BAB 2 Lia
BAB 2 Lia
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Hernia
1. Definisi Hernia
Hernia dalam bahasa latin sering disebut rupture, merupakan suatu
penonjolan abnormal melewati suatu dinding rongga yang terbuka (Alex J, 2007).
Hernia pada dinding perut merupakan penyakit yang sering dijumpai dan
memerlukan suatu tindakan pembedahan. Hernia terdiri atas tiga bagian: kantong
Hernia, isi kantong dan pelapis hernia. Kantong hernia merupakan divertikulum
peritoneum dan mempunyai leher dan badan. Isi hernia dapat terdiri atas setiap
struktur yang ditemukan dan dapat merupakan sepotong kecil omentum sampai
organ padat yang besar. Pelapis hernia dibentuk dari lapisan-lapisan dinding
(Alex J, 2007).
2. Klasifikasi Menurut Lokasi
a. Hernia Inguinalis, terjadi bila kantong dan isi hernia masuk ke dalam Annulus
Internus.
b. Hernia Femoralis, terjadi bila kantong dan isi hernia masuk ke dalam Canalis
Vena Femoralis sepanjang kurang lebih 2 cm dan keluar pada Fosa Ovalis di
pelipatan paha.
c. Hernia hiatal, Bila benjolan terjadi pada diafragma.
d. Hernia ventral, Merupakan nama semua hernia yang terjadi pada
operasi.
f. Hernia umbilical, merupakan hernia congenital pada umbilicus yang hanya
(Abrahamson J, 2002).
3. Gambaran Klinis
Sejarah dan pemeriksaan klinis sangat penting dalam menegakkan
diagnosa penyakit hernia. Anamnesa dari penyakit yang ada sehingga muncul
suatu hernia wajib dilakukan untuk mencari penyebabnya, seperti batuk lama,
obtruksi saluran kencing, ascites dan lain sebagainya. Keluhan penyakit ini
biasanya oleh karena pasien, orang tua ataupun dokter merasakan adanya
penonjolan pada daerah pangkal pada sampai dengan ke skrotum (Lee C, 2004).
Pada orang dewasa kadang dirasakan nyeri pada pangkal paha yang memberat
terutama setelah latihan atau batuk, juga adanya nyeri yang bersifat mendadak
seperti ditusuk, hal ini oleh karena distribusi dari nervus ilioinguinal sehingga
menyebabkan neuralgia pada daerah tersebut (Alex J, 2007). Pada kantong hernia
cairan. Nyeri hebat, mual, muntah dan perut semakin membesar bila terjadi
tercekiknya usus (inkarserata) dan terjadi obstruksi usus yang pada akhirnya
terkadang diperlukan batuk untuk melihat benjolan tersebut keluar (Alex J, 2007).
Pemeriksaan fisik dapat dengan berbagai cara, seperti thumb test dengan
menggunakan ibu jari pada annulus internus, finger test dengan jari telunjuk pada
daerah canalis inguinalis dan Zieman test dengan menggunakan jari ke dua, ketiga
dan keempat (Richard A, 2004). Bila pada pemeriksaan fisik didapatkan benjolan
tidak dapat keluar masuk lagi, serta ada warna kebiruan, kemungkinan telah
4. Penatalaksanaan
Semua pasien hernia inguinalis lateralis sebaiknya harus dilakukan
tindakan pembedahan, kecuali dengan faktor resiko tinggi atau terdapat kontra
indikasi, misal hernia yang sangat besar, usia yang lanjut dan keaadaan umum
yang jelek. Menunda tindakan pembedahan pada pasien hil dapat berakibat
yang didapat. Hernia diberi nama menurut letaknya, misalnya diafragma, inguinal,
umbilical, femoral, dan sebagainya. Menurut sifatnya, hernia dapat disebut hernia
reponibel bila isi hernia dapat keluar masuk. Isi hernia keluar jika berdiri atau
mengedan dan masuk lagi jika berbaring atau didorong masuk, tidak ada keluhan
hernia irreponibel. Hal ini biasanya disebabkan oleh perlekatan isi kantung pada
perineum kantong hernia. Bila tidak ada keluhan rasa nyeri ataupun tanda
sumbatan usus akibat perlekatan tersebut disebut hernia akreta.Bila isi hernia
terjepit oleh cincin hernia, disebut hernia inkarserata atau hernia strangulata.
Disebut hernia inkarserata bila isi kantung terperangkap, tidak dapat kembali ke
dalam rongga perut disertai akibat yang berupa gangguan pasase atau
Antara lain obstruksi usus sederhana hingga perforasi (lubangnya) usus yang
akhirnya dapat menimbulkan abses lokal, fistel atau peritonitis (Alex J, 2007).
7. Tanda dan gejala
Keluhan dan tanda klinik yang timbul bergantung pada keadaan isi hernia,
ada tidaknya perlekatan, maupun komplikasi yang telah terjadi. Pada hernia
9
reponibel, keluhan yang timbul hanya berupa benjolan di lipat paha yang muncul
(Soetamto W, 2003).
Keluhan nyeri pada hernia ini jarang dijumpai, kalaupun ada dirasakan di
daerah epigastrium atau para umbilical berupa nyeri visceral akibat regangan pada
mesenterium sewaktu satu segmen usus halus masuk ke dalam kantung hernia.
Bila telah timbul inkarserasi atau strangulasi, dapat timbul nyeri yang hebat dan
Luka adalah suatu gangguan dari kondisi normal pada kulit (Taylor, 2002).
Luka adalah kerusakan kontinyuitas kulit, mukosa membran dan tulang atau organ
tubuh lain (Kozier, 2005). Ketika luka timbul, beberapa efek akan muncul :
1% - 5%.
10
luka akibat kecelakaan dan operasi dengan kerusakan besar dengan teknik
aseptik atau kontaminasi dari saluran cerna; pada kategori ini juga termasuk
lapisan epidermis dan bagian atas dari dermis. Merupakan luka superficial
dan adanya tanda klinis seperti abrasi, blister atau lubang yang dangkal.
3) Stadium III : Luka “Full Thickness” : yaitu hilangnya kulit keseluruhan
meliputi kerusakan atau nekrosis jaringan subkutan yang dapat meluas sampai
pada lapisan epidermis, dermis dan fasia tetapi tidak mengenai otot. Luka
timbul secara klinis sebagai suatu lubang yang dalam dengan atau tanpa
Perawatannya
c. Berdasarkan waktu penyembuhan luka
1) Luka akut : yaitu luka dengan masa penyembuhan sesuai dengan konsep
tertutup oleh sutura seterah seluruh pembuluh darah yang luka diikat (Ligasi).
b. Luka memar (Contusion Wound), terjadi akibat benturan oleh suatu tekanan
bengkak.
c. Luka lecet (Abraded Wound), terjadi akibat kulit bergesekan dengan benda
atau pisau yang masuk kedalam kulit dengan diameter yang kecil.
e. Luka gores (Lacerated Wound), terjadi akibat benda yang tajam seperti oleh
biasanya pada bagian awal luka masuk diameternya kecil tetapi pada bagian
membersihkan sel dan benda asing dan perkembangan awal seluler bagian dari
penyembuhan. Sebagai contoh, melindungi area yang luka bebas dari kotoran
yaitu: (1) Kemampuan tubuh untuk menangani trauma jaringan dipengaruhi oleh
luasnya kerusakan dan keadaan umum kesehatan tiap orang, (2) Respon tubuh
pada luka lebih efektif jika nutrisi yang tepat tetap dijaga, (3) Respon tubuh secara
sistemik pada trauma, (4) Aliran darah ke dan dari jaringan yang luka, (5)
Keutuhan kulit dan mukosa membran disiapkan sebagai garis pertama untuk
ditingkatkan ketika luka bebas dari benda asing tubuh termasuk bakteri.
Penyembuhan luka adalah suatu kualitas dari kehidupan jaringan hal ini
Fase ini terjadi segera setelah luka dan berakhir 3 – 4 hari. Dua proses
utama terjadi pada fase ini yaitu hemostasis dan pagositosis. Hemostasis
pembentukan bekuan darah di daerah luka. Bekuan darah dibentuk oleh platelet
yang menyiapkan matrik fibrin yang menjadi kerangka bagi pengambilan sel.
Scab (keropeng) juga dibentuk dipermukaan luka. Bekuan dan jaringan mati, scab
Dibawah scab epithelial sel berpindah dari luka ke tepi. Epitelial sel membantu
mikroorganisme.
13
digunakan untuk mengangkat benda-benda asing dan jaringan mati. Suplai darah
pada proses penyembuhan. Pada akhirnya daerah luka tampak merah dan sedikit
bengkak.
interstitial. Tempat ini ditempati oleh makrofag yang keluar dari monosit selama
dan sel debris melalui proses yang disebut pagositosis. Makrofag juga
penyembuhan.
b) Fase Proliferatif
Fase kedua ini berlangsung dari hari ke-3 atau 4 sampai hari ke-21 setelah
mensintesis kolagen dan substansi dasar yang disebut proteoglikan kira-kira 5 hari
setelah terjadi luka. Kolagen adalah substansi protein yang menambah tegangan
permukaan luka sehingga kecil kemungkinan luka terbuka. Selama waktu itu
c) Fase Maturasi
Fase maturasi dimulai hari ke-21 dan berakhir 1-2 tahun setelah
menyatukan dalam struktur yang lebih kuat. Bekas luka menjadi kecil, kehilangan
pasca operasi. Dua tahap dalam fase ini adalah Hemostasis dan Pagositosis.
Sebagai tekanan yang besar, luka menimbulkan lokal adaptasi sindrom. Sebagai
hasil adanya suatu konstriksi pembuluh darah, berakibat pembekuan darah untuk
daerah luka yang dibatasi oleh sel darah putih untuk menyerang luka dan
menghancurkan bakteri dan debris. Lebih kurang 24 jam setelah luka sebagian
besar sel fagosit (makrofag) masuk ke daerah luka dan mengeluarkan faktor
b) Fase Proliferative
Dimulai pada hari ke 3 atau 4 dan berakhir pada hari ke-21. Fibroblast
secara cepat mensintesis kolagen dan substansi dasar. Dua substansi ini
membentuk lapislapis perbaikan luka. Sebuah lapisan tipis dari sel epitel
terbentuk melintasi luka dan aliran darah ada didalamnya, sekarang pembuluh
15
kapiler melintasi luka (kapilarisasi tumbuh). Jaringan baru ini disebut granulasi
c) Fase Maturasi
Fase akhir dari penyembuhan, dimulai hari ke-21 dan dapat berlanjut
selama 1 – 2 tahun setelah luka. Kollagen yang ditimbun dalam luka diubah,
membuat penyembuhan luka lebih kuat dan lebih mirip jaringan. Kollagen baru
4-6 hari. Tahap ini terbagi atas Homeostasis, Respon inflamatori, Tibanya sel
Respon inflammatory adalah saat terjadi peningkatan aliran darah pada luka dan
luka. Sampainya sel darah putih di luka melalui suatu proses, neutrophils
membunuh bakteri dan debris yang kemudian mati dalam beberapa hari dan
amino normal dan glukose. Epitelial sel bergerak dari dalam ke tepi luka selama
Penutupan dimulai hari ke-3 atau ke-4 dari tahap defensive dan berlanjut
dan asam amino pada jaringan kollagen. Kollagen menyiapkan struktur, kekuatan
c) Tahap Maturasi
Tahap akhir penyembuhan luka berlanjut selama 1 tahun atau lebih hingga
Anak dan dewasa penyembuhannya lebih cepat daripada orang tua. Orang
tua lebih sering terkena penyakit kronis, penurunan fungsi hati dapat mengganggu
b. Nutrisi
memerlukan diit kaya protein, karbohidrat, lemak, vitamin C dan A, dan mineral
seperti Fe, Zn. Klien kurang nutrisi memerlukan waktu untuk memperbaiki status
meningkatkan resiko infeksi luka dan penyembuhan lama karena supply darah
c. Infeksi
sejumlah besar lemak subkutan dan jaringan lemak (yang memiliki sedikit
karena jaringan lemak lebih sulit menyatu, lebih mudah infeksi, dan lama untuk
sembuh. Aliran darah dapat terganggu pada orang dewasa dan pada orang yang
Oksigenasi jaringan menurun pada orang yang menderita anemia atau gangguan
penyembuhan luka.
e. Hematoma
bertahap diabsorbsi oleh tubuh masuk kedalam sirkulasi. Tetapi jika terdapat
bekuan yang besar hal tersebut memerlukan waktu untuk dapat diabsorbsi tubuh,
f. Benda asing
terbentuknyasuatu abses sebelum benda tersebut diangkat. Abses ini timbul dari
serum, fibrin, jaringan sel mati dan lekosit (sel darah merah), yang membentuk
g. Iskemia
pada bagian tubuh akibat dari obstruksi dari aliran darah. Hal ini dapat terjadi
akibat dari balutan pada luka terlalu ketat. Dapat juga terjadi akibat faktor internal
h. Diabetes
18
darah, nutrisi tidak dapat masuk ke dalam sel. Akibat hal tersebut juga akan terjadi
i. Keadaan Luka
j. Obat
Obat anti inflamasi (seperti steroid dan aspirin), heparin dan anti
cedera.
2) Antikoagulan : mengakibatkan perdarahan
3) Antibiotik : efektif diberikan segera sebelum pembedahan untuk bakteri
dan eviscerasi.
a. Infeksi
Invasi bakteri pada luka dapat terjadi pada saat trauma, selama
pembedahan atau setelah pembedahan. Gejala dari infeksi sering muncul dalam 2–
b. Perdarahan
19
pada garis jahitan, infeksi, atau erosi dari pembuluh darah oleh benda asing
(seperti drain). Hipovolemia mungkin tidak cepat ada tanda. Sehingga balutan
(dan luka di bawah balutan) jika mungkin harus sering dilihat selama 48 jam
pertama setelah pembedahan dan tiap 8 jam setelah itu.Jika perdarahan berlebihan
Dehiscence adalah terbukanya lapisan luka partial atau total. Eviscerasi adalah
kurang nutrisi, ,multiple trauma, gagal untuk menyatu, batuk yang berlebihan,
Dehiscence luka dapat terjadi 4–5 hari setelah operasi sebelum kollagen meluas di
daerah luka. Ketika dehiscence dan eviscerasi terjadi luka harus segera ditutup
dengan balutan steril yang lebar, kompres dengan normal saline. Klien disiapkan
perawatan luka sejak tahun 1940 hingga tahun 1970, tiga peneliti telah memulai
lebih baik daripada lingkungan kering. Winter (2003) mengatakan bahwa laju
epitelisasi luka yang ditutup poly-etylen dua kali lebih cepat daripada luka yang
20
pada luka superficial lebih cepat pada suasana lembab daripada kering, dan ini
tingkat infeksi pada semua jenis balutan le:mbab adalah 2,5 %, lebih baik
luka dan melapisinya sehingga luka lebih cepat sembuh. Konsep penyembuhan
luka dengan teknik lembab ini merubah penatalaksanaan luka dan memberikan
kebiasaan, melainkan disesuaikan terlebih dahulu dengan tipe dan jenis luka.
Penggunaan antiseptik hanya untuk yang memerlukan saja karena efek toksinnya
terhadap sel sehat. Untuk membersihkan luka hanya memakai normal saline
(Dewi, 2004). Citotoxic agent seperti povidine iodine, asam asetat, seharusnya
sodium klorida dan tidak terlalu banyak manipulasi gerakan. (Walker. D, 2006).
Tepi luka seharusnya bersih, berdekatan dengan lapisan sepanjang tepi luka. Tepi
luka ditandai dengan kemerahan dan sedikit bengkak dan hilang kira-kira satu
minggu. Kulit menjadi tertutup hingga normal dan tepi luka menyatu.
b. Tepi luka akan didekatkan dan dijepit oleh fibrin dalam bekuan selama satu
panas dan drainase mengindikasikan infeksi luka. Tepi luka tampak meradang
dan bengkak.
f. Pembentukan bekas luka.
g. Pembentukan kollagen mulai 4 hari setelah perlukan dan berlanjut sampai 6
Sodium klorida adalah larutan fisiologis yang ada di seluruh tubuh karena
alasan ini tidak ada reaksi hipersensitivitas dari sodium klorida. Normal saline
aman digunakan untuk kondisi apapun (Lilley & Aucker, 2004). Sodium klorida
atau natrium klorida mempunyai Na dan Cl yang sama seperti plasma. Larutan ini
tidak mempengaruhi sel darah merah (Handerson, 2002). Sodium klorida tersedia
dalam beberapa konsentrasi, yang paling sering adalah sodium klorida 0,9 %. Ini
adalah konsentrasi normal dari sodium klorida dan untuk alasan ini sodium
klorida disebut juga normal saline (Lilley & Aucker, 2004). Merupakan larutan
isotonis aman untuk tubuh, tidak iritan, melindungi granulasi jaringan dari kondisi
22
kering, menjaga kelembaban sekitar luka dan membantu luka menjalani proses
penyembuhan serta mudah didapat dan harga relatif lebih murah (Diandra, 2003).
b. Larutan povodine-iodine.
Iodine adalah element non metalik yang tersedia dalam bentuk garam yang
dikombinasi dengan bahan lain Walaupun iodine bahan non metalik iodine
berwarna hitam kebiru-biruan, kilau metalik dan bau yang khas. Iodine hanya
larut sedikit di air, tetapi dapat larut secara keseluruhan dalam alkohol dan larutan
sodium iodide encer. Iodide tinture dan solution keduanya aktif melawan spora
tergantung konsentrasi dan waktu pelaksanaan (Lilley & Aucker, 2004). Larutan
ini akan melepaskan iodium anorganik bila kontak dengan kulit atau selaput lendir
sehingga cocok untuk luka kotor dan terinfeksi bakteri gram positif dan negatif,
spora, jamur, dan protozoa. Bahan ini agak iritan dan alergen serta meninggalkan
iodine toxic terhadap sel (Thompson. J, 2005). Iodine dengan konsentrasi > 3 %
dapat memberi rasa panas pada kulit. Rasa terbakar akan nampak dengan iodine
ketika daerah yang dirawat ditutup dengan balutan oklusif kulit dapat ternoda dan
menyebabkan iritasi dan nyeri pada sisi luka. (Lilley & Aucker, 2004).
mukosa atau jaringan lain yang disebabkan oleh adanya trauma, fraktur, luka
b. Tujuan
1) Mencegah infeksi dari masuknya mikroorganisme ke dalam kulit dan
membran mukosa.
2) Mencegah bertambahnya kerusakan jaringan.
23
3) Mempercepat penyembuhan.
4) Membersihkan luka dari benda asing atau debris.
5) Drainase untuk memudahkan pengeluaran eksudat.
6) Mencegah perdarahan.
7) Mencegah excoriasi kulit sekitar drain.
c. Persiapan alat
1) Set steril yang terdiri atas :
a) Pembungkus
b) Kapas atau kasa untuk membersihkan luka
c) Tempat untuk larutan
d) Larutan anti septic
e) 2 pasang pinset
f) Gaas untuk menutup luka.
2) Alat-alat yang diperlukan lainnya seperti : extra balutan dan zalf.
3) Gunting.
4) Kantong tahan air untuk tempat balutan lama.
5) Plester atau alat pengaman balutan.
6) Selimut mandi jika perlu, untuk menutup pasien.
7) Bensin untuk mengeluarkan bekas plester.
d. Cara kerja
1) Jelaskan kepada pasien tentang apa yang akan dilakukan. Jawab pertanyaan
pasien.
2) Minta bantuan untuk mengganti balutan pada bayi dan anak kecil
3) Jaga privasi dan tutup jendela/pintu kamar
4) Bantu pasien untuk mendapatkan posisi yang menyenangkan. Bukan hanya
pada daerah luka, gunakan selimut mandi untuk menutup pasien jika perlu.
5) Tempatkan tempat sampah pada tempat yang dapat dijangkau. Bisa dipasang
pasien.
9) Tempatkan balutan yang kotor dalam kantong plastik.
10) Buka set steril
11) Tempatkan pembungkus steril di samping luka
12) Angkat balutan paling dalam dengan pinset dan perhatikan jangan sampai
mengeluarkan drain atau mengenai luka insisi. Jika gaas dililitkan pada drain
24
gunakan 2 pasang pinset, satu untuk mengangkat gaas dan satu untuk
memegang drain.
13) Catat jenis drainnya bila ada, banyaknya jahitan dan keadaan luka.
14) Buang kantong plastik. Untuk menghindari dari kontaminasi ujung pinset
dilembabkan dengan anti septik, lalu letakkan pinset ujungnya labih rendah
bertanggung jawab. Catat penggantian balutan, kaji keadaan luka dan respon
pasien.
e. Membersihkan Daerah Drain
mengalami kontaminasi. Jika letak drain ditengah luka insisi dapat dibersihkan
dari daerah ujung ke daerah pangkal kearah drain. Gunakan kapas yang lain. Kulit
C. Konsep Nyeri
1. Definisi Nyeri
Secara umum nyeri adalah suatu rasa yang tidak nyaman, baik ringan
(Tamsuri, 2007).
penderitaan yang diakibatkan oleh persepsi jiwa yang nyata, ancaman atau fantasi
luka. Nyeri adalah apa yang dikatakan oleh orang yang mengalami nyeri dan bila
yang mengalaminya mengatakan bahwa rasa itu ada. Definisi ini tidak berarti
bahwa anak harus mengatakan bila sakit. Nyeri dapat diekspresikan melalui
faktor-faktor tersebut dalam menghadapi klien yang mengalami nyeri. Hal ini
26
sangat penting dalam pengkajian nyeri yang akurat dan memilih terapi nyeri yang
baik.
a. Usia
nyeri terutama pada anak dan orang dewasa. Perbedaan perkembangan yang
ditemukan antara kedua kelompok umur ini dapat mempengaruhi bagaimana anak
dan orang dewasa bereaksi terhadap nyeri. Anak-anak kesulitan untuk memahami
nyeri dan beranggapan kalau apa yang dilakukan perawat dapat menyebabkan
respon nyeri pada anak. Pada orang dewasa kadang melaporkan nyeri jika sudah
dan tepat untuk membantu anak dalam membantu anak dalam memahami dan
dimana sakitnya?” atau “apa yang dapat saya lakukan untuk menghilangkan sakit
b. Jenis kelamin
diragukan bahwa jenis kelamin merupakan faktor yang berdiri sendiri dalam
ekspresi nyeri. Misalnya anak laki-laki harus berani dan tidak boleh menangis
dimana seorang wanita dapat menangis dalam waktu yang sama. Potter (2005)
c. Budaya
nyeri. Individu mempelajari apa yang diharapkan dan apa yang diterima oleh
kebudayaan mereka. Hal ini meliputi bagaimana bereaksi terhadap nyeri (Calvillo,
2006).
nyeri dapat dibagi kedalam dua kategori yaitu tenang dan emosi (Marrie, 2002).
Pasien tenang umumnya akan diam berkenaan dengan nyeri, mereka memiliki
sikap dapat menahan nyeri. Sedangkan pasien yang emosional akan berekspresi
secara verbal dan akan menunjukkan tingkah laku nyeri dengan merintih dan
dari budaya lain. Harapan dan nilai-nilai budaya perawat dapat mencakup
menghindari ekspresi nyeri yang berlebihan, seperti menangis atau meringis yang
28
berlebihan. Pasien dengan latar belakang budaya yang lain bisa berekspresi secara
berbeda, seperti diam seribu bahasa ketimbang mengekspresikan nyeri klien dan
bukan perilaku nyeri karena perilaku berbeda dari satu pasien ke pasien lain.
pemahaman yang lebih besar tentang nyeri pasien dan akan lebih akurat dalam
mengkaji nyeri dan respon-respon perilaku terhadap nyeri juga efektif dalam
d. Ansietas
nyeri, mungkin tidak seluruhnya benar dalam semua keadaaan. Riset tidak
memperlihatkan suatu hubungan yang konsisten antara ansietas dan nyeri juga
nyeri saat pascaoperatif. Namun, ansietas yang relevan atau berhubungan dengan
nyeri dapat meningkatkan persepsi pasien terhadap nyeri. Ansietas yang tidak
berhubungan dengan nyeri dapat mendistraksi pasien dan secara aktual dapat
menurunkan persepsi nyeri. Secara umum, cara yang efektif untuk menghilangkan
akan diakibatkan. Individu ini mungkin akan lebih sedikit mentoleransi nyeri,
akibatnya ia ingin nyerinya segera reda sebelum nyeri tersebut menjadi lebih
parah. Reaksi ini hampir pasti terjadi jika individu tersebut mengetahui ketakutan
Cara seseorang berespon terhadap nyeri adalah akibat dari banyak kejadian
nyeri selama rentang kehidupannya. Bagi beberapa orang, nyeri masa lalu dapat
saja menetap dan tidak terselesaikan, seperti pada nyeri berkepanjangan atau
pasien dengan nyeri. Jika nyerinya teratasi dengan tepat dan adekuat, individu
mungkin lebih sedikit ketakutan terhadap nyeri dimasa mendatang dan mampu
f. Efek plasebo
tindakan lain karena sesuatu harapan bahwa pengobatan tersebut benar benar
bekerja. Menerima pengobatan atau tindakan saja sudah merupakan efek positif.
dapat meredakan nyeri hampir pasti akan mengalami peredaan nyeri dibanding
dengan pasien yang diberitahu bahwa medikasi yang didapatnya tidak mempunyai
30
efek apapun. Hubungan pasien – perawat yang positif dapat juga menjadi peran
yang amat penting dalam meningkatkan efek plasebo (Smeltzer & Bare, 2002).
kehadiran dari orang terdekat. Orang-orang yang sedang dalam keadaan nyeri
h. Pola koping
adalah hal yang sangat tak tertahankan. Secara terus-menerus klien kehilangan
kontrol dan tidak mampu untuk mengontrol lingkungan termasuk nyeri. Klien
sering menemukan jalan untuk mengatasi efek nyeri baik fisik maupun psikologis.
koping ini seperti berkomunikasi dengan keluarga, latihan dan bernyanyi dapat
digunakan sebagai rencana untuk mensupport klien dan menurunkan nyeri klien.
Sumber koping lebih dari sekitar metode teknik. Seorang klien mungkin
3. Klasifikasi Nyeri
31
Nyeri dikelompokkan sebagai nyeri akut dan nyeri kronis. Nyeri akut
kerusakan tidak lama terjadi dan tidak ada penyakit sistemik, nyeri akut biasanya
yang berlangsung beberapa detik hingga enam bulan (Brunner & Suddarth, 2006).
Nyeri kronik adalah nyeri konstan atau intermiten yang menetap sepanjang
satu periode waktu. Nyeri kronis dapat tidak mempunyai awitan yang ditetapkan
dan sering sulit untuk diobati karena biasanya nyeri ini tidak memberikan respon
didefenisikan sebagai nyeri yang berlangsung selama enam bulan atau lebih
(Smeltzer 2002).
4. Fisiologi Nyeri
Menurut Torrance & Serginson (2002), ada tiga jenis sel saraf dalam
proses penghantaran nyeri yaitu sel syaraf aferen atau neuron sensori, serabut
konektor atau interneuron dan sel saraf eferen atau neuron motorik. Sel-sel syaraf
khusus dan memulai impuls yang merespon perubahan fisik dan kimia tubuh.
p, dan enzim proteolitik. Zat-zat kimia ini akan mensensitasi ujung syaraf dan
Menurut Smeltzer & Bare (2002) kornu dorsalis dari medula spinalis dapat
dianggap sebagai tempat memproses sensori. Serabut perifer berakhir disini dan
serabut traktus sensori asenden berawal disini. Juga terdapat interkoneksi antara
sistem neural desenden dan traktus sensori asenden. Traktus asenden berakhir
pada otak bagian bawah dan bagian tengah dan impuls-impuls dipancarkan ke
korteks serebri.
Agar nyeri dapat diserap secara sadar, neuron pada sistem asenden harus
diaktifkan. Aktivasi terjadi sebagai akibat input dari reseptor nyeri yang terletak
dalam kulit dan organ internal. Terdapat interkoneksi neuron dalam kornu dorsalis
menyakitkan atau yang menstimulasi nyeri dalam jaras asenden. Seringkali area
input yang menyakitkan dari perifer untuk mengaktifkan jaras asenden dan
perlawanan, akibatnya sistem yang ada akan menutup gerbang. Stimulasi dari
neuron inhibitor sistem asenden menutup gerbang untuk input nyeri dan
antara stimulus nyeri dan sensasi lain dan stimulasi serabut yang mengirim sensasi
tidak nyeri memblok transmisi impuls nyeri melalui sirkuit gerbang penghambat.
5. Nyeri post-operasi
33
Nyeri post operasi akan meningkatkan stres post operasi dan memiliki
pengaruh negatif pada penyembuhan nyeri. kontrol nyeri sangat penting sesudah
mudah dan dalam, dapat mentoleransi mobilisasi yang cepat. Pengkajian nyeri dan
kesesuaian analgesik harus digunakan untuk memastikan bahwa nyeri pasien post
Menurut Potter dan Perry (2003); Torrance dan Sergison (2002) secara
umum respon pasien terhadap nyeri terbagi atas: (1) respon perilaku, dan (2)
Respon perilaku terdiri dari (1) secara vokal: merintih, menangis, menjerit,
gigi, mengerutkan dahi, menutup rapat atau membuka lebar mata atau mulut,
menggigit bibir dan rahang tertutup rapat, (3) geraakan tubuh: kegelisahan,
berkurangnya perhatian.
(Torrance & Serginson, 2002), terdiri atas (1) nausea, (2) muntah, (3) stasis
lambung, (4) penurunan motilitas usus, (5) peningkatan sekresi usus, (6)
6. Intensitas Nyeri
oleh individu, pengukuran intensitas nyeri sangat subjektif dan individual dan
34
kemungkinan nyeri dalam intensitas yang sama dirasakan sangat berbeda oleh dua
orang yang berbeda oleh dua orang yang berbeda. Pengukuran nyeri dengan
tubuh terhadap nyeri itu sendiri. Namun, pengukuran dengan tehnik ini juga tidak
dapat memberikan gambaran pasti tentang nyeri itu sendiri (Tamsuri, 2007).
sebagai yang ringan, sedang atau parah. Namun, makna istilah-istilah ini berbeda
bagi perawat dan klien. Dari waktu ke waktu informasi jenis ini juga sulit untuk
dipastikan.
merupakan sebuah garis yang terdiri dari tiga sampai lima kata pendeskripsi yang
tersusun dengan jarak yang sama di sepanjang garis. Pendeskripsi ini diranking
dari “tidak terasa nyeri” sampai “nyeri yang tidak tertahankan”. Perawat
menunjukkan klien skala tersebut dan meminta klien untuk memilih intensitas
nyeri trbaru yang ia rasakan. Perawat juga menanyakan seberapa jauh nyeri terasa
paling menyakitkan dan seberapa jauh nyeri terasa paling tidak menyakitkan. Alat
35
nyeri.
sebagai pengganti alat pendeskripsi kata. Dalam hal ini, klien menilai nyeri
dengan menggunakan skala 0-10. Skala paling efektif digunakan saat mengkaji
2002).
c. Skala analog visual
VAS adalah suatu garis lurus, yang mewakili intensitas nyeri yang terus menerus
dan pendeskripsi verbal pada setiap ujungnya. Skala ini memberi klien kebebasan
keparahan nyeri yang lebih sensitif karena klien dapat mengidentifikasi setiap titik
36
pada rangkaian dari pada dipaksa memilih satu kata atau satu angka (Potter,
2005).
Keterangan :
0 :Tidak nyeri
1-3 : Nyeri ringan : secara obyektif klien dapat berkomunikasi dengan baik.
4-6 : Nyeri sedang : Secara obyektif klien mendesis, menyeringai, dapat
dengan baik.
7-9 : Nyeri berat : secara obyektif klien terkadang tidak dapat mengikuti perintah
tapi masih respon terhadap tindakan, dapat menunjukkan lokasi nyeri, tidak dapat
mendeskripsikannya, tidak dapat diatasi dengan alih posisi nafas panjang dan
distraksi
10 : Nyeri sangat berat : Pasien sudah tidak mampu lagi berkomunikasi, memukul.
Skala nyeri harus dirancang sehingga skala tersebut mudah digunakan dan
dapat membaca dan memahami skala, maka deskripsi nyeri akan lebih akurat.
Skala deskritif bermanfaat bukan saja dalam upaya mengkaji tingkat keparahan
menggunakan setelah terapi atau saat gejala menjadi lebih memburuk atau menilai
fisik maupun kesehatan mental. Alunan musik lembut yang menenangkan dan
stimulasi gelombang otak dengan frekuensi deep delta untuk merangsang kondisi
relaksasi yang dalam. Pada kondisi deep delta, akan terjadi pelepasan endorfin
seperti endorfin dan dinorfin, suatu pembunuh nyeri alami yang berasal dari
Anda mendengarkan suatu alunan musik (meskipun tanpa lagu), seketika Anda
bisa merasakan efek dari musik tersebut. Ada musik yang membuat Anda
gembira, sedih, terharu, terasa sunyi, semangat, mengingatkan masa lalu dan lain-
lain.
Salah satu figur yang paling berperan dalam terapi musik di awal abad ke-
mengemukakan tentang efek alat musik (khusus untuk pasien dengan kendala
38
musik. Namun kita harus tahu pengaruh setiap jenis musik terhadap pikiran.
Setiap nada, melodi, ritme, harmoni, timbre, bentuk dan gaya musik akan
memberi pengaruh berbeda kepada pikiran dan tubuh kita. Dalam terapi musik,
komposisi musik disesuaikan dengan masalah atau tujuan yang ingin kita capai.
Musik sangat mempengaruhi kehidupan manusia. Musik memiliki tiga
bagian penting yaitu beat, ritme, dan harmony. Beat mempengaruhi tubuh, ritme
konser musik rock. Bisa dipastikan tidak ada penonton maupun pemain dalam
konser musik rock yang tubuhnya tidak bergerak. Semuanya bergoyang dengan
dahsyat, bahkan cenderung lepas kontrol. Kita masih ingat dengan "head banger",
suatu gerakan memutar-mutar kepala mengikuti irama music rock yang kencang.
yang memiliki irama (ritme) yang teratur. Perasaan kita akan lebih enak dan
enteng. Bahkan di luar negeri, pihak rumah sakit banyak memperdengarkan lagu-
lagu indah untuk membantu penyembuhan para pasiennya. Itu suatu bukti, bahwa
horor, selalu terdengar harmony (melodi) yang menyayat hati, yang membuat bulu
sekelilingnya.
Terapi Musik yang efektif menggunakan musik dengan komposisi yang
tepat antara beat, ritme dan harmony yang sesuaikan dengan tujuan dilakukannya
terapi musik. Jadi memang terapi musik yang efektif tidak bisa menggunakan
sembarang musik.
yaitu:
Dengan kata lain pasien berinteraksi aktif dengan dunia musik. Untuk melakukan
Terapi Musik katif tentu saja dibutuhkan bimbingan seorang pakar terapi musik
yang kompeten.
Inilah terapi musik yang murah, mudah dan efektif. Pasien tinggal
dengan masalahnya. Hal terpenting dalam Terapi Musik Pasif adalah pemilihan
Ada banyak sekali manfaat terapi musik. Jika disebutkan satu per satu
semuanya, tentu saja butuh banyak waktu. Di bawah ini kami sebutkan sepuluh
perasaan rileks, tubuh lebih bertenaga dan pikiran lebih fresh. Terapi musik
memberikan kesempatan bagi tubuh dan pikiran untuk mengalami relaksasi yang
sempurna. Dalam kondisi relaksasi (istirahat) yang sempurna itu, seluruh sel
b. Meningkatkan Kecerdasan
disebut Efek Mozart. Hal ini telah diteliti secara ilmiah oleh Frances Rauscher et
dalam kandungan dan bayi adalah waktu yang paling tepat untuk menstimulasi
otak anak agar menjadi cerdas. Hal ini karena otak anak sedang dalam masa
Ketika seorang ibu yang sedang hamil sering mendengarkan terapi musik, janin di
dalam kandungannya juga ikut mendengarkan. Otak janin pun akan terstimulasi
untuk belajar sejak dalam kandungan. Hal ini dimaksudkan agar kelak si bayi
akan memiliki tingkat intelegensia yang lebih tinggi dibandingkan dengan anak
c. Meningkatkan Motivasi
Motivasi adalah hal yang hanya bisa dilahirkan dengan perasaan dan mood
tertentu. Apabila ada motivasi, semangat pun akan muncul dan segala kegiatan
bisa dilakukan. Begitu juga sebaliknya, jika motivasi terbelenggu, maka semangat
pun menjadi luruh, lemas, tak ada tenaga untuk beraktivitas. Dari hasil penelitian,
41
d. Pengembangan Diri
Musik ternyata sangat berpengaruh terhadap pengembangan diri
pribadi Anda. Hasil penelitian kami menunjukkan bahwa orang yang punya
perasaannya. Misalnya orang yang putus cinta, mendengarkan musik atau lagu
bertema putus cinta atau sakit hati. Dan hasilnya adalah masalahnya menjadi
semakin parah. Dengan mengubah jenis musik yang didengarkan menjadi musik
yang memotivasi, dalam beberapa hari masalah perasaan bisa hilang dengan
sendirinya atau berkurang sangat banyak. Dan jika Anda mau, Anda bisa
ini bisa terjadi karena bagian otak yang memproses musik terletak berdekatan
dengan memori. Sehingga ketika seseorang melatih otak dengan terapi musik,
maka secara otomatis memorinya juga ikut terlatih. Atas dasar inilah terapi musik
ingatan.
f. Kesehatan Jiwa
Seorang ilmuwan Arab, Abu Nasr al-Farabi (873-950M) dalam bukunya
''Great Book About Music'', mengatakan bahwa musik membuat rasa tenang,
modern, terapi musik banyak digunakan oleh psikolog maupun psikiater untuk
psikologis.
g. Mengurangi Rasa Sakit
Musik bekerja pada sistem saraf otonom yaitu bagian sistem saraf yang
bertanggung jawab mengontrol tekanan darah, denyut jantung dan fungsi otak,
yang mengontrol perasaan dan emosi. Menurut penelitian, kedua sistem tersebut
bereaksi sensitif terhadap musik. Ketika kita merasa sakit, kita menjadi takut,
frustasi dan marah yang membuat kita menegangkan otot-otot tubuh, hasilnya rasa
tubuh relaks secara fisik dan mental, sehingga membantu menyembuhkan dan
mencegah rasa sakit. Dalam proses persalinan, terapi musik berfungsi mengatasi
kecemasan dan mengurangi rasa sakit. Sedangkan bagi para penderita nyeri kronis
akibat suatu penyakit, terapi musik terbukti membantu mengatasi rasa sakit.
h. Menyeimbangkan Tubuh
organ keseimbangan yang terdapat di telinga dan otak. Jika organ keseimbangan
sehat, maka kerja organ tubuh lainnya juga menjadi lebih seimbang dan lebih
sehat.
efek dari musik terhadap tubuh manusia dimana mereka menyimpulkan bahwa:
Apabila jenis musik yang kita dengar sesuai dan dapat diterima oleh tubuh
43
(serotonin ) yang dapat menimbulkan rasa Nikmat dan senang sehingga tubuh
akan menjadi lebih kuat (dengan meningkatnya sistem kekebalan tubuh) dan
j. Meningkatkan Olahraga
meningkatkan mood dan mengalihkan Anda dari setiap pengalaman yang tidak
aroma lilin maupun wangi aroma terapi guna membantu menenangkan tubuh.
d. Perdengarkan musik slow dengan irama (ritme) yang teratur.
e. Lakukan terapi musik selama ± 10 menit setiap hari selama intervensi
perawatan luka.
f. Kaji intensitas nyeri (skala nyeri).
g. Bersihkan dan rapikan alat.
44
Faktor-faktor yang
E. Kerangka Konseptual mempengaruhi nyeri :
Usia
Jenis kelamin
Budaya
Intensitas nyeri akibat perawatan luka Ansietas
pasien post operasi hernia Pengalaman masa lalu
dengan nyeri
Efek plasebo
Respon nyeri Keluarga dan support
sosial
Fisiologis Psikologis Pola koping
Tekanan darah ↑ Merintih, menangis, menjerit, dll
Syaraf Auditory
↓
Cerebral Korteks
↓
Sinkonasi gelombang otak dengan frekuensi deep delta
Tenang (Rileks)
Persepsi +
Respon nyeri
Intensitas nyeri
Tidak nyeri (0) Nyeri ringan (1-3) Nyeri sedang (4-6) Nyeri berat Nyeri berat tidak
terkontrol (7-9) terkontrol (10)
Keterangan : diteliti
Tidak diteliti
Arah hubungan
45
diajukan adalah :
H1 : Ada pengaruh yang signifikan pada pemberian terapi musik terhadap
intensitas nyeri akibat perawatan luka pada pasien post operasi hernia di
intensitas nyeri akibat perawatan luka pada pasien post operasi hernia di