Anda di halaman 1dari 1

Pada era Information and Communication Technology

(ICT), sistem pengelolaan pendidikan mulai mengalami


pergeseran. Model pengelolaan pendidikan berbasis industri
mulai diperkenalkan, dimana model pengelolaan pendidikan
ini menganalogikan adanya sebuah upaya pihak pengelola
institusi pendidikan untuk meningkatkan mutu pendidikan
berdasarkan ”manajemen perusahaan”, yang kemudian
model ini dikenal dengan TQE (Total Quality Education).
Dasar model pengelolaan ini didasarkan pada TQM (Total
Quality Management) yang kemudian disinergikan menjadi
TQME atau Total Quality Management in Education (Sallis,
2006: 5).
Secara filosofis, TQME menekankan pada cara
pencarian secara konsisten terhadap segala upaya
perbaikan secara berkelanjutan dalam rangka mencapai
kebutuhan dan kepuasan pelanggan. Adapun strategi yang
digunakan dalam TQME adalah bahwa pendidikan harus
memposisikan dirinya sebagai institusi industri yang
bergerak dalam bidang jasa, dengan kata lain menjadi
sebuah ”industri jasa”. Yakni sebuah institusi yang harus
memberikan pelayanan sesuai dengan apa ”yang diinginkan
oleh pelanggan atau stakeholder yang dalam konteks
manajemen umum disebut dengan customer”. Sudah
barang tentu bahwa ”jasa” yang diinginkan oleh pelanggan
atau stakeholder adalah sesuatu produk yang bermutu (Ibid.:
5-6). Oleh karena itu, konsep TQME ini dalam
operasionalisasinya harus membutuhkan sistem manajemen
yang mampu memberdayakan suatu institusi pendidikan
melalui optimalisasi semua unsur/sektor secara sinergis agar
lembaga pendidikan itu menjadi lebih bermutu. Yang pada
gilirannya akan diperoleh tindak balik--semacam out
comes--bagi citra lembaga serta input yang lebih besar lagi,
sehingga akan memperoleh kelebihan status dan
keuntungan yang dapat dinikmati oleh lembaga itu sendiri.

Anda mungkin juga menyukai