tanah. Mengurangi kelembaban kebun dengan
(Sigatoka) caused by Mycosphaerella
pemangkasan, pengaturan naungan dan
musicola Leach.' Commonwealth
membuat parit drainase. Melakukan
Mycological Institute, Kew, Surrey,
pemupukan dan hindari penggunaan bibit yang
England.
telah terserang penyakit ini.
Rismunandar. 1986. Bertanam Pisang. Sinar
KESIMPULAN DAN SARAN
Baru Algensindo, Bandung.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan Stover, R.H. 1971. Leaf spot of bananas
pembahasan dapat disimpulkan yaitu : caused by Mycosphaerella musicola:
1. Penyakit bercak daun yang ditemukan Role of onidia in Epidemiology.
pada tanaman pisang Rutai disebabkan Phytopathology 60 : 856-860.
oleh golongan cendawan (jamur).
2. Identifikasi jenis cendawan patogen
bercak daun adalah Mycosphaerella
289
ZIRAA’AH, Volume 41 Nomor 2, Juni 2016 Halaman 285-289 ISSN ELEKTRONIK 2355-3545

Satuhu S, dan Supriadi A. 2004. Pisang Semangun, H. 2000. Penyakit-Penyakit


Budidaya Pengolahan dan Prospek Tanaman Hortikultura Di Indonesia.
Pasar. Penebar Swadaya, Jakarta. Gajah Mada University Press,
Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai