Anda di halaman 1dari 5

Letak geografis dan Batas Wilayah

• Kabupaten Donggala terletak antara 0o30’’ LU dan 2o20” LS serta 119o45” – 121o45” BT

• Batas wilayah Kabupaten Donggala :

 Sebelah Utara : Kabupaten Toli-Toli

 Sebelah Timur : Kabupaten Parigi Muotong

 Sebelah Selatan : Provinsi Sulawesi Selatan dan Kota Palu

 Sebelah Barat : Selat Makasar

Kondisi fisik

Berdasarkan letak geografis, kondisi sosio kultur, potensi sumber daya dan infrastrukturnya, Kabupaten Donggala
dapat dipetakan sebagai berikut :

Pantai Barat, yang merupakan daerah pantai dan memiliki lahan yang relatife kurang subur. Potensi yang menonjol
adalah perikanan, pertambangan, peternakan dan perdagangan. Wilayah ini memiliki potensi tambang yang cukup
besar khususnya galin C dan emas.

Banawa, yang merupakan daerah yang relatife subur. Khusus Kecamatan Banawa sebagai ibukota Kabupaten
Donggala, infrastrukturnya sudah mulai tertata dengan baik sehingga dapat menunjang kegiatan pemerintah dan
masyarakat. Potensi pariwisata juga sudah mulai ditata. Bagian terbesar dari struktur ekonomi adalah pertanian,
perkebunan dan perikanan

Kabupaten Donggala sebelum adanya pemekaran mempunyai luas wilayah 1.047.171 Ha yang terbagi atas 30
Kecamatan dengan 302 Desa dan 9 Kelurahan.

Kemudian terbentuk Kabupaten Sigi, maka Kabupaten Donggala saat ini memiliki wilayah seluas 527.569 Ha yang
terbagi atas 15 Kecamatan 149 Desa dan 9 Kelurahan.

Tahun 2013, terjadi pemekaran Kecamatan yang semula 15 Kecamatan menjadi 16 Kecamatan dengan 169 Desa
dan 9 Kelurahan.

TOPOGRAFI

Kondisi Topografi Kabupaten Donggala cukup beragam, mulai dari dataran yang rendah, dataran yang berbukit
hingga pengunungan.

Dataran rendah tersebar di sepanjang pesisir Kabupaten Donggala dimana sebagian besar berada di wilayah Pantai
Barat.

Wilayah perbukitan dan pegunungan sebagian besar berada pada wilayah perbatasan dengan Kabupaten Parigi
Moutong dengan ketinggian mulai dari 1000 mdpal hingga di atas 2500 mdpal.

KEADAAN GEOLOGI

Keadaan geologi Kabupaten Donggala secara umum tidak sama untuk setiap kecamatan. Jenis tanah Alluvial
terdapat dilembah Palu dan kecamatan Sirenja, sedangkan batuan sedimen, laterit dan alkali terdapat pada dataran
yang menonjol kelaut (tanjung) di Balaesang Tanjung. Secara umum geologi tanah di kabupaten Donggala bahwa
formasi geologinya terdiri dari batuan gunung berapi, batuan terobosan yang tidak membeku, batuan-batuan
metamorphosis dan sedimen. Dataran-dataran yang cocok untuk pertanian intensif adalah sebagai berikut :

a) Dataran Monto – Balukang


Dataran ini mempunyai geologi tanah yang terdiri dari alluvia baru yang berasal dari sedimen-sedimen
yang telah membeku dan yang lebih tua. Tanahnya kemungkinan bertekstur sedang dengan drainase yang agak lebih
baik, topografi dari datar hingga berombak.

b) Dataran Bambamua – Tanah Mea

Geologi dataran ini terdiri dari endapan-endapan pantai dan alluvial baru yang berasal dari sedimen tua.
Tanahnya bertekstur sedang dengan drainase yang agak lebih baik, topografi dari datar hingga berombak. Dataran-
dataran yang lebih kecil terdapat dipesisir yaitu pesisir pantai barat seperti dataran sabang, palada, malei, tanjung
padang, sibayu dan dataran towia.

KEADAAN TANAH

Jenis tanah yang terdapat di Kabupaten Donggala adalah ultisol, alfisol, entisol dan histosol. Jenis tanah tersebut
menyebar dari daerah pantai sampai pada daerah ketinggian. Namun secara umum jenis tanah didominasi ultisol.

a) Histosol

Histosol atau tanah gambut tersebar di kecamatan Banawa dan damsol. Histosol terbentuk akibat produksi
dan penimbunan yang lebih besar dari mineralisasinya. Keadaan demikian terdapat ditempat-tempat yang selalu
digenangi air sehingga sirkulasi oksigen sangat lambat.

b) Entisol

Entisol adalah jenis tanah yang baru berkembang yang banyak ditemukan disekitar Lambah Palu dan
kecamatan Banawa. Jenis tanah ini banyak digunakan masyarakat untuk usaha pertanian.

c) Ultisol

Jenis tanah ini merupakan bagian terluas dari lahan kering yang ada dan dapat ditemukan hampir semua
kecamatan. Ultisol adalah jenis tanah yang tingkat perkembangannya sudah sangat lanjut dan miskin unsur hara
akibat seringnya terjadi pelindian/pencucian.

KEADAAN IKLIM

Hasil pencatatan suhu udara pada Stasiun Udara Mutiara Palu tahun 2015 bahwa suhu udara rata-rata tertinggi
terjadi pada Bulan Oktober dan Desember (29,5 0C) dan suhu udara terendah terjadi pada bulan Februari (27,1 0C).

Sementara kelembaban udara yang dicatat pada stasiun yang sama berkisar antara 64-79%. Kelembaban udara rata-
rata tertinggi terjadi pada Bulan Januari dan Juni yang mencapai 78,8% sedangkan kelembaban udara rata-rata
terendah terjadi pada Bulan September yaitu 64,7%.

Curah hujan tertinggi yang tercatat pada Stasiun Mutiara Palu Tahun 2015 terjadi pada bulan Juni 112,5 mm²,
sedangkan curah hujan terendah terjadi pada bulan Desember yaitu 0,00 mm². Sementara itu kecepatan angin rata-
rata berkisar antara 3-6 knots.

KEPADATAN PENDUDUK

 Kepadatan penduduk Kabupaten Donggala tahun 2016 menurut kecamatan tidak merata dengan jumlah
penduduk sebesar 293.742 jiwa dan luas wilayah 5.275,69 Km2 sehingga diperoleh rata-rata angka
kepadatan penduduk sebesar 55,7 jiwa per Km2. Ditinjau dari kepadatan penduduk, Kecamatan Banawa
adalah terpadat (337,8 jiwa per Km2) disusul Kecamatan Banawa Tengah (143 jiwa per Km2).

 Kecamatan Pinembani merupakan wilayah kerja diKabupaten Donggala dengan jumlah penduduk yang
terkecil sebesar 6.750 jiwa dengan luas wilayah terbesar ke-5 (402,61 Km2) dengan kepadatan penduduk
16,8 jiwa per Km2 di wilayah Kabupaten Donggala pada tahun 2016.

Komposisi Penduduk Menurut Kelompok Umur


 Angka beban tanggungan untuk Kabupaten Donggala tahun 2016 sebesar 65,1% dengan penduduk sebesar
293.742 jiwa yang terdiri dari 105.124 jiwa penduduk usia belum produktif (anak-anak dan remaja; usia 0-
14 tahun), 177.955 jiwa penduduk usia produktif (15-64 tahun), dan 10.663 jiwa penduduk tidak produktif
(lanjut usia; 65+ tahun).

Ratio Penduduk Menurut Jenis Kelamin

 Berdasarkan hasil proyeksi oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Donggala didapatkan rasio jenis
kelamin penduduk tahun 2016 sebesar 104,7%, yaitu masing-masing sebesar 150.224 jiwa penduduk laki-
laki dan 143.518 jiwa penduduk perempuan.

PENDIDIKAN

Pada tahun 2015, jumlah penduduk Kabupaten Donggala yang berumur 10 tahun ke atas sebesar 221.118 jiwa
sedangkan yang berumur 10 tahun ke atas yang melek huruf sebesar 213.147 jiwa. Jumalah sekolah di Kabupaten
Donggala untuk Sekolah Dasar Negeri (SDN) sebesar 342, Sekolah Menengah Pertaman Negeri (SMPN) sebesar
91, Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) sebesar 30 pada tahuan 2016.

AGAMA

Berdasarkan agama yang dianut, maka pada Tahun 2016 ini diketahui 91,19 persen penduduk memeluk agama
Islam, 7,0 persen memeluk Agama Protestan, dan 3,68 persen memeluk agama Hindu. Walaupun penduduk cukup
heterogen, namun kerukunan hidup beragama nampaknya sangat terjaga dengan baik sehingga hubungan antar umat
beragama terjalin dengan mesra. Hal ini terlihat dari tumbuhnya fasilitas peribadatan bagi semua pemeluk agama
yang ada dan bertambahnya rohaniwan dari masing-masing pemeluk agama.

KESEHATAN

Upaya untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat telah banyak dilakukan oleh pemerintah antara lain
dengan melakukan penyuluhan kesehatan, menambah tenaga kesehatan dan penyediaan fasilitas kesehatan seperti
puskesmas, posyandu, pos obat desa serta penyediaan sarana air bersih. Fasilitas kesehatan di Kabupaten Donggala
pada tahun 2016 memiliki jumlah rumah sakit sebanyak 1, rumah bersalin sebanyak 1 dan puskesmas sebnayak 16.

EKONOMI

• PDRB Kabupaten Donggala pada tahun 2016 atas dasar harga berlaku mencapai 10,0 triliyun rupiah
Sumbangan terbesar terhadap besaran ini berasal dari tiga sektor ekonmi yakni Sektor pertanian, kehutanan
dan perikanan sebesar 3,67 triliyun rupiah; sektor pertambangan dan penggalian sebesar 1.75 triliyun
rupiah; dan sektor konstruksi sebesar 1,48 triliyun rupiah.

• Adapun share/distribusi dari ketiga sektor penyumbang PDRB tertinggi ini masing masing sebesar 36,7
persen (untuk sektor pertanian, kehutanan dan peternakan), 17,5 persen (untuk sektor pertambangan dan
penggalian), 14,8 persen (untuk sektor konstruksi).

• Tingginya share PDRB di sektor pertanian, kehutanan dan perikanan serta pertambangan dan penggalian
mengindikasikan kegiatan ekonomi di Kabupaten Donggala didominasi oleh kegiatan ekonomi di sektor
primer. Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Donggala di tahun 2016 mencapi 7,14 persen.

BUDAYA

• Masyarakat Kabupaten Donggala pada umumnya dari suku Kulawi memiliki ikatan keluarga antara satu
dengan lainnya, yang pada awalnya menganut sistem stratifikasi sosial yang sifatnya tertutup.

• Dibagian barat Kab. Donggala telah bercampur dengan masyarakat bugis, dimana terlihat dialek daerah
Luwuk dan sebaran suku gorontalo.
• Kabupaten Donggala memiliki tradisi menenun kain warisan zaman Hindu. Pusat-pusat penenunan
terdapat di Donggala Kodi, Watusampu, Palu, Tawaeli dan Banawa. Sistem tenun ikat ganda yang
merupakan teknik spesial yang bermotif Bali, India dan Jepang masih dapat ditemukan.

• Salah satu kearifal lokal masyarakat dampelas yang tetap terpelihara hingga saat ini adalah upacara
tradisional SANDO NGAPANG. Sando Ngapang merupakan upacara tradisional masyarakat dampelas
yang dilakukan dengan tujuan untuk menghindari segala kesialan, nasib buruk, dan memberikan
keselamatan dalam menjalani hidup agar terbebas dari segala marabahaya.

POTENSI ALAM

• Potensi alam yaitu sumber energi alam yang harus dikembangkan lagi melalu pembangunan pembangkit
dan pusat tenaga listrik

• potensi kandungan mineralnya yang tersebar di beberapa kecamatan. Potensi mineral yang ada di
Kabupaten Donggala meliputi emas, tembaga, batubara, biji besi dan sebagainya.

• Potensi alam di bidang pertanian yang dapat dikembangkan dari Kabupaten Donggala adalah kakao,
kelapa, cengkeh, lada, kopi robusta dan jambu mete. Sementara hasil pertanian utama di Kabupaten
Donggala adalah tanaman holtikultura dan palawija.

• Potensi alam dari segi perikanan yang didasari oleh wilayah kabupaten donggala yang dikelilingi oleh
pantai. Hal tersebut juga berkaitan dengan potensi wilayah pantai di Kabupaten donggala yang bisa di
manfaatkan sebagai wilaya periwisata alam. Sebagai contoh adalah Pantai Barat yang meliputi Kecamatan
Labuan, Tanantovea, Sindue, Sindue Tambusabora, Sindue Tobata, Sirenja, Balaesang, Balaesang Tanjung,
Damsol, Sojol, Sojol Utara merupakan daerah pantai dan memiliki lahan yang relatif subur.

• Potensi yang menonjol adalah perikanan, pertambangan, perdagangan, galian penunjang industri.

POTENSI SOSIAL BUDAYA

• Kearifan lokal yang masih ada di Kabupaten Donggala yang salah satunya masih dilakukan oleh
masyarakat Dampleas seperti upacara tradisional Sando Nampang. Upacara tradisional tersebut bertujuan
untuk menghindari kesialan, nasib buruk, dan memberikan keselamatan. Upacara sando ngapang
merupakan salah satu jenis upacara adat dalam tradisi masyarakat dampelas yang perlu dilestarikan
keberadaannya. Upacara adat ini termasuk ke dalam jenis upacara tolak bala yang sudah dijalani oleh nenek
moyang orang-orang dampelas sejak masa pra-Islam. Pada perkembangannya, Upacara Jamuan Laut
berkuturasi dengan budaya Islam sehingga tidak bertentangan dengan ajaran Islam. Pelaksanaan Upacara
Sando Ngapang masih diselenggarakan hingga sekarang.

Anda mungkin juga menyukai