1. KONDISI PEMEJANAN
berperan utk menentukan jml racun dlm tubuh, lama tidaknya dlm tubuh
Pemejanan : exposure
Kronis bs timbul krb mau dieliminasi tp lambatm akhirnya nambah2 terus jjd terakumulasi
Met fase 2: menggabungkan gugus hasil prodak yg lebih polar dan mudah diexkresikan
Jumlah
Pemberian glutation plg baik pd mlm hari krn jmlny lbh byk (?)
A. keadaan fisiologi : umur (met nya berbeda, fx organ beda), sex n preggy (hormonal),
genetika,dll
Racun makin banyak berikatan dg protein susah utk masuk k membran selanjutnya
B. keadaan patologi : penyakit pd organ2 ADME akan berpengaruh pada keberadaan racun
Ekstrasel : ga lsg ke sel , tp melewati/ fokus ke lingkungan, senyawa nitrit : Hb drh jd metHb
oksigen gabisa diangkut kekurangan oksigen hipoxia, anoxia, kematian sel
2. sifat antaraksi
3. resiko penumpukan.
Strujtural : irreversible
Kuantitatif : LD50 dan KETT (batas pemberian racun tertinggi yg blm menunjukan efek toxic)
semakin beasr semakin aman
TERAPI ANTIDOT
7an :
Sasaran :
Intensitas efek toxic racun jarak antara KTM dg kadar racun maximal
Strategi terapi
Fase abs sam dis klo diperlambat akan mengurangi wkt mencapai KTM dan intensitas
keraacunan nya
Eliminasi ke kiri
Metode
Tidak khas :
Penggolongan
TAK KHAS
- Akut
- Subkronis
Dosis berulang, min 3 bulan,utk melihat delay effect toxic, bisa meluas keorgan lain,dll
(periodenya d buat lama utk melihat yg diakut belum muncul)
Pengamatan :
- kronis
UJI KHAS
Uji potensiasi
Uji mutagenik
Uji teratogenik
Tugas
Membuat paper mengenai uji toksikologi dan membahas 1 jurnal mengenai uji toksisitas in vivo
(selain dg larva Artemisia salina)