Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH KEPERAWATAN JIWA

Disusun untuk memenuhi tugas Keperawatan Jiwa Dosen Ibu Sri Siska

Disusun oleh :
Kelompok Satu

1. Aisyah Nihayah Nu’mah (1820161001)


2. Angga Wijaya (1820161003)
3. Aifah Maghfiroh (1820161004)
4. Citra Novita Sari (1820161001)
5. Dwi Purnama (1820161001)
6. Faridhotul Ismi (1820161001)
7. Linda Aprili (1820161001)
8.

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH KUDUS


SK MENDIKNAS RI No:127/D/O/2009
Website : http://www.stikesmuhkudus.ac.id Email : sekretariat@stikesmuhkudus.ac.id

Alamat : Jl. Ganesha I Purwosari Telp./Faks. (0291) 442993 / 437218 Kudus 59316
Tahun Ajaran 2018/ 2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur yang dalam kami panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa atas Limpahan
Rahmat-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah ini. Terimakasih kepada Ibu Sri
Siska selaku dosen mata kuliah Keperawatan Jiwa yang telah memberikan bimbingan, saran,
dan ide dalam kesempatan ini.Kami menyadari bawah mungkin dalam penulisan makalah ini
masih banyak kekurangan. oleh karena itu kami mengaharapkan kritik dan saran yang
membangun, agar dapat menyempurnakan makalah ini. Dan semoga makalah ini dapat berguna
bagi pembaca, dan teman-teman sekalian, serta menjadi bahan pertimbangan yang baik,
Aminn....

Penulis,

Kelompok satu
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..........................................................................................................

DAFTAR ISI.........................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang .................................................................................................................

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................................

1.3 Tujuan ..............................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Stres dan Stressor ...........................................................................................


2.2 Sumber Stressor ..............................................................................................................
2.3 Jenis Stres ........................................................................................................................
2.4 Model Stres .....................................................................................................................
2.5 Faktor yang mempengaruhi respon terhadap stressor .....................................................
2.6 Teknik managemen stressor ............................................................................................

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan ......................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................................


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Stress merupakan realitas kehidupan setiap hari, stress adalah setiap perubahan yang
memerlukan penyesuaian. Pengalaman stress berasal dari tiga sumber yaitu lingkungan,
tubuh, dan pikiran. Lingkungan yang bersahabat menuntut untuk menyesuaikan diri.
Dimana seseorang diharuskan beradaptasi dengan cuaca, suara, kepadatan, tuntutan
interpersonal, tekanan waktu, standar penampilan, dan berbagai ancaman rasa aman dan
harga diri. Sumber stress yang kedua adalah fisiologis, pertumbuhan yang cepat pada
remaja, menopause pada wanita, proses menua, penyakit, kecelakaan, kurangnya latihan
(gerak badan), nutrisi yang buruk, dan gangguan tidur, semuanya membebani tubuh.
Reaksi seseorang pada ancaman dan perubahan lingkungan juga menyebabkan perubahan
dalam tubuh yang menyebabkan keadaan stress. Sumber stress yang ketiga adalah
pikiran, otak menafsirkan dan menterjemahkan perubahan yang kompleks pada
lingkungan dan menetapkan kapan menekan tombol panik. Cara seseorang menafsirkan,
mempersepsikan pengalaman anda saat ini dan apa yang seseorang prakirakan pada masa
yang akan datang dapat menyebabkan seseorang relaks atau stress (Feldman, 1999).
Dalam psikologi istilah stress untuk menunjukkan suatu tekanan atau tuntutan yang
dialami individu atau organisme agar bisa beradaptasi atau menyesuaikan diri. Sumber
stress disebut stressor. Stressor menyangkut faktor - faktor psikologis seperti ujian
sekolah, masalah hubungan sosial, dan perubahan hidup seperti kematian orang tercinta,
perceraian, atau pemutusan hubungan kerja (PHK). Stressor menyangkut pula masalah
sehari-hari seperti kemacetan lalu lintas dan faktor lingkungan fisik seperti kebisingan
dan suhu udara yang terlalu panas atau dingin. Dalam batas tertentu stress sehat untuk
manusia, stress dapat membantu untuk tetap aktif dan waspada. 2 Menurut Johnston
(2006) stress adalah tanda kelemahan rohani meskipun iman dapat menjadi sumber
kekuatan besar, itu tidak membuat kita kebal terhadap stress, stress adalah seorang
motivator alami yang dirancang untuk membantu kita meningkatkan dan menggerakkan
kita untuk berbuat lebih baik akan tetapi stress yang sangat kuat atau berlangsung lama
dapat melebihi kemampuan seseorang untuk mengatasi (coping ability) dan menyebabkan
distress emosional seperti depresi atau kecemasan, atau kelelahan fisik seperti sakit
kepala dan kelelahan.
Stress merupakan istilah yang berasal dari bahasa latin ”singere” yang berarti ” keras”
(stricus), Seperti yang dikatakan Don Colbert, MD (2011), tentang stress sebagai reaksi
fisik, mental dan kimia dari tubuh terhadap situasi yang menakutkan, mengejutkan,
membingungkan, membahayakan dan merisaukan seseorang. Stress dalam psikologi
merupakan munculnya reaksi psikologis yang membuat seseorang merasa tegang atau
cemas yang disebabkan ketidakmampuan mengatasi atau meraih tuntutan atau
keinginannya. Menurut Davis dan Nelson (Agoes, Kusnadi & Chandra, 2003) ada
beberapa tanda dan gejala stress diantaranya meliputi unsur perasaan (feelings), pikiran
(thoughts), perilaku (behavior), tubuh (physic). Mereka yang tidak siap menghadapinya
akan terjebak pada situasi penuh pertentangan, dan gejala yang muncul sebagai bentuk
perlawanan adalah stress.

1.2 Rumusan Masalah

a. Apa yang dimaksud dengan stress dan stressor ?


b. Apa saja sumber dari stressor ?
c. Apa saja jenis jenis dari stress ?
d. Bagaimana Model stress ?
e. Faktor apa saja yang dapat mempengaruhi respon terhadap stressor ?
f. Bagaimana Teknik managemen stressor ?

1.3 Tujuan
a. Untuk mengetahui tentang pengertian stress dan stressor
b. Untuk mengetahui sumber dari stressor
c. Untuk mengetahui jenis jenis stress
d. Untuk memahami model stress
e. Untuk mengetahui factor yang dapat mempengarhui respon terhadap stressor
f. Untuk megetahui bagaimana Teknik managemen stressor
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN STRES DAN STRESSOR


1. Stres
Stres adalah satu kondisi ketika individu berespons terhadap perubahan dalam status
keseimbangan normal (Kozier, 2011). Stres adalah segala situasi di mana tuntutan non-
spesifik mengharuskan seorang individu berespon dan melakukan tindakan (Selye, 1976
dalam poter dan Perry, 2005).

2. Stressor
Stressor adalah setiap kejadian atau stimulus yang menyebabkan individu mengalami
stres. Ketika seseorang menghadapi stressor, responnya disebut sebagai strategi koping,
respon koping, atau mekanisme koping.

B. SUMBER STRESSOR
Terdapat banyak sumber stres, yang secara luas dapat diklasifikasikan sebagai stressor
internal atau eksternal, atau stressor perkembangan atau situasional.

a. Stressor Internal
berasal dari dalam diri seseorang, sebagai contoh, demam, kondisi seperti
kehamilan atau menopause, atau suatu keadaan emosi seperti rasa bersalah,
kanker atau perasaan depresi.
b. Stressor eksternal
berasal dari luar individu, sebagai contoh perpindahanke kota lain, kematian anggota
keluarga, atau tekanan dari teman sebaya, perubahan bermakna dalam suhu
lingkungan, perubahan dalam perankeluarga atau sosial, atau tekanan dari pasangan.
c. Stressor perkembangan
terjadi pada waktu yang dapat diperkirakan sepanjang hidup individu. Pada setiap
tahap perkembangan, tugas tertentu harus dicapai untuk mencegah atau mengurangi
stres.
d. Stressor situasional
tidak dapat diperkirakan dan dapat terjadi kapan punsepanjang hidup. Stres situasional
dapat positif dan negatif. Contoh :
 Kematian anggota keluarga
 Pernikahan atau perceraian
 Kelahiran anak
 Pekerjaan baru
 Penyakit

Sejauh mana pengaruh positif dan negatif peristiWa ini bergantung pada
tahap perkembangan individu. Sebagai contoh, kematian orang tua dapat lebih
menimbulkan stres bagi anak usia 12 tahun dibandingkan pada orang
yang berusia 40 tahun.

3. MACAM-MACAM STRESS
Ditinjau dari penyebab, maka stres dibagi menjadi enam macam, di antaranya:
a. Stres fisik
Stres yang disebabkan karena keadaan fisik seperti karena temperaturvyang tinggi
atau yang sangat rendah, suara yang bising, sinar matahari atau karena tegangan
arus listrik.
b. Stres kimiawi
Stres ini disebabkan karena zat kimiawi seperti obat-obatan, zat beracun asam,
basa, faktor hormon atau gas dan prinsipnya karena pengaruh senyawa kimia.
c. Stres mikrobiologik
Stres ini disebabkan karena kuman seperti adanya virus, bakteri atau parasit.
d. Stress fisiologis, merupakan stress yang disebabkan oleh gangguan fungsi organ
tubuh, antara lain gangguan struktur tubuh, fungsi jaringan, organ, dlln.
e. Stress proses tumbuh kembang, merupakan stress yang disebabkan oleh proses
tumbuh kembang seperti pada masa pubertas, pernikahan, dan pertambahan usia.
f. Stress psikologis dan emosional, merupakan stress yang disebabkan oleh
gangguan situasi psikologis atau ketidakmampuan kondisi psikologis untuk
menyesuaikan diri, misalnya dalam hubungan interpersonal, sosial budaya, atau
keagamaan.
4. MODEL STRESS

Akar dan dampak stress dapat dipelajari dari sisi medis dan model teori perilaku. Model
stress ini dapat digunakan untuk membantu pasien mengatasi respons yang tidak sehat dan
tidak produktif terhadap stressor.

a. Model Berdasarkan Respons

Model stress ini menjelaskan respons atau pola respons tertentu yang dapat
mengidentifikasikan stressor. Model stress yang dikemukakan oleh Selye, 1976, menguraikan
stress sebagai respons yang tidak spesifik dari tubuh terhadap tuntutan yang dihadapinya.
Stress ditunjukkan oleh reaksi fisiologis tertentu yang disebut sindrom adaptasi umum (
general adaptation syndrome-GAS )

b. Model Berdasarkan Adaptasi

Model ini menyebutkan empat faktor yang menentukan apakah suatu situasi menimbulkan
stress atau tidak ( Mechanic, 1962 ), yaitu:

1) Kemampuan untuk mengatasi stress, bergantung pada pengalaman seserang dalam


menghadapi stress serupa, system pendukung, dan persepsi keseluruhan terhadap
stress.
2) Praktik dan norma dari kelompok atau rekan-rekan pasien yang mengalami stress.
Jika kelompoknya menggap wajar untuk membicarakan stressor, maka pasien dapat
mengeluhkan atau mendiskusikan hal tersebut. Respons ini dapat membantu proses
adaptasi terhadap stress.
3) Pengaruh lingkungan social dalam membantu seseorang menghadapi stressor.
Seorang mahasiswa yang resah menghadapi hasil ujian akhirnya yang pertama dapat
mencari pertolongan dosennya. Dosen dapat memberikan penilaian dan selanjutnya
memberikan referensi kepada asisten dosen tertentu yang menurutnya mampu
membantu kegiatan belajar mahasiswa tersebut. Dosen dan asisten dosen dalam
contoh ini merupakan sumber penurun tingginya stressor yang dialami mahasiswa
tersebut.
4) Sumber daya dapat digunakan untuk mengatasi stressor. Misalnya, seorang penderits
sakit yang kurang mampu dalam hal keuangan dapat memperoleh bantuan tunjangan
Askes dari perusahaan tempatnya bekerja untuk kemudian berobat di rumah sakit
yang memadai. Hal ini mempengaruhi cara pasien untuk mendapatkan askes ke
sumber daya yang dapat membantunya mengatasi stresir fisiologis.

c. Model Berdasarkan Stimulasi

Model ini berfokus pada karakteristik yang bersifat menggangu atau merusak dalam
lingkungan. Riset klasik yang mengungkapkan stress sebagai stimulus telah menghasilkan
skala penyesuaian ulang sosial, yang mengukur dampak dari peristiwa-peristiwa besar dalam
kehidupan seseorang terhadap penyakit yang dideritanya (Holmes dan Rahe, 1976). Asumsi-
asumsi yang mendasari model ini adalah:

1. Perisrtiwa-peristiwa yang mengubah hidup seseorang merupakan hal normal yang


membutuhkan jenis dan waktu penyesuaian yang sama.
2. Orang adalah penerima stress yang pasif; persepsi mereka terhadap suatu peristiwa
tidaklah relevan.
3. Semua orang memiliki ambang batas stimulus yang sama dan sakit akan timbul
setelah ambang batas tersebut terlampaui.

d. Model berdasarkan Transaksi

Model ini memandang orang dan lingkungannya dalam hubungan yag dinamis, resiprokal,
dan interaktif. Model ini dikembangkan oleh Lazarus dan Folkman ini menganggap stressor
sebagai respons perceptual seseoarng yang berakar dari proses dan kognitif. Stress berasal
dari hubungan antara orang dan lingkungannya.

5. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RESPON TERHADAP STRESSOR

Respons terhadap stressor yang diberikan pada individu akan berbeda, hal tersebut tergantung
dari faktor stressor dan kemampuan koping yang dimiilki individu. Berikut akan merupakan
karakteristik stressor yang dapat mempengaruhi respons tubuh.

1. Sifat stressor. Sifat stressor dapat berubah secara tiba-tiba atau berangsur-angsur dan
dapat mempengaruhi respons seseorang dalam menghadapi stress, tergantung mekanisme
yang dimiliknya.
2. Durasi stressor. Lamanya stressor yang dialami seseorang dapat mempengaruhi respons
tubuh. Apabila stressor yang dialami lebih lama, maka respons juga akan lebih lama, tentunya
dapat mempengaruhi fungsi tubuh.

3. Jumlah stressor. Semakin banyak stressor yang dialami seseorang, semakin besar
dampaknya bagi fungsi tubuh.

4. Pengalaman masa lalu. Pengalaman masa lalu seseorang dalam menghadapi stress dapat
menjadi bekal dalam menghadapi stress berikutnya karena individu memilki kemampuan
beradaptasi/mekanisme koping yang lebih baik.

5. Tipe kepribadian. Tipe kepribadian seseorang diyakini juga dapat mempengaruhi respons
terhadap stressor. Menurut Friedman dan Rosenman, 1974, terdapat dua tipe kepribadian,
yaitu Tipe A dan Tipe B. Orang dengan tipe kepribadian A lebih rentan terkena stress apabila
dibandingkan dengan orang yang memiliki tipe kepribadian B. tipe A memiliki ciri-ciri:
ambisius, agresif, kompetitif, kurang sabar,mudah tegang, mudah tersinggung, mudah
marah, memiliki kewaspadaan yang berlebihan, berbicara dengan cepat, bekerja tidak kenal
waktu, pandai berorganisasi dan memimpin atau memerintah, lebih suka bekerja sendirian
bila ada tantangan, kaku terhadap waktu, tidak mudah dipengaruhi, dan sulit untuk santai.
Sedangkan tipe B memiliki sifat kebalikan dari tipe A, antara lain lebih santai, penyabar,
tenang, tidak mudah marah/tesinggung, jarang kekurangan waktu untuk melakukan hal-hal
yang disukai, fleksibel, mudah bergaul, dll.

6. Tahap perkembangan. Tahap perkembangan individu dapat membentuk kemampuan


adaptasi yang semakin baik terhadap stressor. Stressor yang dialami individu berbeda pada
setiap tahap perkembangan usia sebagaimana terlihat dalam tabel dibawah ini.

Tahap
Jenis Stressor
Perkembangan
- Konflik kemandirian dan tergantung pada orang tua
- Mulai besekolah
Anak - Hubungan dengan teman sebaya
- Kempetisi dengan teman

- Perubahan tubuh
Remaja - Hubungan dengan teman
- Seksualitas
- Kemandirian
- Menikah
- Meninggalkan rumah
Dewasa muda - Mulai bekerja
- Melanjutkan pendidikan
- Membesarkan anak
- Menerima proses peuaan
Dewasa tengah
- Status social
- Usia lanjut
- Perubahan tempat tinggal
Dewasa tua - Penyesuaian diri pada masa pension
- Proses kematian

6. TEKHNIK MANAGEMEN STRESS

Ada beberapa teknik manajemen stress yang sudah diterapkan dan dibuktikan
keberhasilannya menurun stress yaitu :

1. Hypnoterapy

Metode hypnoteraphy yang paling mudah diterapkan adalah self-hypnosis, metode ini
memungkinkan seseorang melakukan hipnosis pada diri sendiri, metode itu dinamakan
Autohipnosis diterjemahkan sebagai swa-upaya-terarah yaitu keadaan hipnosis yang
dibangkitkan tanpa bantuan orang lain. Dalam pengertian ilmiah dapat diartikan sebagai
upaya sistimatis dan terprogram yang dilakukan sendiri dengan memasukkan program-
program positif sebagai usaha untuk lebih meningkatkan faktor positif diri sendiri.

Cara ini diketahui dapat menetralisir ketegangan (stress) kehidupan yang dialami sehari-
hari, dan merelaksasikan 3 unsur jiwa raga, yaitu; nafas, gerak, dan nalar. Ketika
seseorang berada dalam kondisi ini, dan diperiksa dengan mesin EEG (Elektro-Ensefalo-
Grafi) akan terlihat dominasi gelombang Alfa, yaitu gelombang setengah lingkaran
(sinusoid, tumpul) dengan frekuensi 8 – 12 silkus perdetik. Situasi yang akan dicapai
seseorang dalam keadaan sangat tenang. Jika telah trampil melakukan metode ini, maka
relaksasi akan mudah dicapai ketika kita menglami stres atau saat menghadapi masalah
psikomatik seperti sulit tidur, sulit konsentrasi, emosi tidak stabil dan sebagainya. Self –
hypnosis sebenarnya bisa dilakukan kapan saja, dan dimana saja, oleh siapa saja.

Langkah self-hypnosis Menurut Linda-Ann Stewart, salah seorang


hypnoterapist penulis buku Self healing, cara-cara self-hypnosis adalah sebagai berikut:
a. Posisikan tubuh senyaman mungkin

b. Pejamkan mata. Tarik nafas dalam-dalam dari hidung dan hembuskan melalui mulut,
ulangi hingga 3 kali

c. Fokuskanlah perhatian pada organ tubuh Anda, bisa dimulai dari yang paling atas
(kepala) atau sebaliknya dari bawah (ujung kaki). Perintahkanlah setiap bagian tubuh
untuk relaks. Misalnya; Kepala, relaks; Dahi, relaks. Lakukanlah untuk setiap bagian
tubuh, sambil berusaha menvisualisasikan setiap otot berubah dari tegang menjadi lentur

d. Kemudian bayangkan bahwa sekeliling Anda sangat nyaman dan aman. Langkah ini
perlu dilakukan untuk melindungi diri dari faktor eksternal yang akan mengganggu

e. Lakukanlah perhitungan mundur dari 10 hingga 1,bayangkan diri Anda sedang


menuruni tangga, ataueskalator. Dan setiap perhitungan mundur membuat Anda berada
semakin rendah. Jika Anda masihmerasa tegang, lakukanlah langkah ini 2 kali

f. Atur waktu biologis Anda, pastikan berapa lama Anda ingin melakukan relaksasi

g. Kemudian bayangkan Anda berada di tempat yang aman, dan damai. Cobalah
menikmatinya

h. Kemudian bayangkan tujuan Anda beberapa kali. Visualisasikan keinginan Anda, atau
ucapkan hal yang menjadi tujuan Anda. Gunakan seluruh pancar indera untuk menghayati
tujuan itu, dan lakukan penguatan yang positif

i. Secara otomatis setelah waktu biologis yang Anda atur habis, Anda akan terjaga, dan
lakukan perhitungan mundur dari 7 hingga 1; dan lakukan sugesti pada diri sendiri bahwa
setelah selesai melakukan self hypnosis, Anda akan menjadi lebih segar, peka, damai dan
merasa sangat bahagia

Beberapa manfaat self-hypnosis setelah mencapai ketenangan adalah dampak lanjutan


menerapkan self-hypnosis :

a. Peningkatan potensi dan rasa percaya diri

b. Memperbaiki kualitas tidur (jika seseorang memiliki gangguan tidur)


c. Mengendalikan emosi, sehingga meminimalkan stres

d. Menetralisir kebiasaan buruk yang dipicu stres berkepanjangan, misalnya perasaan


sedih, cemas dan ketakutan, kemarahan yang sulit diungkapkan.

2. Meditasi

Ide meditasi adalah memfokuskan pikiran anda pada suatu pikiran yang membuat santai
untuk suatu periode tertentu. Meditasi mengistirahatkan pikiran dengan mengalihkan
pikiran dari masalah yang membuat stress. Memberikan tubuh anda waktu untuk
beristirahat dan membuang racun yang muncul karena stress dan kegiatan mental atau
fisik lainnya.

Meditasi berguna ketika :


a. Anda mengalami stress dalam jangka waktu panjang

b. Anda mengalami stress dalam jangka waktu pendek yang menyebabkan terlepasnya
adrenalin dalam aliran darah
c. Anda sedang khawatir akan suatu masalah
d. Anda sedang aktif secara fisik
Relaks dengan meditasi mempunyai efek berikut :
a. Memperlambat pernapasan
b. Mengurangi tekanan darah
c. Menolong otot bersantai
d. Memberi tubuh waktu untuk membuang asam laktat dan produk buangan lainnya
e. Mengurangi kecemasan
f. Menghilangkan pikiran yang membuat stress
g. Membantu berpikir jernih
h. Membantu fokus dan konsentrasi

Teknik meditasi

Harus dilakukan dalam posisi yang membuat anda tetap nyaman dalam jangka waktu
tertentu (idealnya 20-30 menit). Dapat menggunakan beberapa fokus konsentrasi, seperti
pernapasan, fokus pada suatu objek, fokus pada suara, perumpamaan.Sangat penting bagi
pikiran untuk tetap focus.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Bahwasannya stress itu ada dan berasal dari lingkungan, kondisi dirinya, serta pikiran.
Penyebab stress dianggap suatu hal yang biasa dimana didalamnya dapat merespon apa
yang terjadi pada hubungan stresor, dianggap positif karena adanya interaksi
individu dan lingkungan. Stress dapat mempengaruhi sifat dari stresor seperti lingkungan
baik secara fisik, psikososial maupun spiritual serta dapat mempengaruhi status
kesehatan seseorang.
Stress yang dialami seseorang tidak mungkin secara langsung beberapa tahap akan
muncul dalam diri seesorang tersebut, apabila stress tidak dapat ditanggulangi maka akan
berdampak lebih lanjut. Oleh, sebab itu terapkanlah sebuah manajemen agar keadaan
seesorang tersebut masih bisa terkontrol.
Stress adalah suatu reaksi yang menghantarkannya sebagai stressor yang
mempengaruhi fisik dan psikis terhadap setiap tuntunan yang menyebabkan ketegangan
yang menganggu kestabilan. Apabila dari fisik maka akan menciptakan tubuh menjadi
panas atau dingin serta sikap gelisah yang cenderung dapat dilihat oleh orang lain.
Sedangkan psikis hanya dapat dirasakan oleh seseorang yang mengalami stress tersebut
misalkan dari emosinya dan pemikiran dirinya.
Ketika seseorang mengalami stress maka individu tersebut akan mengalami
perubahan di dalam dirinya. Perubahan tersebut dapat terlihat dari bagaimana dia
beradaptasi dengan masalah yang dihadapinya.
DAFTAR PUSTAKA

http://silahkanngintip.blogspot.com/2011/03/defenisi-sumber-jenis-dan-model-stress.html

http://agusdwiyanti.blogspot.com/2009/04/manajemen-stres.html

http://www.academia.edu/33032846/KONSEP_STRES_DAN_ADAPTASI

Anda mungkin juga menyukai