Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sampah kota menjadi salah satu masalah lingkungan yang memerlukan


penanganan yang sangat serius. Peningkatan jumlah penduduk di Indonesia
berbanding lurus dengan sampah yang dihasilkan tiap harinya. Kenaikan timbulan
sampah di negara-negara berkembang, terutama daerah perkotaan, sudah menjadi
momok dan perlu pengelolaan yang baik. Diperkirakan hanya sekitar 60 %
sampah di kota-kota besar di Indonesia yang dapat terangkut ke Tempat
Pemrosesan Akhir (TPA), yang operasi utamanya adalah pengurugan (landfilling)
(Damanhuri, 2010). Hal ini akibat dari kurangnya pengolahan sampah alternatif
baik di TPA maupun di komunitas swadaya masyarakat.

Krian adalah kecamatan diKabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, Indonesia.


Krian teletak di 20 km sebelah barat daya Surabaya. secara geografis kecamatan
ini berada di lokasi yang strategis, karena terletak di antara 4 ibukota
kabupaten/kotamadya, yaitu Surabaya (timur), Sidoarjo (selatan), Gresik (utara),
dan Mojokerto (barat). Lokasi Krian juga sangat strategis dari sisi transportasi,
karena merupakan salah satu jalur transportasi utama (Jalan Negara) dari
Surabaya-Jakarta melalui jalur selatan (Surabaya-Madiun-Solo-Semarang/Jogja-
Bandung-Jakarta). Selain itu, jalur kereta api Surabaya-Bandung-Jakarta juga
melewati daerah ini. Terdapat pula jalur bypass Krian untuk memperlancar
transportasi yang melewati Krian.

Dengan lokasi strategis yang memberi banyak keuntungan bagi Krian,


terutama dalam segi ekonomi, karena sebagai salah satu kawasan satelit bagi
Surabaya. Banyak sekali perusahaan yang berdiri di lokasi Krian, sehingga
mampu menjalankan roda perekonomian masyarakat. Hal ini berdampak pula
terhadap kenaikan timbulan sampah di kecamatan krian.
Menurut Prof. Dr. Ir. Ign. Suhatro dalam buku Limbah Kimia (2011)
mengatakan pemerintah belum begitu serius dalam memikirkan masalah sampah
ini. Meski pemerintah sudah melakukan beberapa terobosan namun di beberapa
tempat pembuangan sementara (TPS) gunungan sampah masih sangat
mengganggu masyarakat dan masih menjadi perhatian. Demikian yang terjadi di
TPS kecamatan krian.
Selama ini sampah dikelola dengan konsep buang begitu saja (open
dumping), buang bakar (dengan incenerator atau dibakar begitu saja), gali tutup
(sanitary landfill), ternyata tidak memberikan solusi yang baik, apalagi jika
pelaksanaannya tidak disiplin. Penyebab banjir umumnya sampah organik, plastik
atau kaleng-kaleng yang sulit terurai. Sampah-sampah jenis ini juga perlu
mendapat perhatian kita untuk di daur ulang Dalam konteks inilah, perlu dicari
solusi penanganan sampah kota yang tepat, yang mampu mengeliminir
menumpuknya timbunan sampah, sampai mencapai taraf zero waste.
Memanfaatkan sampah untuk menghasilkan renewable energy merupakan
alternatif lain pengolahan sampah yang akan meningkatkan nilai ekonomis
sampah dan dapat mengurangi penggunaan bahan bakar fosil. Salah satu upaya
pengurangan timbulan sampah tanpa menghilangkan nilai guna dan nilai
ekonominya menjadi alternatif yaitu dengan melakukan pedekatan daur ulang
energi, dimana sampah didaur ulang menjadi energi biomassa seperti sampah
tersebut diolah menjadi refused derived fuel (RDF).
Refuse Derived Fuel (RDF) merupakan bahan bakar alternatif yang berasal
dari residu atau bahan yang memiliki nilai kalor yang tinggi. Refuse Derived Fuel
juga didefinisikan sebagai hasil proses pemisahan limbah padat antara fraksi
limbah mudah terbakar dan tidak mudah terbakar seperti metal dan kaca
(Cheremisinoff, 2003).
Penelitian ini dilakukan untuk dilakukan untuk mengetahui potensi dari
sampah TPS di kecamatan krian sebagai bahan baku Refused Derived Fuel yang
diharapkan dapat mengurangi permasalahan timbulan sampah yang semakin
mengunung.
1.2 Rumusan Masalah

Perumusan masalah pada penelitian ini adalah :

1. Bagaimana karakteristik dan komposisi sampah di TPS Krian?


2. Berapa besar potensi energi RDF dari TPS di Krian?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah :

1. Mengidentifikasi karakteristik sampah dan komposisi sampah dari TPS


Watugolong, TPS sadengan mijen, dan TPS krengseng Krian.
2. Mengetahui potensi energi dari sumber daya RDF dari TPS Watugolong,
TPS sadengan mijen, dan TPS krengseng Krian.
3. Dapat dimanfaatkan oleh pengelola TPS sebagai salah satu solusi untuk
mengurangi timbulan sampah.

1.4 Manfaat Penelitian


1. Memberikan solusi pilihan untuk pengolahan sampah yang tidak dapat di
recycle dan tidak dapat dijual.
2. Memberikan solusi pemanfaatan sampah sebagai energi alternatif.
3. Memberikan gambaran potensi nilai kalor dari sampah TPS dijadikan
sebagai bahan bakar alternatif (RDF).

1.5 Ruang Lingkup Penelitian


1. Penelitian dilakukan di 3 TPS di Kecamatan Krian.
2. Kategori sampah yang digunakan adalah sampah mudah terbakar dan tidak
mudah terbakar.
3. Parameter yang di uji dalam penelitian ini adalah kadar air, kadar volatil,
kadar abu, jenis plastik, densitas, dan nilai energi.

Anda mungkin juga menyukai