Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Kurikukulum merupakan salah satu komponen yang sangat menentukan


dalam suatu sistem pendidikan, karena itu kurikulum merupakan alat untuk
mencapai tujuan pendidikan dan sekaligus sebagai pedoman dalam pelaksanaan
pengajaran pada semua jenis dan tingkat pendidikan.

Dalam perspektif Islam, kurikuum pendidikan Islam adalah keseluruhan


upaya dari sekolah berupa perencanaan dan pengaturan mengenai tujuan, isi,
tambahan pelajaran, serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran baik di kelas, di tempat bermain, atau di luar sekolah yang
mengacu pada dasar aqidah Islam, yakni syariat Islam yang terkandung di dalam
alquran dal al-hadits untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

Sebagai calon pendidik agama Islam kita harus mengetahui bagaimana dasar-
dasar dan pengimplementasian kurikulum pendidikan Islam yang sesungguhnya,
oleh karena itu penulis membauat makalah mengenai Kurikulum Pendidikan
Islam.
B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian kurikulum?


2. Apa saja fungsi kurikulum?
3. Apa saja komponen kurikulum?
4. Bagaimana asas dan ciri-ciri kurikulum?
C. Tujuan

Adapun tujuan penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Memehami pengertian kurikulum


2. Mengetahui fungsi serta komponen kurikulum
3. Mengetahui asas dan ciri-ciri kurikulum

1
BAB II
PEMBAHASAN

D. Pengertian Kurikulum

kata kurikulum memiliki banyak arti yang berbeda tergantung dari posisi
seseorang dalam sistem pendidikan. sebagai contoh, seseorang pembuat
kurikulum akan melihatnya sebagai suatu rencana untuk pengalaman kurikulum di
sekolah (yang ideal); seorang guru akan melihatnya sebagai pemerintah atau
orang yang biasanya berada di luar kelas yang mengatakan padanya untuk
mengajar (memperaktekkan); seseorang siswa akan melihatnya sebagai apa yang
harus saya pelajari untuk lulus sekolah atau madrasah (kenyataan) dan orang tua
melihatnya sebagai apa yang sebenarnya telah dipelajari oleh anak saya disekolah
(prestasi) pihak lain mungkin akan melihatnya sebagai buku atau materi untuk
guru dan siswa.

Secara etimologis (bahasa), istilah “curriculum” dinyatakan sebagai istilah


yang berasal dari bahasa latin, yakni curro atau currere dan ula atau ulums yang
diartikan sebagai “racecose” ,yakni lapangan pacuan kuda, jarak tempuh untuk
lombah lari,perlombaan, pacuan balap dan lain lain.1

Secara terminologi kurikulum diartikan sebagai “ sejumlah materi/mata


pelajaran yang harus dikuasai (a course of subjectmatters tobe mastered)”

Sejalan dengan perkembangan zaman. Konsep kurikulum mengalami


perkembangan. Kurikulum tidak diartikan hanya sekedar seperangkat materi yang
harus diberikan atau dikuasai oleh peserta didik, tetapi juga mencakup segalah hal
yang terjadi atau dilakukan dalam proses yang dialami peserta didik dan guru.

Dalam dunia pendidikan, para ahli memiliki pandangan yang beragam


tentang kurikulum. Pengertian kurikulum berkembang sejalan dengan
perkembangan praktik dan teori pendidikan.

1
Syaifuddin Sabda, Model Pengembangan Kurikulum Terintegrasi Saintek dengan Imtaq,
(Banjarmasin: Antasari Press, 2009), hal. 11.

2
Pengertian kurikulum yang ditinjau dari beberapa sudut pandang :

a) Pengertian Kurikulum Secara Tradisional.


Menurut Oemar Hamalik kurikulum menurut pandangan lama adalah :
sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh oleh murid untuk memperoleh
ijazah. Pengertian ini mempunyai implikasi bahwa mata pelajarannya pada
hakekatnya pengalaman masa lampau, tujuanya adalah untuk memperoleh ijazah.2
b) Pengertian kurikulum secara modern :
Menurut saylor J. Gallen & William N. Alexander dalam bukunya
“curriculum planning” menyatakan kurikulum adalah “keseluruhan usaha
sekolah untuk mempegaruhi belajar baik langsung di kelas, dihalaman maupun
diluar sekolah”.3

Menurut S.Nasution kurikulum dapat ditinjau sebagai berikut :


1. Kurikulum dapat dilihat sebagai produk yakni sebagai hasil karya para
pengembang kurikulum, biasanya dalam suatu panitia. Hasilnya di tuangkan
dalam bentuk buku atau pedoman kurikulum, misalnya berisi sejumlah mata
pelajaran yang harus diajarkan.
2. Kurikulum dapat pula dipandang sebagai progam, yakni alat yang dilakuan
oleh sekolah atau madrasah, pertandingan, pramuka, warung sekolah atau
madrasah dan laim lain.
3. Kurikulum dapat pula dipandang sebagai hal-hal yang diharapkan akan
dipelajari siswa, yakni pengetahuan, sikap, keterampilan tertentu.
4. Kurikulum sebagai pengalaman siswa.

Dari beberapa definisi tersebut bisa diambil kesimpulan bahwa kurikulum


merupakan pengalaman peserta didik baik di sekolah atau madrasah maupun di
luar sekolah di bawah bimbingan sekolah.

Adapun sejarah kurikulum di indonesia adalah sebagai berikut:4

2
Oemar Hamalik, Pengembangan Kurikulum Lembaga Pendidikan an Pelatihan Sistem dan
Prosedur, (Bandung: Trigenda Karya, 1993), hal. 23.
3
http://mhadhicahyadi.blogspot.co.id/2014/12/makalah-pengertian-dimensi-fungsi-dan.html.
4
http://www.kumpulan.net/2016/06/pengertian-kurikulum.html

3
 Tahun 1947 – rencana (rencana pelajaran)
 Tahun 1952 – rencana pelajaran terurai
 Tahun 1964 – renthjana pendidikan
 Tahun 1968 – kurikulum 1968
 Tahun 1975 – kurikulum 1975
 Tahun 1984 – kurikulum 1984
 Tahun 1994 – dan kurikulum 1999 – kurikulum 1994 serta seblemen
kurikulum 1999
 Tahun 2004 – kurikulum berbasis kompetisi
 Tahun 2006 – kurikulum satuan pendidikan
 Tahun 2013 – kurikulum 2013
Kurikulum tidak hanya terbatas pada mata pelajaran, tetepi meliputi segala
sesuatu yang dapat mempengaruhi perkembangan peserta didik, dan bisa
menentukan arah atau mengatisipasi sesuatuyang akan terjadi. dengan kata lain
kurikulum haruslah menunjukan kepada apa yang sebenarnya harus dipelajari oleh
peserta didik.

E. Fungsi Kurikulum Dalam Pendidikan Islam.

1) Alat untuk mencapai tujuan dan untuk menempuh harapan manusia yang
sesuai dengan tujuan yang di cita-citakan .
2) Pedoman dan progam yang harus dilakukan oleh subyek dan obyek
pendidikan.
3) Fungsi keseimbangan untuk persiapan jenjang sekolah selanjutnya dan
penyiapan tenaga kerja bagi yang tidak melanjutkan.
4) Setandar dalam penelitian kriteria keberhasilan suatu proses pendidikan, atau
sebagai batasan dari progam kegiatan yang akan dijalankan pada semester
atau pada tingkat pendidiakn tertentu.
Menurut Sutopo dan Soemito sebagaimana diikuti oleh Muhammad Joko
Susilo kurikulum berfungsi:5

5
Harun Asrohal dan Anas Amin Alamsyah, Pengembangan Kurikulum, (Surabaya: Kopertais IV
Press, 2004), hal. 30.

4
a) Kurikulum dalam rangka mencapai tujuan. Bila tujuan pendidikan yang di
ingginkan tidak tercapai orang cenderung meninjau kembali alat yang
digunakan untuk mencapai tujuan tersebut.
b) Bagi siswa kurikulum berfungsi sebagai organisasi belajar yang harus dikusai
dan dikembangkan seirama perkembangan siswa.
c) Bagi guru kurikulum berfungsi.
1) Sebagai pedoman kerja dalam menyusun dan menorganisir pengalaman
belajar siswa.
2) Sebagai alat untuk mengadakan evaluasi berkembangan siswa
3) Sebagai pedoman dalam mengatur kegiatan pendidikan.
d) Bagi kepala sekolah dan pembina sekolah kurikulum berfungsi.
1) Sebagai pedoman dalam melaksanakan fungsi supervisi, yaitu
memperbaiki belajar.
2) Sebagai pedoman untuk supervisi dalam menciptakan situasi untuk
menjunjung situasi belajar.
3) Sebagai pedoman dalam fungsi supervisi untuk membantu guru dalam
memperbaiki situasi belajar.
4) Sebagai pedoman untukmegandakan evaluasi kemajuan belajar mengajar.
e) Bagi orang tua murid, kurikulum berfungsi sebagai panduan untuk membantu
anak.
f) Bagi sekolah pada tingkat di atasnya, kurikulum berfungsi sebagai
pemeliharaan keseimbangan prosen pendidikan dan penyiapan tenaga guru.
g) Bagi masyarakat dan pemakai lulusan sekolah, kurikulum berfungsi dalam
membeikan bantuan guru dalam memperlancar poelaksanaan program
pendidikan yang membutuhkan kerja sama dalam pihak orang tua/masyarakat
untuk menyempurkan program pendidikan di sekolah agar bisa lebih serasi
dengan kebutuhan masyarakat dan dunia kerja.
F. Komponen kurikulum

Komponen-komponen kurikulum pada perinsipnya terdiri dari empat macam


macam komponen yaitu: tujuan, materi, metode dan evaluasi.6

6
Hamid Syarif, Pengembangan Kurikulum, (Pasuruan: Garoeda Buana Indah, 2009), hal. 108.

5
1. Komponen Tujuan

Komponen tujuan adalah komponen kurikulum yang menjadi target atau


sasaran yang mesti dicapai dari melaksanakan suatu kurikulum. Komponen ini
sangat penting, karena melalui tujuan, mareri proses dan evaluasi dapat
dikendalikan untuk kepentingan mencapai tujuan kurikulum dimaksud. Tujuan
kurikulum dapat dispesifisikan kedalam tujuan pembelajaran umum yaitu berupa
tujuan yang dicapai untuk satu semester. Sedangkan tujuan pembelajaran khusus
yang menjadi target setiap kali tatap muka.

Dalam konteks kurikulum berbasis kompetisi tujuan pembelajaran umum


disebut dengan setandar kompetisi dan tujuan pembelajaran khusus disebut
dengan istilah kompetisi dasar.

2. Komponen Isi/materi

Komponen materi adalah komponen didesain untuk mencapai kompenen


tujuan. Yang dimaksud dengan komponen materi adalah bahan-bahan kajian yang
terdiri dari ilmu pengetahua, nilai, pengalaman, dan keterampilan yang
dikembangkan ke dalam proses pembelajaran guna mencapai komponen tujuan.
Siswa belajar dalam bentuk interaksi dengan lingkunganya, lingkungan
orang-orang, alat-alat, dan ide-ide. Tugas utama seorang guru adalah menciptakan
lingkungan tersebut, untuk mendorong siswa melakukan interaksi yang produktif
yang disusun secara logis dan sistematis.

Menurut al-Ghazali sebagaimana dikutip oleh Fathiyah Sulaeman


mengenai isi kurikulum pendidikan Islam secara berurutan, karena kurikulum
yang berurutan sesuai dengan arti penting yang dimiliki masing-masing ilmu
sebagai berikut:7
a) Urutan pertama, al-Qur’an dan as-Sunnah meliputi ilmu agama tafsir, hadits,
dan fiqih.

7
http://soddis.blogspot.co.id/2015/04/ciri-isi-dan-orientasi-kurikulum.html

6
b) Urutan kedua, ilmu-ilmu bahasa (bahasa arab), nahwu, shorof, fiqih lighoh,
karena ilmu ini sebagai alat pengantar ilmu agama. Sebagian besar ilmu
agama diadopsi dari bahasa Arab.
c) Urutan ketiga, ilmu-ilmu yang termasuk kategori wajib kifayah, yaitu ilmu
kedokteran, ilmu hitung dari berbagai kehlian, termasuk ilmu syiasah
(politik).
d) Urutan keempat, ilmu-ilmu budaya seperti syair, sastra, sejarah serta sebagai
cabang filsafat, seperti matematika, logika, sebagai ilmu kedokteran yang
tidak membicarakan persoalan metafisika, ilmu politik dan etika.
3. Komponen Metode
Strategi dan metode merupakan komponen ketiga dalam pengembangan
kurikulum. Komponen ini merupakan komponen yang memiliki peran sangat
penting, sebab berhubungan dengan implementasi kurikulum. Strategi merujuk
pada pendekatan dan metode serta peralatan mengajar yang dihunakan dalam
pengajaran.
Strategi pelaksanaan kurikulum berhubungan dengan bagaimana kurikulum itu
dilaksanakan di sekolah. Krikulum merupakan rencana, ide, harapan, yang harus
diwujudkan secara nyata di sekolah, sehingga mampu mengantarkan anak didik
mencapai tujuan pendidikan. Kurikulum yang baik tidak akan mencapai hasil
yang maksimal, jika pelaksanaannya tidak menghasilkan sesuatu yang baik bagi
anak didik. Komponen strategi pelaksanaan kurikulum meliputi pengajaran,
penilaian, bimbingan dan pengaturan kegiatan sekolah.
4. Komponen Evaluasi
Komponen evaluasi adalah komponen kurikulum yang dapat diperbandingkan
seperti halnya penjaga gawang dalam permainan sepak bola, memfungsikan
evaluasi berarti melakukan seleksi terhadap siapa yang berhak untuk diluluskan
dan siapa yang belumberhak diluluskan, karena itu siswa yang dapat mencapai
targetlah yang berhak untuk diluluskan, sedangkan siswa yang tidak mencapai
target (perilaku yang diharapkan) tidak berhak diluluskan.8
Evaluasi kurikulum sepatutnya dilakukan secara terus menerus. Untuk itu
perlu terlebih dahulu ditetapkan secara jelas apa yang akan dievaluasi, dengan

8
Oemar malik, Kurikulum Pembelajaran (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), hal. 28.

7
menggunakan acuan dan tolak ukur yang jelas pula. Sehubungan dengan rancang
bangun krikulum ini, evaluasi dilakukan untuk mencapai dua sasaran utama,
yaitu:
a) Evaluasi terhadap hasil atau produk kurikulum.
b) Evaluasi terhadap proses kurikulum.

Evaluasi hasil bertujuan untuk menilai sejauh mana keberhasilan kurikulum


dalam mengantarkan siswa mencapai tujuan. Dengan kata lain, evaluasi ini
bertujuan menilai kebrhasilan pencapaian tujuan. Untuk dapat melakukan evaluasi
secara baik, harus dipegang prinsip-prinsip dalam melakukan evaluasi.9

Menurut Hasan Langgulung di dalam bukunya yang berjudul Asas-asas


Pendidikan Islam halaman 303, ada 4 komponen utama kurikulum yaitu:
a. Tujuan-tujuan yang igin dicapai oleh pendidikan itu. Dengan lebih tegas
lagi orang yang bagaimana yang ingin kita bentuk dengan kurikulum
tersebut.
b. Pengetahuan (knowledge), informasi-informasi, data-data, aktifitas-
aktifitas, dan pegalaman-pengalaman dari mana terbentuk kurikulum itu.
Bagian inilah yang disebut mata pelajaran.
c. Metode dan cara-cara mengajar yang dipakai oleh guru0guru untuk
mengajar dan memotivasi murid untuk membawa mereka ke arah yang
dikehendaki oleh kurikulum.
d. Metode dan cara penilaian yang dipergunakan dalam mengukur dan
menilai kurikulum dan hasil roses pendidikan yang direncanakan
kurikulum sebelumnya.
G. Asas Kurikulum Pendidikan Islam

Suatu kurikulum tak terkecuali kurikulum pendidikan Islam harus


mengandung beberapa unsur utama, seperti tujuan, isis mata pelajaran, metode
mengajar dan penilaian. Kesemua unsur tersebut harus tersusun dan mengacu
pada sumber kekuatan yang menjadi landasan dalam pembentukannya. Sumber
kekuatan tersebut dikatakan sebagai asas-asas pembentuk kurikulum pendidikan.

9
Muhammad Ali, Pengembangan Kurikulum di Sekolah (Bandung: PT. Sinar Baru, 2005), hal. 60.

8
Muhammad al Thoumy al Syaibany mengemukakan asas-asas pembentuk
kurikulum sebagai berikut:10

1. Asas religius/agama
Kurikulum pendidikan Islam yang diterapkan berdasarkan nilai-nilai ilahiyah
sehingga dengan adanya dassar ini kurikulum diharapkan dapat menolong peserta
didik untuk membina iman yang kuat, teguh terhadap ajaran gama,berakhlak
mulia da melengkapinya degan ilmu yang bermanfaat di dunia dan akhirat.
Sebagaimana sabda Nabi Muhmmad SAW yang artinya “sesungguhnya aku telah
meninggalkan untuk kamu, yang jika kamu berpegang teguh kepadanya, maka
kamu tidak akan tersesat selama-lamanya yaitu kitabullah dan sunnah nabi-Nya”.
(HR. Hakim).

2. Asas Falsafah
Asas ini memberikan arah tujuan pendidikan Islam. Dengan dasar filosofis
maka kurikulum akan mengandung suatu kebenaran di bidang nilai-nilai sebagai
pandangan hidup yang diyakini sebagai suatu kebenaran.

3. Asas Psikologi
Asas ini mempertimbangkan tahapan kejiwaan peserta didik, yang berkaitan
dengan pekembangan jasmaniah, intelektual, bahasa, emosi dan lain-lain,
sehingga dengan landasan ini kurikulum bisa memberikan peluang belajar bagi
anak-anak dan bagaimana belajar itu berlangsung, serta dalam keadaan bagaimana
anak itu bisa memeberikan hasil yang sebaik-baiknya.

4. Asas Sosiologi
Kurikulum diharapkan turut serta dalam proses kemasyarakatan terhadap
peserta didik, penyesuaian mereka dengan lingkungannya, pengetahuan dan
kemahiran yang akan menambah produktifitas dan keikutsertaan mereka dalam
mebina uamat dan bangsanya.

Selanjutnya perlu ditekankan bahwa satu asas dengan asas lainnya merupakan
suatu kesatuan yang integral sehingga dapat membentuk kurikulum pendidikan

10
Abdul Mujib dan Jusuf Mudzakir, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: Kencana Prenada Media,
2010), hal. 122-123

9
Islam yang terpadu, yaitu kurikulum yang relevan dengan kebutuhan
pengembangan anak didik dalam unsur ketauhidan, keagamaan, pengmbangan
pribadinya sebagai individu dan pengembangannya dalam kehidupan sosial.
H. Ciri Kurikulum Pendidikan Agama Islam
Pada pembahasan ini, akan dikemukakan ciri-ciri kurikulum pendidikan Islam
menurut Omar Muh. Al-Toumy al-Syaibany sebagai berikut:11

1. Mengutamakan tujuan agama dan akhlak dalam berbagai tujuannya,


kandungan, metode, alat, dan teknik yang bercirika ajaraan Islam. Pemberian
materi kepada peserta didik baik di lingkungan sekolah ataupun keluarga
berdasarkan nilai-nilai al-Qur’an dan as-Sunnah.
2. Kurikulum yang mencerminkan semangat, pemikiran dan ajaran-ajaran
kurikulum yang cukup luas isi dan kandungannya. Pengembangan dan
bimbingan dalam segala aspek pribadi baik dari aspek intelektual, psikologis,
sosial dan spiritual.
3. Kurikulum yang memiliki keseimbangan di antara kandungan kurikulum yang
akan digunakan. Keseimbangan ini mencakup manfaat ilmu pengetahuan bagi
perkembangan individual dan perkembangaan sosial.
4. Penataan kurikulum yang menyeluruh dan seimbang (fleksibel) dalam setiap
materi pelajaraan yang diberikan kepada peserta didik. Seperti aktifitas
pendidikan jasmani, pengetahuan teknik, keterampilan, penguasaan bahasa
asing dan ilmu-ilmu yang bermanfaat bagi peserta didik.

Kurikulum disusun berdasarkan kebutuhan, kemampuan, minat dan bakat


peserta didik, karena setiap individu meiliki perbedaan dalam menerima mata
pelajaran yang diberikan pendidik. Oleh karena itu, penyususnan kurikulum
disesuaikan dengan kebutuhan.

Ciri-ciri kurikulum pendidikan Islam menurut al-Syaibany sebagaimana yang


dikutip oleh Anin Nurhayati, dalam bukunya “Kurikulum Inovasi”, dapat
dijabarkan sebagai berikut:

11
http://soddis.blogspot.co.id/2015/04/ciri-isi-dan-orientasi-kurikulum.html. (12 Oktober 2016).

10
a) Kurikulum pendidikan Islam harus mewujudkan tujuan pendidikannya, materi
pelajarannya. Untuk pelajaran agama dan akhlak harus diambil dari al-Qur’an
dan Hadits serta contoh-contoh suri tauladan dari tokoh-tokoh terdahulu yang
baik.
b) Kurikulum pendidikan Islam sangat memperhatikan pengembangan
menyeluruh tentang aspek pribadi siswa, yaitu dari intelektual, psikologis,
sosial dan spiritual. Untuk pengembangan menyeluruh ini, kurikulum harus
dengan tujuan pembinaan pada setiap aspek tersebut. Untuk para peserta didik
harus diajarkan berbagai ilmu pengetahuan.
c) Kurikulum pendidikan Islam harus memperhatikan keseimbangan antara
pribadi dan masyarakat, dunia dan akhirat, jasmani, akal dan rohani manusia.
Keseimbangan itu tentunya bersifat relatif karena tidak dapat diukur secara
objektif.
d) Kurikulum pendidikan Islam juga memperhatikan seni halus, yaitu seni ukir,
pahat, tulis indah, gambar dan sejenisnya. Selain itu harus memperhatikan
pendidikan jasmani, latihan militer, teknik ketrampilan, latihan kejuruan,
pertukangan dan bahasa asing. Semuanya berdasarkan bakat dan minat.
e) Kurikulum Islam juga memperhatikan perbedaan-perbedaan kebudayaan di
tengah masyarakat, baik itu kaitannya dengan kebutuhan dan masalah-masalah
yang dihadapi masyarakat, keluwesan, serta menerima perkembangan dan
perubahan. Kurikulum pendidikan Islam juga memiliki keserasian dengan
kesesuaian perubahan zaman.
Dalam literatur lain, disebutkan bahwa ciri-ciri kurikulum pendidikan Islam
adalah sebagai berikut:
1. Menonjolkan tujuan agama dan akhlak pada berbagai tujuan, kandungan,
metode dan tehniknya yang bercorak agama.
2. Memperhatikan dan membimbing segala pribadi peserta didik baik dari sisi
intelektual, psikoligis, sosial maupun spiritualnya.
3. Memperhatikan keseimbangan berbagai aspek ilmu pengetahuan.
4. Kurikulum yang disusun selalu disesuaikan dengan bakat dan minat peserta
didik.

11
BAB III
PENUTUP

I. Kesimpulan

Dari tahun ke tahun kurikulum akan terus berubah sesuai dengan perubahan
dan perkembangan pemikiran manusia. Namun bagaimana cara mengatasi
perubahan tersebut, hal ini sangat tergantung kepada kecermatan pengembang
kurikulum itu sendiri. Satu hal yang harus dan mesti diperhatikan adalah
bagaimana lembaga pendidikan Islam dapat mengantisipasi masalah ini, tanpa
melupakan esensi ajaran-ajaran agama Islam itu sendiri.
J. Saran

Hendaknya makalah ini bisa dijadikan sebagai salah satu sumber


pembelajaran bagi pembaca. Dan makalah ini bisa bermanfaat bagi banyak pihak,
utamanya bagi penyusun dan pembaca.

12
DAFTAR PUSTAKA

Asrohal, Harun dan Anas Amin Alamsyah, Pengembangan Kurikulum. Surabaya:


KopertaisIV Press, 2014.

Sabda, S. Model Pengembangan Kurikulum Terintegrasi Saintek dengan Imtaq.


Banjarmasin: Antasari Press, 2009.

Dakir. Perencanaan dan Pengembangan Kurikulum. Jakarta: Rineka Cipta, 2004.

Ali, Muhammad. Pengembangan Kurikulum di Sekolah. Bandung: Sinar Baru


Algensindo, 2008.

Arifin, Zainal. Konsep & Model Pengembangan Kurikulum. Bandung: PT.


Remaja Rosdakarya, 2011.

Syarif, Hamid. Pengembangan Kurikulum. Pasuruan: Garoeda Buana Indah,


2009.

Noer, Hery. Ilmu Pendidan Islam. Jakarta: Logos, 1999.

Mujib, Abdul dan Jusuf Mudzakir. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kencana
Prenada Media, 2010.

http://mhadhicahyadi.blogspot.co.id/2014/12/makalah-pengertian-dimensi-fungsi-
dan.html. 12 Oktober 2016.

http://soddis.blogspot.co.id/2015/04/ciri-isi-dan-orientasi-kurikulum.html. 09
Oktober 2016.

Hamalik, Oemar. Pengembangan Kurikulum Lembaga Pendidikan dan Pelatihan


Sistem dan Prosedur. Bandung: Trigenda Karya, 1993.

13

Anda mungkin juga menyukai