Anda di halaman 1dari 35

ANALISIS SIKLON TROPIS KIRRILY

KOMPUTASI METEOROLOGI

Dosen Pengajar: Hasti Amrih Rejeki

Disusun Oleh :

1. Almira Apriliyanti NPT. 11.16.0065


2. Anggi Maritsa Hanif NPT. 11.16.0067
3. Arsyil Majiid Dida H NPT. 11.16.0070
4. Doni Prastio NPT. 11.16.0071
5. Frankie Rizky S NPT. 11.16.0073
6. Lilik Ardiyanto NPT. 11.16.0081
7. M. Alfaridzi NPT. 11.16.0084
8. Ulifa Harisiwi NPT. 11.16.0095

METEOROLOGI 5C

SEKOLAH TINGGI METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA

TANGGERANG SELATAN

2018
I. SIKLON KIRRILY

Gambar 1. Peta Lintasan


Siklon Kirrily

Cyclogenesis dimulai dari tanggal 18 April ketika di wilayah Laut Arafura diketahui
adanya vortex lemah tanpa tanda-tanda aktivitas konvektif yang berarti. Pukul 12 UTC
hari yang sama, dengan kondisi perairan hangat (suhu muka laut ≥28°C) hanya terlihat
beberapa titik konvektif saja di atas wilayah Laut Arafura.12 jam berikutnya analisis angin
3000 feet menunjukkan adanya seruakan massa udara dari arah tenggara mengarah ke
wilayah tersebut dengan kecepatan 20 – 35 knot.

Seruakan inilah yang ditengarai sebagai seruakan pertama pemicu terbentuknya


embrio Kirrily. Hasilnya tampak sebagai cloud cluster dengan beberapa MCS yang
tumbuh pada wilayah ini. Seruakan ini hanya terpantau hingga 6 jam berikutnya. Masukan
massa udara dari tenggara selanjutnya kembali dengan rata-rata kecepatan angin di bawah
18 knot. Cloud cluster dengan titik-titik konveksi kuat dan vortex yang terbentuk bertahan
dalam intensitas stabil lemah sampai kemudian pada tanggal 26 April pukul 12 UTC
terpantau kembali adanya seruakan dari tenggara yang mensuply embrio Kirrily dengan
kecepatan angin 20 – 25 knot.

Pada tanggal 27 April pukul 00.00 kondisi divergen lapisan atas yang bagus dan
vertical wind shear yang lemah membuat pertumbuhan embrio Kirrily semakin cepat.
Hasil analisa data angin pukul 06.00 dari RAMMB CIRA menunjukan kecepatan angin
>34 knot di sebelah Utara, Barat dan Selatan sistem yang merubah status daerah tekanan
rendah ini menjadi badai tropis kategori 1 yang kemudian dinamai Kirrily oleh TCWC
Darwin. Dengan ini Kirrily dinyatakan telah lahir.

Pagi hari tanggal 28 April, Kirrily menunjukan penurunan intensitas seiring


pergerakannya yang ke arah Barat Laut menuju daerah dengan vertical wind shear yang
lebih besar dengan udara yang lebih kering. Citra satelit infra merah menunjukan kondisi
perawanan yang semakin berkurang dimana daerah konveksi hanya terlihat di sebelah
Barat sistem. Gaya Corioli yang semakin kecil juga mendukung pelemahan Kirrily hingga
akhirnya pada pukul 06.00 statusnya berubah menjadi daerah tekanan rendah dengan
kecepatan angin di dekat pusatnya sekitar 30 knots.

Selama masa hidupnya, Kirrily mulanya terbentuk di Laut Arafura sebelah Timur
Kepulauan Tanimbar, bergerak relatif ke timur dan pada tanggal 25 April berbelok relatif
ke barat laut. Mencapai pantai Timur Pulau Aru pada 27 April pukul 06 UTC, depresi
tropis ini berkembang menjadi siklon dan terus bergerak ke barat laut punahnya di
keesokan harinya ketika ia berbelok ke barat daya. Selama itu, Kirrily bergerak cukup
lambat dengan kisaran kecepatan mulai dari 1 hingga 8 knot.

II. ANALISIS SIKLON TROPIS KIRRILY


2. ANGIN PER LAPISAN
2.1 Tanggal 26 April 2009
2.1.1 Jam 00 UTC
Dari peta streamline pada tanggal 26April 2009 Jam 00 UTC pada lapisan 1000 mb
hingga lapisan 500 mb menunjukkan adanya pola aliran angin siklonik dengan kecepatan angin
yang cenderung menguat di wilayah selatan provinsi Papua pada koordinat 4o LU-12o LS dan
125o BT–140o BT. Pada lapisan 1000 mb hingga lapisan 700 mb kecepatan angin berada pada
kisaran 0–15 knots , kemudian pada lapisan 500 mb terjadi perlambatan, kecepatan angin
berada pada kisaran 0 – 12 knots . Pada setiap ketinggian lapisan memiliki kecepatan angin
dan pola aliran siklonik yang berbeda, semakin tinggi lapisan semakin bertambah kecepatan
aliran angin pada lapisan 1000-850 mb dan semakin berkurang kecepatan aliran angin pada
lapisan 700-500 mb. Pola aliran siklonik semakin ke atas semakin tidak terlihat, sedangkan
pada lapisan yang rendah pada ketinggian 1000–850 mb aliran siklonik semakin jelas terlihat.
Kecepatan angin terendah terdapat di bagian tengah pola aliran siklonik sedangkan kecepatan
angin terkuat terdapat pada daerah luar dari pola aliran siklonik. Pola aliran angin siklonik dan
kecepatan angin yang semakin kencang dari lapisan 1000 mb hingga lapisan 850 mb namun
dari ketinggian 850-500 mb kecepatan semakin melambat. Ini mengindikasikan vertical shear
yang rendah berada mulai ketingian 850 mb ke atas. Hal ini menandakan bahwa aktivitas
konvergensi dapat terjadi.

2.2 Tanggal 26 April 2009


2.2.1 Jam 06 UTC
Dari peta streamline pada tanggal 26April 2009 Jam 06 UTC pada lapisan 1000 mb
hingga lapisan 500 mb menunjukkan adanya pola aliran angin siklonik dengan kecepatan angin
yang cenderung menguat di wilayah selatan provinsi Papua pada koordinat 4o LU – 12o LS dan
125o BT – 140o BT. Pada lapisan 1000 mb hingga lapisan 850 mb kecepatan angin berada pada
kisaran 0 – 15 knots , kemudian pada lapisan 700-500 mb terjadi perlambatan, kecepatan angin
berada pada kisaran 0 – 9 knots . Pada setiap ketinggian lapisan memiliki kecepatan angin dan
pola aliran siklonik yang berbeda, semakin tinggi lapisan semakin tinggi kecepatan aliran angin
(1000-850 mb) kemudian mengalami penurunan (700-500 mb), pola aliran siklonik semakin
terlihat pada jam 06 UTC ini, pada lapisan yang rendah pada ketinggian 1000 mb aliran siklonik
kurang jelas terlihat namun semakin ke atas arah sikloniknya semakin terlihat jelas. Kecepatan
angin terendah terdapat di bagian tengah pola aliran siklonik sedangkan kecepatan angin
terkuat terdapat pada daerah luar dari pola aliran siklonik. Pola aliran angin siklonik dan
kecepatan angin yang semakin kencang dari lapisan 1000 mb hingga lapisan 850 mb namun
dari ketinggian 850-500 mb kecepatan semakin melambat. Ini mengindikasikan vertical shear
yang rendah berada mulai ketingian 850 mb ke atas. Hal ini menandakan bahwa aktivitas
konvergensi dapat terjadi.

2.3 Tanggal 26 April 2009


2.3.1 Jam 12 UTC
Dari peta streamline pada tanggal 26April 2009 Jam 12 UTC pada lapisan 1000 mb
hingga lapisan 500 mb menunjukkan adanya pola aliran angin siklonik dengan kecepatan angin
yang cenderung menguat di wilayah selatan provinsi Papua pada koordinat 4o LU – 12o LS dan
125o BT – 140o BT. Pada lapisan 1000 mb hingga lapisan 850 mb kecepatan angin berada pada
kisaran 0 – 24 knots , kemudian pada lapisan 700-500 mb terjadi perlambatan, kecepatan angin
berada pada kisaran 0 – 9 knots . Pada setiap ketinggian lapisan memiliki kecepatan angin dan
pola aliran siklonik yang berbeda, Pola aliran siklonik semakin ke atas semakin tidak terlihat,
sedangkan pada lapisan yang rendah pada ketinggian 1000–850 mb aliran siklonik semakin
jelas terlihat. Kecepatan angin terendah terdapat di bagian tengah pola aliran siklonik
sedangkan kecepatan angin terkuat terdapat pada daerah luar dari pola aliran siklonik. Pola
aliran angin siklonik dan kecepatan angin yang semakin kencang dari lapisan 1000 mb hingga
lapisan 850 mb namun dari ketinggian 850-500 mb kecepatan semakin melambat. Ini
mengindikasikan vertical shear yang rendah berada mulai ketingian 850 mb ke atas. Hal ini
menandakan bahwa aktivitas konvergensi dapat terjadi.

2.4 Tanggal 26 April 2009


2.4.1 Jam 18 UTC
Dari peta streamline pada tanggal 26April 2009 Jam 18 UTC pada lapisan 1000 mb
hingga lapisan 500 mb menunjukkan adanya pola aliran angin siklonik dengan kecepatan angin
yang cenderung menguat di wilayah selatan provinsi Papua pada koordinat 4o LU – 12o LS dan
125o BT – 140o BT. Pada lapisan 1000 mb hingga lapisan 850 mb kecepatan angin berada pada
kisaran 0 – 21 knots , kemudian pada lapisan 700-500 mb terjadi perlambatan, kecepatan angin
berada pada kisaran 0 – 9 knots . Pada setiap ketinggian lapisan memiliki kecepatan angin dan
pola aliran siklonik yang berbeda, semakin tinggi lapisan semakin rendah kecepatan aliran
angin, pada lapisan yang rendah pada ketinggian 1000 mb aliran siklonik kurang jelas terlihat
namun semakin ke atas arah sikloniknya semakin terlihat jelas. Kecepatan angin terendah
terdapat di bagian tengah pola aliran siklonik sedangkan kecepatan angin terkuat terdapat pada
daerah luar dari pola aliran siklonik. Pola aliran angin siklonik dan kecepatan angin yang
semakin kencang dari lapisan 1000 mb hingga lapisan 850 mb namun dari ketinggian 850-500
mb kecepatan semakin melambat. Ini mengindikasikan vertical shear yang rendah berada
mulai ketingian 850 mb ke atas. Hal ini menandakan bahwa aktivitas konvergensi dapat terjadi.

2.5 Tanggal 27 April 2009


2.5.1 Jam 00 UTC
Berdasarkan gambar streamline pada peta diatas, pada lapisan 1000 mb dan 925 mb terlihat
berwarna ungu hingga biru muda yang mengindikasikan bahwa kecepatan angin diwilayah
sekitar siklon berkisar antara 0 – 15 knot. Untuk wilayah pada lapisan 850 mb terlihat kecepatan
mencapai 18 knot, pada lapisan ini kecepatan angin cenderung maksimum. Namun pada
lapisan 700 mb dan 500 mb kecepatan angin sekitar 0- 15 knot. Pada setiap lapisan yakni dari
lapisan 1000 mb hingga 500 mb, pola aliran angin siklonik terlihat cenderung menguat.
Dibuktikan dengan semakin tinggi lapisan ( dari 1000 mb ke 500 mb ) kecepatan angin
cenderung meningkat dan pola garis streamline pada daerah tersebut membentuk pola siklonik
yang semakin tegas.
2.6 Tanggal 27 April 2009
2.6.1 Jam 06 UTC

Berdasarkan gambar streamline pada pukul 06.00 UTC, pada lapisan 1000 mb pola siklonik
tidak terlalu jelas, dengan warna ungu sampai biru muda yang yang mengindikasikan bahwa
kecepatan angin diwilayah sekitar siklon berkisar antara 0 – 15 knot. Untuk wilayah pada
lapisan 850 mb terlihat kecepatan mencapai 18 knot, pada lapisan ini kecepatan angin
cenderung maksimum. Namun pada lapisan 700 mb dan 500 mb kecepatan angin sekitar 0- 15
knot. Pada setiap lapisan yakni dari lapisan 1000 mb hingga 500 mb, pola aliran angin siklonik
terlihat cenderung menguat. Dibuktikan dengan semakin tinggi lapisan ( dari 1000 mb ke 500
mb ) kecepatan angin cenderung meningkat dan pola garis streamline pada daerah tersebut
membentuk pola siklonik yang semakin tegas.

2.7 Tanggal 27 April 2009


2.7.1 Jam 12 UTC
Pada pukul 12.00 UTC, pada sekitar lapisan permukaan yaitu 1000 mb dan 925 mb
kecepatan angina hanya sekitar 0-9 knot dengan pola siklonik cenderung tidak terlalu terlihat,
hanya menyerupai daerah konvergensi terpusat akibat tekanan rendah. Pada lapisan 850 mb
700mb dan 500 mb pola siklon terlihat dengan kecepatan 0-15 knot. Pada masing-masing
lapisan, posisi pusat siklon terlihat pada koordinat yang berbeda-beda, hal ini mungkin terjadi
akibat adanya shear vertical yang dapat mengurangi atau menghentikan pertumbuhan siklon.

2.8 Tanggal 27 April 2009


2.8.1 Jam 18 UTC
Pada pukul 18.00 UTC, pada sekitar lapisan 1000 mb 925 mb dan 850 mb kecepatan
angin hanya 0-15 knot dengan pola siklonik cenderung tidak terlalu terlihat, hanya menyerupai
daerah konvergensi terpusat akibat tekanan rendah. Pada lapisan 700 mb pola siklonik menguat
dengan kecepatan 0-15 knot. Pada lapisan 500 mb kecepatan mencapai maksimum yaitu sekitar
18 knot dengan pola siklonik yang terlihat kuat. Pada lapisan 700 mb, koordinat pusat siklonik
terlihat berbeda dari lapisan lain yaitu lebih bergeser kearah tenggara. Hal ini mengindikasikan
bahwa pada lapisan tersebut terjadi shear vertical terhadap lapisan diatas dan dibawahnya yang
bisa menghambat atau menghentikan pertumbuhan siklon.

2.9 Tanggal 28 April 2009


2.9.1 Jam 00 UTC
Gambar di atas merupakan peta streamline tanggal 28 April 2009 jam 00.00 UTC di
lapisan 1000 mb – 500 mb. Terlihat pola siklonik yang sudah mulai meluruh di laut Arafuru
tepatnya di sekitar wilayah Papua. Pada lapisan 1000 – 850 mb terlihat bahwa sudah tidak
adanya pusat tekanan rendah, bisa dibuktikan pada koordinat 5 o LU – 10o LS dan 120o BT –
155o BT kecepatan angin di pusat siklon berkisar antara 12 – 15 knot dan kecepatan maksimum
di dinding siklon berkisar antara 15 – 20 knot. Hal ini menandakan bahwa kecepatan angin
pada lapisan 1000 mb sudah mulai menguat sehingga tidak menimbulkan adanya aktivitas
konvergensi. Pada lapisan 700 – 500 mb terlihat bahwa pusat tekanan rendah mulai bergeser
ke arah barat daya dengan kecepatan angin yang lebih tinggi dibandingkan saat kejadian siklon
pada hari sebelumnya yaitu terukur berkisar 10 – 15 knot. Hal ini membuktikan bahwa aktivitas
pembentukan siklon tropis Kirrily di Laut Arafuru mulai meluruh.

2.10 Tanggal 28 April 2009


2.10.1 Jam 06 UTC
Gambar di atas merupakan peta streamline tanggal 28 April 2009 jam 06.00 UTC di
lapisan 1000 mb – 500 mb. Terlihat pola siklonik yang sudah mulai meluruh di laut Arafuru
tepatnya di sekitar wilayah Papua. Pada lapisan 1000 – 925 mb terlihat bahwa sudah tidak
adanya pusat tekanan rendah, bisa dibuktikan kecepatan angin di pusat siklon berkisar antara
12 – 15 knots dan kecepatan maksimum di dinding siklon berkisar antara 15 – 20 knots. Hal
ini menandakan bahwa kecepatan angin pada lapisan 1000 – 925 mb sudah mulai menguat
sehingga tidak menimbulkan adanya aktivitas konvergensi. Namun pada lapisan 850 – 700 mb
masih terlihat adanya pusat tekanan rendah namun sedikit bergeser ke arah barat laut dengan
kecepatan angin berkisar 3 – 6 knots dengan kecepatan maksimum disekitarnya berkisar 6 – 9
knots. Hal ini menunjukkan kecepatan angin tidak terlalu rendah jika dibandingkan dengan
kejadian di hari sebelumnya pada jam yang sama. Selanjutnya pada lapisan 500 mb pusat
tekanan rendah bergerak ke arah barat laut pada koordinat 5 o LS 133o BT dengan kecepatan
angin maksimum 12 – 15 knots yang mana hal ini menandakan bahwa pada tanggal 28 April
2009 jam 06.00 UTC aktivitas pembentukan siklon tropis Kirrily di Laut Arafuru mulai
meluruh.
2.11 Tanggal 28 April 2009
2.11.1 Jam 12 UTC

Gambar di atas merupakan peta streamline tanggal 28 April 2009 jam 12.00 UTC di
lapisan 1000 mb – 500 mb. Terlihat pola siklonik yang sudah mulai meluruh di laut Arafuru
tepatnya di sekitar wilayah Papua. Pada lapisan 1000 – 700 mb terlihat bahwa sudah tidak
adanya pusat tekanan rendah, bisa dibuktikan kecepatan angin di pusat siklon berkisar antara
12 – 15 knots dan kecepatan maksimum di dinding siklon berkisar antara 15 – 20 knots. Hal
ini menandakan bahwa kecepatan angin pada lapisan 1000 – 700 mb sudah mulai menguat
sehingga tidak menimbulkan adanya aktivitas konvergensi. Pada lapisan 500 mb pusat tekanan
rendah bergerak ke arah barat laut pada koordinat 5 o LS 133o BT dengan kecepatan angin
maksimum 3 – 9 knots yang mana hal ini menandakan bahwa pada tanggal 28 April 2009 jam
06.00 UTC aktivitas pembentukan siklon tropis Kirrily di Laut Arafuru sedikit melemah namun
kecepatan anginnya lebih rendah daripada kecepatan angin pada jam 06.00 UTC.

2.12 Tanggal 28 April 2009


2.12.1 Jam 18 UTC
Gambar di atas merupakan peta streamline tanggal 28 April 2009 jam 18.00 UTC di
lapisan 1000 mb – 500 mb. Terlihat pola siklonik yang sudah mulai meluruh di laut Arafuru
tepatnya di sekitar wilayah Papua. Pada umunya, di lapisan 1000 – 700 mb terlihat bahwa
adanya pusat tekanan rendah dengan kecepatan angin 3 – 6 knots pada koordinat 4o LS 134o
BT, hal ini menandakan bahwa masih ditemukan adanya aktivitas konvergensi yang
menimbulkan penumpukan massa udara dan uap air. Sedangkan pada lapisan 500 mb adanya
pusat tekanan rendah dengan kecepatan angin 6 – 10 knots dan kecepatan angin maksimum di
sekitarnya sekitar 9 – 12 knots. Hal ini menunjukkan kecepatan angin tidak terlalu rendah jika
dibandingkan dengan kejadian di hari sebelumnya pada jam yang sama dengan aktivitas
konvergensi yang tidak begitu besar jika dibandingkan dengan hari sebelumnya.
3. TRANSPOR UAP AIR
3.1 Lapisan 1000-700 mb
Ketersediaan uap air merupakan salah satu komponen utama dalam pembentukan
awan-awan konvektif untuk menghasilkan hujan. Dengan tingginya suplai uap air pada suatu
wilayah, maka semakin mendukung pertumbuhan awan-awan konvektif pada wilayah terebut.
Pada kejadian siklon tropis Kirrily, uap air bergerak dari selatan Indonesia, sesuai dengan
monsun Aurstralia yang sedang aktif melewati benua maritim Indonesia.
Gambar di atas menunjukkan nilai transpor uap air pada lapisan 1000 – 700 mb pada
kejadian siklon tropis Kirrily yang terjadi di Perairan Arafura. Pada tanggal 26 April jam 00.00
UTC menunjukkan nilai transpor uap air sebesar 200 – 400 kg/ms-1 yang sudah mulai
membentuk pola pusaran di pusat tekanan rendah siklon tropis Kirrily di perairan Arafura.
Transfer uap air dari selatan lokasi tersebut terus naik yang juga didorong oleh aktifnya monsun
Australia. Ini ditunjukkan dengan bertambah luasnya wilayah dengan kenaikan transpor uap
air di sekitar pusat tekanan rendah siklon tropis Kirrily. Pada tanggal 26 April jam 12.00 UTC
transpor uap air meningkat pada sekitar wilayah tersebut yang nilainya hingga menjadi 600
kg/ms-1. Tingginya nilai transpor uap air tersebut tentu mendukung pertumbuhan awan-awan
konvektif sebagai faktor pemicu terjadinya hujan.
3.2 Lapisan 1000-300 mb
Gambar di atas menunjukkan transpor uap air pada lapisan total yaitu 1000 – 300 mb.
Terlihat bahwa transpor uap air berasal dari selatan menuju pusat siklon di Laut Arafura
mengikuti sirkulasi angin monsun Australia yang mulai aktif bergerak. Pada tanggal 26 April
jam 00.00 UTC nilai transpor uap air di sekitar pusat siklon Kirrily mencapai 400 – 800 kg/ms-
1 sedangkan pada daerah pusatnya terbilang lemah yaitu hanya mencapai 100 – 400 kg/ms-1
dan terlihat sudah membentuk pola siklonik. Transpor uap air terus meningkat terhadap waktu
dan mencapai puncaknya pada tanggal 27 April jam 12.00 UTC. Pada gambar tersebut terlihat
bahwa peningkatan transpor uap air di daerah sekitar pusat siklon semakin luas, bahkan pada
hingga mencapai 1400 kg/ms-1 pada dinding siklon tropis Kirrily.
3.3 Lapisan 700-500 mb
Gambar di atas menunjukkan nilai transpor uap air pada lapisan 700 – 500 mb pada
kejadian siklon tropis Kirrily yang terjadi di Perairan Arafura. Saat siklon tropis Kirrily terjadi,
gambar menunjukan pada tanggal 26 April jam 00.00 UTC bahwa mulai adanya transpor uap
air dari selatan yang menandakan mulai adanya aktivitas angin monson Australia yang
bergerak ke BBU. Transpor uap air tersebut, mulai membentuk pola pusaran tekanan rendah
siklon tropis Kirrily serta melewati wilayah Kepulauan Kai dan Kepulauan Aru membawa uap
air 100 – 400 kg/ms-1 sepanjang laut Arafura menuju ke tekanan rendah pusat siklon tropis
Kirrily membentuk pola siklonik yang semakin meluas.

Terlihat luasan wilayah siklon tropis Kirrily bertambah dan terus meluas dengan
cakupan wilayah terluas pada 27 April jam 06.00 UTC. Pada lapisan ini, intensitas dari
transport uap air tidak mengalami kenaikan transpor uap air yang signifikan. Intensitas transpor
uap air disekitar siklon tropis berkisar antara 100 – 600 Kg/ms-1 dengan nilai maksimum
sebesar 600 Kg/ms-1 yang terdapat di sekitar pusat siklon dengan kecepatan angin yang paling
tinggi Pada pusat siklon tropis nilai transpor uap air berkisar antara 100 – 200 Kg/ms-1. Pada
28 April dari jam 00.00 UTC transpor uap air terlihat melemah dan terus bergerak ke arah utara
dari lokasi semula didorong oleh mulai aktifnya monsun Australia.
3.4 Lapisan 500-300 mb
Gambar di atas menunjukkan nilai transpor uap air pada lapisan 500-300 milibar pada
kejadian siklon tropis Kirrily yang terjadi di Perairan Arafura dari tanggal 26-28 april 2009.
Tranpor uap air pada tanggal 26 dilapisan 500-300 mb tertinggi disekitar pusat pusaran angin
saat jam 00UTC dengan rentan 200-400 Kg/ms-1, pada jam berikutnya dengan nilai transpor
uap antara 100-200 Kg/ms-1 transpor uap bergerak melewati Kepulau Kei ke arah timur laut.
Pada tanggal 27 tranpor uap air di sekitar pusaran angin terjadi peningkatan antara 200-400
kg/ms-1, transpor uap dengan rentan 100-200 Kg/ms-1 memiliki cakupan yang semakin luas.
Terlihat pada bagian selatan Pulau Papua jam 18UTC merupakan cakupan paling luas pada
tanggal 27 April 2009. Pada tanggal 28 April 2009 pusat pusaran angin kini berada di utara
Kepulauan Kei dengan nilai transpor uap tertinggi 200-400 kg/ms-1 di semua jam. Pada jam
00UTC merupakan cakupan transpor uap paling luas dengan nilai 100-400 kg/ms-1 yang
seluas Laut Arafura . Terlihat dari tanggal 26 hingga 28 pergerakan dari pusaran angin yang
awalnya berada di laut Arafuru pada tanggal 26, pada tanggal 28 sudah berada di sebelah utara
Kepulauan Kei, perpindahan pusaran angin yang sangat signifikan terjadi pada tanggal 27 April
2009.
4. TEKANAN PERMUKAAN LAUT
4.1 Tanggal 26 April 2009 Jam 00, 06, 12, 18 UTC

MEAN SEA LEVEL PRESSURE (MSLP) TANGGAL 26 APRIL 2009

(a) (b)

(c) (d)

Gambar 1. 1 Pola MSLP siklon tropis Kirrily (kotak hitam) (a) Tanggal 26 April 2009 jam 00
UTC (b) Tanggal 26 April 2009 jam 06 UTC (c) Tanggal 26 April 2009 jam 12 UTC (d) Tanggal
26 April 2009 jam 18 UTC

Dari keempat gambar re-analisis diatas dapat diketahui bahwa pada tanggal 26 April
2009 pukul 00 UTC terlihat tekanan di Laut Arafuru berkisar antara 1011 mb hingga 1012 mb,
6 jam kemudian yaitu pukul 06 UTC terjadi penurunan tekanan di wilayah pembentukan siklon
tropis yaitu berkisar antara 1008 mb hingga 1009 mb. Selanjutnya pada pukul 12.00 UTC
terjadi kenaikan nilai tekanan menjadi 1011 mb, dan menurun 6 jam kemudian (pukul 18.00
UTC) yaitu menjadi 1009 mb.
Berdasarkan hasil analisis diatas, dapat diketahui bahwa tekanan permukaan laut
pada tanggal 26 April 2009 (H-1 Siklon Tropis Kirrily) dari jam 00 UTC hingga 18 UTC sudah
mulai menunjukkan adanya pola penurunan tekanan di sekitar laut Arafuru.

4.2 Tanggal 27April 2009 Jam 00, 06, 12, 18 UTC

MEAN SEA LEVEL PRESSURE (MSLP) TANGGAL 27 APRIL 2009

(a) (b)

(c) (d)
Gambar 1. 2 Pola MSLP siklon tropis Kirrily (kotak hitam) (a) Tanggal 27 April 2009 jam 00
UTC (b) Tanggal 27 April 2009 jam 06 UTC (c) Tanggal 27 April 2009 jam 12 UTC (d) Tanggal
27 April 2009 jam 18 UTC

Dari keempat gambar re-analisis diatas dapat diketahui bahwa pada tanggal 27 April
2009 pukul 00 UTC terlihat tekanan di Laut Arafuru berkisar 1012 mb, ini menunjukan bahwa
dari data tersebut, tekanan udara permukaan laut di sekitar Laut Arafuru kembali mengalami
kenaikan tekanan setelah tanggal 26 April kemarin , 6 jam kemudian (pukul 06 UTC) terjadi
penurunan tekanan kembali di wilayah pembentukan siklon tropis yaitu 1009 mb. Pada pukul
12 UTC terjadi kenaikan nilai tekanan yaitu berkisar antara 1011 hingga 1012 mb, hingga pada
pukul 18 UTC tekanan menurun menjadi 1010 mb.
Berdasarkan hasil analisis diatas, dapat diketahui bahwa pada tanggal 27 April 2009
(hari H Siklon Tropis Kirrily) dari jam 00 UTC hingga 18 UTC masih belum terdapat pola
penurunan tekanan yang sangat signifikan (pola penurunan tekanan pada hari H siklon Kirrily
nya mirip dengan pola penurunan tekanan pada hari sebelumnya ). Adapun tekanan terendah
yang terjadi pada tanggal tersebut yaitu 1009 mb pada pukul 06 UTC. Kemudian dari hasil
gambar analisis juga tidak terlihat adanya pola gradient tekanan rendah tertutup yang
menandakan terjadinya Siklon Tropis. Walaupun hasil keluaran dari model ECMWF pada hari
H siklon tropis Kirrily masih belum mampu memperlihatkan pola gradient tekanan rendah
tertutup dan mengeluarkan nilai tekanan dibawah 1000 mb, namun cukup mewakili keadaan
pola penurunan tekanan di wilayah siklon tropis Kirrily.

4.3 Tanggal 28 April 2009 Jam 00, 06, 12, 18 UTC

MEAN SEA LEVEL PRESSURE (MSLP) TANGGAL 28 APRIL 2009

(a) (b)

(c) (d)

Gambar 1. 3 Pola MSLP siklon tropis Kirrily (kotak hitam) (a) Tanggal 28 April 2009 jam 00
UTC (b) Tanggal 28 April 2009 jam 06 UTC (c) Tanggal 28 April 2009 jam 12 UTC (d) Tanggal
28 April 2009 jam 18 UTC
Dari keempat gambar re-analisis diatas dapat diketahui bahwa pada tanggal 28 April
2009 pukul 00 UTC terlihat tekanan di Laut Arafuru mencapai 1012 mb, 6 jam kemudian
(pukul 06 UTC) terjadi penurunan tekanan kembali di wilayah pembentukan siklon tropis yaitu
1009 mb. Dan pada pukul 12 UTC terjadi kenaikan nilai tekanan yaitu menjadi 1011 mb ,
hingga pada pukul 18 UTC tekanan menurun menjadi 1010 mb.

Berdasarkan hasil analisis diatas, dapat diketahui bahwa pada tanggal 28 April 2009
dari tanggal 00 UTC hingga 18 UTC yaitu hari H+1 siklon Kirrily masih tidak terdapat nilai
tekanan dibawah 1000 mb. Pola penurunan tekanannya pun masih sama seperti hari H-1 dan
hari H kejadian siklon Kirrily. Adapun tekanan terendah yaitu 1009 mb pada pukul 06 UTC.
Walaupun hasil keluaran dari model ECMWF pada hari H siklon tropis Kirrily masih belum
mampu mengeluarkan nilai tekanan dibawah 1000 mb, namun cukup mewakili keadaan pola
penurunan tekanan di wilayah siklon tropis Kirrily.

4.4 Peta Streamline Tekanan BoM tanggal 26, 27, dan 28 April 2009 Jam 00 UTC

(a) (b)

(c)

Gambar 4. 1 Nilai MSLP siklon tropis Kirrily (kotak merah) (a) Tanggal 26 April 2009 jam 00
UTC (b) Tanggal 27 April 2009 jam 00 UTC (c) Tanggal 28 April 2009
Berdasarkan pola streamline tekanan BoM yang diambil dari data MSLP didapatlah
informasi sebagai berikut:

• Pada tanggal 26 April 2009 pada pukul 00 UTC terlihat adannya tekanan rendah di
perairan Laut Arafuru yaitu 1005 hPa.
• Pada tanggal 27 April 2009 pada pukul 00 UTC terlihat adannya tekanan rendah di
perairan Laut Arafuru yaitu mencapai 1002 hPa.
• Pada tanggal 28 April 2009 pada pukul 00 UTC terlihat adannya Siklon Tropis
Kirrily yang memiliki tekanan rendah hingga 999 hPa dam kecepatan angin 85 knot
di perairan Laut Arafuru.

Dari informasi BoM tersebut, dapat dilihat bahwa tekanan permukaan laut pada saat
kejadian Siklon Tropis Kirrily menunjukkan penurunan nilai tekanan secara signifikan.
Dimulai dari tanggal 26 April 2009 jam 00 UTC daerah perairan Laut Arafuru telah memiliki
tekanan rendah sebesar 1005 hPa, kemudian esok harinya tanggal 27 April 2009 jam 00 UTC
kembali mengalami penurunan tekanan menjadi 1002 hPa dan terakhir pada tanggal 28 April
2009 jam 00 UTC telah dinyatakan bahwa terdapat Siklon Tropis Kirrily dengan tekanan
disekitar siklon yaitu 999 hPa. Penurunan nilai tekanan secara drastis akan mengakibatkan
massa udara bergerak ke pusat tekanan rendah dengan kecepatan yang cukup kuat. Hal ini akan
mengganggu kondisi atmosfer di wilayah Laut Arafuru tempat siklon tropis Kirrily terbentuk.
5. SUHU PERMUKAAN LAUT
5.1 Tanggal 26 April 2009 Jam 00, 06, 12, 18 UTC

Berdasarkan Peta SST diatas menunjukan bahwa Siklon Kirrily yang berada di perairan Selatan
Papua memiliki SST yang cukup tinggi berkisar antara 28.5°C-30°C dengan pola yang
melingkar. Pada jam 00 UTC dapat dilihat suhu mata mata siklon sekitar 28.5°C-29°C dan
29°C-29.5°C untuk daerah di sekitar mata siklon (dinding). Kemudian di sekitar dinding siklon
memliki suhu berkisar antara 29.5°C-30°C. Pada jam 06, 12, 18 UTC memiliki pola dan suhu
yang sama, namun jika di bandingkan dengan jam 00 UTC akan terlihat perbedaannya. Pada
jam 06, 12, 18 UTC pola lingkaran pada mata siklon lebih kecil dan pola dindingnya sudah
tidak membentuk lingkaran sempurna dan terlihat lebih meluas. Hal ini menunjukan bahwa
adanya peningkatan energi yang di tandai dengan meluasnya pola suhu pada dinding siklon
dengan suhu berkisar antara 29°C-29.5°C.
5.2 Tanggal 27 April 2009 Jam 00, 06, 12, 18 UTC

Berdasarkan Peta SST diatas menunjukan bahwa Siklon Kirrily yang berada di perairan Selatan
Papua memiliki SST yang cukup tinggi berkisar antara 28.5°C-30°C dengan pola yang
melingkar. Pada jam 00 UTC dapat dilihat suhu mata mata siklon sekitar 28.5°C-29°C dan
29°C-29.5°C untuk daerah di sekitar mata siklon (dinding). Kemudian di sekitar dinding siklon
memliki suhu berkisar antara 29.5°C-30°C. Namun pada tanggal 27 April ini mata siklon
terlihat lebih kecil dan daerah di sekitar mata siklon juga terlihat lebih luas daripada tanggal 26
April. Pada jam 06, 12, 18 UTC memiliki pola dan suhu yang sama, namun jika di bandingkan
dengan jam 00 UTC akan terlihat perbedaannya. Pada jam 06, 12, 18 UTC pola lingkaran pada
mata siklon lebih kecil lagi dan terlihat lebih meluas. Hal ini menunjukan bahwa adanya
peningkatan energi yang di tandai dengan meluasnya pola suhu pada dinding siklon dengan
suhu berkisar antara 29°C-29.5°C. Tingginya suhu muka laut ini, mempengaruhi proses
penguapan yang merupakan indikasi adanya panas laten yang cukup tinggi. Panas laten ini
memiliki energi yang besar untuk membentuk sebuah sistem konvektif kuat seperti siklon
tropis. Pada tanggal 27 April merupakan puncak terjadinya siklon.
5.3 Tanggal 28 April 2009 Jam 00, 06, 12, 18 UTC

Berdasarkan Peta SST diatas menunjukan bahwa Siklon Kirrily yang berada di perairan Selatan
Papua memiliki SST yang cukup tinggi berkisar antara 28.5°C-30°C dengan pola yang
melingkar. Pada jam 00 UTC dapat dilihat suhu mata mata siklon sekitar 28.5°C-29°C dan
29°C-29.5°C untuk daerah di sekitar mata siklon (dinding). Kemudian di sekitar dinding siklon
memliki suhu berkisar antara 29.5°C-30°C. Pada tanggal 28 April ini pola siklonnya cenderung
sama dengan pola siklon pada tanggal 27 April jam 06, 12, 18 UTC. Pada tanggal 28 April jam
06, 12, 18 UTC memiliki pola dan suhu yang sama, namun jika di bandingkan dengan jam 00
UTC akan terlihat perbedaannya. Pada jam 06, 12, 18 UTC pola lingkaran pada mata siklon
lebih besar dan terlihat lebih mengecil. Hal ini menunjukan bahwa adanya penurunan energi
yang di tandai dengan mengecilnya pola suhu pada dinding siklon dengan ini pada tanggal 28
April ini pola siklon mulai meluruh.
III. KESIMPULAN

3.1 Keadaan dinamika atmosfer yang terjadi di wilayah pembentukan siklon tropis
Kirrily, dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti angin gradient hingga 27 knot,
vertical shear yang kecil. Selain itu, suhu permukaan laut berkisar antara 29 oC – 30
o
C serta didukung adanya daerah tekanan rendah membuat siklon tropis mudah
terbentuk di wilayah tersebut.

3.2 Siklon tropis Kirrily yang terjadi di Laut Arafura juga mempengaruhi pergerakan
transpor uap air di sekitranya. Transpor uap air siklon tropis Kirrily berkisar antara
600 – 1400 Kg/ms-1 dengan pergerakan dari selatan ke utara mengkuti pola angin
monsun Australia yang mulai aktif. Transpor uap air maksimum pada siklon tropis
Kirrily, terjadi pada wilayah siklon dengan kecepatan angin yang paling tinggi, yaitu
berasal dari selatan pusat siklon Kirrliy. Hal ini menyebabkan wilayah yang dilalui
transpor uap tinggi berpotensi terbentuk awan –awan konvektif. Wilayah tersebut
antara Kepulauan Aro dan Kai yang berada di Laut Arafura.

Anda mungkin juga menyukai