PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebagai calon pendidik agama Islam kita harus mengetahui bagaimana dasar-
dasar dan pengimplementasian kurikulum pendidikan Islam yang sesungguhnya,
oleh karena itu penulis membauat makalah mengenai Kurikulum Pendidikan
Islam.
B. Rumusan Masalah
1
BAB II
PEMBAHASAN
D. Pengertian Kurikulum
kata kurikulum memiliki banyak arti yang berbeda tergantung dari posisi
seseorang dalam sistem pendidikan. sebagai contoh, seseorang pembuat
kurikulum akan melihatnya sebagai suatu rencana untuk pengalaman kurikulum di
sekolah (yang ideal); seorang guru akan melihatnya sebagai pemerintah atau
orang yang biasanya berada di luar kelas yang mengatakan padanya untuk
mengajar (memperaktekkan); seseorang siswa akan melihatnya sebagai apa yang
harus saya pelajari untuk lulus sekolah atau madrasah (kenyataan) dan orang tua
melihatnya sebagai apa yang sebenarnya telah dipelajari oleh anak saya disekolah
(prestasi) pihak lain mungkin akan melihatnya sebagai buku atau materi untuk
guru dan siswa.
1
Syaifuddin Sabda, Model Pengembangan Kurikulum Terintegrasi Saintek dengan Imtaq,
(Banjarmasin: Antasari Press, 2009), hal. 11.
2
Pengertian kurikulum yang ditinjau dari beberapa sudut pandang :
2
Oemar Hamalik, Pengembangan Kurikulum Lembaga Pendidikan an Pelatihan Sistem dan
Prosedur, (Bandung: Trigenda Karya, 1993), hal. 23.
3
http://mhadhicahyadi.blogspot.co.id/2014/12/makalah-pengertian-dimensi-fungsi-dan.html.
4
http://www.kumpulan.net/2016/06/pengertian-kurikulum.html
3
Tahun 1947 – rencana (rencana pelajaran)
Tahun 1952 – rencana pelajaran terurai
Tahun 1964 – renthjana pendidikan
Tahun 1968 – kurikulum 1968
Tahun 1975 – kurikulum 1975
Tahun 1984 – kurikulum 1984
Tahun 1994 – dan kurikulum 1999 – kurikulum 1994 serta seblemen
kurikulum 1999
Tahun 2004 – kurikulum berbasis kompetisi
Tahun 2006 – kurikulum satuan pendidikan
Tahun 2013 – kurikulum 2013
Kurikulum tidak hanya terbatas pada mata pelajaran, tetepi meliputi segala
sesuatu yang dapat mempengaruhi perkembangan peserta didik, dan bisa
menentukan arah atau mengatisipasi sesuatuyang akan terjadi. dengan kata lain
kurikulum haruslah menunjukan kepada apa yang sebenarnya harus dipelajari oleh
peserta didik.
1) Alat untuk mencapai tujuan dan untuk menempuh harapan manusia yang
sesuai dengan tujuan yang di cita-citakan .
2) Pedoman dan progam yang harus dilakukan oleh subyek dan obyek
pendidikan.
3) Fungsi keseimbangan untuk persiapan jenjang sekolah selanjutnya dan
penyiapan tenaga kerja bagi yang tidak melanjutkan.
4) Setandar dalam penelitian kriteria keberhasilan suatu proses pendidikan, atau
sebagai batasan dari progam kegiatan yang akan dijalankan pada semester
atau pada tingkat pendidiakn tertentu.
Menurut Sutopo dan Soemito sebagaimana diikuti oleh Muhammad Joko
Susilo kurikulum berfungsi:5
5
Harun Asrohal dan Anas Amin Alamsyah, Pengembangan Kurikulum, (Surabaya: Kopertais IV
Press, 2004), hal. 30.
4
a) Kurikulum dalam rangka mencapai tujuan. Bila tujuan pendidikan yang di
ingginkan tidak tercapai orang cenderung meninjau kembali alat yang
digunakan untuk mencapai tujuan tersebut.
b) Bagi siswa kurikulum berfungsi sebagai organisasi belajar yang harus dikusai
dan dikembangkan seirama perkembangan siswa.
c) Bagi guru kurikulum berfungsi.
1) Sebagai pedoman kerja dalam menyusun dan menorganisir pengalaman
belajar siswa.
2) Sebagai alat untuk mengadakan evaluasi berkembangan siswa
3) Sebagai pedoman dalam mengatur kegiatan pendidikan.
d) Bagi kepala sekolah dan pembina sekolah kurikulum berfungsi.
1) Sebagai pedoman dalam melaksanakan fungsi supervisi, yaitu
memperbaiki belajar.
2) Sebagai pedoman untuk supervisi dalam menciptakan situasi untuk
menjunjung situasi belajar.
3) Sebagai pedoman dalam fungsi supervisi untuk membantu guru dalam
memperbaiki situasi belajar.
4) Sebagai pedoman untukmegandakan evaluasi kemajuan belajar mengajar.
e) Bagi orang tua murid, kurikulum berfungsi sebagai panduan untuk membantu
anak.
f) Bagi sekolah pada tingkat di atasnya, kurikulum berfungsi sebagai
pemeliharaan keseimbangan prosen pendidikan dan penyiapan tenaga guru.
g) Bagi masyarakat dan pemakai lulusan sekolah, kurikulum berfungsi dalam
membeikan bantuan guru dalam memperlancar poelaksanaan program
pendidikan yang membutuhkan kerja sama dalam pihak orang tua/masyarakat
untuk menyempurkan program pendidikan di sekolah agar bisa lebih serasi
dengan kebutuhan masyarakat dan dunia kerja.
F. Komponen kurikulum
6
Hamid Syarif, Pengembangan Kurikulum, (Pasuruan: Garoeda Buana Indah, 2009), hal. 108.
5
1. Komponen Tujuan
2. Komponen Isi/materi
7
http://soddis.blogspot.co.id/2015/04/ciri-isi-dan-orientasi-kurikulum.html
6
b) Urutan kedua, ilmu-ilmu bahasa (bahasa arab), nahwu, shorof, fiqih lighoh,
karena ilmu ini sebagai alat pengantar ilmu agama. Sebagian besar ilmu
agama diadopsi dari bahasa Arab.
c) Urutan ketiga, ilmu-ilmu yang termasuk kategori wajib kifayah, yaitu ilmu
kedokteran, ilmu hitung dari berbagai kehlian, termasuk ilmu syiasah
(politik).
d) Urutan keempat, ilmu-ilmu budaya seperti syair, sastra, sejarah serta sebagai
cabang filsafat, seperti matematika, logika, sebagai ilmu kedokteran yang
tidak membicarakan persoalan metafisika, ilmu politik dan etika.
3. Komponen Metode
Strategi dan metode merupakan komponen ketiga dalam pengembangan
kurikulum. Komponen ini merupakan komponen yang memiliki peran sangat
penting, sebab berhubungan dengan implementasi kurikulum. Strategi merujuk
pada pendekatan dan metode serta peralatan mengajar yang dihunakan dalam
pengajaran.
Strategi pelaksanaan kurikulum berhubungan dengan bagaimana kurikulum itu
dilaksanakan di sekolah. Krikulum merupakan rencana, ide, harapan, yang harus
diwujudkan secara nyata di sekolah, sehingga mampu mengantarkan anak didik
mencapai tujuan pendidikan. Kurikulum yang baik tidak akan mencapai hasil
yang maksimal, jika pelaksanaannya tidak menghasilkan sesuatu yang baik bagi
anak didik. Komponen strategi pelaksanaan kurikulum meliputi pengajaran,
penilaian, bimbingan dan pengaturan kegiatan sekolah.
4. Komponen Evaluasi
Komponen evaluasi adalah komponen kurikulum yang dapat diperbandingkan
seperti halnya penjaga gawang dalam permainan sepak bola, memfungsikan
evaluasi berarti melakukan seleksi terhadap siapa yang berhak untuk diluluskan
dan siapa yang belumberhak diluluskan, karena itu siswa yang dapat mencapai
targetlah yang berhak untuk diluluskan, sedangkan siswa yang tidak mencapai
target (perilaku yang diharapkan) tidak berhak diluluskan.8
Evaluasi kurikulum sepatutnya dilakukan secara terus menerus. Untuk itu
perlu terlebih dahulu ditetapkan secara jelas apa yang akan dievaluasi, dengan
8
Oemar malik, Kurikulum Pembelajaran (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), hal. 28.
7
menggunakan acuan dan tolak ukur yang jelas pula. Sehubungan dengan rancang
bangun krikulum ini, evaluasi dilakukan untuk mencapai dua sasaran utama,
yaitu:
a) Evaluasi terhadap hasil atau produk kurikulum.
b) Evaluasi terhadap proses kurikulum.
9
Muhammad Ali, Pengembangan Kurikulum di Sekolah (Bandung: PT. Sinar Baru, 2005), hal. 60.
8
Muhammad al Thoumy al Syaibany mengemukakan asas-asas pembentuk
kurikulum sebagai berikut:10
1. Asas religius/agama
Kurikulum pendidikan Islam yang diterapkan berdasarkan nilai-nilai ilahiyah
sehingga dengan adanya dassar ini kurikulum diharapkan dapat menolong peserta
didik untuk membina iman yang kuat, teguh terhadap ajaran gama,berakhlak
mulia da melengkapinya degan ilmu yang bermanfaat di dunia dan akhirat.
Sebagaimana sabda Nabi Muhmmad SAW yang artinya “sesungguhnya aku telah
meninggalkan untuk kamu, yang jika kamu berpegang teguh kepadanya, maka
kamu tidak akan tersesat selama-lamanya yaitu kitabullah dan sunnah nabi-Nya”.
(HR. Hakim).
2. Asas Falsafah
Asas ini memberikan arah tujuan pendidikan Islam. Dengan dasar filosofis
maka kurikulum akan mengandung suatu kebenaran di bidang nilai-nilai sebagai
pandangan hidup yang diyakini sebagai suatu kebenaran.
3. Asas Psikologi
Asas ini mempertimbangkan tahapan kejiwaan peserta didik, yang berkaitan
dengan pekembangan jasmaniah, intelektual, bahasa, emosi dan lain-lain,
sehingga dengan landasan ini kurikulum bisa memberikan peluang belajar bagi
anak-anak dan bagaimana belajar itu berlangsung, serta dalam keadaan bagaimana
anak itu bisa memeberikan hasil yang sebaik-baiknya.
4. Asas Sosiologi
Kurikulum diharapkan turut serta dalam proses kemasyarakatan terhadap
peserta didik, penyesuaian mereka dengan lingkungannya, pengetahuan dan
kemahiran yang akan menambah produktifitas dan keikutsertaan mereka dalam
mebina uamat dan bangsanya.
Selanjutnya perlu ditekankan bahwa satu asas dengan asas lainnya merupakan
suatu kesatuan yang integral sehingga dapat membentuk kurikulum pendidikan
10
Abdul Mujib dan Jusuf Mudzakir, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: Kencana Prenada Media,
2010), hal. 122-123
9
Islam yang terpadu, yaitu kurikulum yang relevan dengan kebutuhan
pengembangan anak didik dalam unsur ketauhidan, keagamaan, pengmbangan
pribadinya sebagai individu dan pengembangannya dalam kehidupan sosial.
H. Ciri Kurikulum Pendidikan Agama Islam
Pada pembahasan ini, akan dikemukakan ciri-ciri kurikulum pendidikan Islam
menurut Omar Muh. Al-Toumy al-Syaibany sebagai berikut:11
11
http://soddis.blogspot.co.id/2015/04/ciri-isi-dan-orientasi-kurikulum.html. (12 Oktober 2016).
10
a) Kurikulum pendidikan Islam harus mewujudkan tujuan pendidikannya, materi
pelajarannya. Untuk pelajaran agama dan akhlak harus diambil dari al-Qur’an
dan Hadits serta contoh-contoh suri tauladan dari tokoh-tokoh terdahulu yang
baik.
b) Kurikulum pendidikan Islam sangat memperhatikan pengembangan
menyeluruh tentang aspek pribadi siswa, yaitu dari intelektual, psikologis,
sosial dan spiritual. Untuk pengembangan menyeluruh ini, kurikulum harus
dengan tujuan pembinaan pada setiap aspek tersebut. Untuk para peserta didik
harus diajarkan berbagai ilmu pengetahuan.
c) Kurikulum pendidikan Islam harus memperhatikan keseimbangan antara
pribadi dan masyarakat, dunia dan akhirat, jasmani, akal dan rohani manusia.
Keseimbangan itu tentunya bersifat relatif karena tidak dapat diukur secara
objektif.
d) Kurikulum pendidikan Islam juga memperhatikan seni halus, yaitu seni ukir,
pahat, tulis indah, gambar dan sejenisnya. Selain itu harus memperhatikan
pendidikan jasmani, latihan militer, teknik ketrampilan, latihan kejuruan,
pertukangan dan bahasa asing. Semuanya berdasarkan bakat dan minat.
e) Kurikulum Islam juga memperhatikan perbedaan-perbedaan kebudayaan di
tengah masyarakat, baik itu kaitannya dengan kebutuhan dan masalah-masalah
yang dihadapi masyarakat, keluwesan, serta menerima perkembangan dan
perubahan. Kurikulum pendidikan Islam juga memiliki keserasian dengan
kesesuaian perubahan zaman.
Dalam literatur lain, disebutkan bahwa ciri-ciri kurikulum pendidikan Islam
adalah sebagai berikut:
1. Menonjolkan tujuan agama dan akhlak pada berbagai tujuan, kandungan,
metode dan tehniknya yang bercorak agama.
2. Memperhatikan dan membimbing segala pribadi peserta didik baik dari sisi
intelektual, psikoligis, sosial maupun spiritualnya.
3. Memperhatikan keseimbangan berbagai aspek ilmu pengetahuan.
4. Kurikulum yang disusun selalu disesuaikan dengan bakat dan minat peserta
didik.
11
BAB III
PENUTUP
I. Kesimpulan
Dari tahun ke tahun kurikulum akan terus berubah sesuai dengan perubahan
dan perkembangan pemikiran manusia. Namun bagaimana cara mengatasi
perubahan tersebut, hal ini sangat tergantung kepada kecermatan pengembang
kurikulum itu sendiri. Satu hal yang harus dan mesti diperhatikan adalah
bagaimana lembaga pendidikan Islam dapat mengantisipasi masalah ini, tanpa
melupakan esensi ajaran-ajaran agama Islam itu sendiri.
J. Saran
12
DAFTAR PUSTAKA
Mujib, Abdul dan Jusuf Mudzakir. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kencana
Prenada Media, 2010.
http://mhadhicahyadi.blogspot.co.id/2014/12/makalah-pengertian-dimensi-fungsi-
dan.html. 12 Oktober 2016.
http://soddis.blogspot.co.id/2015/04/ciri-isi-dan-orientasi-kurikulum.html. 09
Oktober 2016.
13