Anda di halaman 1dari 5

Indeks Keanekaragaman (Heterogenitas)

Istilah heterogenitas pertama kali dikemukakan oleh Goodall (1953). Berbeda dari konsep
“kekayaan jenis”, ukuran keanekaragaman ini ditetapkan hanya berdasarkan struktur kerapatan
atau kelimpahan individu dari setiap jenis yang teramati. Oleh karena itu, Magurran (1988)
memberikan istilah lain terhadap konsep ini, yaitu dengan sebutan “spesies abundance” atau
“kelimpahan jenis”.Kekayaan species dan kesamaannya dalam suatu nilai tunggal
digambarkan dengan Indeks Deversitas. Indeks diversitas hasil dari kombinasi kekayaan dan
kesamaan species. Menurut Odum (1971), keanekaragaman merupakan hal yang paling
penting dalam mempelajari suatu komunitas baik tumbuhan maupun hewan. Seorang peneliti
akan mengalami kesulitan dalam menganalisa struktur komunitas secara global karena
mengidentifikasi semua organisme dalam komunitas merupakan hal yang tidak mungkin
dilakukan (Odum 1971; Morrison et al. 1992). Sebaiknya seorang peneliti mengelompokkan
komunitas yang ada dalam taxa, ordo atau kelas yaitu penggolongan dari hewan dan tumbuhan.
Berbagai prinsip ekologi yang penting tercakup dalam konsep keanekaragaman ini.
Tampaknya konsep keanekaragaman digunakan oleh para ahli ekologi sebagai cara untuk
melihat kemungkinan sistem feedback, karena makin tinggi keanekaragaman akan makin
memperpanjang rantai makanan dan mempertinggi kemungkinan simbiosis baik mutualisme,
komensalisme, parasitisme dana lain-lain mempertinggi kemungkinan mengendalikan hal-hal
negatif (Odum 1971). Konsekuensi dari hal ini adalah bahwa suatu komunitas yang stabil
misalnya memiliki cuaca yang relatif lebih teratur akan memiliki keanekaragaman yang lebih
tinggi, dibandingkan dengan memiliki cuaca yang lebih beragam atau terganggu oleh kegiatan
manusia (Odum 1971; Krebs 1978).
Menurut Perrins dan Birkhhead (1983), makin sedikit jenis akan semakin mempertinggi jumlah
individu per jenis yang menggunakan suatu kawasan, jika hal tersebut terjadi maka antar jenis
akan berkurang tetapi kompetisi antar individu dalam setiap jenisnya akan bertambah.
Pengumpulan data peubah keanekaragaman melalui inventarisasi spesies pada suatu
komunitas. Sedangkan data yang dikumpulkan adalah jumlah individu spesies dan
jenis/spesies.
Unsur pokok yang mempengaruhi indeks keanekaragaman:
 Jumlah individu spesies
 Kelimpahan spesies relatif
 Homogenitas
 Ukuran area contoh
Tujuannya adalah untuk:
 Mengetahui indikator kesejahteraan ekologi.
 Mengetahui cara pengukuran keanekaragamannya.
Mengetahui konsep sederhana pengukuran keanekaragaman ekologikarena sebagian besar
orang memiliki pemahaman yang intuitif tentang apa yang dimaksud dengan keragaman
(misalnya adanya keragaman yang tinggi dari organisme yang ada di terumbu karang, hutan
hujan tropis yang lebih beragam dari hutan beriklim).
c) Indeks Shannon
Indeks Shannon (H’) merupakan indeks yang paling banyak digunakan dalam dunia ekologi.
H’ merupakan teori informasi dasar dan ukuran untuk memprediksi/pendugaan tingkat rata-
rata jumlah spesies dan individu yang dipilih secara acak misal koleksi spesies S dan individu
N. Pendugan ini meningkatkan rata-rata pada suatu spesies yang ditemukan menjadi lebih
tinggi ataupun rendah. Dengan demikian, H 'memiliki dua sifat yang telah membuat ukuran
populer keanekaragaman spesies: H' = 0 jika dan hanya jika, ada satu spesies dalam sampel
dan H’ maksimal hanya ketika semua S spesies diwakili oleh jumlah individu yang sama, maka
akan empurna bahkan distribusi kelimpahannya pula jelas terlihat (Shannon and Weaver 1949).

Rumus : H = Σ Pi ln Pi
ni
Pi =
N

Keterangan :
ni : jumlah individu jenis ke-i
N : jumlah individu seluruh jenis
Pi : kelimpahan relatif dari masing-masing spesies, dihitung sebagai proporsi
individu dari spesies yang diberikan kepada total jumlah individu dalam
komunitas.
Kriteria indeks keanekaragaman dibagi dalam 3 kategori yaitu :
H’ < 1 = keanekaragaman rendah
1 < H’ < 3 = keanekaragaman sedang
H’ > 3 = keanekaragaman tinggi

Contoh Soal
1. Sebuah kawasan di Kota Bandar Lampung ditemukan sejumlah spesies dan individu pohon
pada vegetasi hutan kota dalam luasan 1 hektar sebagai berikut :
No Nama Spesies Nama Lokal Jumlah
1 Tectona grandis Jati 4
2 Cassia siamea Johar 15
3 Gnetum gnemon Melinjo 2
4 Ficus sp Apadan 3
5 Albizia procera Weru 11
6 Filicium decipien Krey payung 4
39

H’ = - {(4/39)ln + (4/39) + (15/39)ln + (15/39) + (2/39)ln + (2/39) +............. + (4/39)ln + (4/39)


H’ = hasil
Nanti di bahas berdasarkan interpretasi
Contoh : berdasrkan hasil dari perhitungan indeks Shannon winner keragaman spesies dan
individu pohon pada hutan kota di bandar lampung memiliki keanekaragaman sedang dengan
nilai indeksnya sebesar 2,45.
Gambar 1grafik pertumbuhan logistik
Dari dua populasi sejenis bakteri yang dibiakkan terpisah diperoleh data berikut:

t 0 1 2 3 4 5 7 8 9 10
N1(t) 10 11 10 20 60 110 140 165 175 185
N2(t) 30 50 75 110 170 180 185 180 180 180

Jika dianggap daya dukung K = 180, populasi yang mana yang paling sesuai dengan model
logistik?

Jawab :
1. Gambarakan dalam grafik hubungan antara N1(t) dan N2(t)

𝐾−𝑁 𝐾−𝑁
2. Buat lah tabel dan grafik berdasarkan rumus dan ln , yang nantinya akan di
𝑁 𝑁
hubungkan dengan t.
Dari gambar tersebut dapat dilihat bahwa grafik N2 (t) lebih mendekati garis lurus daripada
grafik N1 (t). Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa populasi kedua lebih sesuai dengan model
logistik daripada populasi pertama.

Anda mungkin juga menyukai