2 ISSN 1979-8911
Abstrak
Elang atau raptor merupakan burung pemangsa yang berperan sebagai predator
dalam suatu ekosistem. Namun ancaman perburuan, perdagangan dan
pemeliharaan terhadap jenis-jenis raptor juga sangat tinggi. Salah satu upaya untuk
menjaga kelestarian populasinya di alam adalah dengan cara konservasi secara in-
situ dan rehabilitasi untuk dikembalikan ke alam (return to the wild). Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui estimasi luasan dan perkembangan daerah
jelajah elang brontokyang dilepasliarkan setelah melewati masa rehabilitasi.
Penelitian ini dilakukan pada tanggal 6 Juni – 3 Juli 2015 di sekitar kawasan
CA/TWA Kamojang Desa Sukakarya Kec. Samarang Garut Jawa Barat, dengan
keadaan cuaca di lapangan pada saat penelitian adalah kemarau. Pengamatan
daerah jelajah dilakukan dengan menggunakan metode Spot-mapping (territory
mapping). Pengolahan data titik-titik perjumpaan dan garis jelajah pada peta
dilakukan dengan menggunakan software QGIS version 2.8.3-Wien dan analisis
data untuk menghitung luasan daerah jelajah dengan minimum polygon dan metode
sel berpetak (grid cells method), dengan ukuran tiap kotak (cell) 100 m x 100 m.
Estimasi luasan daerah jelajah Elang Brontok pasca rehabilitasi adalah sebesar +
740.000 m2 (0,74 km2) dengan 146 titik lokasi perjumpaan (contact point) selama 11
hari perjumpaan (contact time) dan perkembangan daerah jelajah yang teramati
semakin hari semakin meluas, hal ini ditunjukkan dengan jarak titik perjumpaan
terjauh sekitar + 1500 m (1,5 km) dari kandang habituasi.
Kata kunci : Elang Brontok, pasca rehabilitasi, pelepasliaran, perkembangan
daerah jelajah.
123
Edisi Juni 2017 Volume X No. 2 ISSN 1979-8911
124
Edisi Juni 2017 Volume X No. 2 ISSN 1979-8911
Morfologi
Elang Brontok merupakan
elang dari Genus Nisaetus dengan
ukuran yang cukup besar dan tidak
terpaut jauh dengan ukuran Elang
Jawa. Panjang tubuhnya sekitar 70
cm (Ditjen PHKA, 2009) [8].
Memiliki ukuran panjang tubuh
125
Edisi Juni 2017 Volume X No. 2 ISSN 1979-8911
126
Edisi Juni 2017 Volume X No. 2 ISSN 1979-8911
127
Edisi Juni 2017 Volume X No. 2 ISSN 1979-8911
128
Edisi Juni 2017 Volume X No. 2 ISSN 1979-8911
129
Edisi Juni 2017 Volume X No. 2 ISSN 1979-8911
130
Edisi Juni 2017 Volume X No. 2 ISSN 1979-8911
kawasan ini antara lain babi hutan sekitar kawasan CA/TWA Kamojang
131
Edisi Juni 2017 Volume X No. 2 ISSN 1979-8911
musim dilapangan pada saat titik pergerakan elang pada peta area
penelitian adalah musim kemarau pengamatan untuk mengetahui
dan turun hujan hanya satu kali gambaran area yang digunakan untuk
selama pengamatan. daerah jelajah atau teritori elang.
Alat yang digunakan pada Pengolahan data titik-titik
penelitian ini yaitu HT Voxter, perjumpaan dan garis jelajah pada
binocular Nikon Monarch 10x42, peta dilakukan dengan menggunakan
GPS Garmin eTrek 10 dan peta software QGIS version 2.8.3-Wien
kawasan CA/TWA Kamojang. Objek dan analisis data pendugaan luas
penelitian ini yaitu Elang Brontok - daerah jelajah menggunakan
light morph (Nisaetus cirrhatus) minimum polygon. Minimum polygon
yang telah direhabilitasi dan terbentuk dengan menghubungkan
memiliki nilai perilaku yang baik di titik/ lokasi terluar untuk membentuk
Pusat Konservasi Elang Kamojang poligon, dan kemudian menghitung
Garut Jawa Barat. luasan arealnya dengan
Pelaksanaan penelitian menggunakan metode sel berpetak
dimulai dengan melakukan survey (grid cells method). Metode sel
lapangan sekitar kandang habituasi berpetak adalah metode yang sangat
elang yang akan dilepas liarkan dan sederhana untuk menganalisis
mempelajari peta wilayah tersebut. wilayah jelajah. (Prawiradilaga dkk.,
Dari hasil survey didapatkan habitat 2003) [9].
pada umumnya merupakan Pada metode sel berpetak
perkebunan di bagian Barat dan (grid cells method) untuk
Selatan dan hutan Cagar Alam mengetahui luasan daerah jelajah
Kamojang di bagian Timur dan Utara. adalah dengan cara menghitung
Kemudian ditentukan titik-titik banyaknya kotak yang terlewati oleh
pengamatan dan dilakukan garis pergerakan poligon dan
pengamatan langsung (direct kemudian dikalikan dengan luas
research) daerah jelajah pada elang kotak tersebut, sehingga didapatkan
yang telah dilepasliarkan dengan hasil luasan daerah jelajah yang
menggunakan metode Spot-mapping dicari. Ukuran kotak yang digunakan
(territory mapping) (Fuller, 1987) pada analisis daerah jelajah ini, yaitu
[17] yaitu dengan menentukan titik- 100 x 100 m.
132
Edisi Juni 2017 Volume X No. 2 ISSN 1979-8911
Data daerah jelajah pada sel sedikitnya perilaku terbang dan daya
berpetak di hitung dengan jelajahnya lebih kecil atau lebih
menggunakan rumus: rendah bila dibandingkan dengan
elang liar. Namun perlu diketahui,
menurut Afianto (1999) [11] pada
burung-burung pemangsa seperti
Hasil dan diskusi
elang, wilayah jelajah akan selalu
Hasil pengamatan selama 28 berubah luasnya pada periode musim
hari, didapat 11 hari perjumpaan yang berbeda, sehingga tidak dapat
(contact time). Dari data pengamatan disimpulkan bahwa luasan tersebut
langsung didapatkan estimasi luasan merupakan areal jelajah sepanjang
2 2
74 kotak x 10.000 m = 740.000 m hidupnya.
2
(0,74 km ) dengan 146 titik lokasi
perjumpaan (contact point) (Gambar
1).
Estimasi daerah jelajah objek
yang memiliki luas 740.000 m2 (0,74
km2) ini lebih sempit bila
dibandingkan dengan hasil penelitian
penelitian Afianto (1999) [11] yang Gambar 1. Peta Estimasi Luasan
menyebutkan daerah jelajah Elang Daerah Jelajah Seluruh Hari
Jawa (Nisaetus bartelsi) liar Pengamatan.
didapatkan luas
daerah jelajah seluas 3,047 km2 dan Teritori dari objek belum
menurut dapat diketahui, karena menurut
penelitian Widodo (2004) [13] Widodo (2004) [13] dalam
luasan daerah jelajah sebesar 3,06 menentukan lokasi dan luasan areal
2
km , hal ini menunjukan bahwa rata- teritori diperlukan data yang
rata daerah jelajah elang liar adalah 3 memadai mengenai batas-batas areal
2
km . Sedangkan pada hasil penelitian yang dipertahankan dengan lebih
2
ini kurang dari 3 km dikarenakan intensif, yang dapat diketahui dari
elang objek merupakan elang adanya aktifitas pengusiran terhadap
rehabilitan yang kemungkinan individu elang lain (baik yang sejenis
133
Edisi Juni 2017 Volume X No. 2 ISSN 1979-8911
134
Edisi Juni 2017 Volume X No. 2 ISSN 1979-8911
135
Edisi Juni 2017 Volume X No. 2 ISSN 1979-8911
136
Edisi Juni 2017 Volume X No. 2 ISSN 1979-8911
137