Latar Belakang
BAB II PEMBAHASAN
Menurut pandangan ahli-ahli ekonomi klasik ada empat faktor yang mempengaruhi pertumbuhan
ekonomi, yaitu: jumlah penduduk, jumlah stok barang-barang modal , luas tanah dan kekayaan alam,
serta tingkat teknologi yang digunakan. Walau menyadari bahwa pertumbuhan ekonomi tergantung pada
banyak aktor, ahli-ahli ekonomi Klasik terutama menitikberatkan perhatiannya kepada pengaruh
pertambahan penduduk kepada pertumbuhan ekonomi. Dan teori pertumbuhan mereka , dimisalkan luas
tanah dan kekayaan alam adalah tetap jumlahnya dan tingkat teknologi tidak mengalami perubahan.
Berdasarkan kepada pemisalan ini selanjutnya dianalisis bagaimana pengaruh pertambahan penduduk
kepada tingkat produksi nasional dan pendapatan.
Pada permulaannya, apabila penduduk sedikit dan kekayaan alam relatif berlebihan, tingkat
penegembalian modal dari investasi yang dibuat adalah tinggi. Maka para pengusaha akan mendapatkan
keuntungan keuntungan yang besar. Ini akan menimbulkan investasi baru, dan pertumbuhan ekonomi
terwujud. Keadaan seperti itu tidak akan terus-menerus berlangsung. Apabila penduduk sudah terlalu
banyak, pertambahannya akan menurunkan tingkat kegiatan ekonomi karena peroduktivitas setiap
penduduk telah menjadi negatif. Maka kemakmuran masyarakat menurun kembali. Ekonomi akan
mencapai tingkat perkembangan yang rendah. Apabila keadaan ini dicapai, ekonomi dikatakan telah
mencapai keadaan tidak berkembang (stationary State). Pada keadaan ini pendapatan pekerja hanya
mencapai tingkat cukup hidup (subsistence).
· Perekonomian yang didasarkaan pada sistem bebas berusaha (Laissez Faire) artinya mempunyai
kemampuan untuk kembali ke posisi keseimbangan secara otomatis. Terjadi tangan bebas atau pasar
bebas dalam mencapai keseimbangan sehingga terjadi “full employment” atau kesempatan kerja penuh
(tidak ada pengangguran).
· Pemerintah tidak ikut campur tangan. Peran pemerintah hanya pada masalah penegakan hukum,
menjaga keamanan serta pembangunan infrastruktur.
· Harga barang ditentukan oleh produsen dann konsumen.
· Tingkat upah ditentukan oleh permintaan dan penawaran tenaga kerja. Apabila kelebihan tenaga kerja
maka akan menurunkan upah, tetapi apabila kekurangan tenaga kerja maka akan
meningkatkan upah.
TEORI SCHUMPETER
Salah satu pendapat Schumpeter yang penting adalah landasan teori pembangunannya yaitu
keyakinannya bahwa system kapitalisme merupakan system yang paling baik untuk menciptakan
pembangunan ekonomi yang pesat. Namun demikian, Schumpeter meramalkan secara pesimis bahwa
dalam jangka panjang system kapitalisme akan mengalami kemandegan.
Proses perkembangan ekonomi menurut Schumpeter, faktor utama yang menyebabkan
perkembangan ekonomi adalah proses inovasi dan pelakunya adalah para innovator atau entrepreneur
(wiraswasta). Kemajuan ekonomi suatu masyarakat hanya bisa diterapkan dengan adanya inovasi oleh
para entrepreneur. Dalam membahas perkembangan ekonomi, Schumpeter membedakan pengertian
pertumbuhan ekonomi dan pembangunan ekonomi. Menurut Schumpeter pertumbuhan
ekonomi adalah peningkatan output masyarakat yang disebabkan oleh semakin banyaknya jumlah
faktor produksi yang digunakan dalam proses produksi masyarakat tanpa adanya perubahan “teknologi”
produksi itu sendiri. pembangunan ekonomi adalah kenaikan out put yang disebabkan oleh inovasi
yang dilakukan oleh para wiraswasta. Inovasi ini berarti perabaikan “teknologi” dalam arti luar,
miasalnya penemuan produk baru, pembukaan pasar baru, dsb.
Teori Harrod-Domar
Laju pertumbuhan ekonomi akan diukur melalui indikator perkembangan PDB dari tahun ke
tahun. Perhitungan laju pertumbuhan ekonomi di indonesia dilakukan dengan metode yaitu (Boediono,
2001 : 37):
PE
Keterangan:
PE = pertumbuhan ekonomi
PDB = Produk Domestik Bruto
t = tahun tertentu
t-1 = tahun sebelumnya
Hipotesis alternatif pada persamaan pertama dalam penelitian ini tidak semuanya terbukti
diterima. Konsumsi, investasi, dan net ekspor berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di
Indonesia, sedangkan pengeluaran pemerintah dan inflasi tidak berpengaruh signifikan terhadap
pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Secara parsial, konsumsi memiliki pengaruh signifikan dan positif
terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Terdapatnya pengaruh yang signifikan dan positif antara
konsumsi terhadap pertumbuhan ekonomi mengindikasikan bahwa pertumbuhan ekonomi di Indonesia
ditentukan oleh konsumsi. Apabila konsumsi mengalami peningkatan maka pertumbuhan ekonomi juga
akan mengalami peningkatan. Hal ini dikarenakan terjadinya peningkatan konsumsi berarti telah
terjadi peningkatan permintaan terhadap barang dan jasa.
Terjadinya peningkatan permintaan terhadap barang dan jasa akan memaksa perekonomian untuk
meningkatkan produksi barang dan jasa. Peningkatan produksi barang dan jasa akan menyebabkan
peningkatan terhadap pertumbuhan ekonomi. Sebaliknya, apabila konsumsi mengalami penurunan maka
pertumbuhan ekonomi juga akan mengalami penurunan. Hal ini disebabkan oleh terjadinya penurunan
konsumsi berarti telah terjadinya penurunan permintaan terhadap barang dan jasa. Penurunan ini akan
mengakibatkan perekonomian menurunkan produksi barang dan jasa. Penurunan produksi barang dan
jasa akan menyebabkan penurunan terhadap pertumbuhanekonomi. Kemudian, investasi secara parsial
juga memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia.
Kenaikan investasi akan memicu kenaikan pertumbuhan ekonomi karena kenaikan investasi
mengindikasikan telah terjadinya kenaikan penanaman modal atau pembentukan modal. Kenaikan
penanaman modal atau pembentukan modal akan berakibat terhadap peningkatan produksi barang dan
jasa di dalam perekonomian. Peningkatan produksi barang dan jasa ini akan menyebabkan peningkatan
terhadap pertumbuhan ekonomi. Sebaliknya, apabila terjadi penurunan investasi maka PDB juga akan
mengalami penurunan karena penurunan investasi mengindikasikan telah terjadinya penurunan
penanaman modal atau pembentukan modal. Penurunan penanaman modal atau pembentukan modal ini
akan mengakibatkan perekonomian menurunkan produksi barang dan jasa. Penurunan produksi barang
dan jasa akan menyebabkan penurunan terhadap pertumbuhan ekonomi.
Selanjutnya, secara parsial pengeluaran pemerintah tidak berpengaruh signifikan dan positif terhadap
pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Terjadinya peningkatan pengeluaran pemerintah misalnya untuk
penyediaan atau perbaikan infrastruktur maka proses produksi barang dan jasa akan semakin lancar. Hal
ini akan menyebabkan terjadinya peningkatan produksi barang dan jasa. Peningkatan produksi barang
dan jasa ini akan menyebabkan peningkatan terhadap pertumbuhan ekonomi. Begitu sebaliknya, apabila
pengeluaran pemerintah tidak ditingkatkan atau terjadi penurunan sehingga masalah infrastruktur tidak
dapat diatasi maka akan mengakibatkan proses produksi barang dan jasa menjadi terhalang. Hal ini akan
berdampak terhadap penurunan produksi barang dan jasa. Penurunan produksi barang dan jasa akan
menyebabkan penurunan terhadap pertumbuhan ekonomi. Begitu juga dengan net ekspor, net ekspor
pun memiliki pengaruh yang signifikan dan positif terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Apabila
ekspor mengalami peningkatan maka produksi barang dan jasa juga akan mengalami peningkatan karena
net ekspor yang meningkat mengindikasikan permintaan terhadap barang dan jasa di luar negeri lebih
besar dari pada permintaan barang luar negeri di dalam negeri. Oleh karena itu, perekonomian akan
meningkatkan jumlah produksi barang jasa. Peningkatan produksi barang dan jasa ini akan menyebabkan
peningkatan terhadap pertumbuhan ekonomi. Sebaliknya, apabila net ekspor mengalami penurunan
dikarenakan terjadinya penurunan permintaan terhadap barang dan jasa di luar negeri sehingga impor
lebih besar dari pada ekspor dan hal ini akan mengakibatkan penurunan produksi barang dan jasa.
Penurunan produksi barang dan jasa ini menyebabkan penurunan terhadap pertumbuhan
ekonomi. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian terdahulu (Gulo, 2008:66). Penelitian tersebut
menyimpulkan bahwasanya secara parsial pengeluaran pemerintah (baik rutin maupun pembangunan)
berpengaruh positif tidak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia. Sedangkan dalam
penelitian ini menemukan bahwasanya pengeluaran pemerintah berpengaruh positif dan tidak signifikan
terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Hasil penelitian ini sesuai dengan model makroekonomi
yang dikembangkan oleh Keynes. Dimana Y = C + I + G + X – M. Terjadinya kenaikan pada konsumsi,
investasi, pengeluaran pemerintah, net ekspor akan menyebabkan kenaikan produksi barang dan jasa.
Kenaikan produksi barang dan jasa akan menyebabkan peningkatan dalam pertumbuhan ekonomi.
Analisis Empiris Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2011-2014
A. Pertumbuhan ekonomi indonesia 2011
Sepanjang 2011 lalu Indonesia masih mampu mencatat pertumbuhan ekonomi yang cukup
bagus, Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang 2011 lalu
sebesar 6,5%. Laju pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2011 tercatat sebesar 6,5% dengan
pembentukan produk domestik bruto (PDB) atas dasar harga berlaku mencapai Rp 1.931,3 triliun. Secara
kumulatif, PDB Indonesia pada 2011 berdasarkan harga berlaku mencapai Rp 7.427,1 triliun, sedangkan
atas dasar harga konstan sebesar Rp 2.463,2 triliun. pada 2011 lalu terjadi pertumbuhan di semua sektor
ekonomi. Pertumbuhan tertinggi terjadi di sektor pengangkutan dan komunikasi yang tumbuh 10,7%,
sektor perdagangan, hotel dan restoran tumbuh 9,2%, sedangkan sektor keuangan, real estate dan jasa
perusahaan tumbuh 6,8%.
DAFTAR PUSTAKA
Buku pengantar makro ekonomi oleh Sadono Sukirno
Buku sistem perekonomian indonesia oleh Subandi
Buku perekonomian indonesia oleh Tambunan