Sampah kota menjadi salah satu masalah lingkungan yang memerlukan
penanganan yang sangat serius. Peningkatan jumlah penduduk di Indonesia berbanding lurus dengan sampah yang dihasilkan tiap harinya. Kenaikan timbulan sampah di negara-negara berkembang, terutama daerah perkotaan, sudah menjadi momok dan perlu pengelolaan yang baik. Diperkirakan hanya sekitar 60 % sampah di kota-kota besar di Indonesia yang dapat terangkut ke Tempat Pemrosesan Akhir (TPA), yang operasi utamanya adalah pengurugan (landfilling) (Damanhuri, 2010). Hal ini akibat dari kurangnya pengolahan sampah alternatif baik di TPA maupun di komunitas swadaya masyarakat.
Krian adalah kecamatan diKabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, Indonesia.
Krian teletak di 20 km sebelah barat daya Surabaya. secara geografis kecamatan ini berada di lokasi yang strategis, karena terletak di antara 4 ibukota kabupaten/kotamadya, yaitu Surabaya (timur), Sidoarjo (selatan), Gresik (utara), dan Mojokerto (barat). Lokasi Krian juga sangat strategis dari sisi transportasi, karena merupakan salah satu jalur transportasi utama (Jalan Negara) dari Surabaya-Jakarta melalui jalur selatan (Surabaya-Madiun-Solo-Semarang/Jogja- Bandung-Jakarta). Selain itu, jalur kereta api Surabaya-Bandung-Jakarta juga melewati daerah ini. Terdapat pula jalur bypass Krian untuk memperlancar transportasi yang melewati Krian.
Dengan lokasi strategis yang memberi banyak keuntungan bagi Krian,
terutama dalam segi ekonomi, karena sebagai salah satu kawasan satelit bagi Surabaya. Banyak sekali perusahaan yang berdiri di lokasi Krian, sehingga mampu menjalankan roda perekonomian masyarakat. Hal ini berdampak pula terhadap kenaikan timbulan sampah di kecamatan krian. Menurut Prof. Dr. Ir. Ign. Suhatro dalam buku Limbah Kimia (2011) mengatakan pemerintah belum begitu serius dalam memikirkan masalah sampah ini. Meski pemerintah sudah melakukan beberapa terobosan namun di beberapa tempat pembuangan sementara (TPS) gunungan sampah masih sangat mengganggu masyarakat dan masih menjadi perhatian. Demikian yang terjadi di TPS kecamatan krian. Selama ini sampah dikelola dengan konsep buang begitu saja (open dumping), buang bakar (dengan incenerator atau dibakar begitu saja), gali tutup (sanitary landfill), ternyata tidak memberikan solusi yang baik, apalagi jika pelaksanaannya tidak disiplin. Penyebab banjir umumnya sampah organik, plastik atau kaleng-kaleng yang sulit terurai. Sampah-sampah jenis ini juga perlu mendapat perhatian kita untuk di daur ulang Dalam konteks inilah, perlu dicari solusi penanganan sampah kota yang tepat, yang mampu mengeliminir menumpuknya timbunan sampah, sampai mencapai taraf zero waste. Memanfaatkan sampah untuk menghasilkan renewable energy merupakan alternatif lain pengolahan sampah yang akan meningkatkan nilai ekonomis sampah dan dapat mengurangi penggunaan bahan bakar fosil. Salah satu upaya pengurangan timbulan sampah tanpa menghilangkan nilai guna dan nilai ekonominya menjadi alternatif yaitu dengan melakukan pedekatan daur ulang energi, dimana sampah didaur ulang menjadi energi biomassa seperti sampah tersebut diolah menjadi refused derived fuel (RDF). Refuse Derived Fuel (RDF) merupakan bahan bakar alternatif yang berasal dari residu atau bahan yang memiliki nilai kalor yang tinggi. Refuse Derived Fuel juga didefinisikan sebagai hasil proses pemisahan limbah padat antara fraksi limbah mudah terbakar dan tidak mudah terbakar seperti metal dan kaca (Cheremisinoff, 2003). Penelitian ini dilakukan untuk dilakukan untuk mengetahui potensi dari sampah TPS di kecamatan krian sebagai bahan baku Refused Derived Fuel yang diharapkan dapat mengurangi permasalahan timbulan sampah yang semakin mengunung. 1.2 Rumusan Masalah
Perumusan masalah pada penelitian ini adalah :
1. Bagaimana karakteristik dan komposisi sampah di TPS Krian?
2. Berapa besar potensi energi RDF dari TPS di Krian?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah :
1. Mengidentifikasi karakteristik sampah dan komposisi sampah dari TPS
Watugolong, TPS sadengan mijen, dan TPS krengseng Krian. 2. Mengetahui potensi energi dari sumber daya RDF dari TPS Watugolong, TPS sadengan mijen, dan TPS krengseng Krian. 3. Dapat dimanfaatkan oleh pengelola TPS sebagai salah satu solusi untuk mengurangi timbulan sampah.
1.4 Manfaat Penelitian
1. Memberikan solusi pilihan untuk pengolahan sampah yang tidak dapat di recycle dan tidak dapat dijual. 2. Memberikan solusi pemanfaatan sampah sebagai energi alternatif. 3. Memberikan gambaran potensi nilai kalor dari sampah TPS dijadikan sebagai bahan bakar alternatif (RDF).
1.5 Ruang Lingkup Penelitian
1. Penelitian dilakukan di 3 TPS di Kecamatan Krian. 2. Kategori sampah yang digunakan adalah sampah mudah terbakar dan tidak mudah terbakar. 3. Parameter yang di uji dalam penelitian ini adalah kadar air, kadar volatil, kadar abu, jenis plastik, densitas, dan nilai energi.