id
TUGAS AKHIR
Disusun Oleh :
LALITYA ANINDYA RATNAKANYAKA
I0206074
Dosen pembimbing:
Ir. Hadi Setyawan, MT
Yosafat Winarto, ST, MT
commit to user
i
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Disusun Oleh :
I0206074
Menyetujui,
Pembimbing I Pembimbing II
SURAKARTA
2011
commit to user
ii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
arsitektur. Tahap Tugas Akhir bukan akhir dari segalanya. Melainkan sebuah
perjalanan hidup penulis dalam mempelajari dunia arsitektur di Universitas
Sebelas Maret Surakarta. Semoga karya sederhana ini dapat bermanfaat bagi
penulis dan juga bagi masyarakat umum. Terimakasih.
Penulis
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB I
PENDAHULUAN
A. JUDUL
Rumah Sakit Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta
B. PEMAHAMAN JUDUL
• 1
Rumah Sakit
Rumah Sakit adalah tempat merawat orang sakit, tempat yang
menyediakan dan memberikan pelayanan kesehatan yang meliputi berbagai
masalah kesehatan.
• 2
Pendidikan
Seperangkat tindakan intelektual penuh tanggung jawab yang harus
dimiliki seseorang sebagai syarat untuk dapat dianggap mampu melaksanakan
tugas‐tugas dalam bidang profesi tertentu.
• 3
Universitas Sebelas Maret
Perguruaan Tinggi Negeri yang berada di Surakarta terdiri dari
sejumlah fakultas yang menyelenggarakan pendidikan ilmiah atau profesional
dalam sejumlah ilmu disiplin tertentu.
• 4
Surakarta
Surakarta adalah nama sebuah daerah administrasi tingkat dua
atau kotamadya yang terletak di Propinsi Jawa Tengah.
Rumah Sakit Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta adalah suatu
tempat untuk merawat orang sakit yang menyediakan dan memberikan pelayanan
kesehatan yang didukung dengan fasilitas untuk menghasilkan peserta didik UNS di
bidang kesehatan yang intelektual dan penuh tanggung jawab yang terdapat di Solo.
commit to user
5
www.konsultanrumahsakit.com
commit to user
600
500
400
300
200
100
6
www.konsultanrumahsakit.com
commit to user
7
www.konsultanrumahsakit.com
commit to user
8
www.solopos.com
commit to user
Dari jumlah kerjasama antara Rumah Sakit dengan Fakultas Kedokteran ini,
sebenarnya hanya RS. Dr. Moewardi yang mewadahi semua dokter‐dokter
muda di FK UNS ini, Rumah Sakit lain hanya merupakan Rumah Sakit yang
akan menampung dokter‐dokter muda yang melebihi daya tampung di
RS.Dr. Moewardi atau memang sengaja untuk pendidikan yang tidak bisa
diberikan di RS.dr.Moewardi.
Dan dari hasil wawancara Kepala bagian kepaniteraan FK UNS RSUD
dr.Moewardi, hal yang membuat UNS ingin membuat Rumah Sakit
Pendidikan sendiri adalah kurangnya perhatian dari RSUD dr.Moewardi
dalam menyediakan fasilitas‐fasilitas dan alat‐alat kesehatan yang
dibutuhkan untuk meningkatkan pendidikan. Ini yang menghambat kualitas
dari dokter muda sendiri.
Sedangkan dari kualitas, jumlah dokter muda FK‐UNS per 10 Mei
2010 adalah 470 orang.
commit to user
Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta I‐7
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
D. PERMASALAHAN
1. PERMASALAHAN
Membuat suatu Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta yang sesuai
dengan kebutuhan FK UNS di kota Surakarta tanpa megabaikan kebutuhan
pasien. Dimana kegiatan‐kegiatan yang ada di Rumah Sakit UNS saling
mendukung tetapi tidak saling mengganggu satu sama lain sesuai rasional
dan standarisasi yang ada sehingga dapat terbentuknya suatu komunikasi
yang baik dan lancar antara pasien, dokter maupun coass.
commit to user
2. PERSOALAN
Persoalan‐persoalan yang ada adalah
a. Bagaiman menentukan site yang tepat untuk Rumah Sakit UNS
dilihat dari kebutuhan untuk pendidikan dan kesehatan?
b. Bagaimana memisahkan kegiatan‐kegiatan pada Rumah Sakit UNS
agar mendapatkan sirkulasi yang tepat, jelas dan terarah agar tidak
terjadi kerancuan?
c. Bagaimana menentukan utilitas bangunan khususnya penyelamatan
pada kebakaran dan aksesbilitas pada Rumah Sakit UNS sehingga
mampu menjadi wadah untuk meningkatkan pelayanan kesehatan?
d. Bagaimana menentukan ruang‐ruang yang efektif dan efisien untuk
coass dalam Rumah Sakit Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta sehingga menciptakan komunikasi yang baik bagi pasien,
dokter dan coass?
• Penzoningan Aktivitas
• Peruangan
• Besaran ruang
• Kebutuhan ruang (macam dan jenis ruang)
• Persyaratan ruang
• Pola hubungan dan organisasi ruang
• Sirkulasi dan Aksesbilitas Ruang
c) Tampilan bangunan (estetika) yang efektif dan efisien sebagai
ungkapan visualisasi bangunan Rumah Sakit UNS baik interior
maupun eksterior.
d) Sistem struktur dan utilitas bangunan, kenyamanan, dan keamanan
bangunan yang ramah terhadap lingkungan.
commit to user
G. METODOLOGI
Rumah Sakit Pendidikan UNS di Solo ini dilakukan dengan beberapa tahapan,
yaitu:
1. Identifikasi masalah
Rumah Sakit UNS yang dapat meningkatkan pelayanan kesehatan
serta meningkatkan kualitas tenaga medis yang ada di dalamnya dengan
membentuk ruang yang efisiensi dan efektifitas pada bangunan tersebut,
2. Pengumpulan Data
Dalam merencanakan dan merancang sebuah bangunan
dibutuhkan bermacam‐macam data yang relevan. Data‐data yang
dibutuhkan dibedakan menjadi:
a. Data Primer
Merupakan data pokok yang dijadikan bahan dasar dalam
perencanaan dan perancangan Rumah Sakit Pendidikan di Solo.
b. Data Sekunder
Merupakan data tambahan yang digunakan sebagai pendukung.
Pada proses pengumpulan data‐data tersebut, hal yang dilakukan
adalah:
1. Survey
Metoda survey bersifat kemandirian penulis yang
bertujuan untuk mengetahui kondisi empiris di lapangan
yang berkaitan dengan judul yang diambil, terdiri dari:
• Survey Instansional
Survey dilakukan pada instansi‐instansi terkait yang
bertujuan untuk memperoleh data terkait dengan kota
Solo.
• Survey Lapangan
Survey lapangan lebih ditekankan pada pengamatan
yang terkait dengan peta bangunan di Solo.
commit to user
2. Studi Literatur
Pada studi literatur ini, penulis mencoba mencari
data melalui buku‐buku referensi dan situs‐situs internet
yang terkait dengan judul yang diajukan.
3. Studi Komparasi
Untuk lebih mendukung objek pembahasan, penulis
melakukan studi banding dari objek bangunan yang telah
ada. Hal ini bisa digunakan sebagi pembanding dari kasus
yang diambil dalam judul.
3. Analisa Data
Dalam proses perencanaan dan perancangan Rumah Sakit
Pendidikan di Solo ini, pada tahapan analisa akan dilakukan pengolahan
data‐data yang telah terkumpul dan dikelompokkan berdasarkan
pemrograman fungsional, performasi dan arsitektural.
a. Analisa Fungsional bertujuan untuk mengidentifikasi penggunaan
Rumah Sakit Pendidikan, termasuk kegiatan pengguna, kebutuhan
dan aktivitas Rumah Sakit Pendidikan.
b. Analisa Performasi membahas tentang persyaratan atau kriteria
pemilihan site, persyaratan dan program ruang dalam bangunan
Rumah Sakit UNS.
c. Analisa Arsitektural merupakan tahap penggabungan dari hasil
identifikasi kedua hasil analisa sebelumnya (fungsional dan
performasi). Dalam proses ini akan menganalisa masalah massa,
ruang, tampilan, pengolahan site, utilitas dan struktur bangunan
yang menyatukan antara tuntutan kebutuhan pengguna dengan
persyaratan yang ada.
4. Konsep Perencanaan dan Perancangan
Dari proses analisa dan sintesa arsitektural akan dihasilkan beberapa
konsep yaitu konsep lokasi dan site, konsep tata massa, konsep peruangan,
konsep tampilan bangunan, konsep utilitas dan struktur bangunan.
commit to user
H. SISTEMATIKA
BAB I PENDAHULUAN
Mengemukakan pengertian judul, latar belakang,
permasalahan dan persoalan, tujuan dan sasaran, batasan dan
lingkup pembahasan, metoda penulisan serta sistematika
pembahasan.
BAB II TINJAUAN RUMAH SAKIT PENDIDIKAN
Mengemukakan dan menjabarkan tinjuan mengenai Rumah
Sakit, Rumah Sakit Pendidikan serta Fakultas kedokteran UNS yang
ada keterkaitannya dengan Rumah Sakit UNS
BAB III TINJAUAN KOTA SOLO
Mengemukakan tinjauan kota Solo yang akan menjadi
tempat didirikannya bangunan yang akan dirancang.
BAB IV PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH SAKIT UNS
Mengemukakan ide‐ide dasar dalam perencanaan dan
perancangan Rumah Sakit UNS dengan aplikasi Psikologi Arsitektur
di kota Solo.
BAB V ANALISA DAN PENDEKATAN
Mengemukakan analisa penerapan pembentukan ruang
yang efektif dan efisien pada perencanaan Rumah Sakit UNS.
BAB VI KESIMPULAN
Hasil analisa pendekatan disimpulkan ke dalam konsep
perencanaan dan peraancangan menuju proses desain.
commit to user
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Rumah Sakit
1. Pengertian Rumah Sakit
Rumah Sakit adalah salah satu sarana kesehatan tempat
menyelenggarakan upaya kesehatan dengan memberdayakan berbagai
kesatuan personel terlatih dan terdidik dalam menghadapi dan
menangani masalah medik untuk pemulihan dan pemeliharaan
kesehatan yang baik.
Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan yang bertujuan untuk mewujudkan derajat
kesehatan yang optimal bagi masyarakat dan tempat yang digunakan
untuk menyelenggarakannya disebut sarana kesehatan. Sarana
kesehatan berfungsi melakukan upaya kesehatan dasar, kesehatan
rujukan dan atau upaya kesehatan penunjang. Upaya kesehatan
diselenggarakan dengan pendekatan pemeliharaan, peningkatan
kesehatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif), penyembuhan
penyakit (kuratif) dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif) yang
1
diselenggarakan secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan.
Rumah Sakit adalah sebuah institusi perawatan kesehatan
profesional yang pelayanannya disediakan oleh dokter, perawat, dan
tenaga ahli kesehatan lainnya.
Suatu lembaga yang memelihara dan memiliki fasilitas‐fasilitas
untuk menetapkan diagnosa, mengobati dan merawat individu yang
mempunyai hubungan satu dengan yang lain yang membutuhkan
2
tempat perawatan dibawah ruangan lembaga tersebut.
1Siregar,2004.universitas.sumatera.utara
commit to user
3http://www.kedaiobat.co.cc/2010/05/klasifikasi‐rumah‐sakit‐di‐indonesia.html
commit to user
commit to user
commit to user
Pencapaian Berputar
Sebuah jalan berputar
memperpanjang urutan
pencapaian dan
mempertegas bentuk tiga
dimensi bangunan. Sewaktu
bergerak mengelilingi tepi
bangunan, jalan masuk
kebangunan mungkin dapat
dilihat terputus‐putus atau
dapat tersembunyi sampai
tempat kedatangan.
commit to user
•
•
commit to user
commit to user
commit to user
commit to user
1 Operasi 22 – 25 50 – 60
2 Pemulihan 24 ‐ 25 50 – 60
3 ICU 26 ‐ 27 40 ‐ 55
commit to user
j. Tingkat Kebisingan
Ruang perawatan, isolasi, radiology, operasi maks 45
dBA.
Bengkel / mekanis maksimum 80 dBA.
Laboratorium maksimum 68 dBA.
Ruang cuci, dapur dan ruang penyedia air panas dan air
dingin maksimum 78 dBA.
k. Pencahayaan
No Ruang / Unit Pencahayaan (lux) Keterangan
2 Ruang Operasi :
‐ Meja 300 – 500 Warna cahaya sejuk/sedang
6 Koridor Minimal 60 ‐
commit to user
3) Perencanaan Infrastruktur
a. Fasilitas Penyedia Air
Tersedia air minum sesuai kebutuhan.
Tersedia air bersih minimal 500–900 liter/tempat
tidur/hari.
Air minum dan air bersih tersedia pada setiap tempat
kegiatan yang membutuhkan secara berkesinambungan.
Distribusi air minum dan air bersih disetiap
ruangan/kamar harus menggunakan jaringan perpipaan
yang mengalir dengan tekanan positif.
b. Fasilitas Toilet dan Kamar Mandi
Harus selalu terpelihara dan dalam keadaan bersih.
Lantai terbuat dari bahan yang kuat, kedap air, tidak
licin, berwarna terang dan mudah dibersihkan.
Pada setiap unit ruangan harus tersedia toilet ( jamban,
peturasan, kamar mandi dan tempat cuci tangan ).
Pembuangan air limbah dari toilet dan kamar mandi
dilengkapi dengan penahan bau ( water seal ).
Letak toilet dan kamar mandi tidak berhubungan
langsung dengan udara luar gedung. Toilet dan kamar
mandi pria dan wanita harus terpisah.
Toilet dan kamar mandi karyawan harus terpisah
dengan toilet pengunjung.
commit to user
1 Sampai dengan 15 1 1
2 Sampai dengan 30 2 2
3 Sampai dengan 50 3 3
4 Sampai dengan 75 4 4
Tabel II.5 : Perbandingan Jumlah Tempat tidur dengan Jumlah Toilet dan Kamar
Mandi
Sumber : Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Tengah. 2001
1 Sampai dengan 20 1 1
2 Sampai dengan 40 2 2
3 Sampai dengan 70 3 3
Tabel II.6 : Perbandingan Jumlah Karyawan dengan Jumlah Toilet dan Kamar
Mandi
Sumber : Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Tengah. 2001
commit to user
commit to user
commit to user
commit to user
Dinding terbuat dari bahan porsenil atau vinil setinggi langit atau
dicat dengan cat tembok yang tidak luntur.
Berwarna putih dan terang.
Langit‐langit terbuat dari bahan multipleks, dipasang rapat.
Tinggi langit‐langit antara 2,70 ‐ 3,30 meter dari lantai.
Lebar pintu minimal 1,20 m dan tinggi minimal 2,10 m.
Lantai terbuat dari bahan yang kuat, kedap air, mudah
dibersihkan dan berwarna terang.
Harus disediakan gelagar (gantungan) lampu bedah dengan
profil baja double INP 20 yang terbuat (dipasang) sebelum
pemasangan langit – langit.
Semua stop kontak dan sakelar dipasang pada ketinggian
minimal 1,40 m dari lantai.
0
Suhu diusahakan ( 22 – 25 ) C dan kelembapan ( 50 – 60 ) %.
Pencahayaan 300 – 500 lux, meja operasi 10.000 – 20.000 lux.
Ventilasi sebaiknya menggunakan AC window untuk setiap ruang
operasi dengan pemasangan minimal 2m dari lantai.
Arah udara bersih yang masuk kedalam kamar operasi dari atas
kebawah.
Semua pintu kamar harus selalu dalam keadaan tertutup.
Tidak dibenarkan terdapat hubungan langsung dengan udara
luar, untuk itu harus dibuat ruang antara.
Hubungan dengan ruang scrub–up untuk melihat kedalam ruang
operasi perlu dipasang jendela kaca mati, hubungan keruang
steril dari bagian cleaning cukup dengan sebuah loket yang
dapat dibuka / ditutup.
Pemasangan gas medis secara sentral diusahakan melalui bawah
lantai atau langit‐ langit.
Dibawah meja operasi perlu adanya kabel anti petir yang
dipasang dibawah lantai.
commit to user
commit to user
La ngit‐langit ter buat dari ba han multiplek atau bahan yang kuat.
Me ja beton dila pisi dengan porselen / keramik denga n tinggi 0,80
/ 1,00 m.
Se mua stop kon tak dan sakelar dipasang pada ketinggian
minimal 1,4 0 m dari lantai.
(4) Rua ng Radiology
commit to user
a. Ruang X‐Ray
Dinding pasangan batu bata dengan campuran 1PC : 3 PS,
bagian dalam dilapisi dengan lempengan timah hitam
setebal 1,0 – 1,5 mm (disesuaikan dengan kekuatan
pesawat X‐Ray). Sebelum diplester, tebal dinding minimal 1
bata melintang ( ± 30 cm ).
Daun pintu dan kusen bagian dalam dilapisi timah hitam
setebal 1,0 – 1,5 mm.
Lantai terbuat dari bahan yang kuat, kedap air serta mudah
dibersihkan.
Langit‐langit terbuat dari bahan multiplek dengan
ketinggian 2,70 – 3,30 m dari lanati.
Stop kontak khusus untuk pesawat X‐Ray dipasang pada
ketinggian 1,40 m dari atas lantai.
Hubungan kekamar gelap cukup melalui sebuah loket.
Jendela yang membatasi ruang X‐Ray dengan ruang
operator memakai kaca timah hitam setebal 1,0 – 1,5 mm.
Tinggi jendela/ boveenlight 2,10 m dar lantai.
Tembok pembatas antara ruang X‐Ray dengan kamar gelap
dilengkapi dengan transfer cassette.
Pemasangan AC pada ruang pesawat X‐Ray bukan
merupakan suatu keharusan tetapi merupakan anjuran agar
pesawat tidak cepat rusak.
Kalau pesawat X‐Ray yang dipasang dalam ruangan ini
dilengkapi dengan fasilitas untuk penyinaran tembus
(fluoroscopy) tanpa layar monitor, maka ruangan ini hanya
kedap cahaya dan perlu dipasang lampu merah.
Daya listrik yang diperlukan untuk pesawat X‐Ray
disesuaikan dengan jenis pembangkit X‐Ray.
b. Kamar Gelap
Dinding dicat dengan warna gelap /hitam.
commit to user
commit to user
commit to user
commit to user
commit to user
commit to user
commit to user
commit to user
commit to user
• Keterapian Fisik
• Keteknisan Medis
• Petugas Rekam Medis
• Petugas IPSRS
• Petugas Pengelola Limbah
• Petugas Kamar Jenazah
commit to user
7Kebijakan‐akademik‐uns‐2009‐2013
commit to user
3. Fakultas Kedokteran
UNS a. Visi dan Misi
Sebagaimana Fakultas Kedokteran di Indonesia, untuk kegiatan
pendidikan mahasiswa menggunakan Rumah Sakit Umum Pusat
"Surakarta" yang sekarang menjadi Rumah Sakit Umum Daerah
( RSUD ) Dr. Moewardi Surakarta yang merupakan Rumah Sakit
Pendidikan, berdasarkan Surat Keputusan Bersama Menteri Kesehatan,
Menteri Dalam Negeri dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan yang
dituangkan dalam Surat Keputusan Bersama Nomor :
544/Men.Kes./SKB/X/81043a/U/1981 324 A Tahun 1981 Tanggal : 23
Desember 1981.
Visi
• Mewujudkan Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas
Maret yang mempunyai kualitas dan reputasi tinggi serta
kompetitif,
• Menghasilkan lulusan yang mampu bersaing di pasar global
• Menjadi Pusat Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Kedokteran
khususnya dalam Ilmu Kedokteran Masyarakat
Misi
• Melaksanakan pendidikan dokter yang bermutu tinggi dan
menghasilkan lulusan yang profesional, berorientasi ke
depan dan mempunyai kemampuan manajerial.
commit to user
commit to user
a) Ruang Diskusi
b) Ruang Jaga Co‐ass
c) Ruang Istirahat Co‐ass
d) R.Seminar
e) Perpustakaan
f) Laboratoium Mini
Kebutuhan Pendidikan dan Penelitian UNS diutamakan dalam 5
penyakit yang sering diderita dan dijumpai oleh masyarakat di
Indonesia khususnya di Surakarta. Hal ini ditunjukkan untuk
meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat Surakarta dan
sekitarnya. 5 Penyakit yang diutamakan oleh kepaniteraan UNS yaitu:
a. Hypertensi
Hipertensi merupakan gangguan pada sistem peredaran darah
yang dapat menyebabkan kenaikan tekanan darah di atas nilai
normal, yaitu melebihi 140 / 90 mmHg. Berdasarkan Data Riskesdas
2007 menyebut bahwa hipertensi sebagai penyebab kematian
nomor tiga setelah stroke dan tuberkulosis. Jumlahnya adalah
mencapai 6,8 persen dari proporsi penyebab kematian pada semua
umur di Indonesia.
commit to user
b. Diabetes Melitus
Penyakit Diabetes Mellitus (DM) yang juga dikenal sebagai
penyakit kencing manis atau penyakit gula darah adalah golongan
penyakit kronis yang ditandai dengan peningkatan kadar gula dalam
darah sebagai akibat adanya gangguan sistem metabolisme dalam
tubuh, dimana organ pankreas tidak mampu memproduksi hormon
insulin sesuai kebutuhan tubuh.
Insulin adalah salah satu hormon yang diproduksi oleh
pankreas yang bertanggung jawab untuk mengontrol jumlah/kadar
gula dalam darah dan insulin dibutuhkan untuk merubah
(memproses) karbohidrat, lemak, dan protein menjadi energi yang
diperlukan tubuh manusia. Hormon insulin berfungsi menurunkan
kadar gula dalam darah.
Kondisi kadar gula yang drastis menurun akan cepat
menyebabkan seseorang tidak sadarkan diri bahkan memasuki
tahapan koma. Gejala kencing manis dapat berkembang dengan
commit to user
9www.infopenyakit.com
commit to user
10 www.scribd.com
commit to user
e. Kanker
Kanker atau neoplasma ganas adalah penyakit yang ditandai dengan
kelainan siklus sel khas yang menimbulkan kemampuan sel untuk:
• tumbuh tidak terkendali (pembelahan sel melebihi batas
normal)
• menyerang jaringan biologis di dekatnya.
• bermigrasi ke jaringan tubuh yang lain melalui sirkulasi darah
atau sistem limfatik, disebut metastasis.
Tiga karakter ganas inilah yang membedakan kanker dari tumor
jinak. Sebagian besar kanker membentuk tumor, tetapi beberapa
11 www.totalkesehatanananda.com
commit to user
12 www.newmedical.net
commit to user
BAB III
A. Kondisi fisik
1) Kondisi geografis
Kota Surakarta yang juga sangat dikenal sebagai Kota Solo, merupakan
sebuah dataran rendah yang terletak di cekungan lereng pegunungan Lawu dan
pegunungan Merapi dengan ketinggian sekitar 92 m diatas permukaan air laut. Dengan
Luas sekitar 44 Km2, Kota Surakarta terletak diantara 110 45` 15 – 110 45` 35 Bujur
Timur dan 70` 36 – 70` 56 Lintang Selatan. Kota Surakarta dibelah dan dialiri oleh 3
(tiga) buah Sungai besar yaitu sungai Bengawan Solo, Kali Jenes dan Kali Pepe. Sungai
Bengawan Solo pada jaman dahulu sangat terkenal dengan keelokan panorama serta
lalu lintas perdagangannya.
Kabupaten Karanganyar
dan Boyolali
Kabupaten Kabupaten
Sukoharjo Sukoharjo
dan dan
Karanganyar Karanganyar
Kabupaten Sukoharjo
Gambar III.1 Peta Surakarta beserta batas wilayah
Sumber : BPS Surakarta
Batas wilayah Kota Surakarta sebelah Utara adalah Kabupaten Karanganyar dan
Kabupaten Boyolali. Batas wilayah sebelah Timur adalah Kabupaten Sukoharjo dan
Kabupaten Karangnyar, batas wilayah sebelah Barat adalah Kabupaten Sukoharjo dan
Kabupaten Karangnyar, sedang batas wilayah sebelah selatan adalah Kabupaten Sukoharjo.
Surakarta terbagi dalam lima wilayah Kecamatan yang meliputi 51 Kelurahan
commit to user
Jumlah 4,404.06 Ha
(sumber: Kantor BPN Kota Surakarta dalam Profil Kesehatan Kota Surakarta Tahun
2008, Dinas Kesehatan Kota Surakarta)
2) Kondisi Klimatologis
Kota Solo mempunyai suhu udara maksimum 32,4 C dan suhu udara
minimum 21,6 C. Sedangkan tekanan udara rata‐rata adalah 1008,74 mbs dengan
kelembaban udara 79 %. Kecepatan angin berkisar 4 knot dengan arah angin 188 serta
beriklim tropis.
B. Kondisi sosial
1) Perkembangan Penduduk Solo
Jumlah penduduk Kota Surakarta pada tahun 2003 adalah 552.542 jiwa
terdiri dari 270.721 laki‐laki dan 281.821 wanita, tersebar di lima kecamatan yang
meliputi 51 kelurahan. Sex ratio nya 96,06% yang berarti setiap 100 orang wanita
terdapat 96 orang laki‐laki. Angka ketergantungan penduduk sebesar 66%. Jumlah
penduduk tahun 2003 jika dibandingkan dengan jumlah penduduk hasil sensus tahun
2000 yang sebesar 488.834 jiwa, berarti dalam 3 tahun mengalami kenaikan sebanyak
83.708 jiwa. Meningkatnya jumlah penduduk ini disebabkan oleh urbanisasi dan
pertumbuhan ekonomi.
commit to user
1
Rincian Jumlah Penduduk berdasarkan Kecamatan Tahun 2007
NO. KECAMATAN 2 JUMLAH PENDUDUK
LUAS (KM )
1. LAWEYAN 8.64 92.234
2. SERENGAN 3.19 49.751
3. PASAR KLIWON 4.82 76.598
4. JEBRES 12.58 133.222
5. BANJARSARI 14.81 161.567
JUMLAH 44.04 515.372
Tabel III.2 Tabel Jumlah Penduduk berdasarkan Kecamatan Tahun 2007
Sumber : BPS Surakarta
Tabel III.4 Tabel 10 Besar Penyakit Rawat Jalan di Rumah Sakit Kota Solo
Sumber : BPS Surakarta
10 Besar Penyakit Rawat Inap di Rumah Sakit Kota Solo
Tabel III.5 Tabel 10 Besar Penyakit Rawat Inap di Rumah Sakit Kota Solo
Sumber : BPS Surakarta
b. Fasilitas Kesehatan di Solo
3
Data tentang Penyebaran Rumah Sakit di Solo
2. Rumah Sakit Panti Jl. Jen. Ahmad Yani No. 1‐2 Paru, bedah, anak,
4. Rumah Sakit Islam Jl Jend A Yani Solo 57161 Paru, bedah, anak,
Surakarta 0271‐710571 penyakit dalam, jantung,
syaraf,
8. Rumah Sakit Panti Jl Jend A Yani I 1‐2 Solo Paru, bedah, anak,
Waluyo 57144 0271‐712077 penyakit dalam, jantung,
syaraf,
10. Rumah Sakit Slamet Jl Brigjen Slamet Riyadi 321 Bedah, anak, syaraf
Riyadi Solo 57142 0271‐726700
12. Rumah Sakit Umum Jl Dr Setiabudi 106 Solo Paru, bedah, anak,
Brayat Minulyo 57134 penyakit dalam, jantung,
0271‐716646 syaraf, penyakit kejiwaan,
13. Rumah Sakit Umum Jl Kol Sutarto 132 Solo Paru, bedah, anak,
Daerah Dr Moewardi 57126 penyakit dalam, jantung,
0271‐634634 syaraf,
14. Rumah Sakit Umum Jl Kapten Mulyadi 249 Solo Paru, bedah, anak,
commit to user
15. Rumah Sakit Umum Jl Brigjen Slamet Riyadi 404 Penyakit Dalam, Jantung,
Kasih Ibu Solo 57142 Paru, Anak, Perinatologi,
0271‐714422 Bedah
commit to user
• Lantai 3
Poliklinik THT
Poliklinik kulit dan kelamin
3) Pelayanan Rawat Inap
commit to user
6) Pelayanan Pendidikan
a. R.Diskusi
b. R.Jaga
7) Pelayanan Service
I. Pucang Sawit, meliputi Pucang Sawit, Jagalan, Gandekan, Sangkrah, Sewu, dan
Semanggi
II. Kampung Baru, meliputi Kampung Baru, Kepatihan Kulon, Kepatihan Wetan,
Purwodiningratan, Gilingan, Kestalan, Keprabon, Ketelan, Timuran, Punggawan,
Stabelan, dan Dinoprajan.
III. Gajahan, meliputi Joyotakan, Danukusuman, Serengan, Kratonan, Jayengan,
Kemlayan, Pasar, Kliwon, Gajahan, Kauman, Baluwarti, Kedung Lumbu dan
Joyosuran.
commit to user
X. Mojosongo
Untuk memantapkan struktur yang telah digariskan dalam RUTRK 1993 ‐ 2013, adapun
fungsi masing‐masing SWP dengan prosentase kegiatannya seperti ditunjukkan pada
tabel berikut:
commit to user
I 9 9 9 9 9 20 10 70 100
II 9 9 9 9 9 9 10 5 5 10 10 60 100
III 9 9 9 9 9 9 15 15 25 45 100
IV 9 9 9 9 9 9 5 15 5 10 65 100
V 9 9 9 9 15 5 10 70 100
VI 9 9 9 9 5 10 5 5 75 100
VII 9 9 9 5 5 90 100
VIII 9 9 9 9 9 10 5 10 25 5 55 100
IX 9 9 9 9 9 15 5 5 75 100
X 9 9 9 5 5 90 100
Tabel III.8 Tabel Rencana Struktur Tata Guna Tanah
commit to user
Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta III‐ 14
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Keterangan:
+ = sangat baik
+ = baik
+= cukup
Dari tabel penilaian di atas dapat diperoleh site terpilih untuk Rumah Sakit
Universitas Sebelas Maret Surakarta yaitu di kawasan Jebres, Jajar,Kerten dan
Pabelan.
commit to user
BAB IV
A. PEMAHAMAN
Rumah Sakit UNS merupakan suatu pusat kesehatan di Surakarta yang memiliki dan
mampu mewadahi seluruh kegiatan yang dapat menangani penyembuhan dan pemulihan
kondisi kesehatan pasien dengan meningkatkan pelayanan kesehatan serta menghasilkan
tenaga medis yang kompeten sesuai dengan fungsinya yang memberikan kebutuhan
Universitas Sebelas Maret Surakarta pada Rumah Sakit UNS ini.
• Kelas Perawatan
Kelas VIP, Kelas I, Kelas II dan Kelas III.
• Sifat Penyakit
Sifat penyakit dibedakan berdasarkan pada jenis penyakit, kegiatan
perawatan penyakit dan intensif.
Khususnya pada Rumah Sakit UNS ini terdapat ruang rawat inap yang
khusus untuk Hypertensi, Diabetes Melitus, Penyakit Infeksi Tropis, Gastric
dan Kanker.
4. Kegiatan Administrasi
kegiatan administrasi rumah sakit untuk pelayanan secara keseluruhan meliputi :
direktur utama, direktur pengawas, direktorat medis dan keperawatan, direktorat
sumber daya alam dan pendidikan, direktoran keuangan, direktorat umum dan
operasional.
5. Kegiatan Servis
Kegiatan Pelayanan Kamar Jenazah, Bengkel dan Peralatan (IPSRS), Loundry,
Instalasi Gizi, Pengolahan dan pembuangan limbah, plant room ( trafo, genset dan
gas medis ).
6. Kegiatan Pengunjung
Mengantar, Menjenguk, Mengantar dan Mengambil obat.
7. Kegiatan Pendidikan dan Penelitian
Kedokteran Belajar, berdiskusi, praktek.
BAB V
ANALISA
• Operasi • R. Operasi
• Kuliah • R. Seminar
• • R.Diskusi
metabolisme • Kmr mndi/wc R.
4. Co‐as • Pemeriksaan • R. Periksa/R. Inap/
Pasien/praktek Rehabilitasi
• Istirahat • R. Coas
• Operasi • R. Operasi
• Kuliah • R. Diskusi
• • R.Seminar
Praktek • Bangsal/IGD/Poliklinik
• metabolisme • Kmr mndi/wc
5. Pasien
a. Rawat Inap • Pendaftaran/ • R. Administrasi
Pembayaran
• Istirahat • Bangsal
• Operasi • R. Operasi
• Metabolism • Kmr mndi/wc
b. Rawat Jalan • Pendaftaran/ • R. Administrasi
Pembayaran
• Pemeriksaan • Poliklinik
• Operasi • R. Operasi
• Metabolisme • Kmr mndi/wc
c. Emergency • Pendaftaran/ • R. Administrasi
Pembayaran
• Pemeriksaan • Triase
• Operasi • R. Operasi
• Metabolisme • Kmr mndi/wc
d. Laboratrium • Pendaftaran • R. Pendaftaran/ Informasi
• • R.Periksa
Pemeriksaan • Kmr mndi/wc
• Metabolisme
e. Apotik/Farmasi • Pengambilan/ • R. Pendaftaran/ Informasi
Pembayaran
Obat
• Tunggu • R.Tunggu
• Pendaftaran • R. Pendaftaran/ Informasi
• Pemeriksaan • R.Periksa
• Pemeriksaan • R.Periksa
• Metabolisme • Kmr mndi/wc
g. Rehabilitasi
Medik • Pendaftaran • R. Pendaftaran/ Informasi
• Pemeriksaan • R.Periksa
• Pemulihan • R.Terapi
• Metabolisme • Kmr mndi/wc
6. Pengunjung
a. Rawat Inap • Pengunjugan • R.Inap/Bangsal
• Istirahat • R.Tunggu
Jalan) mbayaran
• Tunggu • R.Tunggu
• Metabolism • Kmr mndi/wc
c. Apotik • Pengambilan/ • R. Pendaftaran/ Informasi
Pembayaran
Obat
• Tunggu • R.Tunggu
• Pendaftaran • R. Pendaftaran/ Informasi
• Pemeriksaan • R.Periksa
R. penerima
R. administrasi
Bengkel
R. genset
R. pompa
R. panel dan trafo
R. bahan bakar
R. jaga
• • Gardu listrik
Kegiatan • Tempat sampah
pengolahan
sampah
• Kegiatan • CSSD
mencuci,
menjemur,
menyetrika,
desinfectan,
penyimpanan
locker
• Kegiatan • Intalasi Gizi
memasak,
menyiapkan
makanan
Tabel V.1 Analisa Tata Ruang dan Tata Massa Bangunan
berdasarkan Pelaku Kegiatan
Sumber : Analisa Pribadi
2) Zona Pelayanan
a) Pelayanan Pasien Luar Rumah Sakit ( Out Patient Departement)
Pelayanan Unit Poliklinik
Pelaku Kegiatan Kebutuhan Ruang
• Dokter • Pelayanan • R. informasi, pendaftaran dan
• Perawat informasi, administrasi
• Residen Pendaftaran dan
• Co‐ass • administrasi • R. Tunggu
• Staf/karyawan Menunggu
• Pasien - Penyakit Infeksius
• Pengantar • • - Penyakit Non‐infeksius
Pemeriksaan R. pemeriksaan :
- Poli Umum
- Poli Kesehatan Anak
- Poli Jiwa
- Poli Kandungan
- Poli Gigi dan Mulut
- Poli Penyakit Dalam
- Poli Bedah Umum
- Poli Mata
- Poli Paru
- Poli Saraf
- Poli Jantung
- Poli THT
- Poli Kulit dan Kelamin
• Kerja • R.Karyawan
karyawan/Adminis
trasi
• Metabolism • Lavatori
• Simpan • Storage
barang/Alat
• Berdiskusi • R.Diskusi
• R.Co‐as
• R.Reseden
• Isolasi • R. Isolasi
• Dokter visit • R.Dokter
• Makan & minum • Pantry
• Simpan kain • R. linen
• Metabolism • Lavatory
• Suplai gas • R. Gas
• Simpan barang • Storage
• Istirahat perawat • R. Istirahat Perawat
• Menunggu • R. tunggu
-Penyakit Infeksius
-Penyakit Non‐infeksius
c) Pelayanan Instalasi Care Units ( ICU ) dan Instalasi Coronary Care Units ( ICCU )
Pelaku Kegiatan Kebutuhan Ruang
• Dokter • Mendaftar •
• Perawat Pengawasan Nurse Station
• Residen perawat, Residen,
• Co‐ass • Co‐Ass • Ruang ICU & ICCU
• Staf/karyawan Pasien di periksa
• Pasien • Pasien dirawat
• Pengunjung Isolasi • R. Isolasi
• Dokter visit
• Makan & minum • R.Dokter
• Simpan kain • Pantry
• Metabolism • R. linen
• Suplai gas • Lavatory
• Simpan barang • R. Gas
• Istirahat perawat • Storage
• Menunggu • R. Istirahat Perawat
• R. tunggu
-Penyakit Infeksius
-Penyakit Non‐infeksius
- Lab. Mikrobiologi
- Lab Kimia
- Lab Hematologi
• - Lab Patologi
• R. Penyimpanan File
Penyimpanan hasil
• uji • Loket Pengambilan
Pengambilan hasil
• uji • Bank Darah
Simpan darah • R. Kerja Staf
• Kerja Staf • R. Ganti pakaian
• Ganti pakaian • Lavatory
• Metabolisme
b. Instalasi Bedah
• Pasien • Radiologist •
• Pengunjung Pemotretan R. fluoroschopy X‐Ray
• Scan/Pemeriksaan • Pemeriksaan:
• Pemrosesan Film - R. CT‐Scan
- USG
- R. Gelap
• Control alat • R. Control
b. Administrasi
Pelaku Kegiatan Kebutuhan Ruang
• Karyawan • Pengaturan : • R. Direktur
Medis - Permasalahan • R. Staf Medik&Keperawatan
• Karyawan - Medis • R. Staf SDA&Pendidikan
non Medis Kegiatan • R. Staf Keuangan
• Pengunjung - penunjang • R. Staf Umum&Operasional
Kegiatan umum
- Kegiatan
keuangan
• Menerima Tamu • R.Tamu/Tunggu
• Mengadakan Rapat • R. Rapat
• Menyimpan Arsip • R. Arsip
• Istirahat dan makan • R. istirahat
• Metabolisme • Lavatory
c. Teknologi dan Informasi
• metabolisme
f) Pelayanan Service
a. Kamar Jenazah
Pelaku Kegiatan Kebutuhan Ruang
• Petugas • Menyimpan • R. simpan Jenazah
• Dokter • Jenazah •
• Perawat Memandikan R. memandikan Jenazah
• Kerabat • Jenazah • R. tunggu
Jenazah Menunggu
• Otopsi • R. Otopsi
• Parkir • R. Parkir Ambulance
• Penyimpan Kereta • R. Stretcher
• Kerja Petugas • R. staf
• Metabolism • Lavatory
b. Intalasi Gizi
Pelaku Kegiatan Kebutuhan Ruang
• Ahli gizi • Penerimaan bahan • R. Terima/Loading Dock
• Petugas/Staf • Penyimpanan • R. Simpan kering
• R. simpan basah
• Persiapan • R. Simpan Farmasi
• R. Persiapn Memasak
•Memasak • Dapur Utama
•Istirahat & ganti • R. istirahat & Locker
Pakaian
• Pencucian • R. cuci
• Kerja Ahli Gizi • R. Ahli gizi
• Kerja Staf • R. Staf
• Metabolisme • Lavatory
c. Instalasi Loundry
d. Instalasi CSSD
Pelaku Kegiatan Kebutuhan Ruang
• Perawat • Mengatur • R. Staf
• Staf Ahli • Pekerjaan •
Mengirim Barang R. Pengiriman
• Menampung • R. Penampungan
Barang Kotor
• Mengatur Barang • R. Pengepakan
Bersih
• Menyimpan • Gudang Sterill
• Proses Sterilisasi • R. Sterilisasi
• Penguapan
• Pembilasan • Lavatory
• Metabolism &
Ganti pakaian
e. Instalasi Pengolahan dan Pembuangan Limbah
f. Intalasi Bengkel dan Peralatan (IPSRS)& Plant Room (trafo, genset dan gas medis)
Pelaku Kegiatan Kebutuhan Ruang
• Ahli Me • Pengawasan ME • R. Pimpinan
• Petugas Service • Operasional Me • R. Staf
• Perbaikan • R. elektromedik
elektromedik
• Perbaikan • R. Elektronik
Elektronik
• Perbaikan • R. Perpipaan
Perpipaan
• Perbaikan • R. Pengecatan
Pengecatan
• Perbaikan Kayu • R.Peralatan Kayu
• Penyimpanan Alat • Gudang Alat
• Istirahat • R. istirahat
• Ganti • Locker
• Metabolisme • Lavatory
• Kerja Mesin
• Trafo
• Genset
• Gas Medis
g. Pelayanan Fasilitas Penunjang
POLI
R.TUNGGU
DATANG R.ISTIRAHAT
R.INFORMASI& R.DISKUSI
&KELUAR ADMINISTRASI &DOKTER
R.TUNGGU POLI
STORAGE
PASIEN R.TUNGGU
R.ISOLASI
KM/WC BANGSAL
R.TINDAKAN
R.DISKUSI
R.COASS
R.ISOLASI
PASIEN
KM/ NURSE
R.PERAWAT R.DISKUSI
WC STATION
R.LINEN R.GAS
PERAWATAN PULANG
DOKTER/
PERAWAT
TINDAKAN
DIAGNOSA
DATANG TERHADAP PENANGANAN
PASIEN PASIEN PASIEN
ISOLASI
Penyuplaian
Datang Menunggu Persalinan barang
Resusitasi Bayi
SCRUP UP SCRUP UP
R. SCRUP UP R.
CONTROL KAMAR OPERASI KAMAR OPERASI CONTROL
L A O O A L
I L B B L I
N A A R.PERSIAPAN R.PERSIAPAN A A N
E T T T T E
N N
STRETCHE
R KONSULTASI
R TUNGGU
KM/WC
PASIEN
6. Unit Laboratrium
PASIEN
LAVATORY
7. Unit Radiologi
Fluoroscopy
USG R CT‐Scan X‐ray
R.STAFF
KM/WC &KARYAWAN
R.PENDAFTARAN&ADMINISTRASI
R TUNGGU
R. Alat
R.PERAWAT
Bank Darah
R.TERAPI R.TERAPI
UMUM ALAM
R.TERAPI
PENYANDANG R TERAPI O2
CACAT
LAVATORY R TUNGGU
R PERAWAT
R.LATIHAN FISIK
R.SENAM
R.HIDROTERAPI R.FISIOTERAPI
KM/
WC
PASIEN
R APOTEKER R OBAT
R RACIK
PENGAMBILAN
PENYERAHAN RESEP KASIR
PASIEN BARU
PELAYANAN PELAYANAN
KM/WC PASIEN LAMA ASURANSI R SIMPAN
FILE
2) Administrasi
R STAFF
R.DIREKTUR R.DIREKTUR
UMUM&OPERASION
R
KM/WC
TUNGGU/
TAMU
Lab.Peny.
Kantin Lavatory R.Diskusi R.Istirahat Diabetes Melitus
Lab.Peny.
CoAss
Kanker
R.Multimedia/ Lab.Peny.
Perpustakaan R.Staf Kepaniteraan
R.Serbagunan Tropik‐Infeksi
Lab.Peny.
Hipertensi
f) Pelayanan Service
1. Kamar Jenazah
R.MEMANDIKAN
R TUNGGU ADMINISTRASI R PETUGAS JENAZAH
BARANG DATANG
&
BARANG KELUAR
STRETCHER R OTOPSI R SIMPAN
JENAZAH
2. Instalasi Gizi
R AHLI R SIMPAN R
R
GIZI BASAH PENDINGIN R PERSIAPAN KARYAWAN
BAHAN R.TERIMA
3. Instalasi CSSD
R.
4. Instalasi Loundry
R.PEMISAHAN
R DISTRIBUSI R.KARYAWAN N
LAUNDRY R CUCI LOKER
DISTRIBUSI R.PENERIMAAN
BAHAN KOTOR BARANG
5. Instalasi IPSRS
R PERALATAN LAVATORY
ADMINISTRASI PEMERIKSAAAN KAYU R.ELEKTROMEDIK RUANG GANTI
DISTRIBUSI
ALAT RUSAK
TRAFO
GENSET
GAS MEDIS Sirkulasi Umum
Sirkulasi Medis/Non‐Medis
Sirkulasi Medis&pasien
Total jumlah personalia = 530 ‐ 651 orang di asumsikan jumlah keseluruhan karyawan
atau personalia rumah sakit pendidikan UNS Surakarta ± 600 orang.
¾ Dengan kapasitas TT dan jumlah karyawan seperti tersebut diatas maka Kebutuhan
Parkir dari Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta di Asumsikan sebagai berikut :
• Setiap tempat tidur kelas VIP dan kelas1 tersedia 1 parkir mobil, sehingga ada
24parkir mobil.
• Setiap 2 tempat tidur unit pediatric dan r. Isolasi tersedia 1 parkir mobil, sehingga
ada 15 parkir mobil.
• Setiap 3 tempat tidur kelas II tersedia 1 parkir mobil, sehingga ada 15 parkir mobil.
• Setiap 5 tempat tidur kelas III tersedia 1 parkir mobil, sehingga ada 21 parkir mobil
• Kebutuhan parkir motor diasumsikan untuk kapasitas 200 motor.
• Kebutuhan parkir ambulan di asumsikan 4 mobil
Parkir karyawan:
• Jumlah Personalia 600 orang. Asumsi 40% membawa kendaraan,600 x 40% = 240
• Poli Saraf
• Poli Jantung
• Poli THT
• Poli Kulit
dan Kelamin
4. Lavatori 3 Ruang 18 Depkes 3x18 54
5. Storage 1 Ruang 12 Depkes 1x12 12
6. R.Diskusi 7 Ruang 20 Asumsi 7x20 140
7. R.Co‐as 7 Ruang 24 Asumsi 7x24 164
Jumlah 1225.6
Sirkulasi 50% 612.8
Total 1838.4
Total 9607.5
2. Pelayanan ICU & ICCU
Medical Gasses
9. R. Ganti 1 Ruang 12 Depkes 1x12 12
10. R. Dokter 1 Ruang 20 Depkes 1x20 20
11. R.Perawat 1 Ruang 20 Depkes 1x20 20
12. Storage&Strecher 1 Ruang 12 Depkes 1x12 12
13. R. Diskusi&coAss 1 Ruang 24 Depkes 1x24 24
Jumlah 438
Sirkulasi 20% 87.6
Total 525.6
4. Pelayanan Instalasi Kebidanan dan Penyakit Kandungan
Untuk Pusat Pendidikan dan Penelitian, calon dokter atau coAss UNS akan
menampung 400 orang dalam satu periode sehingga bisa mengurangi jumlah calon dokter
atau coAss yang menunggu karena kekurangan kelas serta mengantisipasi kelebihan orang
di dalam kelas.
• Hipertensi
• Gastric
• Diabetes
Melitus
• Penyakit
tropis
• Kanker
3. Perpustakaan 1 Ruang 360 asumsi 1x360 360
4. Asrama Coass 5 Ruang 9 Asumsi 5x9 45
Laki‐laki
5. Asrama Coass 5 Ruang 9 Asumsi 5x9 45
Perempuan
6. Kantin 1 Ruang 180 asumsi 1x180 180
7. R. MultiMedia/R. 1 Ruang 120 asumsi 1x120 120
Serbaguna
8. R. Staf+wc 2 Ruang 12 asumsi 2x12 24
9. Lavatory 2 Ruang 18 asumsi 2x12 36
Jumlah 1290
Sirkulasi 20% 258
Total 1408
g. Pelayanan Service
1. Kamar Jenazah
No. Kebutuhan Ruang Kapasitas/ Standart Sumber Perhitungan Luas
2
Units Ruang (m )
2
(m )
1. R. simpan 1 Ruang 20 asumsi 1x20 20
Jenazah
2. R. memandikan 1 Ruang 16 asumsi 1x16 16
Jenazah
3. R. Tunggu 1 Ruang 20 asumsi 1x20 20
4. R. Otopsi 1 Ruang 20 asumsi 1x20 20
5. R. Parkir 1 Ruang 12 asumsi 1x12 12
Ambulance
6. R. Stretcher 1 Ruang 12 asumsi 1x12 12
7. R. Staf+wc 1 Ruang 12 asumsi 1x12 12
Jumlah 112
Sirkulasi 20% 56
Total 168
2. Instalasi Gizi
Terima/Loading
Dock
2. R. Simpan kering 1 Ruang 9 asumsi 1x9 9
3. R. simpan basah 1 Ruang 9 asumsi 1x9 9
4. R. Persiapan 1 Ruang 50 asumsi 1x50 50
5. R. Memasak 1 Ruang 160 asumsi 1x160 160
6. R.Pendingin&cuci 1 Ruang 20 asumsi 1x20 20
7. R. istirahat & 1 Ruang 12 asumsi 1x12 12
Locker
8. Lavatory 1 Ruang 18 asumsi 1x18 18
9. R. Ahli gizi 1 Ruang 20 asumsi 1x20 20
10. R. Staf 2 Ruang 20 asumsi 2x20 40
Jumlah 350
Sirkulasi 20% 175
Total 525
3. Instalasi CSSD
: 5465.52 m²
: 11728 m²
: 17193,52 m2
: 5158.056 m²
: 12035.5 m²
Umum
6. Parkir Motor 180 motor 1x2 DA 180x2 360
Karyawan
7. Parkir Motor 72 motor 1x2 DA 72x2 144
Pendidikan
Jumlah 3643.75
Sirkulasi 50% 1821.77
Total 5465.52
KDB 40 %
POLA HUBUNGAN
R.Diskusi
RUANG
POLIKLINIK
Coass Dokter
R.Konsultasi R.Periksa
Pasien
SIRKULASI
Sirkulasi dokter,residen dan coass
A B C
D
A: R. Diskusi
B: R. Poli Coass
C: R. Poli Reseden
D: R.Poli Dokter Spesialis
Pemisahan sirkulasi antara pasien dan tenaga medis serta coass untuk mengurangi
kerancuan. Karena menggunakan sirkulasi koridor tunggal di tengah yang dapat mengatur
pengunjung lebih mudah tetapi koridor bisa terkesan sempit, gelap dan pengap. Maka pada
daerah tengah koridor diberikan taman di dalam ruang untuk membuat kesan luas serta dapat
digunakan untuk pertukaran udara agar udara di dalam mendapatkan suplay udara yang
bertahap.
Pemisahan antara ruang poli coass, ruang poli residen dan ruang poli dokter spesialis
dipisah. Agar Coass dapat belajar langsung bagaimana melakukan praktek dibagian poli sehingga
di dalam ruang ini dapat terbentuk komunikasi antara coass dan pasien, dimana reseden serta
dokter dapat mengawasi jalannya praktek.
Gambar V.3 Analisa Pola Tata Ruang dan Sirkulasi pada Poliklinik
Sumber : Analisa Pribadi
Sesuai dengan kebutuhan UNS yang memfokuskan pendidikan pada penyakit dalam
yaitu Diabetes Melitus, Infeksi Tropis, Hypertensi, PRGE dan Kanker maka pada lantai paling atas
dibentuk khusus daerah poli penyakit dalam umum beserta ke lima penyakit tersebut.
R. Operasi Scrub Up
Besar
Pasien
DENGAN CCTV
R.Diskusi Coass
Operasi
R.Persiapan Dokter
Ruang Operasi Besar merupakan ruang praktek operasi bagi coass yang sudah
siap langsung terjun ke Ruang Operasi sehingga besaran ruang operasi yang digunakan
untuk coass lebih besar daripada ruang operasi biasa. Ruang Operasi Besar ini digunakan
untuk praktek coass mengamati proses operasi secara langsung.
Ruang Operasi Kaca merupakan ruang operasi untuk coass yang baru pertama
kali masuk ke bagian bedah sehingga perlu diberiakan adaptasi tidak langsung
melakukan operasi. Di dalm Ruang Kaca, coass juga dapat melihat dari cctv yang
ditempatkan di ruangan tersebut untuk lebih memahami proses operasi
c. Rawat Inap
KRITERIA RUANG KETERANGAN
POLA
HUBUNGAN R.Diskusi
RUANG
Coass R.Jaga
RAWAT INAP
Dokter Bangsal
Pasien
BANGSAL
d. Ruang Coass/Jaga
Ruang Coass/Jaga harus ada di setiap zona in patient dan out patient.
Ruang ini, harus berdekatan dengan ruang dokter atau ruang perawat
sehingga memudahkan untuk berkonsultasi.
e. Ruang Diskusi dan Ruang Laboratrium
Ruang Diskusi terletak di setiap zona in patient dan out patient, bahkan
di zona pendidikan. Ruang Diskusi pada zona pendidikan terletak satu lantai
dengan labroratrium penyakit dalam.
f. Ruang Istirahat
Ruang Istirahat digunakan untuk transit coass atau saat jaga sehingga
ruang ini ditempatkan di lantai atas untuk memudahkan sirkulasi dan tidak
terlalu menimbulkan kebisingan jikka terletak pada lantai atas.
g. Ruang Seminar
Ruang Seminar untuk kuliah besar para coass dengan dosennya, untuk
tidak mengganggu sirkulasi lain dan karena jarang untuk digunakan maka
ruang seminar terletak pada lantai bagian atas zona pendidikan.
h. Apotik
Apotik dibutuhkan oleh zona in patient dan zona out patient sehingga
untuk dapat mencangkup semua, apotik terletak diantara kedua zona
tersebut. Selain di antara zona tersebut, apotik khusus untuk pengunjung
yang hanya membeli obat, atau memeberikan hasil laboratrium secara
langsung di rumah sakit terletak di zona penunjang depan. Hal ini untuk
memudahkan keefektivitas dan efisiensi sirkulasi pengunjung. Sehingga apotik
dibagi dua berdasarkan kebutuhan pasien dalam dan luar Rumah Sakit
Pendidikan UNS.
1) Alternative Lokasi
1. Kerten
• Potensi Lokasi
a. Terletak di antara Jl. Adi Sucipto dan Jl. Yos Sudarso yang termasuk jalan
utama di Solo, dimana kedua jalan tersebut sering dilalui bis antar kota
sehingga kedua jalan ini menjadi jalan utama kota selain jl.Slamet Riyadi.
Karena kepadatan 2 jalan tersbut akses dan transportasi sangatlah mudah.
b. Berada di daerah pusat kota sehingga merupakan kawasan yang padat
penduduk. Dan sumber air pun secara optimal mudah didapat.
• Kelemahan Lokasi
a. Lokasi jauh dari kampus UNS, Rumah Sakit pendidikan harus dekat dengan
kampus UNS untuk mendukung proses pendidikan dan penelitian
b. Daerah Lokasi terlalu ramai dan sibuk karena dua jalan di lokasi sangatlah
ramai dan sedikit tidak cocok untuk Rumah Sakit pendidikan yang ideal.
Lokasi Kerten juga sudah memiliki polusi udara yang cukup tinggi sehingga
kurang baik untuk bangunan rumah sakit.
2. Pabelan
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
• Potensi Lokasi
a. Lokasi terletak di Jl. Slamet Riyadi yang merupakan jalan utama Solo‐Jogja
sehingga merupakan kawasan yang padat penduduk dan ramai. Dimana
akses untuk masuk dan keluar lokasi ini sangatlah mudah
b. Sumber air yang mudah didapat dan terjangkau.
• Kelemahan Lokasi
a. Berada jauh dari kampus UNS, Rumah Sakit pendidikan harus dekat
dengan kampus UNS untuk mendukung proses pendidikan dan penelitian
b. Terletak pada daerah yang dekat dengan rumah sakit lain sehingga untuk
berkembang menjadi rumah sakit pendidikan sangatlah sulit.
c. Lokasi ini merupakan daerah yang kurang tenang dan memiliki polusi
udara yang cukup besar sehingga kurang cocok untuk rumah sakit
pendidikan
3. Jebres
• Potensi Lokasi
a. Terletak dekat dengan kampus sehingga dapat mendukung proses
pendidikan dan penelitian UNS.
b. Berada di daerah yang memiliki tingkat kepadatan penduduk yang juga
tinggi.
c. Memiliki tingkat ketenangan yang tinggi karena jauh dari pusat kota.
Sehingga cocok untuk rumah Sakit pendidikan
d. Akses masuk dan keluar lokasi mudah.
• Kelemahan Lokasi
a. Terletak jauh dari pusat kota
Dilihat dari potensi dan kelemahan yang ada maka lokasi yang cocok untuk lokasi rumah
sakit pendidikan adalah lokasi di daerah Jebres,
Alternative Site Jebres
1. Pedaringan
Potensi Site
a. Terletak dekat dengan kampus sehingga dapat mendukung proses
pendidikan dan penelitian UNS.
b. Berada di daerah yang memiliki tingkat kepadatan penduduk yang juga
tinggi.
c. Akses dan transportasi mudah.
Kelemahan Site
Walaupun tidak berada di daerah yang terletak di jalan utama tetapi berada di jalan
yang dilalui oleh banyak truk yang berdekatan dengan lokasi, sehingga sangat ramai
dan memiliki banyak polusi yang tinggi.
2. Belakang Taman Satwa Jurug
• Potensi Site
1. Terletak dekat dengan kampus sehingga dapat mendukung proses
pendidikan dan penelitian UNS.
c. Analisa Jl.KH.Dewantoro
merupakan akses
jalan ke Rumah Sakit
Pada Jl.KH.Maskur, Jiwa Surakarta
kepadatan kendaraan lebih
tinggi dibanding Jalan lain,
karena bersebelahan dengan
kawasan UNS
Pada Jl.KolangKaling,
kepadatan kendaraan sangat
rendah dibanding Jalan lain,
merupakan jalan
kecil(3m)untuk sirkulasi Gambar V.14 Analisa Pencapaian Site
proyek pembangunan Sumber : Analisa Pribadi
penampungan air baku
SE berada di
ME masuk berada SE Jl.KH.Dewantoro
di Jl.KH.Maskur merupakan jalan
karena merupakan M sekunder untuk
jalan utama dan sirkulasi pendidikan
padat menuju site E dan pengelola
ME keluar berada ME
di Jl.KH.Maskur
OU
karena merupakan
jalan utama.
Gambar V.15 Hasil Pencapaian Site
c. Analisa
Kondisi tapak yang masih begitu rindang baik untuk digunakan view ke
dalam, sedangkan pada area luar tapak masih terlihat alami karena masih
banyaknya lahan hijau di sekitar. Pada Jl.KH.Maskur, tapak lebih mudah dilihat
karena jalan ini merupakan jalan besar menuju site. Karena view ke dalam
paling baik berada di Jln.KH.Maskur maka orintasi diletakkan pada area
tersebut.
3. Analisa Sirkulasi
a. Tujuan:
Menghasilkan sirkulasi yang efektif sehingga dapat membantu aktivitas
di dalam site
b. Dasar Pertimbangan:
Dasar pertimbangan dalam melakukan analisa sirkulasi adalah sebagai berikut:
1) Pengguna sirkulasi meliputi kendaraan roda 2 dan kendaraan roda 4 dan
pejalan kaki serta penyandhang cacat.
2) Sirkulasi Lingkungan site
3) Jenis kegiatan pengguna
4) Bentuk dan topograafi site
5) Pencapaian ME dan SE terpilih
c. Analisa
Sirkulasi pada Rumah Sakit Pendidikan UNS dibagi menjadi 4 macam,
yaitu
1. Sirkulasi Umum, Poliklinik dan IGD
2. Sirkulasi Rawat Inap
3. Sirkulasi Pendidikan dan Service
4. Sirkulasi Pengelola
Pembagian sirkulasi ini berdasarkan fungsi, kegiatan dan waktu masing‐
masing sirkulasi sehingga dapat menciptakan sirkulasi yang baik dan benar.
Sirkulasi Umum lebih baik berada di depan dan terlihat dari jalan, karena
pusat utama pengunjung mengetahui informasi tentang rumah sakit sehingga
mudah untuk menjangkaunya. Sirkulasi Poliklinik merupakan area rawat jalan,
dimana area ini harus langsung terlihat umum sehingga diusahakan terlihat oleh
umum. Sedangkan UGD harus terlihat dari jalan karena merupakan area penting
yang harus langsung ditangani jika ada pasien yang membutuhkan pertolongan
pertama.
Sirkulasi Rawat Inap untuk pengunjung yang khusus datang untuk
membesuk pasien yang menginap di rumah sakit, untuk itu sirkulasi ini tidak
perlu berada di daerah yang cepat untuk ditangani tetapi mudah terlihat umum.
Sirkulasi Pendidikan dan service terpisah dengan sirkulasi lain, agar tidak
mengganggu kegiatan‐kegiatan pada area lain.
Sirkulasi pengelola juga terpisah dari kegiatan‐ kegiatan
umum,polikllinik serta IGD untuk mengurangi kepadatan sirkulasi.
Apotik pada bagian dalam terletak di antara zona in patient, out patient
dan pendidikan, sehingga memudahkan pengunjung atau pasien di dalam untuk
mengambil obat, sedangkan apotik jalan untuk pengunjung luar yang mengambil
obat atau hasil labroratrium langsung dari luar. Sehingga bisa memberikan
kemudahan sirkulasi pengunjung pasien.
Menggunakan vegetasi
eksisting sebagai filter
kebisingan
Menggunakan
vegetasi sebagai
filter untuk
kebisingan.
c. Analisa
Pergerakan angin dari barat laut ke tenggara yang membawa angin
lembab begitu sebaliknya angin dari tenggara ke barat laut yang membawa
angin kering memang sulit untuk diprediksi. Dibutuhkan kecanggihan alat untuk
mengukurnya. Tetapi untuk analisa, sedikit banyak dapat diasumsikan secara
garis besarnya.
Angin barat laut dan angin tenggara beserta angin local akan sangat baik
jika mengetahui asumsi pergerakannya sehingga di daerah tersebut dapat
diberikan filter serta banyaknya bukaan yang dapat membuat pergerakan
pertukaran udara di dalam bangunan sangat baik.
Akibat pengaruh angin muson tenggara dan angin muson barat laut serta angin
lokal di sekitar site maka daerah yang terkena angin akan diberikan bukaan untuk
masuknya angin agar dapat terjadinya pergerakan udara secara maksimal.Rumah
Panggung menjadi salah satu alternative untuk daerah tersebut. Dan bentuk bangunan
yang tegak lurus dengan angin dapat memecah angin.
7. Analisa Zonning
a. Tujuan
Untuk menentukan pengelompokan kegiatan agar terciptanya ruang yang efektif
dan efisien
b. Dasar Pertimbangan:
Jenis Kegiatan, pelaku kegiatan dan sirkulasi
c. Analisa
Zonning untuk rumah sakit pendidikan UNS dibagi berdasarkan fungsi
pelaku dari kegiatan pada Rumah Sakit Pendidikan ini. Zonning dibagi menjadi
Zona Out Patient, In Patient, Umum, Pendidikan dan Service.
Zona In Patient terdiri dari zona emergency, zona rawat inap dan
penunjang. Dimana Zona emergency harus terletak di depan dan dapat
dijangkau oleh ambulance. Zona rawat inap terletak dibelakang, tidak terlihat
umum tetapi mudah dicapai karena rawat inap ini bersifat privat serta
memerlukan ketenangan untuk pasien. Sedangkan penunjang terletak di daerah
antara emergency dan rawat inap karena berfungsi sebagai penunjang dari
zona‐zona in patient dan out patient yang ada.
Zona Out Patient atau poliklinik terletak di depan atau yang mudah
terlihat oleh pengunjung. Karena sifatnya yang public untuk berobat jalan.
Zona Pendidikan, meruipakan zona sebagai pusat untuk coass serta
residen. Untuk mempermudah coass dan residen melakukan praktek dari satu
zona ke zona lain maka zona pendidikan terletak di antara zona in patient dan
out patient. Tetapi dimana zona ini tidak akan mengganggu zona lain.
Zona Service diletakkan jauh dari zona in patient dan out patient tetapi
mudah dalam pencapaian ke zona ini.
Pada rumah sakit pendidikan UNS, zona pendidikan menjadi pusat sebagai
tempat coass untuk melakukan praktek ke zona‐zona lain. Sehingga untuk
memudahkan dibuat zona pendidikan menyebar ke zona‐zona lain(radial).
2. Analisa Tampilan dan Bahan Bangunan
a) Tampilan Bangunan
a. Tujuan
Untuk menentukan tampilan bangunan yang sesuai dengan rumah sakit
pendidikan uns.
b. Dasar Pertimbangan
• Fungsi Kegiatan
• Memberikan Fasad yang menunjukkan Rumah Sakit Pendidikan UNS
• Sirkulasi kegiatan di dalam site
• Keamanan
• Tanggap terhadap iklim tropis
c. Analisa
Karena terletak pada daerah tropis maka tampilan bangunan adalah
bangunan arsitektur tropis dimana tampilan tersebut tanggap terhadap iklim tetapi
ekonomis dan aman bagi pengguna khususnya pasien.
Arsitektur Tropis yang diterapkan disini, bukanlaah arsitektur tropis yang
seperti rumah tradisional pada umumnya, lebih menekankan tanggapnya pada
iklim tropis tetapi juga memperhatikan keamanan para pengguna Rumah Sakit
Pendidikan. Sehingga bangunan ini ramah lingkungan dan hemat energy.
Gambar V.25
Academic Hospital di Luar Negeri
Gambar V.26
Bangunan Tanggap terhadap Iklim
Gambar V.27
Rumah Sakit di Indonesia
Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta commit to user V‐ 64
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Gambar V.28
Universitas Sebelas Maret
Karena merupakan Rumah Sakit untuk UNS maka harus ada ikatan dengan UNS sehingga
bangunan ini, selain diambil ketegasan dari rumah sakit, tanggap terhadap lingkungan juga
memiliki atau yang dapat menyatu dengan bangunan UNS.
b) Jumlah Massa
Bangunan dibagi menjadi 2 berdasar jumlah masa, yaitu:
1. Masa Tunggal
• Terdiri dari satu masa bangunan utama.
• Bangunan yang termasuk dalam jenis ini memiliki hubungan yang erat
diantara fungsi‐fungsi kegiatannya dan saling mendukung.
• Sirkulasi atau pergerakan kebanyakan berada di dalam bangunan.
• Akses dari dan ke masing‐masing kelompok fungsi kegiatan lebih mudah.
2. Masa Jamak
• Terdiri dari beberapa masa bangunan yang membentuk kelompok fungsi
pada masing‐masing bangunan
• Hubungan antara satu fungsi dengan lainnya tidak terlalu terikat atau
berkesinambungan.
Dadap
(Erythrina variegate)
Glodogan
Akasia (Accasia
(Polyalthea Angsana
mangium)
longifolia)
(Ptherocarphus indicus)
Vegetasi yang digunakan pada rumah sakit pendidikan UNS adalah vegetasi eksisting dimana
vegetasi seperti Glodongan, Angsana, Akasia, Dadap dan phon Jati terdapat banyak di sana.
Selain vegetasi eksisting yang ditampilkan, konsep taman didalam ruang juga terlihat di
rumah sakit pendidikan UNS. Berawal dari menmanfaatkan angin lokal dan angin muson maka
banyaknya bukaan di dalam ruang menjadi salah satu alternative untuk pergerakan sirkulasi
udara yang baik di dalam ruang.
Dengan menggunakan system atap buka tutup dimana jika terjadi hujan, atap ini bisa
menutup untuk melindungi semua yang berada dibawahnya.
Membentuk taman
di dalam bangunan
d) Gubahan Massa
a. Tujuan:
Bentuk Ruang yang paling serasi dengan fungsi Rumah Sakit Pendidikan
UNS yang mewadahi dan bentuk massa yang sesuai dengan ruang‐ruang kegiatan
yang ada di dalamnya serta keserasian dengan kondisi fisik lingkungan site.
b. Dasar Pertimbangan Bentuk Ruang:
1) Bentuk dan Sifat Kegiatan
2) Persyaratan Kegiatan
3) Kemungkinan Fleksibilitas, Ekspansibilitas,Konvertibilitas dan Versatibilitas
4) Kapasitas Pemakai dan Pelaku Kegiatan
5) Luas dan Ukuran Ruang yang sesuai fungsi
Bentuk DNA
sebagai Proses
sirkulasi pada penyesuaian
tapak bentuk DNA ke
dalam site.
3
4
Zona penddikan
di buat bisa
dengan mudah
menjangkau
berbagai zona
pendidikan sehingga dibuat
menyebar ke
zona2 lain.
Massa dibuat majemuk
berdasarkan zona out
patient, in patient,
pendidikan dan service
Bentuk massa
berdasarkan bentuk
DNA dan merupakan
massa majemuk
dimana zona
pendidikan dapat
menjangkau zona lain
dengan mudah.
e) Bahan Bangunan
a. Tujuan
Menentukan bahan bangunan yang dapat mendukung Rumah Sakit Pendidikan
UNS
b. Dasar pertimbangan:
• Pemilihan bahan bangunan yamg sustanaibility/ berkelanjutan
• Pemilihan Bahan yang Hemat Energi
• Tidak mengganggu kesehatan penggunan dan mampu mendukung
kesembuhan pasien maupun pelaku.
• Umur/atau massa pakai lebih tahan lama.
c. Analisa:
1
Pengaruh dan makna ruang terhadap suasana atau psikologis pelaku:
3. Biru Merupakan warna laut dan langit yang Kepercayaan, Konservatif, Keamanan,
mengesankan ketenangan, kesunyian, Tehnologi, Kebersihan, Keteraturan.
kedamaian, kenyamanan dan perlindungan. Efek
lainnya adalah memberi kesan lega dan luas.
Cocok digunakan untuk kamar tidur
4. Hijau Memberi kesan ceria, hangat, bahagia, penuh Alami, Sehat, Keberuntungan,
energi dan membangkitkan semangat. Anda Pembaharuan
dapat memberi warna ini untuk ruang makan.
1http://insico.wordpress.com/2010/10/17/pengaruh‐warna‐dalam‐kehidupan‐dan‐karakter‐makna‐warna/
5. Oranye Warna yang sering dilihat dan menggambarkan Energy, Keseimbangan, Kehangatan.
alam. Efek dari warna ini adalah memberi
suasana harmonis, teduh, santai, alami,
menyejukkan, menyegarkan dan menenangkan.
Ruang tidur cocok bila menggunakan warna ini.
7. Coklat Salah satu warna alam yang memberi kesan Tanah/Bumi, Kepercayaan, Kesenangan,
hangat, nyaman, alami, akrab dan ketenangan. Daya Tahan.
Dapat digunakan untuk ruang tamu atau ruang
keluarga. Coklat juga dapat digunakan pada
ruangan yang terlalu besar agar tidak
menimbulkan kesan dingin.
8. Abu Abu Biasa digunakan untuk rumah bergaya minimalis. Intelek, Masa Depan (Milenium),
Membuat suasana stabil, luas, menentramkan. Kesederhanaan, Kesedihan.
Terlalu banyak menggunakan warna ini akan
membuat suasana dingin dan luas secara
berlebihan.
Gambar V.33
Konstruksi Beton, Baja dan Alumunium
Maka bahan struktur utama yang terpilih adalah konstruksi beton, alumunium,
atau baja (bukan kayu) karena memiliki sifat kuat dan tahan lama dan tidak merusak
pelestarian alam.
2) Bahan penutup atap
Bahan yang dipilih adalah beton, metal (zing galvalum), fiberglass.
- Atap beton : Karena pada bangunan rawat inap direncanakan bangunan tinggi maka
atap beton sangat cocok untuk bangunan ini.
- Atap Gentheng : pada bangunan 1 lantai maka atap gentheng sangat cocok untuk
bangunan ini
- Zing galvalum digunakan untuk atap, sun shading dan tritisan, serta jalusi
Gambar V.34
Zing Galvium
- Kaca stopsol (tahan ultraviolet) : difungsikan sebagai estetika dan pencahayaan alami
(sky light) pada ruang‐ruang yang dalam dan sulit terjangkau oleh sinar matahari.
Serta untuk pencahayaan yang menghadap ke barat.
Gambar V.35
- Bahan penutup dinding yang digunakan adalah batu bata lokal yang diplester rapat untuk
mencegah menjadi pejanan gas‐gas beracun sesuai untuk kenyamanan yang
mengutamakan bahan lokal dengan finishing cat khusus enscaptuling paint (water base)
yang menggunakan air bukan timah sebagai cairan pencampurnya sehingga tidak
merugikan kesehatan pengguna. Dinding bata juga mempunyai umur yang panjang
dibandingkan kayu dan bambu.
- Untuk unit rawat inap dan pusat pendidikan dan penelitian di gunakan batu alam sebagai
penutup dinding untuk menyerap panas dan menampilkan kesan dingin dan alamiah.
Batu alam merupakan bahan local yang tersedia melimpah sesuai kenyamanan yang
memberdayakan bahan‐bahan lokal.
Gambar V.36
Batu Alam
- Finishing direncanakan warna yang cerah dan mendukung kesehatan secara psikologis,
yaitu warna‐warna lembut dan menyegarkan seperti warna biru muda dan putih keabu‐
abuan.
- Bahan kaca menggunakan low‐glass atau kaca emissivity
Gambar V.37
Kaca Low‐glass(stopsol)
4) Bahan Penutup Lantai
Bahan penutup lantai Interior dipilih batu granit
Bahan Karakteritik Keuntungan pemeliharaan
Granit Tahan goresan, Tahan lama, menutup rapat Mudah dengan
Permukaan halus, lantai sehingga tidak dapat air
8m
Gambar V.39
Super Struktur
Dengan kolom dan balok sebagai pemikul beban
merupakan alternatif struktur badan bagi bangunan yang direncanakan dengan beton
bertulang, yang cukup lama usianya, lebih ringan dan tanggap terhadap gempa. Selain
itu memiliki flesibilitas dan sustainaibility sesuai dengan rumah sakit pendidikan UNS.
2) Super Struktur
8m
3) Upper Struktur
a) Analisa Struktur Atap
Untuk struktur atap terdapat beberapa alternatif struktur, yaitu:
- Struktur rangka baja
Bentangan relatif besar, kemungkinan variasi bentuk atap lebih luas.
- Struktur kabel
Menggunakan kombinasi struktur rangka baja dan struktur beton bertulang dan
alumunium untuk efektivitas dan efisiensi serta penghematan biaya.
Analisa :
a) AC untuk ruang tertentu :
Ruang Bedah, Ruang Radiologi, Ruang Steril, Ruang imutasi atau Isolasi
dan ruang‐ruang lain yang membutuhkan suhu yang konstan.
b) Dengan menggunakan AC sentral dan sistem AC split.
c) Kipas Angin digunakan untuk ruang‐ruang yang dalam untuk selalu menciptakan
pergerakan udara.
2) Pencahayaan Buatan
Dasar Pertimbangan:
- Pemilihan jenis lampu yang hemat energi.
- Pemilihan system penerangan dengan jenis lampu yang disesuaikan dengan fungsi
ruang dan aktivitasnya.
- Jumlah lampu dan kuat penerangan disesuaikan dengan tuntutan aktivitas dan
karakteristik ruang
• Dimensi bangunan
3
d) Mampu menetralisasi limbah sampai volume 1000 m /hari.
e) Tidak dibutuhkan teknologi yang mahal dan canggih dalam pengerjaannya.
f) Hemat biaya dalam perawatannya
d. Sedangkan serpihan daging sehabis operasi dan alat medis yang tidak terpakai (suntik)
dan perban agar tidak menjadi sumber penyakit dan mengakibatkan pencemaran
lingkungan dilakukan pembakaran didalam incenarator hingga menjadi abu dengan
0
panas diatas 100 C
Diagram proses pengolahan air limbah dengan sisten biofilter "Up Flow"
PENAMPANG
MELINTANG
e. Seluruh kebutuhan air bersih di suplai dengan sistem perpipaan didukung roof dan
ground tank set yang berfungsi pula sebagai reservoir dan water treatment set.
f. Untuk kepentingan kemudahan operasi dan pemeliharaan, optimalisasi distribusi serta
sistem kontrol, maka direncanakan zona distribusi air bersih. Zona distribusi
didasarkan pada kedekatan atau pengelompokan bangunan.
d. Sistem Elektrikal
Dasar Pertimbangan :
• Sumber daya yang ada
• Jumlah/kapasitas yang dibutuhkan
• Peraltan elektrikal yang digunakan
• Jumlah, bentuk ukuran alat
• Spesifikasi Peralatan
• Potensi dan kendala yang ada
Digunakan untuk penerangan,mekanisme peralatan, pompa, exhaust fan dan AC
split sehingga dibutuhkan sumber utama listrik yaitu dari PLN, sedangkan genset untuk
sumber listrik cadangan bila listrik dari PLN mati.
Keterangan :
ATS :
Automatic Transfer Switch, yaitu alat untuk mentransfer aliran listrik secara
otomatis dari aliran PLN ke aliran genset sehingga genset menjadi sumber
tenaga listrik pada saat aliran dari PLN terputus.
EMD :
Electrical Main Distribution, pusat distribusi aliran listrik, dari sini aliran listrik
dialirkan ke unit ruang dan unit bangunan yang membutuhkan
e. Sistem Pencegahan Bahaya Kebakaran
Dasar Pertimbangan :
• Sumber/penyebab kebakaran
• System penanggulangan
• Bahan bangunan yang digunakan
• Macam alat pemadam kebakaran
• Penyelamatan Manusia
Sistem Evakuasi Kebakaran yang direncanakan adalah menggunakan tangga darurat
dan ram bagi divable yang ditempatkan di sisi pinggir setiap bangunan sehingga dalam
menjangkaunya sangat mudah.
Pada evakuasi Darurat bangunan tinggi menerapkan system yang dikembangkan di
Amerika Serikat, fasilitas evakuasi sebagai upaya terakhir jika orang terperangkap pada
bangunan tinggi. Teknologi ini bergantung pada tahanan udara dinamik. Pada saat evakuasi
darurat, dimana tangga dan lift tidak lagi berfungsi, maka penghuni/pengguna bangunan
Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta commit to user V‐ 84
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
akan menggunakan sejenis sabuk pengaman yang dikaitkan pada gulungan kabel. Begitu
gulungan ini terkunci pada sistem inti, yang merupakan perangkat kipas udara yang kokoh
dan diangkur pada bangunan, maka orang dapat melompat dan mendarat di tanah dengan
selamat. Tahanan dari bilah baling‐baling kipas udara akan berputar pada saat gulungan
kabel terurai pada kecepatan di bawah 3,7 meter/detik
Chute System
f. Sistem Komunikasi
Dasar Pertimbangan :
• Komunikasi yang diperlukan
• Peralatan yang digunakan
• Fasilitas jaringan komunikasi yang ada pada lingkungan lokasi
Bentuk Komunikasi berdasarkan
a.Komunikasi langsung
Komunikasi langsung tanpa mengguanakan alat. Komunikasi berbentuk kata‐
kata, gerakan‐gerakan yang berarti khusus dan penggunaan isyarat,misalnya kita
berbicara langsung kepada seseorang dihadapan kita.
A‐‐‐‐‐‐‐‐ ‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐B
Pada Rumah sakit Pendidikan UNS, Komunikasi langsung terjadi antara
dokter, coass dan pasien sehingga membutuhkan ruang konsultasi di setiap zona.
Pasien R.Konsultasi
(datang) Dokter/Coass
R.Transit/
R.Tunggu
Gambar V.41 Analisa Alur Sirkulasi
pada R.Konsultsi
Sumber : Analisa Pribadi
Dengan jumlah pasien yang dperkirakan akan menunggu untuk berkonsultasi,
maka direncanakannya ruang transit atau r.tunggu untuk menunggu giliran konsultasi.
Selain untuk menunggu konsultasi, ruang transit ini juga untuk sirkulasi pasien
atau pengunjung yang berobat sehingga membutuhkan sirkulasi yang tidak membuat
padat suatu ruangan.
Komunikasi langsung antara dokter,residen.coass dan pasien di dalam
poliklinik disediakannya ruang konsultasi yang berada satu ruangan dengan ruang
periksa. Sedangkan komunikasi langsung antara dokter,residen dan coass disediakan
ruangan diskusi yang akan diletakkan diantara setiap jenis poliklinik, hal ini untuk
mengatur sirkulasi agar tidak terjadi kerancuan dan kemudahan pencapaian pada
setiap jenis poli.
b) Linier
Suatu urutan linier dari ruang-ruang
yang berulang.
c) Radial
Sebuah ruang pusat yang menjadi
acuan organisasi-organisasi ruang
yang linier berkembang menurut
bentuk jari-jari.
d) Cluster
Ruang-ruang dikelompokkan
berdasarkan adanya hubungan
atau bersama-sama memanfaatkan
ciri atau hubungan visual.
e) Grid
Ruang-ruang diorganisasi dalam
kawasan grid structural atau grid
tiga dimensi lain.
Gambar V.42 Analisa Pola Tata Ruang
Sumber : Analisa Pribadi
Pada Rumah Sakit Pendidikan UNS ini, direncanakan mengambil pola tata
ruang linear karena untuk memudahkan pengunjung dan pasien menuju ke
r.tunggu.Serta pergerakan sirkulasi pengunjung dan pasien tidak terkesan padat di
dalamnya.
R.Konsultasi sebagai pusat dari ruang transit. Hal ini
R. memudahkan untuk pengunjung/pasien
menjangkau ruang konsultasi. Tetapi pada ruang
Konsul transit terkesan padat dan susah untuk mengatur
pergerakan sirkulasi sehingga akan terjadi
r.transit kerancuan sirkulasi
Pola tata ruang pada Rumah Sakit Pendidikan UNS ini direncanakan pada
poliklinik dan bangsal yang membutuhkan lebih banyak ruang konsul daripada zona lain,
sehingga pada zona poliklinik dan bangsal memiliki sirkulasi ruang yang linear serta
ruang poliklinik dan bangsal yang saling berhadapan.
POLIKLINIK‐r.konsul R.Inap‐r.konsul
POLIKLINIK‐r.konsul R.Inap‐r.konsul
Gambar V.44 Analisa Pola Tata dan Sirkulasi
Ruang Konsultasi
Sumber : Analisa Pribadi
b.Komunikasi tidak langsung
Biasanya menggunakan alat dan mekanisme untuk melipat gandakan
jumlah penerima penerima pesan (sasaran) ataupun untuk menghadapi hambatan
geografis, waktu misalnya menggunakan radio, buku, dll. Contoh : “ Buanglah sampah
pada tempatnya”
Tempat sampah
Sistem komunikasi yang digunakan pada Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta
ini terbagi atas dua macam, langsung dan tidak langsung. Untuk komunikasi tidak
langsung menggunakan :
a) Alat telepon
b) Telex dan radio komunukasi
Pada bagian poliklinik sirkulasi dibuat terpisah antara dokter,residen,coass dan
pasien, pengunjung agar dapat memudahkan akses dokter untuk ke poli coass atau
sebaliknya jika menggunakan telepon dan radio komunikasi.
Pada bagian bangsal komunikasi antara coass dan pasien dibuat semi‐langsung
yang membatasi ruang jaga dengan bangsal.
Sedangkan untuk di dalam rawat inap (hubungan ke dalam atau antar ruang), alat
yang digunakan :
a) Interkom antar ruang
b) Nurse Call, digunakan untuk menanggil perawat berupa :
‐ Tombol yang mudah dijangkau/dicapai pasien atau pengunjung
‐ Speaker, isyarat yang digunakan atau lampu
c) Paging
Digunakan untuk komunikasi satu arah, fungsinya sebagai alat panggil, musik,
pengumuman yang dapat dikontrol dari satu tempat.
BAB VI
1. SITE TERPILIH
commit to user
SE berada di
ME masuk berada di SE Jl.KH.Dewantoro
Jl.KH.Maskur karena merupakan jalan
merupakan jalan ME sekunder untuk
utama dan padat sirkulasi pendidikan
IN
menuju site dan pengelola
ME keluar berada di ME
Jl.KH.Maskur karena
OUT
merupakan jalan Gambar VI.2 Konsep Pencpaian
utama. Sumber : Analisa Pribadi
commit to user
commit to user
d. Konsep Noise
Kebisingan pada site lebih sulit mengatur di dalam site, karena banyaknya
pengunjung yang berobat di sana serta pengelola dan pendidikan maka vegetasi menjadi
alternatif sebagai filter untuk mengurangi kebisingan dalam site. Dan basement sebagai
alternatif kedua untuk mengurangi polusi udara dan suara
e. Konsep Klimatologi
1. Matahari
Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta terbentuk dengan massa
bangunan yang memanjang dari barat ke timur untuk merespon iklim di
Indonesia. Dan overhang menjadi salah satu alternatif utama untuk membentuk
bayangan dari jatuhnya sinar matahari barat yang panas.
Meletakan setiap bangunan saling berdekatan dengan jarak 45 derajat
antara bangunan dapat membentuk pembayangan yan membuat udara di
sekitar pembayangan menjadi dingin dan nyaman untuk Rumah Sakit Pendidikan
commit to user
2. Angin
Asumsi pergerakan
angin lokal+barat
laut, sehingga
Pertemuan angin dari barat
diberikan bukaan
laut, tenggara dan lokal
yang cukup luas
sehingga membuat
untuk pergerakan
pergerakan udara di dalam
udara yang baik.
bangunan menjadi baik
Bangunan yang
Asumsi pergerakan angin
dibuat memanjang
tenggara dan lokal,diberikan
ke barat timur untuk
bukaan yang cukup luas
meminimalkan
tetapi juga menempatkan
bukaan agar
vegetasi untuk filter karena
terhindar dari panas
matahari barat. membawa udara yang kering.
Gambar VI.5 Konsep Angin
Sumber : Analisa Pribadi
Dalam Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta ini, angin menjadi sangat
penting untuk pembentukan massa bangunan dan ruang. Dengan
memanfaatkan angin lokal, angin muson barat laut dan angin muson tenggara
maka dengan asumsi dan analisa tapak maka pada daerah yang terkena angin
diberikan daearah yang tebuka seperti rumah panggung sebagai kantin dan hall
terbuka sebagai perantara zona out patient dan in patient. Sehingga di dalam
nassa bangunan membentuk pergantian sirkulasi udara yang baik.
f. Zonifikasi
3. KONSEP PERUANGAN
a. Pelayanan Pasien Luar Rumah Sakit (Out Patient Departement)
No. Kebutuhan Ruang 2
Luas(m )
1. R. Informasi, Pendaftaran, Pembayaran dan 3.6
administrasi 12
2. R. Tunggu 60
• Penyakit Infeksius
• Penyakit Non‐infeksius
commit to user
3. R. Pemeriksaan : 273
• Poli Umum
• Poli Kesehatan Anak
• Poli Jiwa
• Poli Kandungan
• Poli Gigi dan Mulut
• Poli Penyakit Dalam
• Poli Bedah Umum
• Poli Mata
• Poli Paru
• Poli Saraf
• Poli Jantung
• Poli THT
• Poli Kulit dan Kelamin
4. Lavatori 18
5. Storage 12
6. R.Diskusi 20
7. R.Co‐as 24
Jumlah 422.6
Sirkulasi 50% 211.3
Total 633.9
5. R.Pantry 6
6. R. linen 12
7. Lavatory 18
8. R. Gas 6
9. Storage&Strecher 12
10. R.Perawat 20
11. R. Tunggu 60
• Penyakit Infeksius
• Penyakit Non‐infeksius
12. R. coAss 24
Jumlah 4858
Sirkulasi 50% 2429
Total 7287
11. R. Diskusi&coAss 24
Jumlah 533
Sirkulasi 20% 106.6
Total 639.6
commit to user
3. R. First Aid 16
4. Tindakan/Resustasi 96
5. MiniSurgery 40
6. R. Perawatan 96
7. Lavatory 18
8. R. Obat 24
R. Alat
Bank Darah
Medical Gasses
9. R. Ganti 12
10. R. Dokter 20
11. R.Perawat 20
12. Storage&Strecher 12
13. R. Diskusi&coAss 24
Jumlah 438
Sirkulasi 20% 87.6
Total 525.6
10. Lavatory 18
Jumlah 498
Sirkulasi 20% 99.6
Total 597.6
2. Unit Laboratrium
No. Kebutuhan Ruang 2
Luas(m )
1. R. Tunggu 30
2. R. Pendaftaran 20
3. R. Observasi 60
4. R.Pengambilan Sample dan Lavatory 40
5. R. Pengambilan Darah commit to user 40
6. R. Laborat : 150
• Laborat Umum
• Lab. Mikrobiologi
• Lab Kimia
• Lab Hematologi
• Lab Patologi
7. Penyimpanan File 40
8. Loket Pengambilan 40
9. Lavatory 18
10. R. Obat 24
R. Alat
Bank Darah
Medical Gasses
11. R. Ganti 12
12. R. Kerja Staf 20
Jumlah 494
Sirkulasi 50% 247
Total 741
3. Unit Radiologi
No. Kebutuhan Ruang Luas(m2)
1. R. Tunggu 30
2. R. Pendaftaran 20
3. R.Ganti pakaian 24
4. R. Dokter 20
5. R. Konsultasi Radiologi 42
6. R. fluoroschopy X‐Ray 210
7. Pemeriksaan: 126
• R. CT‐Scan
• USG
• R. Gelap
8. R. Control 16
9. Lavatory 18
10. R. Alat commit to user 12
11. R. Staf/Karyawan 20
Jumlah 538
Sirkulasi 50% 269
Total 807
R.Terapi O2
10. R. Ganti 24
11. R. Dokter 20
12. R.Perawat 20
13. Storage&Strecher 12
14. R. Diskusi&coAss 24
Jumlah 1354
Sirkulasi 50% 677
Total 2031
commit to user
5. Unit Apotik/Farmasi
No. Kebutuhan Ruang 2
Luas(m )
1. R. Tunggu 30
2. Counter penerimaan Resep 24
3. R. Peracikan obat 24
4. R. Pengepakan 24
5. Kasir 6
6. Apotik/Counter Penyerahan Obat 24
7. Lavatory 18
8. Gudang Obat Dan Bahan 48
9. R. Karyawan 20
10. R. Apoteker 20
Jumlah 238
Sirkulasi 50% 119
Total 357
1. Rekam Medik
2. Administrasi
commit to user
2. R. Direktur 50
3. R. Staf Medik & Keperawatan 45
4. R. Staf SDA&Pendidikan 45
5. R. Staf Keuangan 45
6. R. Staf Umum & Operasional 45
7. R. Rapat 42
8. Lavatory 18
Jumlah 362
Sirkulasi 50% 181
Total 543
3. Perpustakaan 20
4. R. Istirahat 20
5. Kantin 12
6. R. MultiMedia/R. Serbaguna 12
7. R. Staf+wc 12
8. Lavatory
Jumlah 112
Sirkulasi 20% 56
Total 168
f. Pelayanan Service
1. Kamar Jenazah
No. Kebutuhan Ruang 2
Luas(m )
1. R. simpan Jenazah commit to user 20
2. R. memandikan Jenazah 16
3. R. Tunggu 20
4. R. Otopsi 20
5. R. Parkir Ambulance 12
6. R. Stretcher 12
7. R. Staf+wc 12
Jumlah 112
Sirkulasi 20% 56
Total 168
2. Instalasi Gizi
3. Instalasi CSSD
7. Gudang Sterill 28
8. R. Sterilisasi 49
9. Lavatory 18
Jumlah 234
Sirkulasi 50% 117
Total 351
4. Instalasi Loundry
3. R. Cuci 21
4. R. Pengeringan 21
5. R. Pengepresan 21
6. R. Jahit 21
7. R. Penyimpanan 21
8. Lavatory 18
9. R. Distribusi 21
10. R. Ganti& R. Istirahat 12
11. R. Pimpinan 20
12. R. Staf 20
Jumlah 232
Sirkulasi 50% 116
Total 348
5. Instalasi IPSRS
7. Lavatory 15
8. R. Pengecatan 15
9. Gudang Alat 15
10. R.Peralatan Kayu 15
11. Trafo 180
Genset
Gas Medis
Jumlah 324
Sirkulasi 50% 162
Total 486
4. R. kepala IT 20
5. Hall/R. tunggu /prefunction room 45
6. R. CCTV dan pusat keamanan 20
7. Gudang 20
8. Lavatory 18
Jumlah 363
Sirkulasi 20% 72.6
Total 435.6
Jumlah 607
Sirkulasi 50% 303.5
Total 910.5
h. Parkir
commit to user
Coass Dokter
R.Konsultasi R.Periksa
Pasien
Sirkulasi dokter,residen dan coass Tabel VI.2 Konsep Kriteria Peruangan Poliklinik
Sumber : Analisa Pribadi
B
A C D
Pasien
R.Diskusi Coass
Operasi
POLA HUBUNGAN
Coass R.Kaca
RUANG
R. OPERASI
R.Persiapan Dokter
3) Rawat Inap
a. Taman di dalam Ruang
Untuk mendapatkan pertukaran udara maka di dalam rawat inap
diberikan taman di dalam ruang selain itu juga untuk membuat suasana
terkesan luas karenamenggunakan koridor tunggal.
b. Pengaruh Iklim terhadap bangunan
Bangunan ini dibuat memanjang dari barat ke timur, karena site
yang kurang maka bangunan ini dibuat memanjang dari selatan
ke utara tetapi diberikan taman di dalam ruang untuk peredam
panas serta pada area tersebut digunakan untuk area yang
kurang mnemerlukan sinar matahari.
c. Kriteria Ruang Inap terutama pada bangsal
KRITERIA RUANG KETERANGAN
POLAHUBUNGAN R.Diskusi
RUANG
RAWAT INAP
Coass R.Jaga
Dokter Bangsal
Pasien
Tabel VI.6 Konsep Kriteria Ruang Bangsal
Sumber : Analisa Pribadi
commit to user
d. Ruang Seminar
Ruang Seminar untuk kuliah besar para coass dengan dosennya,
untuk tidak mengganggu sirkulasi lain dan karena jarang untuk
digunakan maka ruang seminar terletak pada lantai bagian atas zona
pendidikan.
5) Apotik/Farmasi
Apotik dibutuhkan oleh zona in patient dan zona out patient sehingga
untuk dapat mencangkup semua, apotik terletak diantara kedua zona tersebut.
Selain di antara zona tersebut, apotik khusus untuk pengunjung yang hanya
membeli obat tetapi tidak periksa di rumah sakit terletak di zona penunjang
depan. Hal ini untuk memudahkan keefektivitas dan efisiensi sirkulasi
pengunjung.
5. KONSEP TAMPILAN BANGUNAN
a. Konsep Tata Massa
Bentuk DNA
sebagai Proses
sirkulasi pada penyesuaian
tapak bentuk DNA ke
dalam site.
Zona
penddikan di
buat bisa
dengan mudah
menjangkau
pendidikan
berbagai zona
sehingga dibuat
Massa dibuat majemuk menyebar ke
berdasarkan zona out
patient, in patient,
pendidikan dan service
commit to user
3
4
Bentuk massa
berdasarkan bentuk
DNA dan merupakan
massa majemuk
dimana zona
pendidikan dapat
menjangkau zona lain
dengan mudah.
commit to user
a. Diagram proses pengolahan air limbah dengan sisten biofilter "Up Flow"
commit to user