KOMPUTASI METEOROLOGI
Disusun Oleh :
METEOROLOGI 5C
TANGGERANG SELATAN
2018
I. SIKLON KIRRILY
Cyclogenesis dimulai dari tanggal 18 April ketika di wilayah Laut Arafura diketahui
adanya vortex lemah tanpa tanda-tanda aktivitas konvektif yang berarti. Pukul 12 UTC
hari yang sama, dengan kondisi perairan hangat (suhu muka laut ≥28°C) hanya terlihat
beberapa titik konvektif saja di atas wilayah Laut Arafura.12 jam berikutnya analisis angin
3000 feet menunjukkan adanya seruakan massa udara dari arah tenggara mengarah ke
wilayah tersebut dengan kecepatan 20 – 35 knot.
Pada tanggal 27 April pukul 00.00 kondisi divergen lapisan atas yang bagus dan
vertical wind shear yang lemah membuat pertumbuhan embrio Kirrily semakin cepat.
Hasil analisa data angin pukul 06.00 dari RAMMB CIRA menunjukan kecepatan angin
>34 knot di sebelah Utara, Barat dan Selatan sistem yang merubah status daerah tekanan
rendah ini menjadi badai tropis kategori 1 yang kemudian dinamai Kirrily oleh TCWC
Darwin. Dengan ini Kirrily dinyatakan telah lahir.
Selama masa hidupnya, Kirrily mulanya terbentuk di Laut Arafura sebelah Timur
Kepulauan Tanimbar, bergerak relatif ke timur dan pada tanggal 25 April berbelok relatif
ke barat laut. Mencapai pantai Timur Pulau Aru pada 27 April pukul 06 UTC, depresi
tropis ini berkembang menjadi siklon dan terus bergerak ke barat laut punahnya di
keesokan harinya ketika ia berbelok ke barat daya. Selama itu, Kirrily bergerak cukup
lambat dengan kisaran kecepatan mulai dari 1 hingga 8 knot.
Berdasarkan gambar streamline pada pukul 06.00 UTC, pada lapisan 1000 mb pola siklonik
tidak terlalu jelas, dengan warna ungu sampai biru muda yang yang mengindikasikan bahwa
kecepatan angin diwilayah sekitar siklon berkisar antara 0 – 15 knot. Untuk wilayah pada
lapisan 850 mb terlihat kecepatan mencapai 18 knot, pada lapisan ini kecepatan angin
cenderung maksimum. Namun pada lapisan 700 mb dan 500 mb kecepatan angin sekitar 0- 15
knot. Pada setiap lapisan yakni dari lapisan 1000 mb hingga 500 mb, pola aliran angin siklonik
terlihat cenderung menguat. Dibuktikan dengan semakin tinggi lapisan ( dari 1000 mb ke 500
mb ) kecepatan angin cenderung meningkat dan pola garis streamline pada daerah tersebut
membentuk pola siklonik yang semakin tegas.
Gambar di atas merupakan peta streamline tanggal 28 April 2009 jam 12.00 UTC di
lapisan 1000 mb – 500 mb. Terlihat pola siklonik yang sudah mulai meluruh di laut Arafuru
tepatnya di sekitar wilayah Papua. Pada lapisan 1000 – 700 mb terlihat bahwa sudah tidak
adanya pusat tekanan rendah, bisa dibuktikan kecepatan angin di pusat siklon berkisar antara
12 – 15 knots dan kecepatan maksimum di dinding siklon berkisar antara 15 – 20 knots. Hal
ini menandakan bahwa kecepatan angin pada lapisan 1000 – 700 mb sudah mulai menguat
sehingga tidak menimbulkan adanya aktivitas konvergensi. Pada lapisan 500 mb pusat tekanan
rendah bergerak ke arah barat laut pada koordinat 5 o LS 133o BT dengan kecepatan angin
maksimum 3 – 9 knots yang mana hal ini menandakan bahwa pada tanggal 28 April 2009 jam
06.00 UTC aktivitas pembentukan siklon tropis Kirrily di Laut Arafuru sedikit melemah namun
kecepatan anginnya lebih rendah daripada kecepatan angin pada jam 06.00 UTC.
Terlihat luasan wilayah siklon tropis Kirrily bertambah dan terus meluas dengan
cakupan wilayah terluas pada 27 April jam 06.00 UTC. Pada lapisan ini, intensitas dari
transport uap air tidak mengalami kenaikan transpor uap air yang signifikan. Intensitas transpor
uap air disekitar siklon tropis berkisar antara 100 – 600 Kg/ms-1 dengan nilai maksimum
sebesar 600 Kg/ms-1 yang terdapat di sekitar pusat siklon dengan kecepatan angin yang paling
tinggi Pada pusat siklon tropis nilai transpor uap air berkisar antara 100 – 200 Kg/ms-1. Pada
28 April dari jam 00.00 UTC transpor uap air terlihat melemah dan terus bergerak ke arah utara
dari lokasi semula didorong oleh mulai aktifnya monsun Australia.
3.4 Lapisan 500-300 mb
Gambar di atas menunjukkan nilai transpor uap air pada lapisan 500-300 milibar pada
kejadian siklon tropis Kirrily yang terjadi di Perairan Arafura dari tanggal 26-28 april 2009.
Tranpor uap air pada tanggal 26 dilapisan 500-300 mb tertinggi disekitar pusat pusaran angin
saat jam 00UTC dengan rentan 200-400 Kg/ms-1, pada jam berikutnya dengan nilai transpor
uap antara 100-200 Kg/ms-1 transpor uap bergerak melewati Kepulau Kei ke arah timur laut.
Pada tanggal 27 tranpor uap air di sekitar pusaran angin terjadi peningkatan antara 200-400
kg/ms-1, transpor uap dengan rentan 100-200 Kg/ms-1 memiliki cakupan yang semakin luas.
Terlihat pada bagian selatan Pulau Papua jam 18UTC merupakan cakupan paling luas pada
tanggal 27 April 2009. Pada tanggal 28 April 2009 pusat pusaran angin kini berada di utara
Kepulauan Kei dengan nilai transpor uap tertinggi 200-400 kg/ms-1 di semua jam. Pada jam
00UTC merupakan cakupan transpor uap paling luas dengan nilai 100-400 kg/ms-1 yang
seluas Laut Arafura . Terlihat dari tanggal 26 hingga 28 pergerakan dari pusaran angin yang
awalnya berada di laut Arafuru pada tanggal 26, pada tanggal 28 sudah berada di sebelah utara
Kepulauan Kei, perpindahan pusaran angin yang sangat signifikan terjadi pada tanggal 27 April
2009.
4. TEKANAN PERMUKAAN LAUT
4.1 Tanggal 26 April 2009 Jam 00, 06, 12, 18 UTC
(a) (b)
(c) (d)
Gambar 1. 1 Pola MSLP siklon tropis Kirrily (kotak hitam) (a) Tanggal 26 April 2009 jam 00
UTC (b) Tanggal 26 April 2009 jam 06 UTC (c) Tanggal 26 April 2009 jam 12 UTC (d) Tanggal
26 April 2009 jam 18 UTC
Dari keempat gambar re-analisis diatas dapat diketahui bahwa pada tanggal 26 April
2009 pukul 00 UTC terlihat tekanan di Laut Arafuru berkisar antara 1011 mb hingga 1012 mb,
6 jam kemudian yaitu pukul 06 UTC terjadi penurunan tekanan di wilayah pembentukan siklon
tropis yaitu berkisar antara 1008 mb hingga 1009 mb. Selanjutnya pada pukul 12.00 UTC
terjadi kenaikan nilai tekanan menjadi 1011 mb, dan menurun 6 jam kemudian (pukul 18.00
UTC) yaitu menjadi 1009 mb.
Berdasarkan hasil analisis diatas, dapat diketahui bahwa tekanan permukaan laut
pada tanggal 26 April 2009 (H-1 Siklon Tropis Kirrily) dari jam 00 UTC hingga 18 UTC sudah
mulai menunjukkan adanya pola penurunan tekanan di sekitar laut Arafuru.
(a) (b)
(c) (d)
Gambar 1. 2 Pola MSLP siklon tropis Kirrily (kotak hitam) (a) Tanggal 27 April 2009 jam 00
UTC (b) Tanggal 27 April 2009 jam 06 UTC (c) Tanggal 27 April 2009 jam 12 UTC (d) Tanggal
27 April 2009 jam 18 UTC
Dari keempat gambar re-analisis diatas dapat diketahui bahwa pada tanggal 27 April
2009 pukul 00 UTC terlihat tekanan di Laut Arafuru berkisar 1012 mb, ini menunjukan bahwa
dari data tersebut, tekanan udara permukaan laut di sekitar Laut Arafuru kembali mengalami
kenaikan tekanan setelah tanggal 26 April kemarin , 6 jam kemudian (pukul 06 UTC) terjadi
penurunan tekanan kembali di wilayah pembentukan siklon tropis yaitu 1009 mb. Pada pukul
12 UTC terjadi kenaikan nilai tekanan yaitu berkisar antara 1011 hingga 1012 mb, hingga pada
pukul 18 UTC tekanan menurun menjadi 1010 mb.
Berdasarkan hasil analisis diatas, dapat diketahui bahwa pada tanggal 27 April 2009
(hari H Siklon Tropis Kirrily) dari jam 00 UTC hingga 18 UTC masih belum terdapat pola
penurunan tekanan yang sangat signifikan (pola penurunan tekanan pada hari H siklon Kirrily
nya mirip dengan pola penurunan tekanan pada hari sebelumnya ). Adapun tekanan terendah
yang terjadi pada tanggal tersebut yaitu 1009 mb pada pukul 06 UTC. Kemudian dari hasil
gambar analisis juga tidak terlihat adanya pola gradient tekanan rendah tertutup yang
menandakan terjadinya Siklon Tropis. Walaupun hasil keluaran dari model ECMWF pada hari
H siklon tropis Kirrily masih belum mampu memperlihatkan pola gradient tekanan rendah
tertutup dan mengeluarkan nilai tekanan dibawah 1000 mb, namun cukup mewakili keadaan
pola penurunan tekanan di wilayah siklon tropis Kirrily.
(a) (b)
(c) (d)
Gambar 1. 3 Pola MSLP siklon tropis Kirrily (kotak hitam) (a) Tanggal 28 April 2009 jam 00
UTC (b) Tanggal 28 April 2009 jam 06 UTC (c) Tanggal 28 April 2009 jam 12 UTC (d) Tanggal
28 April 2009 jam 18 UTC
Dari keempat gambar re-analisis diatas dapat diketahui bahwa pada tanggal 28 April
2009 pukul 00 UTC terlihat tekanan di Laut Arafuru mencapai 1012 mb, 6 jam kemudian
(pukul 06 UTC) terjadi penurunan tekanan kembali di wilayah pembentukan siklon tropis yaitu
1009 mb. Dan pada pukul 12 UTC terjadi kenaikan nilai tekanan yaitu menjadi 1011 mb ,
hingga pada pukul 18 UTC tekanan menurun menjadi 1010 mb.
Berdasarkan hasil analisis diatas, dapat diketahui bahwa pada tanggal 28 April 2009
dari tanggal 00 UTC hingga 18 UTC yaitu hari H+1 siklon Kirrily masih tidak terdapat nilai
tekanan dibawah 1000 mb. Pola penurunan tekanannya pun masih sama seperti hari H-1 dan
hari H kejadian siklon Kirrily. Adapun tekanan terendah yaitu 1009 mb pada pukul 06 UTC.
Walaupun hasil keluaran dari model ECMWF pada hari H siklon tropis Kirrily masih belum
mampu mengeluarkan nilai tekanan dibawah 1000 mb, namun cukup mewakili keadaan pola
penurunan tekanan di wilayah siklon tropis Kirrily.
4.4 Peta Streamline Tekanan BoM tanggal 26, 27, dan 28 April 2009 Jam 00 UTC
(a) (b)
(c)
Gambar 4. 1 Nilai MSLP siklon tropis Kirrily (kotak merah) (a) Tanggal 26 April 2009 jam 00
UTC (b) Tanggal 27 April 2009 jam 00 UTC (c) Tanggal 28 April 2009
Berdasarkan pola streamline tekanan BoM yang diambil dari data MSLP didapatlah
informasi sebagai berikut:
• Pada tanggal 26 April 2009 pada pukul 00 UTC terlihat adannya tekanan rendah di
perairan Laut Arafuru yaitu 1005 hPa.
• Pada tanggal 27 April 2009 pada pukul 00 UTC terlihat adannya tekanan rendah di
perairan Laut Arafuru yaitu mencapai 1002 hPa.
• Pada tanggal 28 April 2009 pada pukul 00 UTC terlihat adannya Siklon Tropis
Kirrily yang memiliki tekanan rendah hingga 999 hPa dam kecepatan angin 85 knot
di perairan Laut Arafuru.
Dari informasi BoM tersebut, dapat dilihat bahwa tekanan permukaan laut pada saat
kejadian Siklon Tropis Kirrily menunjukkan penurunan nilai tekanan secara signifikan.
Dimulai dari tanggal 26 April 2009 jam 00 UTC daerah perairan Laut Arafuru telah memiliki
tekanan rendah sebesar 1005 hPa, kemudian esok harinya tanggal 27 April 2009 jam 00 UTC
kembali mengalami penurunan tekanan menjadi 1002 hPa dan terakhir pada tanggal 28 April
2009 jam 00 UTC telah dinyatakan bahwa terdapat Siklon Tropis Kirrily dengan tekanan
disekitar siklon yaitu 999 hPa. Penurunan nilai tekanan secara drastis akan mengakibatkan
massa udara bergerak ke pusat tekanan rendah dengan kecepatan yang cukup kuat. Hal ini akan
mengganggu kondisi atmosfer di wilayah Laut Arafuru tempat siklon tropis Kirrily terbentuk.
5. SUHU PERMUKAAN LAUT
5.1 Tanggal 26 April 2009 Jam 00, 06, 12, 18 UTC
Berdasarkan Peta SST diatas menunjukan bahwa Siklon Kirrily yang berada di perairan Selatan
Papua memiliki SST yang cukup tinggi berkisar antara 28.5°C-30°C dengan pola yang
melingkar. Pada jam 00 UTC dapat dilihat suhu mata mata siklon sekitar 28.5°C-29°C dan
29°C-29.5°C untuk daerah di sekitar mata siklon (dinding). Kemudian di sekitar dinding siklon
memliki suhu berkisar antara 29.5°C-30°C. Pada jam 06, 12, 18 UTC memiliki pola dan suhu
yang sama, namun jika di bandingkan dengan jam 00 UTC akan terlihat perbedaannya. Pada
jam 06, 12, 18 UTC pola lingkaran pada mata siklon lebih kecil dan pola dindingnya sudah
tidak membentuk lingkaran sempurna dan terlihat lebih meluas. Hal ini menunjukan bahwa
adanya peningkatan energi yang di tandai dengan meluasnya pola suhu pada dinding siklon
dengan suhu berkisar antara 29°C-29.5°C.
5.2 Tanggal 27 April 2009 Jam 00, 06, 12, 18 UTC
Berdasarkan Peta SST diatas menunjukan bahwa Siklon Kirrily yang berada di perairan Selatan
Papua memiliki SST yang cukup tinggi berkisar antara 28.5°C-30°C dengan pola yang
melingkar. Pada jam 00 UTC dapat dilihat suhu mata mata siklon sekitar 28.5°C-29°C dan
29°C-29.5°C untuk daerah di sekitar mata siklon (dinding). Kemudian di sekitar dinding siklon
memliki suhu berkisar antara 29.5°C-30°C. Namun pada tanggal 27 April ini mata siklon
terlihat lebih kecil dan daerah di sekitar mata siklon juga terlihat lebih luas daripada tanggal 26
April. Pada jam 06, 12, 18 UTC memiliki pola dan suhu yang sama, namun jika di bandingkan
dengan jam 00 UTC akan terlihat perbedaannya. Pada jam 06, 12, 18 UTC pola lingkaran pada
mata siklon lebih kecil lagi dan terlihat lebih meluas. Hal ini menunjukan bahwa adanya
peningkatan energi yang di tandai dengan meluasnya pola suhu pada dinding siklon dengan
suhu berkisar antara 29°C-29.5°C. Tingginya suhu muka laut ini, mempengaruhi proses
penguapan yang merupakan indikasi adanya panas laten yang cukup tinggi. Panas laten ini
memiliki energi yang besar untuk membentuk sebuah sistem konvektif kuat seperti siklon
tropis. Pada tanggal 27 April merupakan puncak terjadinya siklon.
5.3 Tanggal 28 April 2009 Jam 00, 06, 12, 18 UTC
Berdasarkan Peta SST diatas menunjukan bahwa Siklon Kirrily yang berada di perairan Selatan
Papua memiliki SST yang cukup tinggi berkisar antara 28.5°C-30°C dengan pola yang
melingkar. Pada jam 00 UTC dapat dilihat suhu mata mata siklon sekitar 28.5°C-29°C dan
29°C-29.5°C untuk daerah di sekitar mata siklon (dinding). Kemudian di sekitar dinding siklon
memliki suhu berkisar antara 29.5°C-30°C. Pada tanggal 28 April ini pola siklonnya cenderung
sama dengan pola siklon pada tanggal 27 April jam 06, 12, 18 UTC. Pada tanggal 28 April jam
06, 12, 18 UTC memiliki pola dan suhu yang sama, namun jika di bandingkan dengan jam 00
UTC akan terlihat perbedaannya. Pada jam 06, 12, 18 UTC pola lingkaran pada mata siklon
lebih besar dan terlihat lebih mengecil. Hal ini menunjukan bahwa adanya penurunan energi
yang di tandai dengan mengecilnya pola suhu pada dinding siklon dengan ini pada tanggal 28
April ini pola siklon mulai meluruh.
III. KESIMPULAN
3.1 Keadaan dinamika atmosfer yang terjadi di wilayah pembentukan siklon tropis
Kirrily, dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti angin gradient hingga 27 knot,
vertical shear yang kecil. Selain itu, suhu permukaan laut berkisar antara 29 oC – 30
o
C serta didukung adanya daerah tekanan rendah membuat siklon tropis mudah
terbentuk di wilayah tersebut.
3.2 Siklon tropis Kirrily yang terjadi di Laut Arafura juga mempengaruhi pergerakan
transpor uap air di sekitranya. Transpor uap air siklon tropis Kirrily berkisar antara
600 – 1400 Kg/ms-1 dengan pergerakan dari selatan ke utara mengkuti pola angin
monsun Australia yang mulai aktif. Transpor uap air maksimum pada siklon tropis
Kirrily, terjadi pada wilayah siklon dengan kecepatan angin yang paling tinggi, yaitu
berasal dari selatan pusat siklon Kirrliy. Hal ini menyebabkan wilayah yang dilalui
transpor uap tinggi berpotensi terbentuk awan –awan konvektif. Wilayah tersebut
antara Kepulauan Aro dan Kai yang berada di Laut Arafura.