Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pelayanan gizi menyediakan makanan sesuai dengan jumlah dan
macam zat gizi, yang diperlukan konsumen secara menyeluruh. Makanan
yang dipersiapkan dan disajikan bercitarasa tingi, yang memenuhi syarat
kesehatan dan sanitasi. Untuk mendapatkan makanan tesebut, diperlukan
pengembangan resep terhadap menu yang telah ada. Pengembangan resep
bisa melalui pembuatan masakan (makanan) baru, yang masih
menggunakan bahan makanan yang sama, sehingga tercipta menu yang
lebih bervariasi (Aritonang,2014).
Modifikasi resep sebagai salah satu cara untuk meningkatkan
citarasa makanan. Menu yang telah ada dimodifikasi, sehingga dapat
mengurangi rasa bosan/jenuh pasien terhadap masakan yang sering
disajikan. Demikian pula pengembangan resep untuk meningkatkan nilai
gizi masakan, sekaligus meningkatkan daya terima pasien. Modifikasi
resep dapat berupa modifikasi bahan pendukungnya, modifikasi bentuk,
atau cara pengolahannya. Dengan demikian, modifikasi resep
dimaksudkan untuk : (1) Meningkatkan keanekaragaman masakan bagi
pasien ; (2) Meningkatkan nilai gizi pada masakan; dan (3) Meningkatkan
daya terima pasien terhadap masakan (Aritonang, 2014).
Anak usia Sekolah Dasar (6-12 tahun) mempunyai karakteristik
banyak melakukan aktivitas jasmani. Oleh karena itu, pada masa ini anak
membutuhkan energi tinggi untuk menunjang aktivitasnya. Energi dalam
tubuh dapat timbul karena adanya pembakaran karbohidrat, protein dan
lemak, karena itu agar energi tercukupi perlu pemasukan makanan
memiliki nilai gizi yang tinggi. Pola makan yang sehat dibutuhkan anak-
anak untuk mendapatkan gizi yang seimbang. Keseimbangan gizi yang
didapat melalui pola makan yang sehat akan berpengaruh positif terhadap
kesehatan serta tumbuh kembang anak (Anggaraini, 2003:11).
Kebutuhan kalori anak sekolah dasar adalah sekitar 1500-2000
kkal setiap hari, tergantung kelompok usia. Untuk memenuhi kebutuhan

1
energi tersebut dapat diperoleh dari makanan yang disediakan di rumah
dan dari makanan jajanan. Bagi anak sekolah penting untuk mengonsumsi
makanan selingan/snack agar kadar gula tetap terkontrol baik sehingga
konsentrasi terhadap pelajaran dan aktivitas lainnya dapat tetap
dilaksanakan.
Orang tua mempunyai peranan besar dalam mengatur pola makan
anak. Mereka harus memastikan bahwa anak-anak mereka mendapat gizi
yang cukup dari makanan yang dikonsumsinya. Makanan yang
mengandung gizi yang seimbang adalah makanan yang mengandung
prinsip empat sehat dan lima sempurna. Orang tua harus menanamkan
kepada anak tentang betapa pentingnya pola makan yang sehat bagi tubuh
manusia. Makanan apa saja yang harus dikonsumsi anak dan yang tidak
boleh dikonsumsi harus ditanamkan sejak dini kepada anak agar ketika di
sekolah atau bermain, anak tidak mengkonsumsi jajanan yang tidak sehat.
Penanaman pola makan yang sehat kepada anak dapat dilatih
melalui pembiasaan di dalam keluarga. Pembiasaan pola makan yang sehat
dapat diawali sebelum seluruh anggota keluarga menjalankan aktivitas
yaitu melalui sarapan pagi. Pembiasaan sarapan pagi berguna untuk
menunjang energi demi optimalnya aktivitas belajar anak di sekolah.
Selain itu, anak harus dibiasakan untuk membawa bekal dari rumah. Hal
ini berguna agar anak tidak membeli makanan yang kemungkinan tidak
higienis. Makanan yang dibawa anak dari rumah juga harus mempunyai
nilai gizi yang seimbang agar kebutuhan gizi anak dapat terpenuhi. Oleh
sebab itu kami tertarik untuk membuat suatu resep bekal anak sekolah yang
mengandung zat-zat gizi yang diperlukan anak agar dapat memenuhi
kebutuhan gizi anak tersebut.
Snack anak sekolah yang dibuat adalah yang menyumbang penuh
1/3 kebutuhan zat gizi untuk anak yang tidak membawa makan siang.
Snack tersebut yaitu Roti Gandum Goreng Gulung Ubi yang merupakan
modifikasi dari makanan terkenal dari Roti Gulung Sosis. Kami
menambahkan ubi ungu, dan mengganti sosis dengan nugget, dan
melumurinya dengan oat sebagai pengganti tepung roti agar kalorinya

2
meningkat, serta menciptakan rasa manis yang disukai anak. Oleh karena
itu, akan dilakukan modifikasi resep dari Roti Gulung Sosis menjadi Roti
Gandum Goreng Gulung Ubi yang memiliki bentuk mirip namun dengan
warna, aroma, tekstur dan rasa yang berbeda serta dengan bahan yang
cukup berbeda. Selain itu juga diberikan minuman tambahan yaitu Jus
Wortel dan Jambu Biji Merah untuk memenuhi kekurangan zat gizi serta
untuk mendapatkan asupan vitamin dan mineral yang tidak didapatkan
dari Roti Gandum Goreng Gulung Ubi.
Modifikasi resep ini diharapkan akan meningkatkan rasa, aroma,
tekstur dan kenampakan, serta zat gizi yang terkandung. Selain itu juga
dapat menjadi alternatif bagi ibu yang khawatir dengan jajanan anak di
sekolah, dengan diberikan Roti Gandum Goreng Gulung Ubi dan Jus
Wortel dan Jambu Biji Merah diharapkan anak tidak jajan di sekolah serta
dapat memenuhi kebutuhan zat gizi yang penting untuk tumbuh kembang
anak.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam praktikum ini adalah bagaimana
membuat snack anak sekolah yang menyumbang penuh 1/3 kebutuhan zat
gizi untuk anak yang tidak membawa makan siang.
1.3 Tujuan Penulisan
1.3.1 Untuk membuat snack anak sekolah yang menyumbang penuh
1/3 kebutuhan zat gizi untuk anak yang tidak membawa makan
siang yaitu Roti Gandum Goreng Gulung Ubi dan Jus Wortel dan
Jambu Biji Merah.
1.3.2 Untuk mengetahui daya terima terhadap snack anak sekolah
yang menyumbang penuh 1/3 kebutuhan zat gizi untuk anak
yang tidak membawa makan siang yaitu Roti Gandum Goreng
Gulung Ubi dan Jus Wortel dan Jambu Biji Merah.
1.4 Ruang Lingkup
 Panelis untuk modifikasi makanan ini berjumlah 25 orang.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Anak Usia Sekolah Dasar

Periode pertengahan masa kanak-kanak, yaitu anak usia sekolah (6-12


tahun) merupakan periode yang penting dalam kehidupan anak-anak. Walaupun
pertumbuhan fisik anak-anak pada usia sekolah relatif lambat, tetapi terdapat
perubahan yang mencengangkan dalam hal intelektualnya dan dalam hal membina
hubungan dengan orang lain (Harris & Liebert 1991). Jika dibandingkan dengan
periode awal masa kanak-kanak, pertumbuhan fisik berjalan dengan lambat.
Walaupun kemampuan motoriknya terus meningkat, perubahannya tidak
sedramatis perubahan selama enam tahun pertama kehidupan. Hal ini dikarenakan
tingkat perubahan dari hari ke hari anak-anak usia sekolah tidak terlihat begitu nyata
(Papalia & Olds 1986). Kelompok anak sekolah pada umumnya mempunyai
kondisi gizi yang lebih baik daripada kelompok balita, karena kelompok umur
sekolah sudah mudah dijangkau oleh berbagai upaya perbaikan gizi yang dilakukan
oleh pemerintah melalui Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) maupun oleh kelompok
swasta berupa program suplementasi makanan tambahan di sekolah atau program
makan siang sekolah (School Lunch Program). Kelompok anak sekolah merupakan
kelompok yang mudah menerima upaya pendidikan gizi melalui sekolahnya
(Sediaoetama 2008). Gizi yang diperoleh seorang anak melalui konsumsi makanan
setiap hari berperan besar untuk kehidupan anak tersebut. Untuk dapat memenuhi
dengan baik dan cukup, ada beberapa masalah yang berkaitan dengan konsumsi zat
gizi untuk anak. Masalah gizi masyarakat mencakup berbagai defisiensi zat gizi.
Seorang anak juga dapat mengalami defisiensi zat gizi tersebut yang berakibat pada
berbagai aspek fisik maupun mental. Masalah ini dapat ditanggulangi secara cepat,
jangka pendek dan jangka panjang serta dapat dicegah oleh masyarakat sendiri
sesuai dengan klasifikasi dampak defisiensi zat gizi antara lain melalui pengaturan
makan yang benar (Santoso 2004).

4
2.2 Makanan dan Gizi Anak Sekolah

kelompok balita, karena kelompok umur sekolah sudah mulai dijangkau oleh
berbagai upaya perbaikan gizi yang dilakukan oleh pemerintah melalui usaha
kesehatan sekolah (UKS), maupun oleh kelompok swasta berupa program
suplementasi makanan tambahan disekolah atau program makan siang sekolah.
(Sediaoetama, 1996)
Anak usia sekolah tumbuh dengan kecepatan genetis masing-masing, dengan
perbedaan tinggi badan yang sudah mulai tampak. Ada sebagian anak yang terlihat
relatif lebih pendek atau tinggi. Atau pertumbuhannya lebih lambat dibandingkan
dengan teman-teman sebayanya. Komposisi tubuh anak usia sekolah juga mulai
berubah. Komposisi lemak mulai meningkat setelah anak berusia 6 tahun, yang
diperlukan untuk persiapan percepatan pertumbuhan pubertas. Komposisi tubuh
anak perempuan dengan anak laki-laki mulai terlihat berbeda walaupun tidak
bermakna. Tubuh anak perempuan lebih banyak lemak, sedangkan tubuh anak laki-
laki lebih banyak jaringan ototnya. (Damayanti dan Muhilal, 2006).
Pada golongan anak sekolah, gigi-geligi susu tanggal secara berangsur dan diganti
dengan gigi permanen. Anak sudah lebih aktif memilih makanan yang disukai.
Kebutuhan energi lebih besar karena mereka lebih banyak melakukan aktivitas
fisik, misalnya berolah raga, bermain, atau membantu orang tua. Golongan anak
sekolah juga telah mempunyai daya tahan tubuh yang cukup terhadap berbagai
penyakit (RSCM dan Persagi, 1998)
Anak sekolah memerlukan makanan yang lebih sama dengan yang dianjurkan
untuk anak prasekolah terkecuali porsinya harus lebih besar disebabkan karena
kebutuhannya lebih banyak mengingat bertambahnya berat badan dan aktivitas fisik
(Pudjiadi, 1990).
Makanan dengan kandungan gizi seimbang, cukup energi, dan zat gizi sesuai
kebutuhan gizi anak sekolah, sangat dianjurkan. Makanan tersebut terdiri dari
makanan pokok, lauk pauk, sayur, dan buah. Pengaturan makanan untuk anak
sekolah bertujuan untuk membentuk kebiasaan makan yang baik dan berpartisipasi
dalam aktivitas olahraga secara teratur, guna mencapai perkembangan fisik dan
kognitif yang optimal, berat badan yang normal, menikmati makanan dan
menurunkan resiko menderita penyakit kronis. (Damayanti dan Muhilal, 2006 )

5
2.3 Jenis-jenis Makanan Jajanan

Makanan jajananmenurutNuraida et al. (2009)


dapatdikelompokkanmenjadi:
1. Makanan sepinggan atau makanan utama yaitu kelompok makanan yang dapat
disiapkan di rumah terlebih dahulu atau disiapkan di kantin. Kelompok makanan
ini memiliki kandungan energi yang lebih besar dibandingkan makanan jajanan
lainnya. Contoh makanan sepinggan seperti gado-gado, nasi uduk, siomay,
bakso,mie ayam, lontong sayur dan lain-lain.
2. Makanan camilan adalah makanan jajanan yang dikonsumsi diantara dua waktu
makan. Makanan camilan terdiri dari dua jenis yaitu makanan camilan basah
seperti pisang goreng dan makanan camilan kering seperti produk ekstruksi.
3.Minuman dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis yaitu minuman ringan,
minuman campur dan air putih.
4. Buah yang dikonsumsi sebagai makanan jajanan biasanya dalam bentuk utuh
atau yang telah dikupas atau dipotong.

Menurut Widya Karya Nasional Pangandan Gizi dalam Mariana (2006)


jenis makanan jajanan dapat digolongkan menjadi 3 (tiga) golongan, yaitu:
1. Makanan jajanan yang berbentuk panganan, seperti kue kecil-kecil, pisang
goreng dan sebagainya.
2. Makanan jajanan yang diporsikan (menu utama), seperti pecal, mie bakso, nasi
goreng dan sebagainya.
3. Makanan jajanan yang berbentuk minuman, seperti eskrim, es campur, jus buah
dan sebagainya.
Menurut Suhardjo (1989) makanan jajanan yang umumnya digemari anak-
anak adalah berupa kue-kue yang biasanya dibuat sebagian besar dari tepung
dangula. Dengan mengonsumsi jajanan ini anak semata-mata mendapat tambahan
energy sedangkan tambahan zat pembangun dan pengatur sangat sedikit. Kadang
kala produk yang ditawarkan bukan makanan yang menyehatkan, malah
membahayakan kesehatan dan tidak menyehatkan bagi tubuh karena miskin zat gizi
dan mengandung bahan yang berbahaya bagi tubuh (Siswanti 2004). Sebaiknya
jajan dibuat sedemikian rupa hingga tidak hanya mengandung karbohidrat saja,

6
tetapi juga mengandung protein ataupun vitamin. Misalnya, jajan yang dibuat dari
singkong atau umbi-umbian lain, dicampurkan dengan kacang-kacangan, tempe
atau tahu, dll. Agar mengandung vitamin, dapat dicampur dengan sayuran atau buah
buahan (Tarwotjo, 1998).

2.4 Kebutuhan Energi dan Kecukupan Zat Gizi


Kebutuhan zat gizi (nutrient requirement) menggambarkan banyaknya zat
gizi minimal yang diperlukan oleh setiap orang agar dapat hidup sehat.
Kebutuhan gizi antar individu bervariasi, ditentukan atau dipengaruhi oleh jenis
kelamin, umur, ukuran tubuh (berat badan dan tinggi badan), keadaan fisiologis
(hamil dan menyusui), aktivitas fisik serta metabolism tubuh. Oleh karena itu,
jumlah zat gizi yang diperoleh melalui konsumsi pangan harus mencukupi
kebutuhan tubuh untuk melakukan kegiatan fisik internal dan eksternal,
pertumbuhan bagi usia bayi, balita, anak, dan remaja, atau untuk aktivitas dan
pemeliharaan tubuh bagi orang dewasa dan lanjut usia (Hardinsyah dkk 2002).
Selain itu, menurut Karyadi & Muhilal (1996) kebutuhan gizi lebih meggambarkan
banyaknya zat gizi minimal yang diperlukan oleh masing-masing individu, jadi
ada yang tinggi dan ada pula yang rendah, yang dipengaruhi oleh berbagai factor
antara lain genetika.
Kebutuhan Energi
Kebutuhan energy golongan umur 10-12 tahun lebih besar dari pada
golongan 7-9 tahun, karena pertumbuhannya lebih cepat, terutama penambahan
tinggi badan. Mulai umur 10-12 tahun kebutuhan gizi anak laki-laki berbeda
dengan perempuan. Anak laki-laki lebih banyak melakukan aktivitas fisik sehingga
membutuhkan energy lebih banyak sedangkan perempuan biasanya sudah mulai
haid sehingga memerlukan protein dan zat besi lebih banyak (RSCM &Persagi
1990).
Menurut Hardinsyah dkk (2002), kebutuhan gizi antar individu yang berat
badannya relative sama dan berasal dari kelompok umur yang sama dapat
bervariasi. Namun variasi kebutuhan energy lebih kecil disbanding dengan variasi
kebutuhan protein dan zat gizi lainnya pada kelompok umur yang sama. Hal ini
dikarenakan energy dapat disimpan di dalam tubuh dalam bentuk lemak yang

7
dapat diubah kembali menjadi energy dan digunakan pada kesempatan lainnya bila
kekurangan energi.
Perhitungan angka kebutuhan energi (AKE) lebih tepat menggunakan
pendekatan pengeluaran energy karena dalam perhitungannya menggunakan angka
metabolisme basal berdasarkan kelompok umur, jenis kelamin, berat badan dan
aktivitas fisik (FAO 2001).
Angka Kecukupan Gizi (AKG) yang Dianjurkan penetapan kebutuhan
individu untuk energy dan zat gizi juga dapat diturunkan dari angka kecukupan
gizi (AKG) yang dianjurkan. AKG adalah suatu kecukupan rata-rata zat gizi setiap
hari bagi hamper semua orang menurut golongan umur, jenis kelamin, ukuran
tubuh, dan aktivitas untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal (Muhilal dkk
1994). Menurut Hardinsyah dan Martianto (1994) angka kecukupan gizi (AKG)
sudah memperhitungkan variasi kebutuhan rata-rata ditambah jumlah tertentu
untuk mencapai tingkat aman (save level). Berdasarkan hasil Widyakarya Nasional
Pangan dan Gizi VIII tahun 2004 angka kecukupan gizi yang dianjurkan bagian
usia sekolah berikut ditampilkan pada Tabel 1.
Tabel 1 Angka Kecukupan Gizi yang Dianjurkan Bagi Anak Sekolah berdasarkan
WNPG 2004

Tabel.2. AKG 2005

8
2.5 Kebiasaan Makan

Perilaku dan Kebiasaan Makan Anak Usia Sekolah Perilaku makan dan
pilihan makanan anak pada usia sekolah sangat dipengaruhi oleh orangtua dan sa
udaranya yang lebih tua. Orangtua bertanggung jawab terhadap situasi saat makan
di rumah, jenis dan jumlah.
Makanan yang disajikan dan waktu makan anak. Dibutuhkan perilaku
positif dari orangtua dan keluarga secara berkelanjutan untuk menunjukkan dan
memberikan contoh perilaku makan ya ng sehat. Orangtua juga harus
memberikan bimbingan dan nasehat supaya anak dapat memilih pilihan
makanan yang baik dan sehat saat mereka makan di luar rumah (Brown,
2005). Pada usia SD, anak semakin mandiri sehingga mereka lebih sering
mengkonsumsi snack di luar rumah (Brown, 2005) . Mereka juga mulai dapat
memilih dan membeli sendiri menu untuk makan siangnya. Anak mulai menyadari
bahwa makanan yang sehat dan bergizi baik untuk kesehatan tubuh mereka, tetapi
mereka belum mengetahui lebih lanjut bagaimana proses tersebut dapat
berlangsung dalam di dalam tubuh (Pipes, 1993). Pengembangan metode dan...,
Chitra Septiarini, FKM UI, 2008 Universitas Indonesia 17 Pada masa ini anak
banyak mengkonsumsi makanan ringan ( snack ) karena umumnya anak tidak dapat

9
mengkonsumsi makanan dalam jumlah besar dalam satu waktu sehingga
memerlukan
“Snack” untuk memenuhi kebutuhan gizinya (Brown, 2005). Anak mulai
memiliki kebiasaan mengkonsumsi makanan tertentu serta mulai ada rasa suka atau
tidak suka terhadap makanan tertentu. Selain itu, dalam memilih makanan anak
juga banyak mendapat pengaruh dari luar keluarga (Pipes, 1993). Berdasarkan pene
litian yang dilakuka n pada anak SD, diperoleh bahwa 40% anak tidak makan sayur,
20% tidak makan buah dan 36% makan snack (Worthington and Roberts, 2000).
Menurut Moehji (1988), ada tiga faktor yang dapat mempengaruhi atau
memperburuk keadaan gizi pada anak usia sekolah dasar. Faktor yang pertama
yaitu pada usia ini anak sudah dapat memilih dan menentukan makanan yang
disukai atau tidak. Faktor yang kedua adalah kebiasaan anak untuk jajan. Faktor
terakhir yang dapat memperburuk keadaan gizi anak adalah malas makan di rumah
dengan alasan sudah terlalu lelah bermain di sekolah.

2.6 Snack Anak Sekolah

2.2.1 Pengertian Snack Anak Sekolah

Anak usia sekolah dasar (SD) adalah anak yang berusia 6 sampai 12
tahun. Menurut Hurlock (1999) masa ini sebagai akhir masa kanak-kanak (late
chilhood) yang berlangsung dari usia 6 tahun sampai tibanya anak menjadi
matang secara seksual, yaitu 13 tahun bagi perempuan dan 14 tahun bagi laki-
laki. Anak SD dibagi menjadi dua bagian, yaitu kelas rendah yang berumur 6-
9 tahun dan kelas tinggi yang berumur 10-12 tahun.
Konsumsi makan anak sekolah dasar yang sering dijumpai pada
umumnya yaitu suka jajan di sekolah dan di rumah tidak mau makan. Di
samping itu pada umumnya anak tidak sarapan, makan siang di luar rumah,
tidak teratur dan tidak memenuhi kebutuhan zat gizi. Hal ini akan
memengaruhi nafsu makan anak di rumah dan dapat menyebabkan anak
kekurangan gizi (Wahyuti, 1991). Hadi (2005) juga menjelaskan
ketidakseimbangan asupan energi (energy intake) yang melebihi energi yang
digunakan (energy expenditure) dapat menyebabkan obesitas.

10
Kebutuhan kalori anak sekolah dasar adalah sekitar 1500-2000 kkal
setiap hari, tergantung kelompok usia. Untuk memenuhi kebutuhan energi
tersebut dapat diperoleh dari makanan yang disediakan di rumah dan dari
makanan jajanan. Bagi anak sekolah penting untuk mengonsumsi makanan
selingan/snack agar kadar gula tetap terkontrol baik sehingga konsentrasi
terhadap pelajaran dan aktivitas lainnya dapat tetap dilaksanakan.
Menurut Sihadi (2004) kebiasaan jajan yang sudah menyebar di kalangan
anak sekolah tidak perlu dihilangkan, karena makanan jajanan merupakan
wahana yang baik untuk menambah asupan zat gizi. Baik orangtua maupun
pihak sekolah cukup mengawasi dan memberitahu jenis makanan jajanan yang
baik dikonsumsi bagi kesehatan dapat melengkapi atau menambah kebutuhan
gizi anak. Disamping itu juga untuk mengisi kekosongan lambung, karena
setiap 3-4 jam sesudah makan, lambung mulai kosong. Maka makanan jajanan
yang dikonsumsi harus bergizi baik dan paling sedikit mengandung 150-200
kalori (Tarwotjo, 1998).
Winarno (1997) menjelaskan makanan jajanan atau street food
merupakan makanan dan minuman yang dapat langsung dimakan atau
dikonsumsi, telah terlebih dan dipersiapkan atau dimasak ditempat produksi
atau tempat berjualan. Umumnya dipersiapkan dan atau dijual oleh pedagang
kaki lima di jalanan atau tempat-tempat keramaian umum lainnya. Makanan
jajanan memiliki aneka jenis dan variasi dalam bentuk, keperluan dan harga.
Makanan jajanan seringkali lebih banyak mengandung unsur karbohidrat
dan hanya sedikit mengandung protein, vitamin atau mineral. Karena
ketidaklengkapan gizi dalam makanan jajanan, maka pada dasarnya makanan
jajanan tidak dapat menggantikan sarapan pagi atau makan siang. Anak-anak
yang banyak mengkonsumsi makanan jajanan perutnya akan merasa kenyang
karena padatnya kalori yang masuk kedalam tubuhnya. Sementara zat gizi
seperti protein, vitamin dan mineral masih sangat kurang (Khomsan, 2006).
Menurut Irianto (2007) makanan jajanan adalah makanan yang banyak
ditemukan dipinggir jalan yang dijajakan dalam berbagai bentuk, warna, rasa
serta ukuran sehingga menarik minat dan perhatian orang untuk membelinya.

11
Forum Koordiansi PMT-AS Tingkat Pusat (1997) menyebutkan makanan
tambahan yang diberikan pada anak SD dalam bentuk snack/kudapan minimal
3x/mingggu/anak selama 108 hari pemberian dalam satu tahun ajaran harus
mengandung 300 kalori energi dan 5 gram protein per hari.
2.2.2 Snack AnakSekolahSebagaiSelingan

Snack anak sekolah sebagai selingan berfungsi untuk menambah zat


gizi yang kurang diperoleh pada saat makan utama. Jumlah kalori yang
rendah yaitu 150-200 kkal menyebabkan makanan selingan tidak dapat
menggantikan waktu makan pagi, siang maupun malam.Waktu pemberian
makanan selingan adalah diantara dua waktu makan, tepatnya diantara
waktu makan pagi dan makan malam yaitu pada jam 9-10 (selingan pagi)
dan jam 16-17 (selingan sore).
Syarat makanan selingan anak, yaitu:
a. Memberikan kalori dan zat gizi yang cukup
b. Diberikan porsi dan tidak mengenyangkan
c. Mudah dicerna dan tidak merangsang alat cerna
d. Diberikan dalam waktu yang tidak terlalu dekat dengan waktu makan
e. Disajikan semenarik mungkin
f. Hindari penggunaan bahan makanan tambahan
g. Tidak mengandung terlalu banyak gula/lemak
h. Hindari makanan selingan yang rendah zat gizi (keripik, chiki)
i. Hindari makanan selingan yang mengandung lemak trans (biscuit, crackers)
2.2.3 Snack AnakSekolahPenyumbangPenuh 1/3 KebutuhanZatGizi (Anak
yang TidakMembawaMakan Siang)
Snack ini dibuat sama seperti makan siang biasa yang dibuat oleh
orangtua di rumah hanya bentuk dan cara penyajiannya yang berbeda. Dari
kebutuhan energi sehari seorang anak sekolah diambil sebanyak 30% untuk
pemenuhan kebutuhannya di siang hari. Padatnya kegiatan sekolah membuat
anak kadang memilih makanan yang salah dimana dari makanan yang
dikonsumsi mengandung lebih banyak sumber karbohidrat dan lemak,
sehingga perlu sekali di sekolah membuat kantin yang menyediakan makanan
sehat dan bergizi untuk pemenuhan makan siang siswa-siswinya. Perhatian dari

12
orangtua dan bimbingan yang baik akan membantu anak dalam memilih
makanan yang diperlukan untuk pemenuhan nutrisinya. Untuk menyusun
menu makan siang yang perlu diperhatikan yaitu : cukup mengenyangkan,
mengandung gizi yang diperlukan tubuh, sedapat mungkin ada sayuran. Menu
makan siang merupakan hidangan yang lengkap yaitu terdiri dari makanan
pokok, lauk-pauk, kerupuk dan sambal (tidak harus disediakan), sebagai
pencuci mulut yaitu buah. Karena itu snack yang diberikan harus kaya zat gizi
yang dapat memenuhi kebutuhan karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan
mineral bagi anak. Olahan yang baik dengan kreasi yang menarik akan
membuat anak menyukai menu yang dibuat. Menu makan siang praktis dan
sehat tidak perlu menggunakan bahan yang mahal dan proses yang lama.
Karena menu makanan yang sehat bisa dibuat juga dari bahan bahan sederhana
yang bisa ditemukan setiap hari dengan mudah, dan cara memasak yang
praktis.
2.2.4 Snack AnakSekolahuntukMemenuhiKebutuhanSarapanPagi (Anak yang
TidakSempatMakanPagi di Rumah)
Anak-anak cenderung jarang makan pagi dirumah sehingga saat di
sekolah mereka membeli makanan yang tidak dapat memenuhi kebutuhan zat
gizi dan hal ini sering berakibat pada penurunan konsentrasi belajar. Karenanya
sangat diperlukan perhatian dan kepedulian orangtua dalam memberikan
pemahaman pada anak untuk memilih makanan yang baik bagi mereka
terutama saat pagi hari. Untuk susunan menu makan pagi perlu
dipertimbangkan antara lain yaitu mudah pengolahannya, mudah
penyajiannya, tidak terlalu berat dan mengandung unsur gizi yang cukup.
Hidangan yang dapat disajikan untuk mkan pagi seperti : nasi goreng
lengkap, nasi uduk, bubur ayam, bubur kacang hijau, lontong lengkap (Dra. Ari
Fadiati WS, 1988. P.70). Minumannya seperti teh manis, susu, coklat yang
dilengkapi dengan susu.
Syarat-syarat menu yang baik, yaitu:
a. Mengandung Gizi

b. Hidangan dapat menimbulkan selera makan

c. Kombinasi makanan harus baik

13
d. Perlu diadakan pergantian / perubahan menu agar tidak membosankan
2.7 Roti Gandum Goreng Gulung Ubi

Berikut merupakan bahan-bahan dari Roti Gandum Goreng Gulung Ubi :


2.7.1 Roti Gandum
Roti gandum terbuat dari tepung gandum, namun beberapa juga dibuat
dari gandum utuh. Pada umumnya, roti ini berwarna coklat. Hal ini
disebabkan oleh warna biji- bijian gandum murni yang langsung
dicampurkan pada adonannya. Kandungan dan manfaat roti gandum
adalah sebagai berikut:

Serat
Karena dibuat dari gandum utuh, roti gandum memiliki lebih banyak
kandungan serat ketimbang roti jenis lain, misalnya roti tawar putih.
Kandungan serat dalam selembar roti gandum adalah sebesar 2 gram,
sangat jauh ketimbang kandungan pada roti tawar putih yang hanya 0,5
gram saja. Hal ini dikarenakan gandum yang dimasukkan dalam adonan
roti hanya dikupas kulitnya saja, sehingga serat yang dihasilkan jauh
lebih banyak daripada gandum yang digiling lembut.
Karbohidrat
Bila dibandingkan dengan roti tawar putih, roti tawargandum
memiliki jumlah karbohidrat lebih tinggi. Dalam satu lembar roti tawar
gandum, ada 12,26 gram karbohidrat. Kandungan glikemik rendah dalam
karbohidrat roti gandum membuatnya aman untuk dikonsumsi oleh
orang yang memiliki kadar gula darah tinggi atau penderita diabetes.
Protein
Protein dalam gandum dinamakan gluten. Kadar protein dalam gandum
dapat diukur dari tingkat keras- lembutnya roti. Semakin keras, maka roti
gandum mengandung semakin banyak protein. Kandungan protein rata- rata
dalam selembar roti gandum adalah sekitar 5 gram.
Bibit gandum

14
Kandungan bibit gandum dalam selembar roti gandum berguna untuk
menyehatkan kulit, karena gandum mengandung vitamin E. Selain itu, gandum
juga mengandung omega 3 yang baik untuk perkembangan otak.

2.7.2 Ubi Ungu


Pengertian Ubi jalar dan kandungan nutrisi / gizi per 100 gram. Ubi jalar
biasa disebut juga ketela rambat. Bagian yang dimanfaatkan dari tumbuhan ini
adalah akarnya yang membentuk umbi dengan kadar gizi (karbohidrat) yang
tinggi. Di beberapa Negara seperti di Afrika dijadikan sebagai salah satu
makanan pokok. Sedangkan di Asia, selain umbinya yang dimanfaatkan, daun
muda ubi jalar juga dibuat sayuran bahkan ada yang menjadikan tanaman hias
karena keindahan daunnya.
Ubi ungu unggul dibanding jenis ubi lainnya karena mengandung beta
karoten sebesar 9.900 mg per 100 gr (ubi putih 260 mg dan ubi kuning 2900
mg) mengalahkan tomat dan buah bit. Kandungan gizi ubi ungu lainnya selain
karbohidrat antara lain Zn, K, Mg, Cu, lisin, vitamin C, B1, mineral, lemak,
protein, dan serat. Ubi ungu juga mengandung senyawa lutein dan zeaxanthin,
pasangan antioksidan karotenoid yang memiliki peran penting menghalangi
perusakan sel.

2.7.3 Nugget Ayam


Nugget ayam adalah salah satu pangan hasil pengolahan daging ayam yang
memiliki cita rasa tertentu, biasanya berwarna kuning keemasan. Saat ini,
nugget ayam menjadi salah satu produk olahan daging ayam yang
berkembang pesat
Bahan baku nugget adalah potongan daging ayam, tepung-tepungan, dan
bumbu-bumbuan. Dalam pengolahan di industri, nugget ayam melalui
beberapa tahapan. Pertama-tama, daging ayam digiling hingga halus.
Kemudian, gilingan tersebut dicampur dengan pengemulsi, tepung, bumbu,
dan air sehingga menjadi emulsi. Selanjutnya, emulsi tersebut diberikan
pelapis basah dan pelapis kering. Berikutnya, emulsi yang telah diberikan

15
pelapis ini digoreng, hingga matang. Setelah matang, nugget ayam dibekukan
pada suhu sangat rendah hingga beku. Produk akhir kemudian dikemas.
Dalam penyimpanannya, makanan ini memerlukan perlakuan khusus, yaitu
selalu di simpan dalam kondisi beku (frozen). Hal ini karena Chicken Nugget
merupakan hasil produk olahan hewani yang masuk dalam kategori mudah
rusak oleh mikro organisme.
2.7.4 Oat
Oat merupakan makanan sumber serat terbanyak (7g serat dalam 100g,
memenuhi serat 10% dari kebutuhan sehari) satu cangkir oat memiliki
kandungan serat yang sama dengan satu cangkir beras merah. Jenis serat
dalam oat adalah serat larut yang disebut betaglutan, yang telah di,etahui
bersipat menghambat penyerapan kolestrol dalam usus, sehingga dengan
demikian bersifat mengurangi tingkat LDL dalam darah.
2.7.5 Telur Ayam
Telur merupakan bahan makanan yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat
pada umumnya. Maka tidak heran jika jenis makanan yang memiliki betuk
oval ini sudah tidak asing lagi bagi masyarakat. Selain itu telur juga sangat
dikenal sebagai makanan yang memiliki sumber protein yang sangat tinggi.
Menurut dokter gizi mengatakan bahwa telur adalah makanan yang paling
padat gizi di antaranya mengandung 90% kalsium, mineral, zat besi yang
terdapat dalam kuning telut dan mengandung 6 gram protein dan 9 asam
amino esensial yang terdapat dalam putih telur.
Telur ayam memiliki berbagai kandungan vitamin, mineral seperti
vitamin A, ribovlafin, asam folat, vitamin B6, vitamin B12, zat besi, kalium,
kalsium, fosfor dan sumber protein yang sangat tinggi. Selain itu kandungan
yang terdapat dalam kuning telur itu sendiri yaitu mengandung vitamin A,
D, dan vitamin E yang sangat bermanfaat bagi kulit seperti yang sudah
dijelaskan di atas. Inilah penjelasan secara detail mengenai kandungan yang
terdapat dalam telur ayam. Selain itu adapun manfaat dari telur ayam yang
perlu Anda ketahui.

16
2.7.6 Madu

Madu adalah cairan yang menyerupai sirup, madu lebih kental dan
berasa manis, dihasilkan oleh lebah dan serangga lainnya dari nektar bunga.
Jika Tawon madu sudah berada dalam sarang nektar dikeluarkan dari
kantung madu yang terdapat pada abdomen dan dikunyah dikerjakan
bersama tawon lain, jika nektar sudah halus ditempatkan pada sel, jika sel
sudah penuh akan ditutup dan terjadi fermentasi.
Madu adalah cairan manis yang berasal dari nektar tumbuhan yang
diproses oleh lebah pekerja menjadi madu dan disimpan dalam sel-sel
sarang lebah sebagai sumber karbohidrat. Di Indonesia, jenis lebah yang
paling banyak menghasilkan madu adalah lebah lokal (Apis cerana), lebah
liar (Apis dorsata) dan lebah Eropa (Apis mellifera).
Rasa madu ditentukan oleh jenis bunga yang diisap dari tumbuhan
sebagai pakan lebah, misalnya: madu randu, madu rambutan, madu
kelengkeng, madu kaliandra, madu mangga, madu bunga liar, madu hutan,
madu multiflora dll.

Kandungan madu: Komponen penyusun madu adalah air, gula


(fruktosa, glukosa, maltosa, sukrosa), mineral (Ca, Na, P, Fe, Mg, Mn),
Vitamin (B1, B2, B5, B6, C, K) niasin, asam pantotenat, boitin, asam folat
dan Enzim. Madu yang baik adalah madu yang meneuhi syarat mutu melalui
uji laboratorium, yaitu: kadar air maksimal 22%, gula pereduksi minimal
60%, sukrosa maksimal 10%, keasaman maksimal 40mL NaOH/kh,
aktivitas enzim diastase minimal 3 DN.

2.8 Jus Wortel dan Jambu Biji Merah

Berikut merupakan bahan-bahan dariJus Wortel dan Jambu Biji Merah :


2.8.1 Wortel
Wortel (Daucus carota L.) adalah tanaman sayuran yang di ambil
umbinya. Umbi wortel berwarna oranye jelas, terasa gurih, renyah

17
serta sedikit manis. Sayuran ini di kenal juga sebagai sumber vitamin
A, diluar itu wortel juga memiliki kandungan banyak vitamin B serta
vitamin C.
Manfaat Wortel untuk KesehatanWortel merupakan sayuran yang
dikenal karena kandungan vitamin A yang tinggi. Memiliki nama
ilmiah Daucus carota, wortel masih bersaudara dengan Seledri dan
tanaman Adas. Sayuran berwarna jingga ini biasa dikonsumsi dalam
keadaan mentah ataupun dimasak terlebih dahulu. Makanan yang
seringkali terdapat wortel di dalamnya adalah acar, salad, sup dan
lumpia.
Beberapa penelitian mengungkapkan bahwa wortel memiliki
kandungan nutrisi yang tinggi sehingga baik untuk kesehatan.
Wortel yang kaya betakaroten serta vitmain C yang cukup tinggi
membuatnya memiliki sifat antioksidan tinggi. Wortel juga
mengandung asam folat, kalsium, mangan, fosfor, kromium, zat besi,
seng, serta tentu saja serat
Kandungan gizi dalam 100 gram wortel Energi 42 kal, Protein 1,2
g, Lemak 0,3 g, Karbohidrat 9,3 g, Serat 0,9 g, Kalsium 39 mg ,Fosfor
37 mg ,Zat Besi 0,8 mg ,Vitamin A 12.000 IU, Vitamin B1 0,06
mg,Citamin C 6 mg ,Air 88,2 g
2.8.2 Jambu Biji Merah
Jambu biji memiliki nama latin Psidium guajava dan termasuk
dalam keluarga Myrtaceae. Di beberapa daerah di Indonesia, jambu biji
dikenal dengan nama jambu siki atau jambu klutuk. Nama jambu klutuk
diberikan karena ketika dimakan, bijinya keras berbunyi klutuk klutuk.
Buah jambu biji memiliki rasa yang manis meski ada juga yang
rasanya sangat asam. Daging buahnya berwarna merah muda ada juga
yang putih. Bijinya keras, sangat banyak dan kecil-kecil. Akan tetapi,
sekarang ada varietas unggul dimana rasanya sangat manis dan hampir
tanpa biji.
Jambu biji sangat kaya vitamin C, lebih tinggi dari buah jeruk, dan
jauh lebih tinggi daripada kiwi yang disebut-sebut sebagai rajanya

18
vitamin C. Di samping serat, terutama pektin yang merupakan serat
larut, jambu biji juga mengandung mineral seperti mangan dan
magnesium, serta asam amino esensial seperti tryptophan. Juga
fitokimia berkhasiat seperti asam elagat, asam linoleat, dan asam
korbigen.
2.8.3 Susu Kental Manis
Susu Kental Manis AdalahSalah satu produk turunan dari susu segar
adalah susu kental manis. Susu jenis ini agak sedikit berbeda dari susu
cair, yakni teksturnya yang lebih kental dan pekat. Hal ini disebabkan
karena dalam prosesnya, susu kental manis dibuat dari susu sapi segar
yang dihilangkan airnya dan kemudian ditambahkan gula dan diproses
dengan cara homogenisasi sehingga hasilnya menjadi kental.
Susu kental manis memiliki rasa yang sangat manis karena
tambahan gula di dalamnya, yaitu sukrosa dan laktosa. Selain kadar
gula yang tinggi, susu kental manis juga ada yang dicampur dengan
bahan lain seperti bahan-bahan mineral tambahan, vitamin, serta perisa
seperti perisa coklat.

19

Anda mungkin juga menyukai